Menggemakan KB Lewat Seni di Kulonprogo

dokumen-dokumen yang mirip
(BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo. Prestasi yang dimaksud adalah diperolehnya predikat

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

Memadukan BBGRM dan Harganas Di Kulonprogo

TANTANGAN KIE KB KULONPROGO 2010

MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA

Kulon Progo adalah sebanyak peserta atau 87,99% dari total Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM)/Target sebanyak Tingkat Kemandiriannya

GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA

LAPORAN KETUA PANITIA PADA PUNCAK ACARA PERINGATAN HARI KELUARGA NASIONAL (HARGANAS) XVI TAHUN 2009 KABUPATEN KULON PROGO

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

Assalamu alaikum Wr. Wr. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia

TANTANGAN KIE KKB KULONPROGO 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

Artikel Tantangan Mendongkrak Kesertaan KB Pria di Kulonprogo. Mardiya

KADER IMP, SEBUAH CATATAN

BAB IV PENUTUP. 1.Strategi Program Acara Radio Angkringan FM

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jasa Lainnya 3 unit roda empat, 5 unit roda dua Rp ,00 APBD awal: akhir:

HARGANAS, PEMBANGUNAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO)

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PIDATO SAMBUTAN. Dr Sumarjati Arjoso. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita sekalian.

sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pengantar. Assalaamualaikum Wr. Wb.

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012

MENGENAL DAN MENANGGULANGI RUMORS KB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENJADI KADER IMP DI ERA OTONOMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan KOTA BLITAR

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

MENINGKATKAN PERAN SERTA REMAJA DALAM PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA MENUJU PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

WALIKOTA TASIKMALAYA

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

BUPATI BENGKULU SELATAN SAMBUTAN BUPATI BENGKULU SELATAN

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Neger

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Puji syukur Alhamdulillah marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, bahwa di Bulan Ramadhan yang penuh barokah

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

SAMBUTAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN P A D A SOSIALISASI PROGRAM KKBPK BAGI MASYARAKAT MELALUI MEDIA WAYANG KULIT DI DESA KARANGSAMBUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

RENCANA UMUM PENGADAAN

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR SEKRETARIAT DAERAH

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

Transkripsi:

Artikel Menggemakan KB Lewat Seni di Kulonprogo Mardiya Menyikapi terus melemahnya gema program Keluarga Berencana (KB) di masyarakat, pemerintah sekarang ini terus berupaya mencari jalan keluar untuk mengantisipasinya. Hal ini dilandasi oleh pemahaman bahwa program KB merupakan program sosial dasar yang sangat diperlukan untuk membangun sebuah bangsa yang maju dan mandiri dalam semua aspek kehidupannya. Apalagi hingga kini program KB masih merupakan satu-satunya program yang paling dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di satu sisi dan meningkatkan kualitasnya di sisi lain, tanpa harus melanggar norma agama, adat istiadat dan etika budaya. Ini berarti, menggemakan kembali program KB agar setiap anggota masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya KB dalam arti luas, patut kita dukung bersama bila kita menginginkan gerak pembangunan di semua sektor berjalan mulus tanpa ada hambatan yang berarti. Terlebih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak dilantik menjadi Presiden RI tahun 2004 lalu telah berketetapan untuk merevitalisasi program KB sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajad kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief, MPA sendiri melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor 28/HK-010/B5/2007 telah mengubah visi program KB dari Menuju Keluarga Berkualitas 2015 menjadi Seluruh Keluarga Ikut KB yang memberi makna bahwa seluruh anggota keluarga melalui porsinya masing-masing mampu mendukung suksesnya pelaksanaan program KB di lingkungan keluarganya masing-masing. 1

Dalam upaya menggemakan kembali program KB di masyarakat, Kabupaten Kulonprogo memiliki cara tersendiri untuk merealisasikannya. Cara dimaksud dapat dibaca dari pernyataan Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo pada saat memberi sambutan pada puncak acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) XVI Kabupaten Kulonpropgo di Gedung Kaca Wates, Sabtu (25/7) lalu. Saat itu beliau secara tegas mengatakan bahwa untuk menggemakan program KB di Kulonprogo, para pengelola program dan Penyuluh KB di lapangan selain harus meningkatkan kinerjanya juga diharapkan mampu menggandeng pihak-pihak terkait seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSOM, pemuda, alim ulama, organisasi profesi termasuk pelaku seni untuk diajak bekerja sama, berkoordinasi dan bersinergi menggelorakan program KB secara efektif di masyarakat. Dengan menggandeng unsur yang terakhir, maka media seni tradisional mulai dari wayang kulit, kethoprak, dagelan, musik campur sari, angguk, jathilan, tarian dan lain-lain akan dioptimalkan kembali guna mengintensifkan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) KB di masyarakat tanpa meninggalkan cara-cara KIE modern melalui pertemuan penyuluhan, orientasi, dialog, seminar, pelatihan, pentaloka dan sebagainya. Keseriusan Bupati Toyo Santoso Dipo untuk menggemakan program KB melalui media seni tradisional di Kulonprogo dapat dibuktikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Bupati Kulonprogo Nomor 237 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kelompok Seni Peduli Keluarga Berencana (KSP-KB), yang mengamanatkan para pelaku seni untuk terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang KB dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan kepeduliannya terhadap program dimaksud. Untuk itu, kelompok seni ini selain mempunyai tugas melakukan KIE KB di 2

