Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis. menjalankan bisnis, diperlukan pengorbanan dan usaha untuk memajukan bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. naik, dengan omset penjualan naik maka pendapatan akan naik dan berakibat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menarik perhatian konsumen. Salah satu cara untuk menarik konsumen agar

BAB II URAIAN TEORITIS. Lingkungan Dalam Toko terhadap Niat Pembelian Ulang pada Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. terbentuk sebelum memasuki toko. Bisa juga dikatakan suatu desakan hati yang

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir,

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus

DESAIN INTERIOR I PERANCANGAN RUANG PENJUALAN D W I R E T N O S A., M. S N

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. semakin banyaknya informasi yang diterima oleh konsumen sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keinginan saja, tetapi juga mencakup pengharapan konsumen, dan hal ini

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

ABSTRAK. Kata Kunci: Faktor-Faktor Suasana Toko, Kualitas Pelayanan yang Dipersepsikan, Perilaku Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pembelian. Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Emotional States and Mehrabian-Russell Model. sehingga muncul paradigma Stimulus Organism Response (S-O-R) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. produk, kualitas pelayanan, dan harga yang ditawarkan untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH SUASANA TOKO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN JADI BARU DI KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan. Maka dalam hal ini perlu pemasar menentukan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V PENUTUP. terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya

ATMOSFER TOKO, EMOSI KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELIAN PADA TOKO ROTI. Disusun oleh: Stefan Ronni Setiawan NPM: Pembimbing: Budi Suprapto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP EMOSI DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Survei pada Konsumen Distro Fourth Blade Nation, Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DESAIN ATMOSFER TOKO TERHADAP TANGGAPAN EMOSIONAL KONSUMEN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya berfokus pada penentuan harga semata namun juga aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bicara mengenai bisnis, akhir-akhir ini marak bermunculan yang namanya bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kali ini objek yang diteliti adalah Departement Store Mirota Kampus

BAB II KERANGKA TEORI

Transkripsi:

Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Landasan Teori Bisnis dan persaingan antar pelaku bisnis tidak dapat dipisahkan lagi dalam menjalankan bisnis, diperlukan pengorbanan dan usaha untuk memajukan bisnis itu sendiri agar berkembang menjadi bisnis yang sukses. Para pelaku bisnis dalam skala besar (makro) maupun skala kecil (mikro) juga perlu memerlukan strategi pemasaran untuk produk atau jasa yang dijual agar diminati oleh konsumen. Segala cara pasti akan dilakukan oleh pelaku bisnis untuk menarik perhatian para konsumen agar datang dan akhirnya mau membeli produk atau jasa yang dijual, sehingga bisnis yang dijalankan mendapatkan profit (keuntungan) dari hasil penjualan tersebut. Hal ini juga dialami oleh toko tekstile (kain) sebagai toko ritel, dimana toko tersebut menjual berbagai macam jenis kain dengan motif yang beragam, tekstur bahan yang berbeda-beda dan harga yang ditawarkan juga bervariasi sesuai kulitas produk yang dijual. Mengingat persaingan yang terjadi semakin ketat dalam dunia bisnis, terutama dalam bisnis toko tekstile (kain). Pasalnya bisnis ini mulai diminati oleh pelaku bisnis dan semakin bermunculan beberapa pesaing baru dengan keunggulan-keunggulan yang diciptakan agar menarik bagi konsumen, maka penting bagi pelaku bisnis untuk menerapkan strategi pemasaran yang menjadikan 12

