sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan
|
|
- Indra Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 130 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya sebagai sumber informasi bagi teman sebaya para pendidik sebaya dan konselor sebaya melakukan berbagai langkah-langkah untuk mendukung peran mereka masingmasing, yang disimpulkan sebagai berikut: A.1. Peran Pendidik Sebaya Dan Konselor Sebaya Pusat Informasi Dan Konseling Remaja Peran yang menjadi tanggung jawab para remaja yang terlibat didalam pelaksanaan kegiatan PIK Remaja baik sebagai pendidik sebaya atau konselor sebaya yang dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh BKKBN tentunya berhubungan langsung dengan tujuan dibentuknya PIK Remaja di Kota Tidore Kepulauan. A.1.a. Pendidik Sebaya Sebagai pelaksana kegiatan pendidik sebaya harus mampu menjadi narasumber yang baik dalam menyampaikan informasi KRR dengan bahasa yang lebih terbuka, santai dan mudah dimengerti serta menjadi panutan atau model bertingkah laku yang baik bagi teman sebayanya. Sosialisasi sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan upaya dari masing-masing, begitupun dengan pemahaman
2 131 yang diperoleh dari teman sebaya yang mengikuti bergantung pada kemampuan para PS. Pelaksanaan penyuluhan yang telah dilakukan dengan waktu yang disiapkan oleh PS berhasil menambah pengetahuan siswa/teman sebaya pengguna layanan PIK Remaja. Sebagai sebuah organisasi tentunya PIK-Remaja memiliki prosedur yang harus diikuti dalam melakukan sosialisasi, penyuluhan ataupun kampanye yang menggerakan jumlah peserta remaja/teman sebaya. Peran penting lainnya sebagai seorang pendidik sebaya adalah melakukan advokasi program PIK-Remaja kepada pihak lain dalam mencari dukungan dan pengakuan termasuk para pengambil keputusan di pemerintah daerah Kota Tidore. Advokasi memerlukan komunikasi yang sebagai elemen dasar yang di dukung langkah-langkah khusus yang harus diikuti, hal inilah yang menjadi batu sandungan bagi para PS dan juga KS dalam menyampaikan pesan dan gagasan mengenai isu KRR kepada penentu kabijakan. Menjadikan PIK sebagai suatu wadah yang ramah remaja, memerlukan jurus yang sesuai dengan usia dan kebutuhan mereka, ketersediaan berbagai alat penunjang termasuk fasilitas yang menarik minat. Pengalaman dan jam terbang PIK menunjukan cara penggunaan alat dan bahan yang
3 132 dipakai dalam menunjang peran mereka sebagai penyedia informasi bagi remaja dan sebagai sumber utama informasi KRR. A.1.b. Konselor Sebaya Konseling KRR adalah layanan yang disediakan didalam PIK Remaja dengan maksud membantu remaja yang memiliki masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi termasuk bermasalah dengan Napza dan HIV/AIDS. Peran seorang konselor sebaya menjadi tugas utamanya membantu remaja sebayanya memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan PKBR. Karena konseling yang terjadi antara dua remaja usia yang sebaya antara seorang konselor dan klien maka mereka akan menjadi mitra dalam menentukan pilihan atau keputusan yang diambil sepenuhnya berada ditangan klien dengan beberapa kemungkinan yang sudah dibahas dalam konseling tersebut. Konseling bisa juga terjadi karena adanya remaja yang bermasalah sehingga proses berfikir seorang klien sampai pada tahap pengambilan keputusan saat konseling itu sangat diharapkan pada peran konselor sebaya. Kualitas layanan PIK Remaja yang masih sangat rendah menurut remaja yang pernah terlibat menyebabkan para konselor sebaya mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Termasuk menyediakan tempat konseling dimana saja dan menetapkan layanan konseling tanpa batas waktu menjadi strategi yang hampir dilakukan oleh semua KS selain meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap materi Triad KRR dan beberapa materi tambahan lainnya. Beberapa PIK Remaja belum memiliki
4 133 konselor sebaya juga menjadi masalah tersendiri bagi kemajuan program PIK Remaja Kota Tidore Kepulauan. A.2. Kendala Dan Tantangan Pendidik Sebaya Dan Konselor Sebaya Dalam Mencapai Efektivitas muncul dari faktor internal dan faktor eksternal. A.2.a. Faktor Internal Membekali diri dengan pengetahuan yang memadai sudah menjadi suatu kewajiban bagi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya. Perbedaan latar belakang pendidikan antara PS dan KS di PIK Remaja Tidore tentunya memberikan tantangan dalam mencapai efektivitas peran tersendiri bagi PIK masing-masing, namun kendala itu bisa ditanggulangi karena kebutuhan informasi teman sebaya terhadap setiap PIK berbeda. PIK yang berada di lingkungan sekolah dan di kelurahan atau yang dekat dengan kehidupan sosial masyarakat memiliki perbedaan dalam kualitas isi materi yang disampaikan menyesuaikan dengan kebutuhan para teman sebaya disekitar PIK. PS dan KS dengan berbagai pengalaman melibatkan diri pada organisasi lain yang melakukan upaya-upaya pemberdayaan remaja, pemuda, atau masyarakat serta berbagai pelatihan yang pernah diikuti didukung pengalamannya sering melakukan konseling akan memberikan suatu kekuatan dan keunggulan tersendiri dalam menjalankan perannya sehingga nantinya berpengaruh langsung terhadap tingkat efektivitas yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan sebagai seorang PS dan KS berpengaruh
