KOPI, Indonesia, salah satu Negara demokrasi yang berada di wilayah asia tenggara, bagian timur dari benua asia. Sedangkan Maroko adalah Negara kerajaan yang berada di wilayah afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut dengan Maghribi (negeri matahari terbenam). Jarak kedua Negara yang melebihi sekitar sepertiga lingkaran dunia tidak menghalangi hubungan kerjasama antara kedua Negara, bahkan hubungan tersebut telah dimulai sejak awal kemerdekaan kedua Negara tersebut. Maroko sering menyebut Indonesia sebagai "Akh Syaqiq"(Saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara kedua Negara. Hubungan bilateral Indonesia Maroko telah berlangsung selama 50 tahun. Pada tahun 1965, Indonesia telah membuka KBRI di Rabat. Namun karena kondisi keuangan negara yang tidak memungkinkan, pada tahun 1967 KBRI Rabat ditutup sementara. Setelah melewati kurun waktu 19 tahun, KBRI Rabat dibuka kembali dan beroperasi penuh sejak tahun 1986 hingga kini. Adapun peluang untuk meningkatkan hubungan kedua negara cukup besar mengingat Indonesia dan Maroko sama-sama menganut kebijakan moderat dan merupakan anggota organisasi internasional seperti PBB, OKI, GNB, Kelompok-77 dan Komite Al-Quds. Selama ini Maroko selalu bersikap positif terhadap posisi Indonesia maupun dalam menyikapi setiap perkembangan yang terjadi di tanah air. Hal ini tentunya perlu terus dijaga melalui pendekatan secara berkesinambungan agar Maroko tetap mempertahankan sikap positifnya terhadap Indonesia. Usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Maroko senantiasa terus dilakukan dengan berbagai cara misalnya promosi budaya Indonesia, kerjasama bidang pendidikan, kebudayaan dan Pariwisata. Potensi alam maroko sangatlah indah seperti pemandangan Pegunungan Atlas, indahnya laut Mediterania dan menyimpan berbagai hasil peradaban Islam dan dijuluki Tanah Tuhan yang tentunya sangat megah dan sangat cocok digunakan sebagai salah satu tujuan wisata rohani. Negara yang terletak di belahan utara afrika dengan laut Atlantik dan Selat Gibraltar yang memisahkan benua afrika dan eropa, tentu sangat strategis digunakan sebagai jalur penerbangan pariwisata dari Indonesia-Maroko-Eropa, begitu pula sebaliknya. Sjachwien menjelaskan bahwa letak Maroko dengan Spanyol yang hanya dipisahkan oleh Selat Giblaltar, 1 / 5
bisa menjadi alternatif wisata dan pintu masuk ke benua Eropa. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Sjachwien "Perjalanan udara dari kota wisata Maroko, Casablanca, ke Madrid cuma satu jam penerbangan, atau ke Paris atau Amsterdam hanya memakan dua-tiga jam. Ini bisa dijadikan sebagai pintu masuk untuk Eropa," ujarnya. Sjachwien menambahkan Maroko telah memanfaatkan momentum Piala Dunia Afrika Selatan 2010 dengan membangun bandar udara di Casablanca sebagai hub atau penghubung antara Afrika dengan Eropa. Pada 2008, Qatar Airlines telah membuka jalur penerbangan antara Casablanca dan Denpasar dengan transit di Doha. Ini seharusnya diperhatikan, karena dengan adanya fasilitas tersebut, tidak hanya memajukan kedua kota tersebut tetapi juga diharapkan berpengaruh kepada kawasan di sekitarnya. Selain itu, yang menarik lagi yaitu, Indonesia mendapatkan perjanjian bebas visa dengan Kerajaan Maroko, karena hasil timbal balik dukungan pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan Maroko. Hal ini sangat menarik sekali, ini dapat dijadikan daya tarik bagi wisatawan Indonesia-Maroko untuk kerjasama pariwisata. Bila dilihat dari rute penerbangan yang sangat strategis yaitu bila wisatawan Indonesia hendak pergi ke Eropa, mereka bisa menggunakan rute yang teransit di Maroko. Di sana tidak ada salahnya mereka mengunjungi maroko setelah itu baru ke Eropa. Ataupun ke Eropa terlebih dahulu baru ke Maroko juga bisa, karena ada jalur penerbangan Casablanca-Madrid, Casablanca-Paris, yang tidak memakan waktu yang banyak, karena hanya dipisahkan Selat Gibraltar. Bagi orang Indonesia tidaklah sulit untuk pergi ke maroko. Kita ketahui maroko adalah salah satu tujuan mahasiswa Indonesia untuk mengenyam pendidikan Islam, sehingga sambil mengenyam pendidikan keluarganyapun dapat diajak berwisata ke maroko, misalnya wisata rohani. Sebab kita ketahui di Maroko banyak sekali hasil peradaban Islam, dan dijuluki sebagai Tanah Tuhan yang tentunya sangat cocok untuk wisata rohani. Dubes Tosari berharap, Universitas Al-Akhawayn dapat menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang. Pihak Universitas berharap, KBRI dapat menghadirkan tokoh-tokoh dunia pendidikan dan pemikir Indonesia untuk memberikan kuliah umum atau seminar ke-indonesia-an bagi para mahasiswa. 2 / 5