13 bisnis agar mampu bertahan dalam kondisi seperti ini. Pelaku bisnis harus mampu melihat ancaman dan peluang dalam mengambil keputusan dalam menetapkan strategi pemasaran, agar bisnis ini tidak kalah saing dan bahkan mampu bersaing dengan toko-toko tekstile lainnya. Salah satu cara yaitu dengan mendesain faktor suasana toko dengan memperhatikan lingkungan fisik yang ada di toko tekstile tersebut secara detail, supaya menumbuhkan ketertarikan dari pada konsumen. Tujuan untuk memajukan bisnis akan tercapai apabila pelaku bisnis itu sendiri mampu memperhatikan strategi apa yang tepat untuk diterapkan bagi bisnisnya. Contohnya saja strategi dalam mengelola suasana toko, sudah dijelaskan mengenai peran suasana di toko dalam mempengaruhi persepsi konsumen akan toko menjadi baik. Suasana toko yang dapat mempengaruhi emosi konsumen dan berdampak pada perilaku pembelian pada konsumen. Dibutuhkan pemahaman dalam pengelolaan suasana toko agar dapat diterapkan dan berjalan dengan lancar, sehingga pada akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi toko. Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai uraian teori-teori tentang suasana toko, emosi konsumen, dan perilaku pembelian pada konsumen. Serta penjelasan mengenai kerangka pemikiran dan uraian dari hipotesis penelitian.

14 2.2 Suasana Toko Salah satu faktor yang dimiliki oleh setiap toko untuk menarik perhatian setiap konsumen adalah dengan mengembangkan suasana toko. Suasana toko dalam konteks lingkungan fisik toko mampu mempengaruhi keadaan emosi konsumen yang menyebabkan atau mempengaruhi pada perilaku pembelian yang berdampak pada jumlah produk yang akan dibeli. Keadaan emosional dapat membentuk dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang atau tidak senang pada diri konsumen. Setiap toko mempunyai penampilan dan penyusunan tata letak yang memudahkan atau menyulitkan pembeli dalam memilih suatu produk dan tidak memerlukan waktu yang banyak hanya untuk berputar-putar didalamnya. Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk datang ke toko bahkan sampai pada transaksi pembelian suatu produk. Penampilan toko memposisikan toko dalam benak konsumen, menurut Mowen dan Minor (2002) dalam Fuad (2009). Proses penciptaan pada suasana toko adalah kegiatan merancang lingkungan pembelian dalam suatu toko dengan menentukan karakteristik toko tersebut melalui pengaturan dan pemilihan fasilitas fisik toko dan aktifitas barang dagangan. Hal ini dapat diterapkan dengan memperhatikan bentuk dan penyusunan rak yang nantinya akan dipakai untuk meletakkan barang yang akan dijual. Tidak lupa produk dikelompokkan sesuai dengan jenis-jenisnya.

15 Menurut Levy dan Weitz (2001:576) dalam Andini (2013) menyatakan bahwa, Suasana toko adalah desain lingkungan yang meliputi komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian (aroma) yang mampu menstimuli persepsi dan merangsang respon emosional konsumen dan pada akhirnya mampu mempengaruhi perilaku pembelian seseorang terhadap suatu barang. Atmosfer (suasana) pada toko harus dirancang dengan sebaik mungkin dan disesuaikan dengan target market yang ditetapkan, dengan itu diharapkan akan dapat menciptakan emosi konsumen yang kondusif untuk berbelanja. Sedangkan menurut Gilbert (2003) dalam Andini (2013) menjelaskan bahwa, Suasana toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan. Suasana toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional yang dapat menyebabkan keputusan konsumen untuk melakukan tindakan pembelian atau tidak. Dibutuhkan strategi desain dari suatu toko untuk dapat menciptakan suatu lingkungan toko yang menyenangkan bagi para konsumennya dengan dasar retailer atau toko eceran. Banyak konsumen menilai suatu toko hanya berdasarkan penampilan luarnya saja dan kemudian memutuskan apakah calon pembeli akan masuk ke toko atau tidak berdasarkan persepsi yang dibentuk olehnya.