5 134 pada efektifitas peran yang dilakukan baik langsung atau tidak. Pemahaman materi Triad KRR secara mendalam dilakukan oleh PIK dengan berbagai cara, salah satunya adalah evaluasi terhadap tingkat pemahaman materi yang dimiliki dan yang disebarkan oleh PS dan KS melalui diskusi sesama pengelola PIK-Remaja. Managemen pengelolaan PIK-Remaja sebagian besar menggunakan cara sederhana dengan memaksimalkan kerja seorang Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya adalah salah satu strategi yang dilakukan di tengah kondisi terbatasnya sumber daya yang dimiliki dan yang berperan sebagai Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya, dengan cara pengelolaan sederhana ini lebih fokus kepada uraian tugas seorang PS atau KS. Sarana dan prasarana tentunya menjadi daya dukung utama bagi PIK Remaja ketika melaksanakan tugasnya sebagai penyedia informasi KRR. Keterbatasan buku-buku materi Triad KRR disiasati melauli cara kreatif mendownload dan kemudian dibukukan agar bisa di akses oleh semua Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya menambah pengetahuan materi wajib para PS dan KS di PIK Remaja. A.2.b. Faktor Eksternal Partisipasi remaja untuk melibatkan diri disetiap kegiatan PIK-Remaja masih tergolong sangat sedikit baik sebagai penerima layanan atau relawan PIK. Diskusi dalam kelompok kecil sebagai tindak lanjut pendalaman materi dari kegiatan penyuluhan atau kampanye dengan banyak peserta, ternyata kesempatan itu hanya diisi oleh beberapa remaja/teman sebaya. Sedikitnya jumlah partisipasi remaja ini kemudian beberapa PIK melakukan
6 135 terobosan dengan kegiatan menarik minat kaum remaja, diantaranya olah raga dan sanggar seni. Kemitraan dengan organisasi lain dalam hal ini tidak hanya terfokus pada aspek pendanaan PIK-Remaja tetapi kemitraan bisa dari bagaimana PIK-Remaja berusaha mencapai tujuannya dengan berbagai ragam kegiatan kreatif yang memacu para remaja yang terlibat tidak bosan dengan kegiatan PIK. Kemitraan ini juga sebagai media pengembangan kemampuan dibidang pemberian informasi dan tehnik konseling bagi PS dan KS. A.3. Bagaimana peran Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Tidore Kepulauan untuk mengatasi kendala yang dihadapai PIK-Remaja. Pelaksanaan Proram PIK-Remaja di Kota Tidore Kepulauan sudah efektif melalui pendidik sebaya dan konselor sebaya berusaha mencapai efektivitas peran mereka ditengah berbagai kendala yang dihadapi baik internal ataupun eksternal. Secara keseluruhan peran Badan PPKB Kota Tidore Kepulauan sebagai pemilik program tidak efektif dalam usahanya mencapai tujuan program PIK-Remaja di Kota Tidore Kepulauan. Pengaruh signifikan terhadap program melalui monitoring dan evaluasi peran pendidik sebaya dan konselor sebaya PIK Remaja di Tidore Kepulauan selama ini tidak berjalan selain mengejar target pencapaian dari aspek jumlah PIK dengan mengesampingkan kualitas dan layanan PIK terhadap kebutuhan remaja saat ini. Pembinaan pasca pembentukan PIK-Remaja di
7 136 sekolah diabaikan dengan alasan kewenangan pengelola PIK-Remaja, serta minimnya advokasi program kepada instansi lain dan pengambil kebijakan. B. Rekomendasi 1. Pemerintah pusat dalam hal ini departemen-departemen terkait, perlu melakukan advokasi ke pemerintah provinsi, DPRD, pemerintah kabupaten/kota untuk menempatkan Program Kesehatan Reproduksi Remaja sebagai prioritas pembangunan di daerahnya serta melakukan monitoring dan evaluasi program secara nasional. 2. Pemerintah provinsi perlu menentukan kebijakan umum dan strategi Program Kesehatan Reproduksi Remaja yang cocok dan realistis untuk dilaksanakan di provinsinya; Pemerintah provinsi perlu melakukan monitoring dan evaluasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja di provinsinya terutama pelaksanaan teknis program di tingkat kabupaten/kota; serta Pemerintah provinsi juga perlu melakukan koordinasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja antara unsur pemerintah, LSM, organisasi profesi, dan pihak swasta. 