BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

BAB I. Pendahuluan. pertama (gewesten) dan keresidenan Tapanuli merupakan salah satunya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

bersikap kolot, dan lebih mudah menerima perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terutama pada perempuan yang tidak menikah ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bakkara (2011) ada 3 Bius induk yang terdapat di Tanah Batak sejak awal peradaban bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB V PENUTUP. yakni menjadi seorang muslim yang tidak menanggalkan identitas sebagai orang Batak Toba. Sebab untuk saat ini dan akan datang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB I. marga pada masyarakat Batak. Marga pada masyarakat Batak merupakan nama. Dalam kultur masyarakat Batak terkenal dengan 3 H, yaitu hamoraon

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.tanah

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batak yang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya sebagai asal

BAB I PENDAHULUAN. penganutnya. Indonesia merupakan negara penganut budaya Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran untuk dapat memanfaatkan isi dunia ini. Selain itu manusia. yang dilalui untuk dapat mempertahankan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I CERITA TENTANG GUNUNG DAN AIR. (profesi). Pada perancangan kali ini, diberikan tema umum Symbiosis and

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perkebunan VII (Persero) Desa Bah Jambi di Kabupaten Simalungun. Keberadaan Sub Etnis

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna bagi mereka. Fenomena dari

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami bahwa Indonesia terdiri atas beraneka-ragam budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki banyak suku yang

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yakni sebagai pelabuhan pusat perdagangan rempah-rempah daerah Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

BAB I PENDAHULUAN. karakter setiap manusia. John Dewey (Hasbullah, 2005:2) mengatakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki beranekaragarn suku bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Batak dari sekian banyak suku yang ada di negeri ini termasuk salah satu suku yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum, 1 dimana setiap perilaku dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk etnis Arab yang mempengaruhi Negara Indonesia sejak 100 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah diketahui bahwa penduduk Indonesia adalah multietnik (plural society). Indonesia merupakan negara yang memiliki beranekaragam suku bangsa. Antara suku yang satu dengan lainya terdapat perbedaan kebudayaan sehinga memiliki corak tradisi kebudayaan yang berbeda-beda. Suku Batak Toba adalah salah satu kelompok etnis di Indonesia Orang Batak Toba tinggal di sekitar Danau Toba yang termasuk kedalam Kabupaten Tapanuli Utara sebelum adanya pemekaran. Kemudian Tapanuli Utara dimekarkan menjadi Tapanuli Utara(Taput) dan Kabupaten Humbang Hasudutan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) dan Kabupaten Samosir. Batak Toba secara turun temurun mendiami pendalaman Sumatra. Di sebelah Barat Danau Toba terletak Gunung Pusuk Buhit, yang dipercaya tempat turunnya leluhur orang Batak. Menurut mite penciptaan, dikaki gunung inilah Siraja Batak,manusia pertama Batak mendirikan kampungnya (huta),yaitu Sianjur Mulamula yang menjadi awal semua kampung Orang Batak. Kabupaten Tapanuli Utara sebelum pemekaran meliputi wilayah Silindung,Humbang, Toba dan Samosir merupakan wilayah yang kurang subur, sehingga menimbulkan adanya keterbatasan penghasilan atau perekonomian

