IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Varietas Biru Lancor (Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman rumput semusim dengan tinggi cm hingga 5 m.

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

I. PENDAHULUAN. tanaman, baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Unsur hara P pada

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.

Transkripsi:

28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang (Lampiran 5). Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Tinggi tanaman ------------------------cm------------------------- a 0 : tanpa amelioran 132,70 a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 132,77 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 132,27 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 133,43 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 134,10 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 132,73 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 136,03 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 131,73 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 131,33 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 132,53 BNT = 6,29 Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tinggi tanaman akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Tinggi Tanaman (cm) 29 160 140 120 100 80 60 40 20 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 Hari Setalah Tanam (HST) Gambar 1. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman Tanpa Amelioran (a0) Pupuk Kandang 10 ton/ha + Zeolite 10 ton/ha + Dolomit 1 ton/ha (a1) Jerami Segar 50 ton/ha + Zeolite 10 ton/ha + Dolomit 1 ton/ha (a2) Kompos Jerami 25 ton/ha + Zeolite 10 ton/ha + Dolomit 1 ton/ha (a3) Pupuk Kandang 20 ton/ha + Zeolite 20 ton/ha + Dolomit 2 ton/ha (a4) Jerami Segar 100 ton/ha + Zeolite 20 ton/ha + Dolomit 2 ton/ha (a5) Kompos Jerami 50 ton/ha + Zeolite 20 ton/ha + Dolomit 2 ton/ha (a6) Pupuk Kandang 30 ton/ha + Zeolite 30 ton/ha + Dolomit 3 ton/ha (a7) Jerami Segar 150 ton/ha + Zeolite 30 ton/ha + Dolomit 3 ton/ha (a8) Kompos Jerami 75 ton/ha + Zeolite 30 ton/ha + Dolomit 3 ton/ha (a9) Penambahan jenis dan dosis bahan amelioran tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Dari kurva pertumbuhan (Gambar 1) menunjukkan gradien yang sama pada semua perlakuan. 4.1.2 Jumlah Anakan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan tanaman padi (lampiran 7).

30 Tabel 2. Jumlah anakan akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Jumlah anakan -------------------------cm--------------------------- a 0 : tanpa amelioran a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 BNT = 2,11 Keterangan : Angka angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. 17,57 A 21,67 B 16,77 A 22,07 B 24,43 CD 16,63 A 26,30 D 23,47 BC 16,83 A 24,77 CD Berdasarkan uji BNT (Tabel 2) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran kompos jerami 50 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 (a 6 ) menghasilkan jumlah anakan lebih tinggi 49,67% dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a 0 ). 4.1.3 Jumlah Anakan Produktif Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif tanaman padi (lampiran 17).

31 Tabel 3. Jumlah anakan produktif akibat penambahan jenis dan dosis amelioran Jumlah anakan produktif ---------------------------buah----------------------------- a 0 : tanpa amelioran 15,37 A a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 19,83 B a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 15,33 A a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 19,50 B a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 21,30 C a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 16,37 A a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 22,10 C a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 21,87 C a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 15,90 A a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 21,47 C BNT = 1,41 Keterangan : Angka angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT (tabel 3) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 (a 4 ), kompos jerami 50 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 (a 6 ), pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 (a 7 ) dan kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 (a 9 ) menghasilkan jumlah anakan produktif lebih tinggi 38,58%, 43,79%, 42,29% dan 39,69%. dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a 0 ). 4.1.4 Panjang Malai Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap panjang malai tanaman padi (lampiran 21).

32 Tabel 4. Panjang malai akibat penambahan jenis dan dosis amelioran Panjang malai -------------------------------cm----------------------------- a 0 : tanpa amelioran 29,57 A a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 31,23 B a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 29,10 A a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 31,20 B a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 32,20 B a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 28,63 A a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 34,83 D a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 32,20 B a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 29,03 A a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 33,37 C BNT = 1,15 Keterangan : Angka angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT (tabel 4) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran kompos jerami 50 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 (a 6 ) menghasilkan panjang malai lebih tinggi yaitu 17,79% dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a 0 ). 4.1.5 Jumlah gabah isi per malai Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah gabah isi per malai tanaman padi (lampiran 23).