3. Pembinaan dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Tidore Kepulauan serta dinas terkait lainnya secara intensif dilapangan dengan menggunakan tenaga yang kompeten, selain memanfaatkan petugas KB (PLKB) kemitraan dengan organisai Pemuda atau LSM yang peduli dengan kesehatan dan KRR dengan harapan membangun kesamaan sikap. 4. Bagi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dan juga para pengelola Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa selain melakukan kegiatan yang sebagaimana tertuang dalam buku Panduan Kurikulum PKBR yang tentunya di sesuaikan dengan potensi serta minat remaja di kota Tidore Kepulauan.
8 Pengembangan kualitas Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya sebagai ujung tombak penyebaran informasi KRR kepada remaja di Kota Tidore Kepulauan, melalui pelatihan atau kajian-kajian yang dilakukan oleh pihak lain seperti LSM atau kelompok mahasiswa dan kelompok remaja yang bergerak dibidang lain, hal ini dilakukan untuk menggali informasi dan menemukan inovasi baru penyampaian Materi Triad KRR sesuai perkembangan dan trend remaja di Kota Tidore.
proses kaderisasi. Adanya dukungan kebijakan yang tidak diimbangi dukungan dana yang
cukup. Penyediaan tenaga terlatih yang tidak setiap tahun diadakan menghambat proses kaderisasi. Adanya dukungan kebijakan yang tidak diimbangi dukungan dana yang cukup juga akan berpengaruh pada pelaksanaan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010
LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010 I. Latar Belakang Keberhasilan kegiatan pendidikan pelatihan dinilai dari efektivitas dan
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat
100 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat kontrasepsi Pasca Persalinan di kota Bandar Lampung. Secara umum pelaksanaan program
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendefinisikan remaja
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH
SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
Lebih terperinciProgram Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja
Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja http://ceria.bkkbn.go.id Direktur Bina Ketahanan Remaja I ndra Wirdhana, SH,M M A. PENDAHULUAN Jumlah Remaja kurang lebih 64 juta jiwa.
Lebih terperinciLatar Belakang LOGO. Meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan AKI sebesar ¾ (target MDGs)
Latar Belakang Meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan AKI sebesar ¾ (target MDGs) Rendahnya perlindungan & pemenuhan hak atas kesehatan reproduksi Angka Kematian Ibu terkait erat dengan kehamilan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pelayanan konseling oleh konselor sebaya 1.1. Konseling oleh konselor sebaya dilakukan bukan di ruangan khusus konseling melainkan di tempat lain
Lebih terperinciPENGORGANISASIAN PIK REMAJA YOLIN BOTUTIHE. Plt. Kasi. Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN Provinsi Gorontalo
PENGORGANISASIAN PIK REMAJA YOLIN BOTUTIHE Plt. Kasi. Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN Provinsi Gorontalo PENDAHULUAN Apa itu PIK? Pik adalah Pusat Informasi dan Konseling Remaja Apa itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (1995) masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia 10-19 tahun. Remaja adalah populasi besar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Sementara
Lebih terperinciSUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi
- 55-12. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi Pria, Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi,
Lebih terperinciO. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
O BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENGINTEGRASIAN PROGRAM GENERASI BERENCANA DALAM KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga Berencana : 1. Program Keluarga Berencana Program ini bertujuan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa dewasa, dengan rentang usia 10-19 tahun (WHO, 2003). Secara demografis kelompok remaja
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009
RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009 Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional (RAKERDA) Provinsi Sulawesi Barat tahun 2009 diselenggarakan tanggal 18 Maret 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikembangkan oleh BKKBN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000) hampir 1 diantara 6 manusia di bumi ini adalah remaja. Dimana 85% antaranya hidup di negara berkembang.
