BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan perkotaan dalam sektor pusat bisnis dan hunian makin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

APARTEMEN DENGAN PENERAPAN BUKAAN DAN BENTUK SPSM YANG OPTIMAL DI KUNINGAN JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 2 LANDASAN TEORI. Matahari selain sebagai sumber cahaya pada bumi, matahari juga merupakan

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

APARTEMEN DENGAN MENERAPKAN SIRIP PENANGKAL SINAR MATAHARI KINETIS DI DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan dan permintaan hunian di

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB III ELABORASI TEMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan bertumbuh sangat pesat terutama dari segi

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

Pengembangan RS Harum

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Pengembangan RS Harum

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

Pengaruh Shading Devices terhadap Penerimaan Radiasi Matahari Langsung pada Fasad Gedung Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebanyak 8,2 juta hektar untuk mengatasi kekurangan pangan dan luas lahan

PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN KALOR PADA RUMAH SUSUN DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI LEBAK BULUS JAKARTA DENGAN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Desain Arsitektur. Tropis dalam Kaitannya dengan Kenyamanan Thermal pada Rumah

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

Rekayasa Desain Fasad Untuk Penurunan Suhu Ruang pada Bangunan Rumah Susun Bambe Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

EFISIENSI KONSUMSI ENERGI PADA HOTEL DI JAKARTA BARAT

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Site proyek ini terletak pada garis lintang dan garis bujur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

GEDUNG KEDUTAAN BERPALING DARI JALAN UTAMA. Tidak lazim bagi bangunan di koridor Thamrin, Jakarta, memalingkan wajahnya dari jalan.

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Syarat Bangunan Gedung

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun masyarakat. Ditambah lagi dengan harga tanah yang semakin mahal terutama tanah-tanah yang terletak di pusat kota. Salah satu solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pembangunan rumah bertingkat atau apartemen. Hal tersebut menjadi dasar seorang pengembang apartemen untuk membuat hunian baru dengan memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas khususnya di kota Jakarta. Pembangunan apartemen ini merupakan konsekuensi logis di kota besar terutama di kawasan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi seperti di Jakarta khususnya di kawasan Kuningan. Lokasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini berada di Kuningan Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih dikarenakan Kuningan merupakan area perkantoran yang mana pada tapak peruntukan lahan kosong berupa wsn (wisma susun) atau peruntukan untuk tempat tinggal berupa apartemen, hotel, ataupun rumah susun. Target untuk penghuni apartemen ini sendiri adalah orang kantoran yang bekerja di area Kuningan Jakarta Selatan. Apartemen adalah salah satu pilihan dari pelaku bisnis ketika menginginkan keefisienan dalam bidang pekerjaan. Hal ini muncul ketika perjalanan bisnis makin terkendala oleh kemacetan lalu lintas pada akhir-akhir ini. 1

2 Apartemen merupakan sebuah unit perumahan dengan tipe tempat tinggal yang hanya mengambil sebagian kecil ruang dari suatu unit rumah tinggal yang tersusun dalam satu bangunan. Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit apartemen. Istilah apartemen digunakan secara luas di Amerika Utara, sementara istilah flat digunakan di Britania Raya dan negara-negara persemakmuran. Permasalahan ibu kota yang ada adalah sangat minimalnya lahan atau ruang untuk bersosialisasi, berkarya dan beraktifitas diluar ruang, itu dikarenakan para pebisnis lebih memilih keuntungan sehingga mereka membangun bangunanbangunan yang hanya memberi keuntungan tinggi pada mereka karena dengan minimnya ruang terbuka yang diberikan oleh pihak pemerintah karena sudah padatnya pemukiman, perkantoran dan pusat perbelanjaan membuat para masyarakat urban memilih untuk menghabiskan waktu libur mereka di pusat perbelanjan seperti mall sehingga peluang bisnis membangun pusat perbelanjaan yang mereka pilih. SPSM adalah singkatan dari Sirip Penangkal Sinar Matahari yang merupakan nama lain dari Sun Shading. Sun shading merupakan peredam atau penghalang cahaya matahari agar cahaya matahari tidak secara langsung masuk ke dalam ruangan. Bentuk dan penerapan dari sun shading sendiri ada bermacam-macam, mulai dari besaran dan juga material yang digunakan. Fungsi dari sun shading itu sendiri adalah membuat bayangan pada bagian dalam ruangan sehingga sinar radiasi matahari yang masuk terbias dan tereduksi. Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi bangunan. (Lam, 1986)