Tabel 5. Jumlah gabah isi permalai akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Jumlah gabah isi per malai -----------------------------buah------------------------------ a 0 : tanpa amelioran 119,23 a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 123,27 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 118,00 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 124,70 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 123,53 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 119,03 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 126,03 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 123,63 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 118,77 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 124,70 BNT = 9,27 Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata jumlah gabah isi permalai akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 33 4.1.6 Hasil Per Rumpun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap hasil per rumpun tanaman padi (lampiran 25). Tabel 6. Hasil per rumpun akibat penambahan jenis dan dosis amelioran -------------------------------gr---------------------------------- a 0 : tanpa amelioran a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 BNT = 4,35 Hasil per rumpun 25,58 A 30,19 AB 25,55 A 36,31 B 36,70 BC 26,21 A 40,51 C 36,74 C 25,35 A 38,97 C

34 Berdasarkan uji BNT (tabel 6) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran kompos jerami 50 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 (a 6 ), pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 (a 7 ) dan kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 (a 9 ) memberikan hasil lebih tinggi 58,37%, 43,63%, dan 52,35 % dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a 0 ). 4.1.7 Bobot 1000 Butir Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir tanaman padi (lampiran 29). Tabel 7. Bobot 1000 butir akibat penambahan jenis dan dosis amelioran Bobot 1000 butir -------------------------------gr---------------------------------- a 0 : tanpa amelioran 26,77 AB a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 26,52 A a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 25,47 A a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 27,83 BC a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 27,99 BC a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 26,43 A a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 27,80 B a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 28,14 C a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 26,32 A a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 27,76 B BNT = 1,22 Keterangan : Angka angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT (tabel 7) menunjukkan bahwa penambahan jenis dan dosis amelioran pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 (a 7 )

menghasilkan bobot 1000 butir lebih tinggi yaitu 5,12% dibandingkan dengan tanpa penambahan amelioran (a 0 ) 35 4.1.8 Bobot Brangkasan Basah Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot brangkasan basah tanaman padi (lampiran 33). Tabel 8. Bobot brangkasan basah akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Bobot brangkasa n basah -------------------------------gr---------------------------------- a 0 : tanpa amelioran 392,87 a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 359,72 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 350,85 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 298,33 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 359,67 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 413,03 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 384,87 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 361,31 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 328,90 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 348,15 BNT = 97,27 Tabel 8 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata bobot brangkasan basah akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 4.1.9 Bobot Brangkasan Kering Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot brangkasan kering tanaman padi (lampiran 35).

Tabel 9. Bobot brangkasan kering akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Bobot brangkasan kering -------------------------------gr---------------------------------- a 0 : tanpa amelioran 95,08 a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 104,38 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 105,33 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 99,18 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 106,38 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 121,92 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 133,13 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 111,46 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 95,44 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 113,33 BNT = 34,17 Tabel 9 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata bobot brangkasan kering akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 36 4.1.10 Bobot Basah Gulma Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap bobot basah gulma tanaman padi (lampiran 11). Tabel 10. Bobot basah gulma akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. -------------------------------gr---------------------------------- a 0 : tanpa amelioran a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 BNT = 1,27 Bobot basah gulma 6,20 C 3,27 A 2,67 A 2,60 A 3,27 A 2,60 A 3,60 AB 4,33 B 2,20 A 2,20 A

37 Berdasarkan uji BNT (tabel 10) menunjukkan bahwa tanpa penambahan jenis dan dosis amelioran memperlihatkan berat basah gulma tertinggi. Hal ini diduga karena tanpa penambahan amelioran gulma akan lebih cepat tumbuh sebab amelioran yang baru diberikan belum mampu dimanfaatkan oleh gulma. 4.1.11 Berat Kering Gulma Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering gulma tanaman padi (lampiran 13). Tabel 11. Berat kering gulma akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. Bobot kering gulma -------------------------------gr---------------------------------- a 0 : tanpa amelioran 1,20 C a 1 : pupuk kandang 10 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 0,53 A a 2 : jerami segar 50 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 + dolomit 1 ton ha -1 0,27 A a 3 : kompos jerami 25 ton ha -1 + zeolit 10 ton ha -1 +dolomit 1 ton ha -1 0,27 A a 4 : pupuk kandang 20 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 0,37 A a 5 : jerami segar 100 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 0,23 A a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 +zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1 0,37 A a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 0,70 B a 8 : jerami segar 150 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 0,27 A a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 0,33 A BNT = 0,32 Keterangan : Angka angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT (tabel 11) menunjukkan bahwa tanpa penambahan jenis dan dosis amelioran memperlihatkan berat kering gulma tertinggi. Hal ini diduga karena tanpa penambahan amelioran gulma akan lebih cepat tumbuh sebab amelioran yang baru diberikan belum mampu dimanfaatkan oleh gulma.

