BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gangguan depresi adalah gangguan yang mempengaruhi fisik, mood, dan pikiran seseorang. Gangguan depresi diawali dengan perasaan-perasaan negatif seperti perasaan sedih, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan kecewa yang terjadi secara berulang kali atau terus menerus. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor psikologis, biologis, neuro-imunologis, genetik, dan psikososial (Soetjiningsih,2004), selain itu salah satu penyebab depresi adalah usia. Kejadian depresi terjadi lebih tinggi pada usia remaja dibandingkan dengan usia anak - anak maupun orang tua. Radloff dan Rutter (dalam Marcotte, 2002, dalam Damayanti, 2008) melakukan penelitian pada remaja remaja yang memiliki ras ras yang berbeda menemukan bahwa simptom depresi meningkat mulai dari masa anak anak ke masa remaja, dan terjadi peningkatan depresi muncul antara usia 13 15 tahun, 1
2 dan mencapai puncaknya sekitar usia 17 18 tahun, dan pada usia dewasa terjadi kestabilan. Usia remaja adalah masa transisi dari masa anak - anak ke dewasa. Usia remaja mengalami perubahan fisik, psikologis, dan kognitif (Soetjiningsih, 2004). Menurut Cole (1963) dalam Cynthia (2009), perubahan dari anakanak yang tergantung menjadi individu yang mandiri, menyebabkan remaja harus menyesuaikan diri dengan banyak hal, yaitu yang berhubungan dengan kematangan emosional, mengembangkan ketertarikan terhadap lawan jenis, kematangan sosial, kemandirian di luar rumah, kematangan mental, permulaan dari kemandirian secara finansial, menggunakan waktu luang secara tepat atau yang disebut dengan proper uses of leisure, cara memandang kehidupan, dan identifikasi diri sendiri. Masa remaja dituntut untuk dapat mengambil keputusan seperti layaknya orang dewasa, namun pada remaja pengaturan sistem limbik masih mendominasi dibandingkan otak prefrontal sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan oleh remaja masih berdasarkan emosi. Menurut Sofia (2009) bahwa pada masa remaja yang sedang mencari jati diri terhadap norma-norma baru yang berlaku di dalam lingkungannya. Remaja yang tidak mampu
3 menyesuaikan diri dengan peran barunya tersebut dapat membuat dirinya labil dan emosional bahkan dapat membuat frustasi dan depresi hingga berperilaku yang merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain (Sofia, 2009). Penelitian di Amerika didapatkan kejadian depresi pada remaja awal (11-13 tahun) lebih ringan dibandingkan dengan gejala depresi pada remaja menengah (14-16 tahun) dan remaja akhir (17-20 tahun). Pada remaja akhir merupakan masa remaja memasuki dunia perkuliahan, yang dimana situasinya sangat berbeda pada masa sekolah. Mahasiswa kedokteran memiliki stressor yang besar seperti materi pelajaran yang harus dipelajari, berbagai macam ujian yang terus menerus dihadapi. Hal hal ini dapat mempengaruhi performa mahasiswa. Dari penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di Karachi, Pakistan didapatkan angka kejadian depresi sebesar 70% sedangkan penelitian yang dilakukan di Ziauddi Medical University sebesar 60%. Selain itu, dari penelitian yang dilakukan di Ziauddin Medical University didapatkan angka kejadian depresi pada mahasiswa kedokteran tahun keempat, ketiga, kedua, dan pertama sebesar 49%, 47%, 73%, dan
4 66%. Disini menunjukan bahwa angka kejadian depresi terhadap mahasiswa kedokteran tahun kedua lebih tinggi. Timbulnya depresi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi munculnya gangguan jiwa pada seseorang yaitu: potensi stresor, maturitas, pendidikan, kondisi fisik, tipe kepribadian, sosiobudaya, lingkungan dan situasi (Soewadi, 1999). Adatistiadat di Indonesia masih banyak dipercayai oleh beberapa masyarakat seperti kebudayaan kejawen. Salah satu dari kebudayaan kejawen adalah anak sukerto. Anak sukerto adalah anak dengan urutan kelahiran dan jumlah saudara yang dimiliki yang dipercaya memiliki resiko lebih besar mendapatkan gangguan jiwa karena memiliki energi negatif yang dapat menyebakan kesialan (Sugianto, 2012). Selain urutan dan jumlah anak dalam keluarga, melakukan perbuatan yang salah atau tidak pantas dapat juga dikatakan sebagai anak sukerto karena dapat menyebabkan terjadinya musibah atau bencana (Hardjowirogo, 1982; Soetarno, 1995; Masitoh, 2011; Kholiq, 2011; Sugianto, 2012). Dalam sebuah keluarga, anak menduduki posisi tertentu berdasarkan urutan kelahirannya yang mana mempunyai pengaruh mendasar dalam perkembangan anak selanjutnya (Hurlock, 1997). Anak dalam keluarga
