Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI MURABAHAH (psak 102)

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV ANALISA HASIL PEMBAHASAN. saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan murabahah

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

AKUNTANSI SALAM psak 103

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

AL MURABAHAH DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mudharabah di PT BPRS Puduarta Insani maka dapat diambil kesimpulan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Dealin Mahaputri Leonika

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

ED PSAK 102. akuntansi murabahah. exposure draft

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT.

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

(Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Cabang Gunung Sari Balikpapan) Masita

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 DAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2000 PADA PT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

b. Meninggalkan 2 istri Masing-masing istri mendapat bagian 1/8 = 1/8*850juta =

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB II LANDASAN TEORI. BPRS atau yang dulu dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT SYARIAH BAITUL KARIM DAN PSAK 102. N.P.M : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr.

No. 14/ 7 /DPbS Jakarta, 29 Februari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI SALAM IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

dan persyaratan kepada mudharib atas pembiayaan yang diberikan.pembiayaan mudharabah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102) dan DSN-MUI. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.(psak 102). Ketentuan Harga pokok Murabahah (Fatwa DSN : 04/DSN- MUI/IV/2000) ; Bank menjual barang kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya, bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. a) Aset Murabahah. saat perolehan, diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan Pengukuran aset murabahah setelah perolehan jika murabahah pesanan mengikat : dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, 43

44 penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai asset. jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat : dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah dan jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. b) Uang Muka Murabahah. Bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan (fatwa no 4) harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank, bukan kepada pemasok (papsi) Jika akad dibatalkan nasabah: nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tsb, Jika uang muka lebih kecil dari kerugian LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah, Jika uang muka lebih besar dari kerugian => LKS harus mengembalikan kelebihannya kepada nasabah Jika akad dilaksanakan: keuntungan murabahah didasarkan pada porsi harga barang yang dibiayai oleh bank, menjadi bagian pelunasan piutang murabahah (tidak diperkenankan sebagai pembayaran angsuran). c) Potongan Murabahah (psak 102, prgf 26-27) Potongan pelunasan piutang murabahah :

45 ü melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. ü dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu metode berikut: a. diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau b. diberikan setelah pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli. Ketentuan potongan pelunasan (Fatwa DSN No: 23/DSN- MUI/III/2002) 1. Jika nasabah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran, dengan syarat tidak diperjanjian dalam akad 2. Besarnya potongan, diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS B. Contoh Kasus Pembiayaan Murabahah. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerima pesanan barang Bpk Sulaiman di Kerawang, berupa Mobil Xenia.

46 Atas pesanan tersebut Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 05 April 2004 membeli barang kebutuhan Sulaiman dari dealer Daihatsu dengan data-data sebagai berikut: Nama Barang Harga barang Penyerahan Pembayaran Diskon Lainnya : Daihatsu Xenia : Rp. 120.000.000,-- (seratus dua puluh juta rupiah). : dealer Daihatsu : dilakukan setelah barang diterima di kantor Bank : 5% dari harga barang : dibayar ongkos pengiriman dari dealer sampai kantor Bank Muamalat Indonesia beban lainnya sebesar Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) Pada tanggal 5 April 2004 Bank Muamalat Indonesia menyetujui permohonan Sulaiman dengan kesepakatan sebagai berikut: Nama barang Harga pokok : Mobil Daihatsu Xenia : Bank Muamalat Indonesia menyampaikan sesuai perhitungan yang dilakukan dan Sulaiman memahami Keuntungan Uang muka Penyerahan Pembayaran : setara dengan 10% pa (sesuai keputusan ALCO) : Rp. 17.000.000 (tujuh belas juta rupiah) : Bank Muamalat Indonesia : diangsur secara merata selama 5 tahun Biaya administrasi: Rp. 10.000.000 (sepuluh juta) Biaya notaris : Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah)

47 Denda keterlambatan : Rp. 300.000 (seratus ribu) setiap 1 bulan keterlambatan Jawab: Perhitungan pembiayaan murabahah Harga barang Rp. 120.000.000 Diskon 5% x 120.000.000 Rp. 6.000.000 -------------------- - Harga barang setelah diskon Rp. 114.000.000 Ongkos angkut sd Kantor Bank Rp. 5.000.000 -------------------- + Harga pokok barang Rp. 119.000.000 Uang Muka Nasabah Rp. 17.000.000 --------------------- - Rp. 102.000.000 Keuntungan : (10% x 5 tahun) x Rp. 102.000.000 = Rp. 51.000.000 Pembiayaan Murabahah Harga pokok barang Rp. 119.000.000 Keuntungan disepakati Rp. 51.000.000 -------------------- +