38 4.2. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah. Hal ini terlihat pada peubah jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, hasil per rumpun, dan bobot 1000 butir. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan a 6 : kompos jerami 50 ton ha -1 + zeolit 20 ton ha -1 + dolomit 2 ton ha -1, a 7 : pupuk kandang 30 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 dan a 9 : kompos jerami 75 ton ha -1 + zeolit 30 ton ha -1 + dolomit 3 ton ha -1 menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi lebih baik pada peubah jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, hasil per rumpun, bobot 1000 butir dengan perlakuan tanpa penambahan amelioran. Hal ini diduga penambahan amelioran dengan jenis jerami yang dikomposkan dapat lebih cepat dimanfaatkan oleh tanaman dan mampu memberikan hara yang hampir sama baiknya dengan pupuk kandang. Jerami yang dikomposkan sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan tanaman padi. Jerami kompos tidak hanya mensuplai unsur hara bagi tanaman, selain itu jerami kompos juga memperbaiki struktur tanah serta menjaga fungsi tanah, sehingga suatu tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jerami kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat, jerami kompos juga memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Kehadiran kompos pada tanah juga menjadi daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah (Sutanto, 2002). Dengan

39 demikian tanah yang pada mulanya keras dan sulit ditembus air maupun udara, kini dapat menjadi gembur kembali akibat aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu menghadapi serangan penyakit bagi tanaman. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Hasil penelitian penggunaan bahan organik jerami kompos dan pupuk kandang menunjukkan bahwa jerami yang dikomposkan dan dikombinasikan dengan zeolit dan dolomit dapat meningkatkan produktivitas hasil tanaman padi dan memberikan hasil yang sama baik dengan pupuk kandang sapi yang dikombinasikan dengan zeolit dan dolomit. Pemberian jerami kompos dan pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Pemberian bahan organik berupa jerami kompos, pupuk kandang dan lainnya mutlak diperlukan untuk menaikkan C-tanah. Disamping itu bahan organik berfungsi sebagai amelioran yang dapat memperbaiki jumlah dan aktivitas mikroba dan sumber hara dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah (Setyorini, 2005). Menurut Al-Jabri (2009), pemberian zeolit dapat meningkatkan efisiensi serapan hara pupuk dapat mengantisipasi kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk yang tidak rasional. zeolit yang diberikan ke dalam tanah akan meningkatkan muatan negatif tanah sehingga tanah memiliki kemampuan yang

40 maksimal dalam menyimpan unsur hara dan melepaskanya kepada tanah, menyimpan air dan menyediakannya untuk kebutuhan tanaman, mengurangi kehilangan unsur hara yang diberikan melalui pemupukan. Pemberian zeolit dan pupuk organik secara bersama-sama sebagai pembenah tanah dapat memperbaiki struktur dan stabilitas agregat tanah, meningkatkan KTK sehingga dapat mencegah pencucian unsur hara dalam tanah sehingga hara dapat diserap akar tanaman. Menurut Astiana (1989) bahwa kemampuan zeolit untuk menyerap air dalam tanah adalah tinggi dan juga tergantung kepada jenis mineral zeolit itu sendiri. Karena retensivitasnya tinggi terhadap air maka zeolit dapat digunakan untuk : memperbaiki kesuburan aktual tanah, Bahan pemantap dan pembenah tanah, Pembawa pupuk, Pengontrol pelepasan unsur hara misalnya NH + 4 dan K + pada pupuk yang bersifat slow release. Koesrini dan Eddy (2010), dolomit berfungsi meningkatkan kadar ph dalam tanah sehingga unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat tersedia dan mampu dimanfaatkan oleh tanaman. Selain meningkatkan kadar ph dolomit juga berpengaruh dalam menetralisir atau menurunkan kadar ion-ion beracun seperti H +, Al 3+ dan SO4 2+, serta meningkatkan ketersediaan hara makro P, K, Ca dan Mg serta hara mikro Cu dan Zn sehingga unsur hara dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk organik yang bersumber dari jerami yang masih segar belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil padi, sebab pemberian jerami yang masih segar tidak dapat diserap unsur haranya dan tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman sehingga memerlukan waktu dekomposisi agar hara dapat tersedia. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Sehingga perlu adanya

pengomposan pada jerami yang masih segar agar dapat diserap haranya oleh tanaman (Arafah dan Sirappa, 2003) 41 Pemberian hara yang tepat bagi tanaman padi sangat penting karena tanaman padi membutuhkan hara yang cukup untuk berproduksi tinggi. Aplikasi hara yang kurang menyebabkan produksi rendah dan apabila berlebih selain tidak baik bagi pertumbuhan, merupakan pemborosan sumber daya dan dapat mencemari lingkungan. Hara yang diberikan ke dalam tanah selain dibutuhkan untuk pembentukan jerami dan gabah juga dapat tidak tersedia baik karena terfiksasi, immobilisasi dan/atau hilang karena proses fisik atau kimia. Pada setiap panen, banyak hara terangkut yang terkandung dalam jerami maupun gabah. Pada penelitian ini jenis dan dosis amelioran tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah gabah isi permalai, bobot brangkasan basah, dan bobot brangkasan kering. Hal ini diduga karena tinggi tanaman lebih ditentukan oleh faktor genetik dari varietas yang ditanam. Dengan tinggi tanaman yang relatif sama selama proses pertumbuhan, akan menghasilkan tidak berbedanya pada bobot brangkasan basah dan bobot brangkasan kering. Disisi lain penambahan amelioran itu lebih terkait pada upaya memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sawah sebagai media tanam padi.