3 Secara astronomis Indonesia terletak diantara 6 LU dan 11 LS. Berdasarkan letak astronomis tersebut, Indonesia termasuk kedalam daerah tropis dan mempunyai suhu rata-rata umumnya dapat mencapai 35 C (Talarosha 2005). Oleh karena itu bila di tinjau dari segi arsitektur, maka penggunaan sun shading pada bangunan di Indonesia sangat penting khususnya bangunan tinggi seperti apartemen, kantor, dan lain-lain. Ciri-ciri umum iklim tropis antara lain : Curah hujan tinggi, Kelembaban tinggi, temperatur udara panas matahari yang tinggi, Angin (aliran udara) sedikit, radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun), dan pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap. Wei (2009), dalam master thesis nya mencoba membuat sebuah sun shading yang berbentuk selubung bangunan dengan HSA (Horizontal Shadow Angle) dan VSA (Vertical Shadow Angle). Kedua faktor tersebut dapat didapat dari analisis terhadap pergerakan matahari dan orientasi matahari dimana hasilnya akan berbeda jika diaplikasikan pada daerah yang berbeda letak geografisnya. Untuk itu, diperlukan analisis terhadap tapak yang akan digunakan sehingga proses pendesainan sun shading telah direncanakan terlebih dahulu (Tzempelikos, 2005). Apartemen memerlukan pengendalian cahaya karena jika cahaya yang masuk terlalu banyak akan menyebabkan silau di dalam ruang dan panas yang ditangkap oleh ruang lebih tinggi, hal ini terkait dengan kenyamanan peghuni. Pintu dan jendela untuk sirkulasi ruangan harus dibuat sebesar mungkin tetapi harus terlindung dari cahaya yang menyilaukan. Pelindung diperlukan karena bila langit tertutup awan, seluruh bidang langit merupakan sumber cahaya yang dapat menyebabkan silau. (Dr.Ing. Georg Lippsmeier. Bangunan Tropis)

4 Sinar matahari dalam waktu tertentu akan membunuh bakteri yang ada di jendela, lantai, dinding dan sebagian isi rumah, sehingga rumah menjadi lebih sehat daripada keadaan tertutup. (halamanputih.wordpress.com) Orientasi Bangunan untuk daerah tropis lembab seperti di Indonesia pada dasarnya lebih ditujukan guna mendapatkan suatu posisi yang baik terhadap garis edar matahari, hal ini berkaitan dengan masalah pengantisipasian terhadap radiasi sinar matahari yang cukup tinggi. Namun dalam perkembangannya saat ini orientasi bangunan lebih ditujukan pada hal-hal lain yang dianggap lebih penting, antara lain guna memenuhi tuntutan fungsi bangunan maupun tuntutan filosofis tertentu. Tapak pada bangunan apartemen ini terletak di Jl. H.R, Rasuna Said, Jakarta Selatan. Tapak ini merupakan area strategis untuk pembangunan apartemen di mana sebagian area di kawasan ini adalah perkantoran. Gambar 1.1 Lokasi Site Apartemen Sumber : Google Maps