dikawasan itu. Sulitnya mencampai impian yang diidamkan setiap orang Batak Toba yaitu hagabeon,hamaraon, hasangapon menyebabkan migrasi. Mereka memasuki daerah Simalungun,Dairi,TapanuliTengah,Tapanuli Selatan,Asahan, Labuhan Batu, Deli Serdang, bahkan ke Aceh yaitu Tanah Alas dan Singkil. Pembukaan jalan dari Sidikalang ke Kutacane pada tahun 1904-1914,menjadi sebuah informasi penting bagi Orang Batak Toba yang datang kemudian hari. Informasi itu berasal dari para pekerja yang dibawa kolonial Belanda dari Tapanuli Utara dan sekitarnya sebelum dilakukan pemekaran. Dalam kurun waktu itu, masyarakat Batak Toba dan pekerja-pekerja tersebut memperoleh informasi tentang Tanah Kutacane atau Tanah Alas. Dalam dialek Kutacane Alas artinya Hutan,berarti orang Alas adalah orang yang tinggal di hutan, yang pada waktu itu wilayahnya sebagian besar terdiri dari hutan. Pada tahun 1920-an terdapat sekitar 14.790 jiwa penduduk Etnis Batak Toba pindah ke Kutacane(Tarutung dalam angka 1979). Kedatangan Etnis Batak Toba ke Kutacane di sambut baik oleh masyarakat, karena terjadinya asimilasi antara etnis Batak Toba dengan suku Alas, sehingga terbentuklah rasa ikatan kekeluargaan dalam ikatan Dalihan Na Tolu. Serta adanya ikatan perjuangan dalam perlawanan menentang Kolonialisme Belanda. Perpindahan etnis Batak Toba ke Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara, yang bermaksud untuk mendapatkan kesejahteraan hidupnya. Setelah menetap dan beradaptasi maka pertumbuhan penduduk etnis Batak Toba mulai berkembang. Adanya misi budaya yang dimiliki oleh setiap Orang Batak Toba

yang menyebutkan bahwa orang Batak Toba di perantauan harus mampu mendirikan kerajaan pribadi mereka (sahala harajaon). Kebudayaan yang dimiliki etnis Batak Toba diperantauan akan menjadi identitas yang penting bagi masyarakat etnis Batak Toba yang ada di Kutacane. Misi budaya yang dimiliki oleh Orang Batak Toba, maka setiap etnis Batak Toba harus mampu mempertahankan kebudayannya dan menjaga adat-istiadat mereka di perantauan. Etnis Batak Toba memiliki nilai budaya yang sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup mereka. Kebudayaan sebagai salah satu ciri identitas mereka didaerah perantauan. Etnis Batak Toba merupakan sebuah etnis yang memiliki sistem atau struktur sosial yang bersifat horizontal (Simanjuntak 2012 :233). Menurut pandangan orang Batak Toba, kebudayaan memiliki sistem nilai budaya yang amat penting, sehingga menjadi tujuan dan pandangan hidup mereka turun-temurun, yakni kekayaan (hamoraon), keturunan (hagabeon), kehormatan (hasangapon). Etnis Batak Toba sering menyebut nilai-nilai sentral kebudayaan mereka dalam tiga kata yaitu, (hagabeon) keturunan, (hamaraon) kekayaan, dan (hasangapon) kehormatan. Hagabeon dalam bangsa Batak adalah kebahagian apabila memiliki keturunan atau anak (laki-laki) dan boru(perempuan) dan memiliki cucu dari anak-anak tersebut. Hamoraon, atau kaya dari segi materi dan finansial berjuang selagi muda dan tidak segan untuk merantau, sedangkan hasangapon menunjukan orang yang diakui, dihormati,terpuji dan memiliki wibawa. Ini adalah status yang tinggi dalam kehidupan orang Batak, biasanya

orang yang sudah memiliki hasangapon berarti sudah memiliki hamoraon dan hagabeon. Nilai yang paling fundamental dalam kebudayaan Batak Toba adalah mengikuti adat (Hasselgren 1994:64). Dimana adat merujuk pada segala sesuatu yang ada didalam alam yang selalu mengikuti caranya sendiri yang khas, sehingga adat memiliki asal usul keilahian dan merupakan seperangkat norma yang diturunkan nenek moyang etnis Batak Toba. Masyarakat Batak Toba memiliki falsafah sekaligus sebagai struktur dalam kemasyarakatan yakni dalam bahasa adat Batak Toba yang disebut Dalihan Na Tolu. Adat yang telah menjadi falsafah hidup orang Batak Toba dan merupakan landasan kultural tetap bertahan sampai saat ini. Sebab adat itu sendiri yang menjadikan sumber identitas bagi orang Batak Toba dan menjadi bagian hidup mereka. Norma adat menanamkan persekutuan antar individu dan golongan dalam masyarakat. Kesatuan yang terbentuk atas solidaritas anggota terdorong oleh ikatan Dalihan Na tolu yang melandasi segala hidup etnis Batak Toba dan adat istiadatdalam masyarakat Batak Toba. Keseluruhan hidup orang Batak Toba diatur didalam adat, dimana fungsinya yang utama ialah menciptakan keteraturan di dalam masyarakat (Simanjuntak 2009:95). Dengan adanya adat yang mengatur dalam kehidupan masyarakat etnis Batak Toba, sehingga didaerah rantau mereka harus bisa menciptakan keteraturan hidup didaerah perantauan. Walaupun pada umumnya, didaerah Kutacane, yang