16 Menurut Turley dan Miliman (2000) dalam Setiawan (2015), Menyatakan bahwa suasana toko merupakan variabel independen yang penting dalam kineja bisnis, penting juga terhadap para pelaku bisnis untuk tetap memperhatikan suasana toko dalam kinerja bisnis. Berbagai ciri di dalam desain toko seperti fasilitas fisik bertujuan untuk mempengaruhi perilaku belanja, perasaan emosi konsumen terhadap toko dan juga pada perilaku pembelian. Menurut Bernan dan Evans (2009) dalam Turley dan Milliman (2000) membagi suasana toko yang terdiri dari: 1. External Variabels Variabel eksternal ini meliputi suasana depan toko yang meliputi pintu masuk, tampilan jendela, tampilan gaya arsitektur dari bangunan juga harus mencerminkan kesan yang menarik, dan dipasang lambang-lambang (atribut) yang menyatakan identitas toko tersebut. Suasana di luar toko juga termasuk dalam faktor-faktor dari variabel eksternal. 2. General Interior Variables Variabel interior secara umum meliputi lantai, karpet, pencahayaan, aroma, musik, suhu kebersihan, tekstur dinding, ruang untuk jalan (lorong) dan penggunaan warna cat dinding yang menarik. Variabel interior cenderung mengarah pada suasana di dalam toko, hendaknya diciptakan suasana yang mempunyai kesan menarik konsumen.

17 3. Desain and Layout Variables Variabel tata letak dan desain ini meliputi tampilan produk yang berada di dalam toko, perlengkapan, penempatan dan penggelompokan jenis barang dagangan, lokasi departemen, pengaturan jarak kelebaran antara rak satu dengan yang lain untuk mempermudah konsumen berjalan-jalan saat memilih barang agar konsumen merasa nyaman. 4. Point of Purchase and Decoration (Display) Kategori yang termasuk dalam ini meliputi tampilan produk yang dipanjang didalam toko, promosi, tanda dalam toko, logo dan slogan, petunjuk, label harga, dan sebagainya yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para konsumen. 5. Human Variables (Participant) Ketegori yang termasuk dalam ini meliputi interaksi antara konsumen dan karyawan toko, termasuk karakteristik karyawan saat melayani konsumen dan cara berpakaian dari karyawan itu sendiri serta karakteristik kosumen. Kategori ini merupakan kategori personal baik karyawan dan konsumen yang berada di dalam toko. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa suasana toko merupakan suatu elemen yang penting dalam penerapan strategi bisnis dan dapat menjadi pertimbangan bagi para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Suasana toko yang menciptakan kenyaman mempunyai

18 peran sebagai penarik minat para konsumen agar mereka mengunjungi toko dan menghabiskan waktu berasa di toko serta mendorong konsumen untuk melakukan perilaku pembelian. 2.3 Emosi Konsumen Dalam proses transaksi belanja, lingkungan toko akan mempengaruhi respon emosional konsumen yang berbeda dengan motif dan tuntutan dalam berbelanja. Emosi dapat juga diartikan sebagai kecenderungan untuk bertindak. Menurut Hawkins et al (2007:383) dalam Tunjungsari et al. (2016) menyatakan bahwa Emosi dapat diidentifikasikan sebagai perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu yang lebih spesifik. Dalam konteks pembelian, konsumen diharapkan dapat menerima stimulus stimulus yang ditimbulkan melalui suasana toko, kemudian mendorong emosinya untuk melakukan pembelian. Hawkins et al. (1994) dalam Tunjungsari et al. (2016) Emosi adalah perasaan terhadap situasi tertentu, produk, iklan dan sebagainya. Sedangkan menurut Gardner (1985) dalam Feng et al. (2008), Gardner ingin menjelaskan bahwa emosi merupakan keadaan internal manusia yang ringan dan sementara yang umumnya dibentuk oleh persepsi subyektif. Dilanjutkan oleh Matila dan Holbrook (2002) dalam Feng et al. (2008) mengatakan bahwa Literatur menunjukkan bahwa emosi konsumen dibentuk oleh interaksi timbal balik antara toko dengan konsumennya. Sehingga terjalin hubungan antara toko dengan konsumen yang menguntungkan.