Dengan adanya kerjasama ini maka akan banyak pula orang Indonesia yang berkunjung ke Maroko, misalnya dalam rangka study banding dan program pertukaran pelajar, di mana kegiatan ini dapat diselipkan kegiatan wisata pendidikan dan rohani keliling Negara Maroko untuk menikmati kereligiusan dan keindahan alam maupun budaya Negara tersebut. Dalam rangka peringatan ke-50 tahun hubungan diplomatik kedua negara, Dr Ouaouicha mengharapkan promosi seni dan budaya Indonesia juga dapat ditampilkan di Universitas Al-Akhawayn. Dubes Tosari Widjaja berharap, dapat menggabungkan kegiatan ini dalam rangkaian penampilan budaya Indonesia di Vollubilis International Festival 2010 di Provinsi Meknes, Juli mendatang, sekaligus penyelenggaraan Soiree Culturel Indonesie 2010 di KBRI Rabat. Selain itu Indonesia turut berpartisipasi Dalam Rangka Festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, menampilkan Sendratari Ramayana dengan berbagai macam improvisasi alias sedikit menyimpang dari aslinya. Pertama dalam sejarah, kisah Ramayana dipagelarkan dalam bahasa Arab yang di pentaskan oleh Masyarakat Indonesia di Maroko, Sebagian besar pemainnya adalah mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam wadah PPI Maroko. Dengan adanya pegelaran seni dan budaya Indonesia di Maroko, tentunya dapat memberikan daya tarik wisatawan asal maroko untuk mengunjungi Indonesia, hal ini juga didukung dengan adanya rute penerbangan Casablanca-Denpasar yang transit di Doha, sehingga memudahkan wisatawan maroko untuk pergi ke Indonesia. Kerjasama pariwisata antara Indonesia dan Maroko bukan hanya semata-mata untuk berwisata biasa, tapi juga wisata budaya, dimana ini dapat dimanfaatkan sebagai media pemersatu antara Indonesia dan Maroko yang lebih dalam lagi. Dalam hubungan pariwisata ini ada satu hal yang harus lebih di prioritaskan dalam hubungan Indonesia dan Maroko, yaitu di bidang sektor budaya. Bagaimana rakyat Indonesia akan mengenal saudaranya yaitu Maroko apabila tidak ada sesuatu hal yang bisa diingat dan yang kita tahu tentang Maroko. Dan satu-satunya hal yang bisa saling mengingatkan hubungan kita adalah budaya dan kesenian. Dengan lebih memprioritaskan kebudayaan sebagai nomor satu dalam hubungan kerja sama kedua negara, niscaya hubungan persahabatan ini tidak hanya sekadar basa-basi politik dan konsumsi tingkat elit penguasa. Tidak hanya sebagai basa-basi protokoler tingkat tinggi, tapi persahabatan kedua negara ini bisa dirasakan langsung dalam hati rakyat kedua negara masing-masing. 3 / 5
Rakyat kedua negara tidak akan mengalami kesulitan dalam menerima kebudayaan dan kesenian, sebab banyak jenis-jenis kesenian yang bernuansa Islam di Indonesia. Kesenian yang ada di Indonesia sangat cocok untuk diperkenalkan kepada rakyat Maroko, karena kesenian yang ada di Indonesia berisi nilai-nilai dan norma-norma yang sangat arif dan bijaksana. Tidak sekadar tontonan tetapi dapat dijadikan tuntunan bagi kehidupan. Tuntunan itulah yang kelak akan membawa hubungan Indonesia dan Maroko semakin mesra. Dan dengan hal ini tentunya sangatlah tepat, yaitu kerjasama pariwisata digunakan sebagai media untuk mengenalkan budaya dan kesenian Indonesia kepada Maroko, begitu pula sebaliknya. Selain itu, dengan adanya hubungan pariwisata Indonesia dan Maroko, maka akan dapat meningkatkan produksi barang-barang seni baik di Indonesia maupun di Maroko, sebab dengan adanya wisatawan dari maroko ke Indonesia, maka permintaan terhadap barang seni di Indonesia pun akan meningkat. Seperti kita ketahui ekspor maupun konsumsi dalam negeri terhadap barang seni memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap devisa Negara Indonesia. Begitu pula dengan Maroko, sehingga kerjasama pariwisata ini merupakan sebuah urgensi yang harus dilakukan pemerintah Indonesia dan Maroko. Hal inipun juga akan berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing Negara. Referensi : http://beritasore.com/2010/04/21/kerja-sama-pendidikan-ri-dan-maroko/ http://www.aksesdeplu.com/maroko.htm Biodata Penulis: Nama : I Made Rumadi Putra Tempat/tanggal lahir : Denpasar, 14 Maret 2011 Nama sekolah : SMA NEGERI 8 DENPASAR Alamat sekolah : Jl. Antasura Peguyangan Kaja Denpasar Bali 80115 Alamat rumah : Jl. Jaya Pangus No. 8 Peguyangan Kaja Denpasar Bali 80115 No.HP : 083 119 627 507 4 / 5
Akun Facebook : rumadhyputra Alamat E-Mail : rumadhyputra@yahoo.co.id 5 / 5