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE
Artikel PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE Tidak terasa, Kota Yogyakarta yang selama ini dianggap sebagai kota kecil, sekarang sudah semakin ramai sampai-sampai
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 105 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan salah satu penduduk terbesar di dunia. Pada data sensus penduduk tahun 2010, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa,
Lebih terperinciL. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
- 274 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan dan Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan
Lebih terperinciL. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
- 358 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan
Lebih terperinciMEKANISME PENGELOLAAN PIK REMAJA/MAHASISWA DRS. ABD. HARIS ISMAIL. KABID. KS / PK BKKBN Provinsi Gorontalo
MEKANISME PENGELOLAAN PIK REMAJA/MAHASISWA DRS. ABD. HARIS ISMAIL KABID. KS / PK BKKBN Provinsi Gorontalo A. Membentuk PIK Remaja B. Mengembangkan dan Meningkatkan Kualitas PIK Remaja C. Membangun PIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan salah satu usaha untuk mecapai kehidupan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yaitu sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah penduduk
Lebih terperinciRENCANA PENGADAAN KONSUMSI TAHUN 2012 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI D. I. YOGYAKARTA
1 BIDANG PENGENDALIAN KEPENDUDUKAN 3331.001 RANCANGAN INDUK PENGENDALIAN PENDUDUK PROVINSI 111 Sosialisasi dan Desiminasi Kebijakan F Rapat Koordinasi Koalisi Kependudukan Konsumsi ( 1 Prov X 50 org X
Lebih terperinciMEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA
Artikel MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA Eko Wisnu Wardana dan Mardiya Sebagai daerah yang terbuka dan memiliki akses jaringan informasi yang kuat, Kulonprogo selain dapat mengambil kemanfaatan
Lebih terperinciLatar Belakang Semua Keluarga Ikut KB
Latar Belakang Penyuluh KB mempunyai tugas sebagai penggerak keluarga/masyarakat dalam program KB visi program Semua Keluarga Ikut KB Perlu dilakukan KIE yang efektif para pengambil keputusan Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II INFORMASI TENTANG GENERASI BERENCANA. remaja masa kini yang kian kompleks, yang bertujuan akhir untuk mengatasi laju
BAB II INFORMASI TENTANG GENERASI BERENCANA Dalam Bab II ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Program Generasi Berencana (GenRe) di Indonesia dan di Kabupaten Banjarnegara. Mengingat GenRe merupakan
Lebih terperinciURAIAN sebelum perubahan
URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 1.11. - PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK : 1.11.01. - BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 1.11.1.11.01.00.00.4. 1.11.1.11.01.00.00.8. 1.11.1.11.01.00.00.5.
Lebih terperinciVII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM
VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM 107 7.1 Latar Belakang Rancangan Program Guna menjawab permasalahan pokok kajian ini yaitu bagaimana strategi yang dapat menguatkan
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPROGRAM DAN PELAYANAN KESPRO DI BPPM DIY DISAMPAIKAN DALAM JOGJA UPDATE MEI 2013
PROGRAM DAN PELAYANAN KESPRO DI BPPM DIY DISAMPAIKAN DALAM JOGJA UPDATE MEI 2013 URUSAN PEMERINTAHAN (PP 38/2007) URUSAN BPPM BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Lebih terperinciL. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
- 57 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciRINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2015 31 Desember 2015 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK
EFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi efektivitas kinerja Tenaga Penggerak
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciVisi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?