19 Madjid (2014) dalam Tunjungsari et al. (2016) Emosi konsumen bertindak sebagai perantara hubungan parsial antara suasana toko terhadap keputusan pembelian. Emosi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu emosi yang bersifat positif dan negatif. Apabila emosi konsumen positif terhadap toko, maka konsumen akan menikmati suasana toko dan menjalin interaksi yang baik dengan karyawan untuk melakukan pembelian. Begitu pula sebaliknya jika emosi konsumen negatif, konsumen ingin cepat-cepat meninggalkan toko dan tidak melakukan pembelian. Menurut Plutchik (1980) dalam Feng et al. (2008) Emosi menggambarkan secara lebih rinci dalam delapan tipe dasar, marah, sukacita, kesedihan, penerimaan, jijik, harapan, kejutan, dan ketakutan. Itu semua menggambarkan keadaan internal emosi seseorang yang timbul dari suasana toko dan dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen terhadap suatu barang. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa emosi adalah perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Emosi konsumen juga akan mempengaruhi perilaku pembelian seseorang. Dengan adanya suasana yang diciptakan oleh toko dapat mendorong emosi konsumen untuk merasa nyaman di toko tersebut sehingga konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian. Emosi seseorang mempengaruhi respon perilaku konsumen, emosi tersebut dapat berasal dari kenyaman dan kepuasan konsumen yang diterima. Apabila emosi konsumen terhadap toko positif maka akan terjalin hubungan yang baik, bahkan emosi dapat mengalahkan profesionalisme seseorang.

20 2.4 Perilaku Pembelian Dalam hal ini perilaku pembelian merupakan serangkain kegiatan yang mengarahkan konsumen untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menggunakan produk dan jasa yang diinginkan. Seringkali perilaku pembelian tersebut dipengaruhi oleh lingkungan fisik dari suatu toko. Konsumen merupakan individu, kelompok, dan organisasi yang melakukan kegiatan memilih, membeli, memakai, dan membuang barang atau jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka, (Sumarwan, 2004; Kotler 2006) dalam Fuad (2009). Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Simamora, 2003) dalam Fuad (2009). Menurut Peter dan Olson (2013:163) dalam Tunjungsari et al. (2016) mendifinisikan bahwa, Keputusan pembelian merupakan proses integritas yang dilakukan untuk mengkombinasikan pengetahuan guna mengevaluasi dua atau lebih alternatif dan memilih satu diantaranya. Pilihan yang ditawarkan dalam konteks ini bukanlah pilihan secara fisik tapi secara perasaan, perasaan yang ditimbulkan karena ada dorongan emosi dalam diri seseorang karena pengaruh faktor eksternal dan internal, kemudian akan direalisasikan melalui sikap perilaku pembelian. Beragamnya jenis produk yang ditawarkan oleh toko sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen. Pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan pembelian.

21 Menurut Michon et al. (2005) dalam Feng et al. (2008), membuktikan lebih lanjut bahwa, Perilaku pembelian konsumen kadang-kadang dipengaruhi oleh faktor non rasional seperti suasana toko. Beragamnya jenis produk yang ditawarkan suatu toko sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen. Suasana toko menjadi faktor terpenting dalam mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, apabila berhasil terlaksana maka akan terjalin interaksi antara konsumen dan toko. Kotler (2006) dalam Fuad (2009) menyatakan empat tipe perilaku pembelian konsumen, yaitu konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit saat mereka sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan yang signifikan diantara berbagai merk (perilaku pembelian yang rumit); konsumen yang akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan memilih dengan cukup cepat, dan mungkin terutama bereaksi terhadap kenyamanan berbelanja (perilaku pembelian pengurang disonasi); konsumen tidak melakukan pencarian informasi yang luas tentang kelebihan dan kekurangan merk tersebut (perilaku pembelian karena kebiasaan); serta konsumen yang sering melakukan perpindahan merk, umumnya terjadi karena pengaruh aspek variasi dibandingkan akibatnya adanya ketidakpuasan (perilaku pembelian yang mencari inovasi). Sherman et al. (1997) dalam Feng et al. (2008) mengemukakan Variabel dependen lainnya dijelaskan dalam kategori suasana toko termasuk jumlah uang yang dibelanjakan, jumlah produk yang dibeli oleh konsumen. Dalam melaksanakan proses perilaku pembelian, secara umum konsumen melalui tiga

