BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bumbu impor. Kuliner asing tersebut dapat menjadi

Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk mencapai juta jiwa (World Bank, 2015).

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring,

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika

Statistik KATA PENGANTAR

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERUSAHAAN KAYU JATI ONLINE SEBAGAI PELUANG USAHA E-BUSINESS. Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah E-Business

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai e-commerce. Sistim perdagangan elektronik atau e- commerce saat ini menawarkan bentuk bisnis yang baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dasar pembangunan yang harus didayagunakan semaksimal mungkin.

Statistik KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB I PENDAHULUAN. Internet sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

BAB I PENDAHULUAN. internet merupakan salah satu media informasi yang terbesar. Internet dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Pengguna Internet di Indonesia (juta jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi saat ini semakin pesat, mendorong banyak

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

KOPERASI DALAM ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Studi Dampak dari Proyek Rantai Nilai Mebel di Jepara. Ramadhani Achdiawan, Herry Purnomo and Bayu Shantiko

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat peraga yang mampu menonjolkan kecanggihan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BUSINESS ENVIRONMENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun 2015, tahun 2016 ini diproyeksikan bisa bertumbuh sekitar 6-7%. Menurut Eddy (2016), perwakilan dari Asosiasi Real Estate Indonesia (REI), menyatakan bahwa dengan melihat adanya berbagai kebijakan baru pemerintah yang memberikan kemudahan di bidang perijinan, stabilnya nilai tukar Rupiah, dan pembangunan infrastruktur yang sudah terlihat, menjadi faktor untuk mendukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan industri properti di Indonesia, industri furniture juga ikut merasakan dampak positifnya. Industri furniture adalah industri yang memproduksi perlengkapan rumah seperti meja, kursi, lemari, dan perlengkapan rumah lainnya. Industri ini umumnya mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi seperti kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi furniture atau mebel yang kemudian digunakan sebagai perlengkapan rumah tangga. Industri furniture di Indonesia tersebar hampir di seluruh propinsi, dengan beberapa sentra meubel yang cukup terkenal terletak di Jepara, Cirebon, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, serta di kawasan Jabodetabek. 1

2 200,000 Jumlah 150,000 100,000 50,000 Kecil Mikro 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 1.1 Pertumbuhan UMKM Furniture di Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik Diperkirakan bahwa adanya pergerakan di bidang properti akan ikut mempengaruhi bisnis furniture di Indonesia. Pemain-pemain besar di industri properti di Indonesia juga dikatakan akan mengalihkan fokus usaha mereka menjadi menengah bawah. Hal ini juga yang dapat menyebabkan adanya pergerakan di industri furniture, khususnya di industri furniture menengah bawah. Pertumbuhan industri properti dan furniture ini dirasakan langsung oleh para penjual furniture. Selain itu, angka pertumbuhan industri funiture ini masih dapat terus meningkat dikarenakan masih banyak potensi-potensi di pasar yang dapat dikembangkan lebih dalam. Salah satu potensi yang bisa dikembangkan adalah industri UMKM di Indonesia yang belum memiliki wadah yang cukup untuk dapat memperlihatkan produk furniture yang mereka produksi. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang Undang Nomor 20 tahun 2008, definisi usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Sementara itu, definisi usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif

3 yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sesuai yang diatur dalam Undang-Undang. Usaha Menengah menurut UU no. 20 tahun 2008 ini adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang masih sesuai dalam kriteria yang ada. Berikut ini adalah kriteria UMKM berdasarkan UU no. 20 tahun 2008: Tabel 1.1 Kriteria UMKM menurut UU no. 20 tahun 2008 KRITERIA ASSET OMZET USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta USAHA KECIL > 50 Juta 500 Juta > 300 Juta 2,5 Miliar USAHA MENENGAH > 500 Juta 10 Miliar > 2,5 Miliar 50 Miliar Seperti yang kita ketahui bahwa produk furniture yang dihasilkan para pengrajin UKM memiliki kualitas yang bisa bersaing dengan produk dari toko furniture yang sudah dikenal oleh masyarakat. Bahkan cukup banyak dari pengrajin-