Artikel Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB? Mardiya Ada hal penting yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief, MPA pada saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah penduduknya. Jumlah kelahiran yang tinggi menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Indonesia
Lebih terperinciGASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )
GASTER, Vol. 8, No. Austus 11 (731-7) METODE CLINIC-BASED DAN COMMUNITY EMPOWERMENT PADA PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN KONSELOR SEBAYA DALAM PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KABUPATEN SUKOHARJO Oleh
Lebih terperinciReproduksi Remaja (PIK-KRR)
Panduan Pengelolaan Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) KRR) Percontohan Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN ISI BUKU 1. PENDAHULUAN 2. PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR: 55/HK-010/B5/2010 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR: 55/HK-010/B5/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN/KOTA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana
BAB I PENDAHULUAN!.1. Latar Belakang Masalah BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, yang merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI RENCANA KERJA PROGRAM/KEGIATAN (RENJA) DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2015 KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses kematangan emosional, psiko-sosial dan seksual yang ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diberikan kewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG
WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik (51,8 %) tentang HIV/AIDS. 2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik (69,3
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA No. Program / Kegiiatan Sasaran Indikator Kinerja TARGET KINERJA
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015
61 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015 I. Identitas Responden No. Responden : Jenis Kelamin Responden : Umur Responden
Lebih terperincib. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota Makassar tentang Kota Layak Anak.
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KOTA LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS KOTA LAYAK ANAK KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. b.
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diberikan kewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK- KRR) adalah suatu wadah kegiatan program KRR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang memiliki banyak masalah, seperti masalah tentang seks. Menurut Sarwono (2011), menyatakan
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 54-0849 e-issn : 548-398 Vol., No 7 Juli 07 PENGARUH PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH NOMOR TANGGAL : : 21 TAHUN 2013 30 DESEMBER 2013 PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,
Lebih terperinciPEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T
PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T Pengantar Daerah 3T merupakan daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN IV.1. Tujuan 1. Menguatkan akses pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang merata dan berkualitas 2. Peningkatan pembinaan peserta KB
Lebih terperinciURUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat disusun beberapa butir kesimpulan untuk menjawab permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Kondisi awal
Lebih terperinciMenetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 52 TAHUN 2012 TANGGAL : 16 Oktober 2012 PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur 10-19 tahun (WHO, 2015 a ). Jumlah
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI 3.1. Aspek Non Teknis 3.1.1 Kebijakan daerah dan kelembagaan Adanya UU, PP, Keppres, Permen, Kepmen yang berkaitan dengan sanitasi Belum memadainya
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK
BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK Pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang berisi perjanjian-perjanjian yang memiliki
Lebih terperinciBADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG 1.1. LATAR BELAKANG BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kabupaten
Lebih terperinciMEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN MEMBANGUN DESA MANGGATANG UTUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang
Lebih terperinciKABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017
KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 2.08. - PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang terlampau besar pada nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itu salah satunya adalah materialisme.
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 85 TAHUN 2013
- 1 - KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 85 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN TIM JAMINAN KETERSEDIAAN KONTRASEPSI TINGKAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,
Lebih terperinciKONTRASEPSI SERTA EFEKTIFITAS PENYULUHAN KB DI ERA OTONOMI DAERAH
PEMBAHASAN MATERI UNTUK: 1. MENJAMIN KETERSEDIAAN KONTRASEPSI PASCA DESENTRALISASI KB: PENGALAMAN BOYOLALI 2. MEKANISME PEMENUHAN KEKBUTUHAN ALAT KONTRASEPSI SERTA EFEKTIFITAS PENYULUHAN KB DI ERA OTONOMI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi penduduk yang sangat tinggi. Menurut data Sensus Penduduk, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6
Lebih terperinciVISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 28/HK-010/B5/2007 TENTANG VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014
Hal 1 dari 5 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI Formulir RKA - SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2014 Urusan Pemerintahan : Organisasi : 1.11. - PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Deskripsi Wilayah Kota Bandar Lampung Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk
Lebih terperinciAnggaran Setelah Perubahan. Jumlah. Modal
LAMPIRAN I.3 : PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG
DRAFT PER TGL 11 SEPT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PERLINDUNGAN IBU DAN ANAK BUPATI
Lebih terperinciWALIKOTA BEKASI, PERATURAN TENTANG PERATURAN WALIKOTA BEKASI. Sebagian. 09 Tahun tentang. dilakukan. perubahan SERI : D NOMOR
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 23 2011 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA
Lebih terperinciMATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016
MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA A. LATAR BELAKANG Jakarta, 5 September 2016 Penduduk merupakan asset terpenting suatu bangsa, pentingnya penduduk
Lebih terperinciPENYULUHAN ADMINISTRASI KEPADA PIK-R UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
LAPORAN INDIVIDUAL KKN TAHUN 2017 PENYULUHAN ADMINISTRASI KEPADA PIK-R UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE Oleh: SITI HANIFAH DAYANTI NIM : 1138010242 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN
Lebih terperinci