ABSTRACT. Keyword : sustainable, unsustainable, equitable, ecology preservation, regencies/cities

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

ABSTRAK ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI PAPUA

Carrying capacity memperbolehkan manusia untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.

ANALISIS RUANG DAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN DALAM KERANGKA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

ANALISIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF GREEN ECONOMIC DEVELOPMENT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. kasus kerusakan lingkungan dalam skala nasional seperti kasus PT Lapindo

ABSTRACT. Keywords: tax planning, equity. vii Universitas Kristen Maranatha

KEBIJAKAN DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI Dl 5 KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ABSTRACT. Keywords: The cost of quality, Profitability. viii Universitas Kristen Maranatha

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

TUJUAN PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

Pendapatan Regional dan Pengeluaran

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, visi, misi, strategi, sistem manajemen strategis. viii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA

ANALISIS PENGARUH PAD, DAU, DAK, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN KINERJA KEUANGAN DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL DAERAH

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

SUMIRIN TEGUH HARYONO

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

PEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Assalaamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SKRIPSI DAMPAK PELAKSANAAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PEMERATAAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

KAJIAN INDIKATOR EKONOMI DALAM TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN (Studi Kasus : Kota Soreang) TUGAS AKHIR. Oleh : LYDIA

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

i Universitas Kristen Maranatha

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN ABSTRAK SRI SUGIARSI. xv tabel + 37 gambar

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

TUGAS AKHIR. Oleh: ARIEN PRASTIWI F PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN DI KABUPATEN ASAHAN TESIS. Oleh. Gayu Saputra / MAG

KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KONVERSI LAHAN SAWAH KE NON PERTANIAN DALAM PERKEMBANGAN KOTA NGANJUK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN DAN PENDAPATAN PETANI

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

ABSTRACT EVI SURYANI. the tax result in a region, we will measure the effectiveness of that region s tax by

SKRIPSI ANALISIS KINERJA EKONOMI DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMEKARAN OLEH VARADILA OKAYANDA

DAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT...

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

HASBULLAH NPM

ABSTRACT. Keywords : work-life balance, organizational commitment, turnover intention, Y generation. ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT ANALYSIS OF THE POTENTIAL TAX AS LOCAL REVENUE SOURCES IN THE CITY METRO

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

SKRIPSI. Oleh Kurniawan Adiputra NIM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KAJIAN KEBIJAKSANAAN PENUTUPAN PROPINSI LAMPUNG BAGI PROGRAM TRANSMIGRASI UMUM

Idham: Kajian kritis pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan dalam perspektif otonomi..., USU e-repository 2008

TIPOLOGI DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT Oleh: Endang Setiasih 1)

ABSTRAK. Kata kunci : biaya standar, pengendalian, efektivitas, efisiensi, biaya bahan baku, analisis selisih

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Banten

KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu, pola konsumsi

SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian. Oleh : PRIMA NOVITA BASUKI

Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province ABSTRACT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

ABSTRACT. Key words: Auditor Judgement, Going Concern, Risk Assessment. vi Universitas Kristen Maranatha

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

RGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TESIS. Oleh: DESY EFENDI NIM

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

ABSTRACT. Key words: Internal audit, effectiveness of internal control of sales. Universitas Kristen Maranatha

BAB. XII. KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion JAWA TENGAH DALAM ANGKA

RGS Mitra 1 of 7 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making. vii. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

(Klasifikasi 14 Propinsi Berdasarkan Tabel IO Propinsi Tahun 2000) Dyah Hapsari Amalina S. dan Alla Asmara

ABSTRACT. Development centers, input-output, scalogram, key sectors, final demand Impact, service fascilities.

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SURAKARTA BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO PROFITABILITAS

Hubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Konsep Ekologi dengan Ecological Footprint Berdasarkan Gender (Studi Korelasional di SMA Jakarta)

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Konsumsi dan Kemiskinan/ Consumption and Proverty

ABSTRAK. Kata kunci : Jumlah penduduk, penerimaan pajak kendaraan bermotor, pendapatan daerah regional bruto, kemandirian keuangan daerah.

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN INTI RAKYAT (PIR) KELAPA SAWIT YANG BERDAYASAING DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN CORPORATE TURNAROUND PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI KESULITAN KEUANGAN

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

4.1 Pendekatan Penelitian Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data Instrumen Penelitian

DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PERUMAHAN DI PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, PULAU KELAPA DAN PULAU TUNDA

Transkripsi:

ABSTRACT HAYATI. The Progress Status of Regencies/Cities Development in Banten Province Based on Sustainable Development Conceps. Under direction of KUKUH MURTILAKSONO and DIDIT OKTA PRIBADI Sustainable development has been defined as economic and social development that meets the needs of the current generation without undermining the ability of future generations to meet their own needs. Paradigm of sustainable development is a balance of economic grown, social equity and ecology preservation. The purposes of this study were: (1) to study the achievement of social, economic and environmental development indicators, (2) to measure and analyze the differences of social, economic and environmental development, and (3) to determine status of development in 2001, 2005, and 2009 of regencies/cities in Banten Province based on sustainable development conceps. The data was analyzed by using quantitative descriptive, Full Permutation Polygon Synthetic Indicator (FPPSI), Villain and Champbell analysis. FPPSI analysis used 10 (ten) social indicators, 7 (seven) economic indicators and 10 (ten) environmental indicators were selected based on the principles of simplicity, objectivity, scope, quantification, measurement, sensitivity, and time limit. The result showed that the status of development did not increase in urban areas (Tangerang City, Cilegon City) and rural areas (Pandeglang Regency, Lebak Regency, Serang Regency) from 2001 to 2009. Tangerang City and Cilegon City had equitable status in 2001, 2005, and 2009. Pandeglang Regency and Serang Regency had ecology preservation status in 2001, 2005, and 2009 while Lebak had ecology preservation status in 2001 and 2005, but it dropped to unsustainable status in 2009. The status of development that increased only in the peri urban area (Tangerang Regency), it had sustainable development status in 2005, but it decreased to equitable status in 2009 as well as in 2001. Keyword : sustainable, unsustainable, equitable, ecology preservation, regencies/cities

RINGKASAN HAYATI. Perkembangan Status Pembangunan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Berdasarkan Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Dibimbing oleh KUKUH MURTILAKSONO dan DIDIT OKTA PRIBADI. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Paradigma pembangunan berkelanjutan melihat pembangunan sebagai keserasian antara keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan kelestarian lingkungan. Kabupaten/kota di Provinsi Banten memiliki ketimpangan pembangunan sosial ekonomi antar kabupaten/kota sehingga dikenal adanya disparitas antara Banten bagian utara dan Banten bagian selatan. Penelitian tentang ketimpangan ekonomi di Provinsi Banten telah banyak diteliti, terutama dengan menggunakan indikator PDRB. Bagaimana perkembangan pembangunan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten jika dilihat dari konsep pembangunan berkelanjutan belum diteliti. Penelitian ini penting dilakukan agar perencanaan pembangunan ke depan dapat disesuaikan dengan kebutuhan suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mempelajari pencapaian indikator pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan antar waktu dan antar wilayah di Provinsi Banten; (2) mengukur dan menganalisa perkembangan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan antar waktu dan antar wilayah di Provinsi Banten; dan (3) menentukan status pembangunan antar waktu dan antar wilayah di Provinsi Banten berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan. Penelitian dilakukan di 6 (enam) kabupaten/kota di Provinsi Banten yakni Kabupaten Pendeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2011 sampai Januari 2012. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yakni (1) Potensi Desa (PODES) tahun 2003, 2005, dan 2008; (2) Banten Dalam Angka tahun 2002, 2006, dan 2010; (3) Servei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2001, 2005, dan 2009. Data yang digunakan terdiri dari 10 (sepuluh) indikator sosial, 7 (tujuh) indikator ekonomi dan 10 (sepuluh) indikator lingkungan yang dipilih berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan indikator yaitu kesederhanaan, objektivitas, skop, kuantifikasi, dapat diukur, dan punya batas waktu. Pencapaian indikator pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif desktiptif, pengukuran tingkat perkembangan pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan dilakukan dengan menggunakan metode Full Permutation Polygon Synthetic Indicator (FPPSI), sedangkan status pembangunan berkelanjutan ditentukan berdasarkan gambungan antara metode FPPSI, metode Villain dan Planner Triangle Champbell. Berdasarkan metode tersebut status pembangunan berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan dikelompokkan menjadi: (1) pembangunan berkelanjutan (sustainable development), (2) efisiensi ekonomi dan berkeadilan sosial (equitable), (3) efisiensi ekonomi dan perlindungan lingkungan (viable), (4) berkeadilan sosial dan perlindungan lingkungan (bearable), (5) efisiensi ekonomi