5 Gambar 1.2 Area Site Apartemen Sumber : Google Maps Gambar 1.1 merupakan area site yang akan digunakan untuk pembangunan apartemen. Luas total lahan tersebut 9448 m², dengan KDB 40% = 3779,2 m² dan KLB 5 dengan luas total menjadi 47240 m², ketinggian maksimum untuk bangunan ini adalah 32 lantai. Peruntukan lahan ini adalah WSN (diperuntukkan untuk wisma susun). Site ini berbatasan dengan sebelah utara : Jl. Kawi Raya, Perumahan warga, timur : The Kuningan Place, Barat : Jl. Kuningan Madya, dan Selatan : The Kuningan Place, Permata Kuningan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul APARTEMEN DENGAN PENERAPAN BUKAAN DAN BENTUK SPSM YANG OPTIMAL DI KUNINGAN JAKARTA SELATAN. Pembahasan kali ini penulis juga ingin mengangkat lebih jauh mengenai hubungan bentuk besaran jendela / bukaan dengan bentuk sun shading untuk mendapatkan hasil yang optimal.

6 1.2 Masalah Isu Pokok Jakarta merupakan kota yang terletak di negara yang beriklim tropis, sehingga masalah untuk pencahayaan alami sangat perlu diperhatikan. Gambar 1.3 Data temperatur di Jakarta Sumber : www.wunderground.com Pada gambar 1.3 data tersebut menunjukkan bahwa temperatur maksimal di Jakarta bisa mencapai 36ºC. Pada jurnal yang ditulis Talarosa yang berjudul "Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan" menyatakan bahwa daerah beriklim tropis mempunyai suhu rata-rata mencapai 35ºC. Selain ditinjau dari suhu, masalah daerah iklim tropis terutama pada site yaitu pada jalan H.R. Rasuna Said memiliki itensitas pencahayaan alami cukup tinggi.

7 Gambar 1.4 Kondisi luar bangunan pada site Sumber : hasil olahan peneliti Pada gambar 1.4 menunjukkan bahwa intensitas cahaya pada luar bangunan dapat mencapai 2700-3000 lux. Sebagai contoh menurut data SNI untuk pencahayaan kamar tidur, intensitas cahaya yang nyaman adalah antara 120-250 lux. Masalah-masalah di atas akan dianalisa dan dibahas untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sun shading dan bukaan yang optimal untuk mereduksi intensitas cahaya pada luar bangunan yang akan masuk ke dalam bangunan. 1.3 Formulasi Masalah Pada skirpsi ini lebih membahas besar bukaan terhadap ukuran dan bentuk sun shading agar menghasilkan intensitas cahaya alami yang optimal. Sebuah bukaan atau jendela sangat mempengaruhi masuknya radias matahari dan juga mempengaruhi untuk mengatur pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan bangunan apartemen. Dengan masalah di atas, berikut detail permasalahan yang berhubungan dengan dengan judul:

8 Bagaimana pengaruh sun shading terhadap bukaan / jendela pada unit hunian apartemen? Seberapa besar pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan apartemen setelah penambahan sun shading dan mendapatkan ukuran bukaan atau jendela? 1.4 Ruang Lingkup Objek penelitian ini merupakan rancangan bangunan apartemen di Kuningan Jakarta Selatan dengan penerapan sun shading. Ruang lingkup pembahasan penulisan ini membahas hasil penelitian dari mencari besaran bukaan atau jendela yang optimal dengan bentuk sun shading. Adapun parameter yang akan menjadi tolak ukur untuk mendapatkan hasil yang optimal berupa hasil dari pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan apartemen yang akan didesain. 1.5 Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah untuk merancang apartemen dengan penerapan bukaan dan bentuk SPSM yang optimal dengan memperhatikan aspek pencahayaan alami. Pencahayaan alami dari sinar matahari akan mempengaruhi bentuk bukaan dan sun shading yang sesuai pada bangunan di tapak tersebut. Untuk mencapai maksud tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah Mendapatkan hasil analisa terhadap pengaruh bukaan yang optimal dengan bentuk sun shading. Mendapatkan angka lux intensitas cahaya alami pada ruang dalam bangunan apartemen sesuai pada tabel SNI pencahayaan pada ruangan.

