INDIKATOR KINERJA UTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
Juknis Operasional SPM

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

D I N A S K E S E H A T A N

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERTNTAH KOTA PRABUMULIH. I}INAS KE,SEHATAN Kantor Pemerintah Kota Prabumulih Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman Km. 12 Pangkul Pratrumulih TENTANG

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KINERJA (RENJA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012)

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

Transkripsi:

KABUPATEN/KOTA : Makassar TAHUN : 2015 SKPD : Dinas Visi : Makassar Sehat dan Nyaman Untuk Semua Menuju Kota Dunia Misi : 1. Meningkatkan yang merata, bermutu dan terjangkau berbasis tehnologi 2. Meningkatkan serta pemberdayaan 3. Menjamin melalui Sistem Jaminan 4. Menciptakan Lingkungan Sehat Tupoksi : Menyelenggarakan urusan dibidang kesehatan berdasarkan asas desentaralisasi, dekonsentrasi dan tugas perbantuan dengan fungsinya yaitu: a. Menyusun Rumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan dasar dan khusus, pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan, pengembangan sumber daya kesehatan serta pembinaan kesehatan masyarakat b. Penyusunan rencana dan program dibidang pelayanan kesehatan dasar dan khsusus, pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan, pengembangan sumber daya kesehatan serta pembinaan kesehatan masyarakat c. Pelaksanaan administrasi,registrasi dan sertifikasi sarana kesehatan, tenaga medis, paramedis dan tenaga non medis d. Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional penelolaan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya. e. Pelaksanaan Kesekretariatan Dinas f. Pembinaan Unit pelaksana teknis NO KINERJA () 1. Terwujudnya Usia Harapan Hidup Upaya BPS yang bermutu dan terjangkau Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Melahirkan penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar Angka Kematian Ibu Per 100.0000 Kelahiran Hidup Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Angka Harapan Hidup adalahangka/umur perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Jumlah Umur Kohart Jumlah kohart Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Angka kematian Bayi dan angka kematian Ibu Melahirkan merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan status kesehatan. Angka kematian bayi menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Sedangkan Angka Kematian Ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaaannya dan bukan karena sebab-sebab lain per 100.000 kelahiran hidup. Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama (sasaran) : Rumusnya adalah sebagai berikut :

KINERJA () Jumlah Ibu yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu X 100.000 Jumlah Kelahiran hidup diwilayah dan pada Angka Kematian Jumlah Bayi Usia 0-11 bulan yang meninggal Bayi disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah Kelahiran hidup diwilayah dan pada X 1000 Definisi Operasional : Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani adalah Ibu dengan komplikasi kebidanan disatu wilayah kerja Cakupan Komplikasi pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai Kebidanan yang standar oleh Nakes terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan ditangani (Polindes,, PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga yang memiliki kompetensi kebidanan Jumlah Komplikasi Kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pd kurun Definisi Operasional : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah Cakupan Ibu Hamil yang telah memperoleh pelayanan kesehatan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu Jumlah Ibu Hamil yang memperoleh pelayanan antenatal K4 di satu wil. kerja pd kurun waktu tertentu Jumlah sasaran Ibu Hamil di satu wilayah kerja dalam kurun Definisi Operasional : Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan dan Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Ibu Bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah sasaran Ibu Bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun

KINERJA () Definisi Operasional : Cakupan Kunjungan Nifas adalah pelayanan Cakupan Kunjungan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai 42 hari pasca Nifas persalinan sesuai standar. Jumlah Ibu Nifas yang memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh Ibu Nifas di satu wilayah kerja dalam kurun Cakupan Kunjungan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Balita Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup Definisi Operasional : Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup adalah Jumlah Kematian Bayi (0-11 Bulan ) di satu wilayah pada kurun waktu 1 (satu) tahun. Jumlah Bayi (berumur < 1 tahun) yang meninggal disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu X 1.000 KH Jumlah Kelahiran Hidup diwilayah pada kurun Definisi Operasional : Cakupan Kunjungan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani adalah Neonatus dengan Komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan. Jumlah Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani Jumlah seluruh Neonatus dengan Komplikasi yang ada Definisi Operasional : Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinik kesehatan paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh Bayi Lahir Hidup di satu wilayah dalam kurun Definisi Operasional : Cakupan Balita adalah Balita (12-59 bulan ) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.