4 pengrajin ini yang mengekspor produknya ke luar negeri seperti Tiongkok, Singapura, Amerika, hingga Eropa. Harga yang ditawarkan oleh paraa pengrajin ini pun cenderung jauh lebih murah daripada harga toko. Sebagian besar dari UMKM yang ada pun adalah UMKM yang telah dibina oleh bank. Disini dibina agar menjadi UMKM yang siap bersaing dengann produsen-produsen luar. Bank pun memfasilitasi UMKM yang ada dengan banyak hal seperti pelatihan dan pinjaman kredit usaha. Gambar 1.2 UKM berkontribusi 59.9% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, 2013 Berdasarkan dataa statistik di atas, UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia berkontribusii sebesar 59,9% PDB Indonesia. Hal ini menunjukan UMKMM menyumbang setengah dari total produk domestic bruto Indonesia. Hal ini didukung dengan perkembangan dunia e-commerce di Indonesia yang berkembang sedemikian pesat yang diindikasikan perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer. Mobilitas masyarakat di Indonesia yang semakin tinggi turut membantu perkembangan e-

5 commerce di Indonesia dimana pembelian melalui internet menjadi sebuah pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara cepat. Gambar 1.3 Penetrasi Pengguna Internet dan Belanja Online Sumber : MARS Indonesia 2016 Berdasarkan survei yang dilakukan MARS Indonesia, penetrasi yang menggunakan internet di Indonesia yaitu 90,5 juta jiwa dari total populasi di Indonesia 255,4 juta jiwa dan dari jumlah pengguna internet tersebut sebanyak 26.3 juta masyarakat Indonesia memanfaatkan internet untuk berbelanja online. Survey yang dilansir oleh Boston Consulting Group (BCG), prediksi populasi MAC (Middle- Class and Affluent Customer) Indonesia di tahun 2020 adalah sebesar 141 juta orang atau 64 persen dari total populasi media sosial dan transaksi belanja Indonesia saat ini. Besarnya populasi pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi pada tahun 2020 akan mencapai 130 miliar dollar AS yang membuat banyak pihak menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk mempermudah pengalaman mereka berbelanja secara offline dan online. (sumber: Asosiasi FinTech Indonesia)

6 Gambar 1.4 Presentasi Usia yang Paling Sering Belanja Online Sumber: MARS Indonesia 2016 Salah satu pelaku e-commerce di Indonesia adalah generasi Y atau milenial. Hal ini didukung berdasarkan survei MARS Indonesia yang mengatakan bahwa 88,3% yaitu 22-29 tahun dimana usia tersebut termasuk generasi millenial. Salah satu kelemahan untuk berbelanja di e-commerce adalah customer tidak dapat melihat secara langsung produk yang akan dibelinya. Hal yang sama ketika ingin membeli produk furniture, kesulitan ketika membeli sebuah furniture adalah membayangkan produk yang dibeli untuk diposisikan di ruangan miliknya. Umumnya sebelum membeli furniture, seseorang pasti akan berpikir terlebih dahulu apakah furniture ini cocok ditempatkan di rumahnya. Misalnya ketika akan membeli sofa untuk di ruang tamu, selain memikirkan mengenai ukuran dari sofa tersebut, seseorang juga akan memikirkan apakah warna sofa atau pattern dari sofa tersebut cocok dengan ruang tamu nya saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang begitu