masyarakat, juga berwenang untuk menetapkan kebijakan dan strategi KIE melalui media seni. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas sekaligus melaporkannya kepada bupati secara langsung. Pertimbangan dasar yang dijadikan landasan terbitnya SK tersebut adalah bahwa dalam rangka mendukung program KB sekaligus memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pemahaman mengenai KB, perlu ketersediaan sarana komunikasi informasi dan edukasi di mana salah satu media yang efektif dan efisien adalah melalui media seni tradisional. Mengapa media seni tradisional? Paling tidak ada dua alasan mendasar yang dapat dijadikan pegangan. Pertama, media seni tradisional hingga sekarang masih menjadi media hiburan menarik bagi seluruh lapisan masyarakat di Kulonprogo, tanpa memandang usia, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan di mana mereka tinggal. Terbukti, setiap ada tontonan wayang, jathilan, kethoprak atau angguk di mana pun di seluruh pelosok Kulonprogo tidak pernah sepi dari penonton. Sama halnya saat ada pentas campursari, dagelan dan sejenisnya. Anak-anak dan remaja bahkan warga yang sudah uzur pun, rela berjubel untuk menonton karena ini dianggap sebagai hiburan yang menyegarkan dan tidak membosankan. Apalagi mereka tidak harus keluar uang untuk mendapatkan tontonan penghilang rasa penat itu. Kedua, media seni tradisional merupakan media yang memberi peluang sangat besar untuk dapat dimasuki pesan-pesan yang bersifat informatif dan edukatif termasuk pesan-pesan tentang KB. Hal ini dapat dimengerti karena media seni tradisional sarat dengan komunikasi baik verbal maupun non verbal. Dalam kesenian wayang kulit misalnya, sang dalang akan dapat berbicara banyak tentang tuntunan dan refleksi kehidupan manusia. Pada saat limbukan, pesan-pesan tuntunan kehidupan yang baik 3

termasuk pentingnya ber-kb bagi seluruh anggota keluarga dapat disampaikan secara lebih luwes dan mengena melalui dialog interaktif dengan penonton. Pesan-pesan KB ini dengan mudah juga dapat dimasukkan dalam kesenian kethoprak, dagelan atau campur sari karena pesan-pesan tersebut dapat disisipkan lewat lakon yang diambil, dialog antar pemain atau lewat gubahan lagu. Walaupun kita juga tidak memungkiri bahwa kesenian jathilan, angguk atau tarian tradisional yang lebih banyak mengekspresikan seni melalui gerakan anggota tubuh juga tetap berpeluang untuk disisipi pesan-pesan KB yang menarik perhatian penonton. Sungguh beruntung, Kulonprogo banyak memiliki seniman beken yang kepeduliannya terhadap program KB tidak perlu diragukan lagi. Paling tidak, dalam seni pedalangan kita memiliki Anom Sucondro, dalam seni dagelan kita memiliki Sujendro, Suryono dan H. Amat Riyanto, dalam seni kethoprak kita memiliki Murdopo, Sukidal dan Haryadi, dalam seni angguk kita memiliki Hari Wuryani dan Sri Wuryanti, dalam seni campur sari kita memiliki Mbak Ndari, Mbak Mamik dan Mbak Ira. Ini belum termasuk mereka yang bergelut dalam seni tari, seni karawitan, seni rias, elektone, dan sebagainya yang jumlahnya tidak hanya dalam hitungan jari tetapi mencapai puluhan. Kulonprogo juga memiliki pencipta lagu dan aransemen musik yang namanya sudah beken baik di tingkat lokal maupun nasional yakni Bapak Budi Jolong yang beberapa waktu lalu telah menciptakan lagu Mas Gundul Melu KB dengan dukungan pembiayaan dari BKKBN Provinsi DIY. Bila kita runut ke belakang, sebelum terbitnya SK Bupati terkait dengan keberadaan KSP-KB, sudah banyak aktivitas yang dilakukan para pelaku seni semenjak kepengurusannya terbentuk pada hari Rabu, 5 Agustus 2009 lalu di ruang pertemuan 4

Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo, Jalan Sugiman-Watulunyu Wates. Beberapa aktivitas yang layak kita ketahui antara lain siaran radio setiap hari Selasa pukul 13.00-14.00 WIB yang mengangkat tema KB sebagai bahasan pokok (sebelumnya siaran dilakukan setiap hari Rabu pukul 09.00-10.00 WIB) di Radio Suara Pasar. Kemudian pementasan musik campur sari dan dagelan KB pada event-event tertentu, misalnya pada saat acara monitoring dan evaluasi kegiatan TMKK-KB-Kes, Rakerda KB, peringatan Harganas XVI Tahun 2009 dan sebagainya. Para pelaku seni juga telah beberapa kali melakukan pentas limbukan KB pada pagelaran wayang kulit di wilayah kecamatan Girimulyo, di mana kegiatannya selalu didokumentasikan dalam bentuk Compack Disk (CD) sehingga siapapun dapat memutar kembali atraksi yang dilakukan kelompok seni ini. Minggu malam, 11 Oktober 2009 besok tepatnya pada malam penutupan Manunggal Fair Tahun 2009, kelompok seni yang peduli terhadap program KB ini akan kembali tampil menghibur masyarakat dalam bentuk pementasan seni campur sari dan dagelan KB yag dikemas dalam lakon Pronocitro - Roro Mendut. Memang ini kelihatan tak biasa, karena semua atraksi akan selalu dikaitkan dengan KB. Tapi itulah jalan yang telah ditempuh oleh pelaku seni di Kulonprogo yang tergabung dalam KSP-KB ini. Mereka telah berketetapan untuk membantu program pemerintah di bidang KB melalui cara mereka sendiri atas dasar kesadaran dan kepeduliannya terhadap masalah penduduk dan kesejahteraan keluarga. Pertanyaan kita, dari manakah mereka memperoleh dana untuk membiayai semuanya itu, sementara kita tahu bahwa dukungan kegiatan dari APBD maupun APBN sekarang ini sangat minim? Inilah hebatnya KSP-KB Kulonprogo. Mereka tidak 5

tergantung pada anggaran pemerintah. Dengan kreatif, anggota kelompok KSP-KB melakukan pendekatan pada para pengusaha, pihak perbankan, para pejabat pemeritah, anggota legislatif dan lain-lain untuk dapat memberi dukungan awal sebelum kelompok ini bisa mandiri. Kelompok KSP-KB juga memproduksi dan menjual paket-paket seni pada masyarakat atau keluarga yang punya gawe (hajatan), mulai dari acara merti desa/dusun, pesta perkawinan, supitan, syukuran, syawalan, dan pertemuan lainnya di mana di dalamnya telah dicantumkan harga-harga standar mulai dari paket ekonomi/sederhana, umum/standar atau spesial/khusus. Pengajuan proposal ke berbagai instansi seperti BKKBN Pusat, dan perusahaan-perusahaan besar mulai dirintis dengan tetap berpegang norma-norma yang telah disepakati kelompok. Di tingkat lokal, selain akan terus bermitra dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) dan BKKBN Provinsi DIY, juga akan terus merapat dengan Badan PMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo di bawah pimpinan Drs. Krissutanto maupun dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang saat ini dibawah kendali Drs.Bambang Pidegso, MSi. Selanjutnya, sebagai institusi yang konsern terhadap pembangunan keluarga kecil bahagia sejahtera, kelompok seni ini akan terus berupaya menarik perhatian publik dengan terus mempergencar pemberitaan aktivitas yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik termasuk internet, sehingga persepsi dan apresiasi masyarakat Kulonprogo terhadap KB semakin baik. Mendasarkan pengalaman selama ini, tampaknya hampi semua program KSP-KB akan dapat berjalan baik. Terbukti, banyak pengusaha dan pejabat yang memberi perhatian lebih terhadap kelompok seni ini. Begitu pula pihak perbankan, anggota legislatif dan masyarakat pada umumnya. Sekarang tinggal bagaimana kelompok ini 6

mampu memanej agar dapat tetap eksis dan berkembang secara mandiri di kemudian hari. Apalagi nafas yang dihembuskan sejak awal dari kelompok seni ini adalah kemandirian. Artinya, kelompok mampu memberi sumbangsih yang cukup berarti dalam menggemakan program KB di Kulonprogo, tetapi keberadaan kelompok ini tidak menjadi beban pemerintah dan masyarakat dari sisi pendanaan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita memberi apresiasi positif pada mereka dan kelompok seni yang dibentuk, karena nyata-nyata telah mampu berbuat sesuatu yang berguna bagi pengembangan program KB di Kulonprogo sebagai bagian dari upaya mewujudkan Kulonprogo Go International. Sebuah obsesi besar yang tidak cukup hanya disemangati, tetapi harus menjadi inspirasi untuk berbuat sesuatu dengan keteguhan hati. Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BPMPDP dan KB Kulonprogo. 7