KINERJA () Jumlah anak Balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh anak Balita di satu wilayah kerja dalam Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Prevalensi Status Gizi Masyarkat Perbaikan Gizi Prevalensi Gizi Kurang Definisi Operasional : Cakupan Penjaringan Siswa SD dan Setingkat adalah Cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga Guru terlatih (Guru UKS/Dokter Kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Murid SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada kurun Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Status Gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah seseorang tersebut normal atau bermasalah. Prevalensi status gizi masyarakat adalah keadaan gizi yang terjadi di masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat dilakukan penilaian secara langsung (antropometri, Klinis, Biokimia, biofisik) dan penilaian secara tidak langsung yaitu melalui survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi misalnya Kurang Energi Protein (KEP) kekurangan Vitamin A dll. Definisi Operasional : Prevalensi Status Gizi adalah perbandingan antara balita berstatus gizi dengan balita seluruhnya. Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat badan, umur dan jenis kelamin dengan menggunakan standar NCHS - WHO (-3 < Z- score < - 2). Jumlah Balita Kurang Gizi yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Seluruh Balita yang ada pada kurun Cakupan MP-ASI pada Perbaikan Gizi anak usia 6-24 bulan Keluarga Miskin Definisi Operasional : Cakupan MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan Keluarga Miskin adalah Adalah Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan selama 90 hari pada keluarga Miskin

KINERJA () Perbaikan Gizi Prevalensi Gizi Buruk Jumlah anak usia 6-24 bulan yang mendapatkan makanan Pendamping ASI Keluarga Miskin Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan Keluarga Miskin Definisi Operasional : Gizi Buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks Berat Badan(BB) menurut Panjang Badan (BB/PB) atau BB/TB dengan skor Z Score < -3 SD (Sangat kurus) dan/terdapat tanda-tanda klinis gizi buruk lainnya (Maramus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkok. Cakupan Balita Gizi Perbaikan Gizi Buruk mendapat perawatan Jumlah Balita gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh Balita di satu wilayah kerja pada kurun Definisi Operasional : Cakupan Balita Gizi Buruk mendapatkan perawatan adalah Balita gizi buruk yang ditangani disarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksanan gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Balita gizi buruk mendapat perawatan disarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh Balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Cakupan dasar masyarakat Miskin' Upaya penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Penduduk yang mendapatkan Dasar adalah Jumlah Penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di dan Jaringannya dibagi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan dalam kurun waktu yang tertentu Definisi Operasional : Dasar Miskin adalah Adalah jumlah kunjungan pasien maskin disarana kesehatan strata Pertama di satu wilayah kerja tertentu kurun waktu tertentu yang diberikan kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

KINERJA () Jumlah seluruh penduduk yang ada pada tahun yang sama Cakupan penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan darurat gratis 24 jam Penduduk Miskin Layanan langsung ke rumah tangga miskin Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Layanan Langsung ke Rumah Tangga Miskin adalah Jumlah kunjungan yang dilakukan langsung ke rumah tangga miskin di bagi dengan jumlah Rumah Tangga Miskin yang ada dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Definisi Operasional : Darurat Gratis 24 Jam adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan secara gratis yang disiapkan selama 24 jam Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan darurat gratis 24 jam Jumlah Penduduk yang ada dalam wilayah pada kurun bahan Makanan dan Obatobatan yang memenuhi standar mutu Pengawasan Obat dan Makanan bahan Makanan dan Obat-obatan yang memenuhi standar mutu Definisi Operasional : Bahan Makanan dan Obat-obatan yang memenuhi standar yaitu jumlah bahan makanan dan obat-obatan yang telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dan aman untuk dikonsumsi/digunakan Jumlah Bahan makanan dan Obat-Obatan yang memenuhi standar mutu sesesuai hasil pemeriksaan dalam kurun waktu tertentu Jumlah Seluruh Bahan Makanan dan Obat- Obatan yang ada pada penggunaan Obat Rasional Obat dan Perbekalan Meningkatnya persentase Penggunaan Obat Rasional Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Penggunaan Obat Rasional menurut WHO adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang sesuai dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan masyarakat. Prinsipnya penggunaan obat Rasional berdasarkan pada penggunaan obat yang Cost Effective dan Cost Benefit. Definisi Operasional : Penggunaan Obat Rasional adalah Jumlah obat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan klinis pasien dari seluruh obat yang ada