48 Harga jual disepakati Rp. 170.000.000 Uang muka nasabah Rp. 17.000.000 -------------------- - Sisa kewajiban nasabah Rp. 153.000.000 Angsuran : 153.000.000 / 5 tahun = 30.600.000 Porsi angsuran Pokok : Rp. 20.400.000 Margin : Rp. 10.200.000 Jurnal sehubungan transaksi tersebut : a. Pembelian mobil Xenia dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor (1) Pembelian barang Dr. Persediaan Rp. 114.000.000 Cr. Rekening dealer / kas Rp. 114.000.000 (2) Pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor bank Dr. Persediaan Rp. 5.000.000 Cr. Kas Rp. 5.000.000

49 b. Penerimaan uang muka dari Sulaiman Dr. Kas Rp. 17.000.000 Cr. Uang Muka Nasabah Rp. 17.000.000 c. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sulaiman (1) Penyerahan barang (akad murabahah) Dr. Piutang Murabahah Rp.170.000.000 Cr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 51.000.000 Cr. Persediaan Rp. 119.000.000 (2) Uang muka dari nasabah Dr. Uang muka Nasabah Rp. 17.000.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 17.000.000 d. Penerimaan fee administrasi dan biaya notaris (1) Penerimaan fee administrasi murabahah Dr. Kas dari Rekening nasabah Rp. 10.000.000 Cr. Pendapatan fee admin murabahah Rp. 10.000.000 (2) Biaya notaris Dr. Kas dari rekening nasabah Rp. 5.000.000 Cr. Rekening notaris Rp. 5.000.000

50 e. Penerimaan pembayaran angsuran tahun pertama (1) Dr. Kas Rp. 30.600.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 30.600.000 (2) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 10.200.000 Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 10.200.000 f. Penerimaan pembayaran angsuran tahun kedua (1) Dr. Kas Rp. 30.600.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 30.600.000 (2) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 10.200.000 Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 10.200.000 g. Penerimaan pembayaran angsuran tahun ke tiga (1) Dr. Kas Rp. 30.600.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 30.600.000 (2) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 10.200.000 Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 10.200.000 h. Penerimaan angusuran tahun ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar bersama-sama angsuran tahun kelima (saat pelunasan kewajibannnya) (1) Tunggakan angsuran tahun ke4 (jatuh tempo tetapi belum dibayar) (a) Dr. Piutang Murabahah JT Rp. 30.600.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 30.600.000

51 (b) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 10.200.000 Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 10.200.000 (2) Penerimaan denda Dr. Kas dari Rekening nasabah Rp. 3.600.000 Cr. Rek Dana Kebajikan Rp.3.600.000 Perhitungan : 12 x Rp. 300.000 = Rp. 3.600.000 i. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar 50% dari margin yang belum jatuh tempo dan belum diterima. (1) Pembayaran anguran tahun ke empat Dr. Kas Rp. 30.600.000 Cr. Piutang Murabahah JT Rp. 30.600.000 (2) Pembayaran angsuran ke lima (a) Dr. Kas Rp. 30.600.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 30.600.000 (b) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 10.200.000 Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp. 10.200.000 (c) Dr. Beban Potongan Rp. 5.100.000 Cr. Kas dari Rekening nasabah Rp. 5.100.000 Perhitungan : 50% dari margin yang belum diterima : 50% x Rp. 10.200.0000 = Rp. 5.100.000

52 C. Perhitungan Pembiayaan Murabahah dengan Sistem Musyarakah Dengan data yang sama seperti pada kasus pembiayaan Murabahah diatas, penulis akan menghitung pembiayaan murabahah tersebut dengan menggunakan sistem musyarakah. Porsi awal nasabah (Dp Nasabah) Rp.17.000.000,00 Porsi awal BMI Rp. 102.000.000,00 Harga Jual Mobil Rp. 119.000.000,00 Rate Margin Sewa Rp. 42,35% Harga Sewa (tahun) Rp. 43.200.000,00 Angsuran Pokok (tahun) Rp. 20.400.000,00 Jangka Waktu Pembiayaan (tahun) 5 tahun Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mobil Dengan Akad Musyarakah thn Sewa angsuran Pokok angsuran/thn rasio rasio porsi porsi Porsi porsi Nasabah bank Nasabah bank 14,28% 85,72% 17.000.000 102.000.000 1 43.200.000 20.400.000 63.600.000 31,43% 68,57% 37.402.000 81.598.000 2 34.557.000 20.400.000 54.957.000 48,57% 51,43% 57.798.000 61.202.000 3 25.919.000 20.400.000 46.319.000 65,71% 34,29% 78.195.000 40.805.000 4 17.281.000 20.400.000 37.681.000 82,85% 17,15% 98.591.000 20.409.000 5 8.930.000 20.400.000 29.330.000 100% 0% 119.000.000-129.887.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data