22 tahapan yaitu aktivitas promosi dan stimulus lain, kotak hitam pembeli, serta respon dari pembeli, Kotler (2006) dalam Fuad (2009). Respon perilaku konsumen juga akan terlihat dari perilaku pendekatanpenghindaran dari lingkungan toko. Jika konsumen melakukan pendekatan berarti respon konsumen baik, dapat menghabiskan waktu di toko, berinteraksi dengan karyawan, mengidentifikasi produk yang dijual di toko, memiliki kesan yang baik terhadap lingkungan toko, dan mempunyai niat untuk kembali lagi ke toko tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila konsumen menunjukkan perilaku menghindari maka respon konsumen akan buruk terhadap toko, merasa tidak puas, bosan dengan lingkungan toko, berharap cepat meninggalkan lingkungan toko dan tidak ingin kembali. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perilaku pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh konsumen di dalam proses membeli suatu barang atau jasa yang dijual di toko. Perilaku pembelian sebagai variabel dependen di dalam penelitian ini yang dipengaruhi oleh suasana toko dalam melakukan perilaku pembelian, waktu yang diperlukan untuk berada di dalam toko, dan perilaku pendekatan-penghindaran.

23 2.5 Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh suasana toko terhadap emosi konsumen dan dampaknya pada perilaku pembelian, berikut ini beberapa penelitian: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Judul Variabel Metode Kesimpulan 1. Dual Attractiveness Of Winery:Atmospheric Cues on Purchasing Feng-Chuan Pan, Suasana, emosi positif konsumen, perilaku pembelian, persepsi pelanggan, Responden: 307 konsumen Alat analisis: Suasana toko mempengaruhi emosi konsumen, emosi juga mempengaruhi perilaku pembelian pada konsumen, akan tetapi suasana toko tidak mempengaruhi perilaku pembelian. Suh-Jean Su, Che- Chao Chiang, 2008 Regresi linear 2. The Effect of Atmosphere on Customer Perceptions and Customer Behavior Responses in Chain Store Supermarkets Han-Shen Chen, Tsuifang Hsiesh, 2011 Suasan toko, persepsi konsumen, respon emosi, variabel kontrol, respon perilaku Responden: 400 konsumen Alat analisi: KMO (Kaiser- Meyer-Olkin) Persepsi dan emosi dapat mempengaruhi perilaku pelanggan, lingkungan juga dapat mempengaruhi melalui jalur lain, seperti estetika, nilai fungsional, dan nilai afektif.

24 Lanjutan Tabel 2.1 No. Judul Variabel Metode Kesimpulan 3. Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko) Terhadap Emosi Serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian Septian Vety Tunjungsari, Achmad Fauzi DH, M.Kholid Mawardi, 2016 Suasana toko, emosi konsumen, keputusan pembelian Responden: 100 konsumen Menggunakan rumus Machin and Campbell Variabel Store Atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap emosi (Z) dan menunjukkan bahwa variabel emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). 4. Store Atmosphere dan Perilaku Pembelian Konsumen di Toko Buku Gramedia Malang Muhammad Fuad, 2009 Eksterior toko, interior umum, tata letak toko, diplay interior, perilaku belanja konsumen Responden: 150 konsumen Alat Analisis: Regresi linear berganda dan uji F (F-test) dan uji t (t-test) Terdapat pengaruh yang signifikan dari store atmosphere (store exterior, general interior, store layout dan interior display) terhadap perilaku berbelanja pada Toko Buku Gramedia. 5. Store Environment and Cunsumer Purchase Behavior: Mediating Role of Consumer Emotions Elaine Sherman, Anil Mathur, Ruth Belk Smith, 1997 Stimulus (social, image, desain, dan suasana) dan organisme (kesenangan dan gairah) Responden: 909 konsumen Menggunakan LISREL 8 Suasana toko menyebabkan emosi menjadi positif, pengecer harus mampu membuat keadaan emosi konsumen dari yang negative menuju ke positif. Keadaan emosional konsumen dapat mempengaruhi perilaku belanja karena pengaruh lingkungan toko Sumber: Jurnal Proquest, 2016