KINERJA () Jumlah yang mendapatkan Sertifikasi ISO 9001-200 Jumlah yang terakreditasi Standarisasi Standarisasi Tingkat Kepuasan PSDK PSDK Jumlah penggunaan obat yang rasional dalam suatu wilayah dan pada kurun waktu tertentu Jumlah Obat yang ada dalam wilayah pada kurun Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Tingkat Kepuasan merupakan perasaan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan harapan. Upaya peningkatan kepuasan pelayanan di antara lain dapat dilakukan dengan penerapan ISO 9001-200 Definisi Operasional : Sertifikasi ISO 9001-200 Adalah suatu Standar Internasional untuk Sistem Manajemen Kualitas.Jumlah yang mendapatkan Sertifikasi ISO 9001-200 dapat diketahui dengan membandingkan yang belum menerapkan standar tersebut. Jumlah berstandar ISO 9001:200 pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh Definisi Operasional : yang terakreditasi adalah Suatu Pengakuan yang diberikan oleh Pemerintah pada yang telah memenuhi standar yang ditetapkan. yang diakreditasi yaitu : a). Medis Pasien, b). Penyelenggaraan ( KIA dan KB, P2P, Gizi, Promosi dan Penyehatan Lingkungan, c). Penyelenggaraan Administrasi dan Manajemen. Jumlah yang Menerapkan Sistem Informasi Standarisasi PSDK Jumlah yang terakreditasi pada kurun waktu tertentu Jumlah Seluruh pada tahun yang sama Definisi Operasional : Sistem Informasi adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi yang diterapkan di antara lain SISFOMAS, E- dan Sijariemas) Jumlah yang menerapkan Sistem Informasi kesehatan dalam satu wilayah pada

KINERJA () Jumlah Seluruh yang ada pada kurun Cakupan penduduk yang memiliki Jaminan Kemitraan penduduk yang memiliki asuransi jaminan kesehatan PSDK Definisi Operasional : Cakupan Penduduk yang memiliki Jaminan adalah Jumlah Penduduk yang telah terlindungi dalam sistem asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuan atau iurannya dibayarkan oleh Pemerintah. Jumlah Penduduk yang memiliki Jaminan Jumlah Penduduk pada tahun yang sama Cakupan masyarakat Miskin' Penduduk Miskin Layanan Langsung ke rumah tangga Miskin PSDK Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : layanan Langsung ke Rumah Tangga Miskin adalah Jumlah langsung ke Rumah Tangga Miskin dari jumlah seluruh Rumah Tangga Miskin yang ada dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di kali 100 % Definisi Operasional : Miskin adalah yang diberikan kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah penduduk Miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh penduduk Miskin yang ada pada tahun yang sama 2. Berkurangnya Cakupan Penemuan dan Penanganan dan KLB Kasus Penyakit Menular dan Penyakit Endemic Prevalensi Penyakit TB Per 100.000 Penduduk P2PL Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Cakupan Penemuan dan Penanganan dan KLB adalah jumlah penyakit menular dan KLB yang ditemukan dan ditangani dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Jumlah Penderita dan KLB ditangani sesuai standar SOP dalam satu wilayah selama satu tahun Jumlah Seluruh penderita dan KLB yang ditemukan dalam satu wilayah dalam

KINERJA () Jumlah Kasus HIV yang ditemukan Angka Kesakitan Diare per 1.000 Penduduk P2PL P2PL Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama (Sasaran) : Prevalensi Penyakit TB Per 100.000 Penduduk adalah Jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Jumlah pasien baru TB BTA positif yang ditemukan dan diobati dalam satu wilayah selama satu tahun Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif dalam satu wilayah dalam Definisi Operasional : Jumlah Kasus baru HIV yang ditemukan adalah Banyaknya jumlah kasus baru HIV yang ditemukan dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Kasus baru HIV yang ditemukan dalam kurun waktu tertentu Jumlah seluruh penduduk Definisi Operasional : Angka Kesakitan Diare per 1.000 Penduduk adalah Jumlah penderita Diare yang datang dan dilayani disarana kesehatan dan kader di suatu wilayah dalam waktu satu tahun Prevalensi Kusta Per 100.000 Penduduk Kasus Malaria per 1000 penduduk P2PL P2PL Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader disuatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun Jumlah perkirau wilayah tertentu dalam waktu yang sama (10 % dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk) X 100 Definisi Operasional : Prevalensi Kusta per 100.000 penduduk adalah Jumlah kasus kusta yang ditemukan dalam kurung waktu 1 (satu) Tahun berjalan Jumlah Kasus kusta yang dtemukan pada kurun waktu tertentu disuatu wilayah X 100.000 Jumlah Penduduk disuatu wilayah kerja pada kurun Definisi Operasional : Kasus Malaria per 1000 penduduk adalah Jumlah kasus Malaria dengan hasil pemeriksaan sediaan darah Laboratorium positif disatu wilayah pada kurun waktu 1 (satu) tahun