(economy effeciency), (6) berkeadilan sosial (social equity) (7) perlindungan lingkungan (ecology preservation), dan (8) tidak berkelanjutan (unsustainable development). Pembangunan yang tidak berkelanjutan adalah pembangunan yang tidak memenuhi persyaratan baik untuk efisiensi ekonomi, berkeadilan sosial maupun perlindungan lingkungan. Hasil analisis kuantitatif deskriptif terhadap pencapain indikator pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan menunjukkan bahwa masingmasing kabupaten/kota di Provinsi Banten memiliki pencapaian indikator yang berbeda-beda. Secara umum indikator pembangunan sosial yang cenderung mengalami perbaikan dari tahun 2001 sampai 2009 di semua wilayah hanya indikator jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai sumber penerangan. Pada pembangunan ekonomi indikator yang mengalami perbaikan di semua wilayah kabupaten/kota dari tahun 2001 sampai 2009 adalah indikator jumlah PDRB, jumlah PDRB perkapita, jumlah pajak bumi dan bangunan, jumlah pajak bumi bangunan perkapita, dan jumlah pengeluaran perkapita perbulan. Sedangkan pada pembangunan lingkungan, tidak terdapat indikator yang mengalami perbaikan di semua wilayah dari tahun 2001 sampai 2009. Berdasarkan nilai sintetik indikator yang diperoleh melalui analisis FPPSI diketahui perkembangan atau kemunduran pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Banten. Semakin tinggi nilai sintetik indikator pembangunan di suatu wilayah maka semakin maju pembangunan di wilayah tersebut, sebaliknya semakin kecil nilai sintetik indikator pembangunan di suatu wilayah maka semakin tidak berkembang pembangunan di wilayah tersebut. Nilai sintetik indikator pembangunan sosial kabupaten/kota di Provinsi Banten pada tahun 2001, 2005, dan 2009 berturut-turut adalah: Kabupaten Pandeglang 0.021; 0.126; dan 0.111, Kabupaten Lebak 0.042; 0.137; dan 0.126, Kabupaten Tangerang 0.288; 0.423; dan 0.458, Kabupaten Serang 0.160; 0.190; dan 0.275, Kota Tangerang 0.437; 0.660; dan 0.424, Kota Cilegon 0.437; 0.685; dan 0.524. Nilai sintetik indikator pembangunan ekonomi masing-masing wilayah kabupaten/kota di Provinsi Banten pada tahun 2001, 2005, dan 2009 berturut-turut adalah: Kabupaten Pandeglang 0.008; 0.023; dan 0.039, Kabupaten Lebak 0.008; 0.002; dan 0.026, Kabupaten Tangerang 0.278; 0.342; dan 0.494, Kabupaten Serang 0.038; 0.045; dan 0.160; Kota Tangerang 0.464; 0.562; dan 0.633, Kota Cilegon 0.297; 0.301; dan 0.492. Nilai sintetik indikator pembangunan lingkungan masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Banten pada tahun 2001, 2005, dan 2009 berturut-turut adalah: Kabupaten Pandeglang 0.406; 0.483; dan 0.480, Kabupaten Lebak 0.645; 0.513; dan 0.251, Kabupaten Tangerang 0.345; 0.389; dan 0.203, Kabupaten Serang 0.573; 0.417; dan 0.337, Kota Tangerang 0.060; 0.264; dan 0.127, Kota Cilegon 0.136; 0.178; dan 0.173 Status pembangunan di wilayah urban (Kota Tangerang dan Kota Cilegon) dan wilayah rural (Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang) di Provinsi Banten tidak meningkat dari tahun 2001 sampai 2009. Status pembangunan di Kota Tangerang dan Kota Cilegon pada tahun 2001, 2005, dan 2009 adalah equitable. Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang pada tahun 2001, 2005, dan 2009 memiliki status pembangunan ecology preservation, sedangkan status pembangunan di Kabupaten Lebak pada tahun 2001 dan 2005 adalah ecology preservation namun pada tahun 2009 status pembangunan turun

menjadi tidak berkelanjutan (unsustainable). Wilayah yang mengalami peningkatan status pembangunan di Provinsi Banten adalah wilayah peri urban (Kabupaten Tangerang). Status pembangunan Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 adalah pembangunan berkelanjutan (sustainable development), namun selanjutnya pada tahun 2009 status pembangunan turun menjadi equitable seperti status pada tahun 2001. Pada status yang sama, kualitas pembangunan dibedakan berdasarkan nilai sintetik komprehensif. Nilai sintetik komprehensif merupakan luas segitiga Planner Triangle Champbell yang terbentuk antara pilar sosial, ekonomi, dan lingkungan. Semakin luas dan semakin berimbangan segitiga Planner Triangle Champbell tersebut maka semakin mendekati atau berada pada status pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Nilai sintetik komprehensif masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Banten pada tahun 2001, 2005 dan 2009 berturut-turut adalah: Kabupaten Pandeglang 0.000; 0.018; dan 0.008, Kabupaten Lebak 0.017; 0.008; dan 0.006, Kabupaten Tangerang 0.360; 0.382; dan 0.389, Kabupaten Serang 0.138; 0.062; dan 0.182, Kota Tangerang 0.333; 0.450; dan 0.251, Kota Cilegon 0.404; 0.218; dan 0.381. Meskipun nilai sintetik komprehensif Kota Tangerang pada tahun 2005 dan Kota Cilegon tahun 2001 lebih tinggi dibanding dengan Kabupaten Tangerang pada tahun 2005, namun status pembangunan Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 lebih tinggi dibanding dengan status pembangunan Kota Tangerang tahun 2005 dan Kota Cilegon tahun 2001 karena pada tahun 2005 wilayah Kabupaten Tangerang lebih memiliki keberimbangan antara pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kata kunci: sustainable, unsustainable, equitable, ecology preservation, kabupaten/kota