9 1.6 Tinjauan Pustaka Dalam jurnal yang ditulis oleh A. Sherif dan A. El Zafarany yang berjudul Designing the Window to Fit a Shading Device : A Reversed Method for Optimizing Energy Efficient Fenestration (2011) menyatakan radiasi matahari melewati jendela memberikan kontribusi signifikan terhadap beban dan pendinginan konsumsi energi, terutama dalam iklim panas. Sebagian besar peralatan CAAD yang menangani tujuan efisiensi energi untuk membantu desainer dalam mendefinisikan konfigurasi optimal dari perangkat shading yang melindungi bentuk jendela tertentu, yang biasanya persegi panjang. Oleh karena itu penerapan bentuk sun shading dapat mempengaruhin ukuran dan besaran bentuk jendela untuk mendapatkan hasil yang optimal. Menggunakan metode grafis diagram jalan matahari dalam mendefinisikan bentuk sun shading yang optimal. Hal ini didasarkan pada mengevaluasi iklim lokasi untuk memprediksi kenyamanan thermal dan untuk mendefinisikan tingkat pemanasan pada periode yang memerlukan penetrasi. Hal tersebut dinyatakan oleh Olgyay, A. dan Olgyay, V pada buku yang berjudul Design with Climate : Solar Control & Shading devices.(1957). Pada jurnal yang ditulis oleh Ren Wei yang berjudul Generative Sun Shade Design (2009) menyatakan bahwa strategi penggunaan perangkat sun shadingperlu disesuaikan dengan orientasi setiap jendela. Sebagai contoh, untuk jendela yang menghadap ekuator, solusi shading dapat disederhanakan dengan hanya berasal dari VSA. Untuk menjelaskan hal itu, jendela yang menghadap ekuator akan mendapatkan radiasi normal ketika posisi matahari bergerak ke dataran tinggi, sehingga pada rancangan ini akan mencover sisa hari yang lain.

10 Jendela adalah sebuah lubang di dinding atau sisi bangunan yang mendapatkan cahaya dan juga udara untuk interior. Kalimat tersebut dikutip dalam buku Daylighting Natural Light In Architecture (Derek Philip, 2004) Kalimat tersebut menyatakan bahwa sebuah jendela merupakan point penting sebagai sumber pemasukkan cahaya alami dan udara untuk interior bangunan itu sendiri. Secara geografis Indonesia berada dalam garis khatulistiwa atau tropis, namun secara thermis (suhu) tidak semua wilayah Indonesia merupakan daerah tropis. Daerah tropis menurut pengukuran suhu adalah daerah tropis dengan suhu rata-rata 20ºC, sedangkan rata-rata suhu di wilayah Indonesia umumnya dapat mencapai 35ºC dengan tingkat kelembaban yang tinggi, dapat mencapai 85% (iklim tropis panas lembab). (Talarosa, 2005) 1.7 Skematik Pembahasan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Kondisi Iklim di Indonesia 2. Hubungan mendesain sun shading dan kaitannya terhadap iklim 3. Hubungan Fungsi dan lokasi dengan sun shading 4. Teori tentang matahari dan perannya dalam mendesain sun shading BAB 2 LANDASAN TEORI 5. Teori mendesain sun shading 6. Teori pengaplikasian bukaan dan mahoney table

11 7. Membuat guide dalam mendesain sun shading BAB 3 METODE PENELITIAN 8. Menentukan parameter yang akan diukur 9. Menentukan tahap dan urutan melakukan penelitian BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN 10. Analisis Gubahan massa dan orientasi 11. Analisis bentuk Sun shading dan bukaan 12. Analisis ruang dalam BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 13. Besar bukaan yang optimal dan ukuran sun 14. Saran untuk studi sejenis shading

12