masyarakatnya mayoritas suku Alas. Disinilah tantangan bagi etnis Batak Toba yang akan berhadapan langsung dengan kebudayaan asli suku Alas yang memiliki kebudayaan serta adat-istiadat yang berbeda bahkan sistem sosial yang berbeda pula. Sehingga akan mempengaruhi pola pikir penilaian terhadap sistem sosial dan budaya yang berbeda dengan etnis Batak Toba. Etnis Batak Toba sebagai suku pendatang, jika ingin bertahan hidup didaerah perantauan, maka harus melakukan proses adaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka tinggal. Etnis Batak Toba harus mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat. Dalam proses perpindahan etnis Batak Toba ke Kutacane sering terjadinya konflik. Konflik yang sering terjadi akibat benturan-benturan dan kesalahpahaman antara etnis Batak Toba dan masyarakat setempat sehingga munculah stereotif atau perasaan jelek terhadap kelompok pendatang. Dalam penelitian ini, kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane yang inggin dilihat dari asfek bahasa, migrasi dan faktor-faktor lainya. Hal ini dilihat, dalam kajiannya, walaupun Batak Toba telah lama bermukim di Kutacane,tetapi bahasa Batak Toba tetap eksis diwilayah itu. Oleh karena itu, peneliti menjadi tertarik untuk mengkajinya dalam skripsi ini. Melihat begitu kompleksnya uraian latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti tentang: KEBUDAYAAN ETNIS BATAK TOBA DI KUTA CANE KABUPATEN ACEH TENGGARA.

B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Latar belakang migrasi etnis Batak Toba ke Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara 2. Interaksi sosial Batak Toba dengan Alas di Kutacane 3. Hubungan sosial antara etnis di Kutacane 4. Eksistensi kebudayaan Batak Toba di Kutacane 5. Adaptasi etnis Batak Toba etnis Alas di Kutacane 6. Benturan antara budaya Batak Toba dan alas di Kutacane C Pembatasan Masalah Untuk mempermudah memahami permasalahan, perlu adanya pembatasan masalah, sehingga tidak menyimpang dari persoalan pokok. Oleh sebab itu pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sejarah dan faktor-faktor migrasi Etnis Batak Toba ke Kutacane 2. Wujud kebudayaan Batak Toba di Kutacane terutama menyangkut bahasa Batak Toba yang tetap bertahan di Kutacane. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam rencana penelitian ini adalah sebagaimana dirumuskan di bawah ini, aitu:

1. Bagaimana sejarah migrasi orang Batak Toba ke Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara? 2. Apakah yang menjadi faktor migrasi etnik Batak Toba di Kutacane? 3. Bagaimana wujud kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane melalui bahasa? E. Tujuan penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah dimana berbagai data dan informasi dikumpulkan, diolah,dan dianalisayang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuandan juga dalam rangka membantumemecahkan suatu masalah yang dihadapi. Tujuan penelitian ini mempunyai fungsi sebagai tolak ukur dan dasar yang inggin dicapai. Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui sejarah migrasi kebudayaan Etnis Batak Toba ke Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara 2. Untuk mengetahui bagaimana eksistensi kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. 3. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mendorong eksistensi bahasa Batak Toba di Kutacane.

F. Manfat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut di bawah ini, yaitu : 1. Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan yaitu pengetahuan mengenai kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane 2. Menambah pengetahuan penulis tentang kebudayaan etnis Batak Toba di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara 3. Sebagai bahan masukan dan sumber pengetahuan bagi peneliti lain yang berhubung dengan objek penelitian ini 4. Memberi motivasi serta ilmu yang bersifat positif bagi masyarakat serta pembacanya,tentunya didalam kajian kebudayaan Etnis Batak Toba 5. Menambah pengetahuan khalayak umum mengenai kebudayaan Batak Toba khususnya di Kutacane.