7 pesat, kesulitan dalam memvisualisasikan produk ini dapat diatasi dengan teknologi yang ada yaitu augmented reality. Augmented reality adalah sebuah teknologi untuk menggabungkan benda maya dua dimensi ataupun tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut ke dalam dunia nyata. Teknologi inilah yang akan kami gunakan untuk memvisualisasikan produk furniture ke ruangan pembeli dengan media smartphone. Berdasarkan problemproblem yang ada dan perkembangan teknologi inilah kami kemudian melihat adanya kesempatan untuk menyediakan solusi untuk para calon membeli yang bingung untuk membeli produk yang cocok dengan kondisi ruangan yang dimilikinya. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perancangan bisnis yang akan dibuat adalah sebuah perancangan bisnis yang menyediakan kemudahan bagi customer dan seller untuk membeli, menjual, dan mem-visualisasikan furniture. Identifikasi masalah yang terdapat pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Ketika ingin membeli suatu furniture tertentu, terkadang masyarakat tidak memiliki informasi yang cukup mengenai dimana ia bisa membeli produk tersebut. Selain itu, mereka juga terkadang mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi jual beli entah dikarenakan jarak yang jauh, ataupun kurangnya metode pembayaran yang dianggap cukup aman oleh pihak pembeli.

8 2. Dalam membeli furniture umumnya seseorang akan berusaha untuk mencocokkan terlebih dahulu atau mem-visualisasikan barang tersebut di rumah maupun kantornya. Namun ketika sudah dibeli dan dibawa ke tempat yang diinginkan, terkadang barang tersebut ternyata dirasa tidak cocok dengan dekorasi sebelumnya, atau dekorasi yang sudah ada. 3. Semakin sempitnya ruang lahan tempat tinggal di perkotaan, khususnya di kota-kota besar dan daerah pendukungnya, namun generasi milenial tetap membutuhkan tempat tinggal di daerah tersebut karena disitulah aktifitas utama mereka berjalan. 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penulisan thesis ini dibatasi pada pembuatan bisnis model e-commerce produk furniture multifungsi yang didukung oleh teknologi augmented reality pada smartphone, yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan produk furniture sebelum pembelian. 1.4 Tujuan & Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dengan pembuatan model bisnis ini adalah: 1. Memberikan kemudahan untuk mencari informasi, dan membeli produk furniture yang ada di Indonesia 2. Memberikan kemudahan untuk customer dalam memilih desain, pattern, dan warna produk furniture, serta untuk memvisualisasikan produk

9 tersebut ke ruangan yang diinginkan sebelum melakukan pembelian sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan pembelian. 3. Menjadi solusi praktis bagi generasi milenial untuk mengatasi semakin sempitnya ruang lahan tempat tinggal, dengan menyediakan produk furniture multifungsi dengan harga yang terjangkau. Manfaat dari pembuatan model bisnis ini adalah sebagai berikut: Bagi customer: Memiliki solusi ketika mencari produk furniture untuk tempat tinggal yang cukup sempit, serta membantu mengatasi dilema yang dialami ketika harus mencari produk furniture, dengan menyediakan fitur untuk memvisualisasikan produk tersebut sebelum pembelian, serta memberikan opsi untuk pilihan desain produk, warna, atau pattern yang diinginkan. Bagi mahasiswa: Model bisnis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk dapat memperoleh gelar Magister Manajemen di BINUS Business School. Bagi universitas: Diharapkan penelitian yang telah disusun ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

10 1.5 Sistematika Penulisan Bab I - Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang bisnis, identifikasi masalah, pembahasan konsep bisnis secara menyeluruh, maksud dan tujuan dari bisnis. Bab II Landasan Teori Pada bab ini akan dipaparkan mengenai teori-teori terkait sepeerti teori Business Model Canvas, analisa kondisi ekonomi dan pasar, strategi pemasaran, serta teori di bidang keuangan. Bab III - Business Model Creation Bab ini akan menjelaskan Business Model Canvas untuk bisnis ini, yang akan menunjukkan struktur bisnis model yang akan dibuat. Business Model Canvas sendiri meliputi Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resource, Key Activities, Key Partnership, serta Cost Structure. Bab IV - Business Plan Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai analisa bisnis model dan inovasi teknologi yang digunakan, strategi pemasaran, analisa financial, prototype, strategi operasional yang digunakan. Bab V - Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian penjelasan yang sudah diberikan pada babbab sebelumnya terkait bisnis model yang akan dibuat.