53 Penjelasan rumus akad musyarakah diatas : 1. Porsi awal nasabah adalah Dp yang dibayar oleh nasabah. Jumlah uang yang disertakan nasabah dalam pembelian asset tersebut diharapkan oleh bank syariah sebesar 14,28% dari total harga aset. Dana nasabah merupakan besaran kepemilikan nasabah terhadap aset tersebut. Jumlahnya = Rp. 17.000.000,00 2. Porsi awal bank syariah adalah jumlah uang yang disertakan bank syariah dalam kerjasama pembelian aset. Dana tersebut merupakan besaran pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabah. Besaran dana bank syariah merupakan porsi kepemilikan bank syariah atas aset yaitu 85,72%. Jumlahnya = Rp. 102.000.000,00 3. Harga jual mobil (Rp.119.000.000,00) adalah total harga aset yang menjadi objek kerjasama pembelian antara bank syariah dan nasabah. Harga ini tidak ada kenaikan harga dari bank syariah ke nasabah. 4. Rate margin sewa (42,35%) adalah besaran persentase sewa atas aset yang dimiliki bank syariah yang menjadi keuntungan bank syariah dengan asumsi porsi bagi hasil bank 60%. Dengan perhitungan harga sewa mobil Rp. 200.000/hari dikali 30 hari dikali 12 bln dikali 60% dibagi Rp. 102.000.000 (porsi kepemilikan bank). Karena bank syariah menginginkan sewa adalah rate margin yang dapat mengcover biaya-biaya dan risiko-risiko yang timbul akibat dari pembiayaan. 5. Harga sewa / angsuran sewa (Rp.43.200.000) adalah cicilan sewa yang dibayar oleh nasabah dari hasil investasi musyarakah (penyewaan mobil).

54 Besaran sewa dihitung dari Rp. 102.000.000,00 dikali 42,35% (rate margin sewa). Harga sewa akan terus menurun setiap tahunnya sesuai dengan penambahan porsi kepemilikan nasabah. 6. Angsuran pokok adalah cicilan yang dibayar oleh nasabah dari nilai yang dibayar oleh bank syariah sebesar Rp.102.000.000,00. besarnya cicilan berasal dari Rp.102.000.000,00 dibagi 5 tahun = Rp. 20.400.000,00. nilai ini bersifat tetap selama 5 tahun. 7. Angsuran pertahun adalah besarnya angsuran yang harus dibayar nasabah setiap tahun. Ini merupakan penjumlahan dari harga sewa yang harus dibayar pertahun + dengan angsuran pokok yang wajib dipenuhi oleh nasabah setiap tahun. Misal, sewa sebesar Rp.43.200.000,00, sedangkan angsuran pokok sebesar Rp.20.400.000,00 maka angusran pertahun adalah (Rp.43.200.000 + Rp.20.400.000,00 = Rp.63.600.000,00). Jadi angsuran pertahun adalah Rp.63.600.000,00. 8. Rasio kepemilikan nasabah tahun pertama adalah besarnya modal nasabah yang dibayarkan dibagi dengan harga barang. (Rp.17.000.000,00 / Rp 119.000.000,00 = 14,28% ). Jadi rasio awal kepemilikan nasabah adalah sebesar 14,28%. Rasio kepemilikan nasabah akan bertambah setiap tahunnya sesuai dengan penambahan angsuran pokok. 9. Rasio kepemilikan nasabah tahun ke-2 adalah besarnya modal nabasah yang dibayarakan ditambah dengan angsuran pokok pertahun ditambah dengan porsi sewa nasabah, kemudian dibagi dengan harga barang. Misal, besarnya kontribusi nasabah sebesar Rp.17.000.000,00, angsuran pokok

55 Rp.20.400.000,00, porsi sewa nasabah adalah 42,35% sementara harga barang sebesar Rp.119.000.000,00 maka (Rp.17.000.000,00 + Rp.20.400.000,00 + 42,35% / Rp.119.000.000,00 = 31,43%. 31,43% adalah porsi kepemilikan nasabah ditahun ke-2. ditahun ke-3 dan seterusnya mengikuti pola tersebut. 10. Jangka Waktu Pembiayaan merupakan jangka waktu kerjasama dalam pembiayaan yang telah disepakati bersama.

56