25 2.6 Kerangka Pemikiran Suasana toko diciptakan oleh pelaku bisnis agar memberikan kesan yang menarik dimata konsumen agar konsumen mau untuk datang ke dalam toko. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam suasana toko adalah exterior factors, interior factors, design and layout, display, and participant yang dibuat untuk mempengaruhi emosi dari para konsumen. Untuk itu sebagai pemilik dari toko tekstile (kain) harus memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam menjalankan strategi pemasaran agar dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Berdasarkan alur pemikiran diatas, maka disusunlah kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Store Atmosphere (suasana toko): Exterior Factors Interior Factors H1 Emosi Konsumen H2 Perilaku Pembelian Design and Layout Display Participant H3 Sumber: Feng et al. (2008:101)

26 2.7 Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap masalah yang terdapat dalam penelitian ini, dimana rumusan masalah pada penelitian ini telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis ini dikatakan bersifat sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui proses pengumpulan data, menurut Sugiyono (2012). Foxall dan Grenley (1999) dalam Feng et al. (2008) mengatakan dalam hal ini telah dijelaskan mengenai rangsangan lingkungan yang dapat menyebabkan reaksi emosional konsumen, gairah, dan dominasi, yang pada gilirannya akan tampil secara eksternal sebagai reaksi perilaku konsumen yang baik secara pendekatan maupun penghindaran. Hipotesis 1: Suasana toko berpengaruh secara signifikan terhadap emosi konsumen Menurut Isen (1988) dalam Feng et al. (2008) menyatakan bahwa dalam hal ini dijelaskan bahwa konsumen mengalami suatu emosi yang dapat dikatakan baik (positif), sehingga konsumen cenderung untuk menunjukkan perilaku yang positif dalam cara yang efisien. Kemudian dilanjutkan oleh Sherman et al. (1997) dalam Feng et al. (2008), dalam hal ini dijelaskan bahwa disisi lain konsumen mengalami emosi yang kurang baik (negatif), sehingga sebaliknya konsumen akan cenderung untuk menunjukkan perilaku yang negatif pula.

27 Melalui uraian teori yang telah dijelaskan diatas, sehingga apabila konsumen mengalami emosi positif maupun negatif maka dapat berdampak pada perilaku pembelian pada konsumen terhadap toko tersebut. Apabila konsumen melakukan pembelian, berarti konsumen mempunyai emosi positif, begitu juga sebaliknya. Hipotesis kedua yang akan dijelaskan sebagai berikut: Hipotesis 2: Emosi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian Spies et al. (1997) dalam Feng et al. (2008) menjelaskan dalam pernyataan tersebut bahwa pengecer bersedia untuk menciptakan lingkungan belanja yang nyaman untuk mempengaruhi perilaku pada konsumen. Yuksel (2007) dalam Feng et al. (2008) dalam penjelasan tersebut terdapat temuan penting yang menunjukkan hubungan antara suasana toko dengan perilaku pembelian konsumen dalam konteks pembelanjaan. Dilanjutkan kembali oleh Yuksel (2007) dalam Feng et al. (2008) Bagi pengecer faktor yang mempengaruhi suatu kesuksesan ialah pengaruh dari suasana toko terhadap perilaku pembelian pada konsumen. Melalui uraian teori diatas, maka dapat dikatakan bahwa suasana toko dapat berpengaruh terhadap perilaku pembelian pada konsumen. Jadi suasana toko dapat dikatakan sebagai faktor yang paling penting dalam mempengaruhi emosi konsumen yang nantinya akan berdampak pada perilaku pembelian. Maka hipotesis ketiga adalah sebagai berikut:

28 Hipotesis 3: Suasana toko berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian Bagi pengecer suasana toko merupakan hal yang penting, sehingga perlu untuk diperhatikan bagi para pelaku bisnis. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa suasana toko yang positif akan mempengaruhi konsumen, terutama dalam hal emosi konsumen dan berakibat pada perilaku pembeliannya. Begitu pula sebaliknya, jika suasana toko negatif tentu saja akan mempengaruhi emosi konsumen menjadi buruk dan bahkan konsumen tidak melakukan pembelian di toko tekstile tersebut.