5 memiliki sifat yang berbeda beda. Sifat tersebut terbentuk dari pengalaman psikologis mereka sebagai penafsiran anak terhadap posisi diri didalam keluarga dan bagaimana anak membiasakan dirinya berperilaku dalam peran tersebut. Posisi urutan kelahiran dapat mempengaruhi seorang anak dalam pencarian identitas dan perhatian orang lain (Erlina, 2008). Urutan kelahiran anak dalam keluarga akan berdampak pada kepribadian, perilaku, cara belajar, dan berpengaruh pada kemampuannya dalam mencari nafkah. Urutan kelahiran anak juga mempengaruhi kesuksesan seseorang, terutama pada anak-anak yang berasal dari keluarga besar atau dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan (Masbudi, 2006). Urutan kelahiran sebagai salah satu faktor dalam keluarga yang mempengaruhi intelegensi, penyesuaian diri, kemandirian, kreativitas dan perkembangan kepribadian seorang anak. Sehingga dalam hal ini, urutan anak dalam keluarga juga dapat sebagai slah satu faktor penyebab depresi. Penelitian ini harus dilakukan karena melihat angka kejadian depresi pada mahasiswa kedokteran yang cukup tinggi, yang dapat berpengaruh pada performa mahasiswa. Selain itu adanya faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi seperti faktor psikososial dan
6 faktor budaya, sehingga dengan dilakukannya penelitian ini dapat mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor faktor tersebut. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu Apakah ada hubungan depresi dengan urutan anak dalam keluarga sukerto pada mahasiswa tahun kedua tahun ajaran 2012/2013 Fakultas Kedokteran UGM kelas reguler? I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara depresi dengan urutan anak pada anak sukerto pada mahasiswa tahun kedua tahun ajaran 2012/2013 Fakultas Kedokteran UGM reguler. I.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui hubungan depresi dengan urutan anak pada anak sukerto pada mahasiswa kedokteran tahun kedua FK UGM. Selain itu diharapkan juga, penelitian ini dapat menjadi referensi dan bahan kajian untuk penelitian lainnya yang berkaitan.
7 I.5. Keaslian Penelitian Dari hasil penulusuran, didapatkan penelitian yang serupa, sebagai berikut: Tabel 1.1. Keaslian penelitian Peneliti (tahun) Judul Metode subjek Alat ukur Hasil Sumarni (1991) Liska, Y. (1997) Nurulati qah, (2015) Stresor Psikososial dan Depresi pada Mahasiswa Hubungan Urutan Anak Dalam Keluarga Dengan Mekanisme Pertahanan Mengatasi Timbulnya Depresi Pada Mahasiswa Semester II Fakultas Kedokteran UGM Tahun ajaran 1996/ 1997 The Correlation Between gender and Depression among Medical Student of Gadjah Mada University Cross sectional,200 mahasiswa semester II dari empat fakultas yang ada di UGM(FK, FKG, Fisip,Sasday). Cross sectional, Mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran UGM tahun ajaran 1996/ 1997 Cross Sectional, Mahasiswa Pendidikan dokter Reguler dan Internasional angkatan 2012 GHQ IDR BDI Terdapat hubungan positif dan bermakna antara stresor psikososial dan depresi. Tidak ada perbedaan tingkat penggunaan mekanisme pertahanan dalam mengatasi timbulnya depresi pada setiap anak berdasarkan urutan anak dalam keluarga. Tidak signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi pada mahasiswa kedokteran UGM (p Value=0,799)
8 Berdasarkan tabel diatas, dapat dijabarkan perrsamaan dan perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian diatas: 1. Kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Sumarni adalah melakukan penelitian tentang terjadinya depresi pada mahasiswa. Perbedaan anatar dua peneltian ini adalah pada penelitian Sumarni, (1991) dilakukan pada mahasiswa dari empat fakultas di UGM pada tahun 1991, sedangkan pada penelitian ini hanya melakukan penelitian di mahasiswa kedokteran di UGM pada tahun 2013. 2. Kesamaan dengan penelitian Liska adalah melihat depresi berdasarkan urutan anak. Perbedaan antara dua penelitian ini adalah pada penelitian Liska,(1997) melihat mekanisme pertahanan terhadap kejadian depresi. Sedangkan peneltian yang dilakukan penulis melihat tingkat depresi pada urutan anak pada anak sukerto. 3. Pada penelitian ini dan penelitian yang dilakukan Nurulatiqah (2015), memiliki persamaan melihat tingkat depresi berdasarkan gender. Namun antara kedua penelitian ini memiliki perbedaan, pada
9 penelitian ini penulis melihat tingkat depresi berdasarkan heterogen dan homogen yang dibedakan oleh jenis kelamin pada anak sukerto mahasiswa kedokteran tahun kedua tahun ajaran 2012/2013. Sedangkan pada penelitian Nurulatiqah (2015) melakukan penelitian pada mahasiswa kedokteran angkatan 2012.