KINERJA () 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Penderita Positif Malaria (dengan pemeriksaan sediaan darah) X 1.000 3. Terwujudnya Cakupan Kelurahan Promosi Pola Hidup Sehat yang menerapkan Ber dan PHBS Pemberdayaan Prevalensi DBD per 100.000 penduduk Cakupan Kelurahan UCI Cakupan Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 Jam Meningkatnya cakupan kelurahan yang ber PHBS P2PL P2PL P2PL ` Jumlah Penduduk pada kurun waktu yg sama Definisi Operasional : Prevalensi DBD per 100.000 adalah Jumlah kasus DBD baru yang terdeteksi disarana pelayanan kesehatan sesuai kriteria WHO (Klinis dan Laboratoris) disuatu wilayah pada kurun waktu satu tahun. Jumlah kasus baru DBD disatu wilayah dalam waktu tahun yang sama X 100.000 Jumlah Penduduk Definisi Operasional : Cakupan Kelurahan UCI adalah Kelurahan dimana 0 % dari jumlah bayi yang ada di Kelurahan sudah mendapat imunsasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun Jumlah Kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah Kelurahan di suatu wilayah kerja pada Definisi Operasional : Cakupan Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam adalah Kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu Jumlah KLB Kelurahan yang ditangani < 24 jam dalam periode tertentu Jumlah KLB Kelurahan yang terjadi pada periode yang sama Defisini Operasional : Cakupan Kelurahan yang Ber-PHBS adalah Kelurahan yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator yakni pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok didalam rumah.(70 % dari jumlah KK yang ber- PHBS) Jumlah Kelurahan berperilaku hidup bersih dan sehat disuatu wilayah pada kurung waktu tertentu

KINERJA () Kelurahan Siaga Aktif Meningkatnya masyarakat yang menggunakan air minum layak Meningkatnya Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak Promosi dan Pemberdayaan Pengembangan Lingkungan sehat Cakupan Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak dan berkelanjutan P2PL Jumlah Kelurahan yang dipantau/disurvei diwilayah pd kurun Definisi Operasional : Kelurahan Siaga Aktif merupakan Pengembangan dari Kelurahan yang : a). Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskeskel atau sarana kesehatan yang ada diwilayahnya; b). Penduduk mengembangkan Usaha Bersumber daya ( UKBM ) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat ( meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,lingkungan dan perilaku ), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jumlah Kelurahan yang memenuhi kriteria Siaga Aktif pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu tahun tertentu Jumlah Kelurahan yg ada pada waktu yg sama Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama () : Meningkatnya yang menggunakan Air Minum Layak yaitu meningkatnya penggunaan air minum yang berkualitas (air minum yang terlindungi) meliputi air ledeng, kerean umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindungi, sumur bor atau sumur pompa yg jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran,penampungan limbah dan pembuangan sampah.tidak termasuk air kemasan,air dari penjual kelilng,air yang dijual melalui tangki,air sumur dan mata air tidak terlindung. Meningkatnya Akses terhadap sanitasi yang Layak yaitu meningkatnya jumlah penduduk/ masyarakat yang memanfaatkan sanitasi yg layak (memenuhi syarat kesehatan) dalam satu wil. pd kurun waktu tertentu Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama (Sasaran) : Cakupan penduduk yang memiliki akses air minum yang layak dan berkelanjutan adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) diwilayah tertentu pada periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk atau rumah tangga seluruhnya pada wilayah dan periode yang sama dan dinyatakan dalam persentase Jumlah/banyaknya Penduduk/Rumah Tangga diwilayah tertentu dg akses terhadap sumber air minum berkualitas pada periode tertentu

KINERJA () Jumlah Penduduk atau rumah pada wilayah dan periode yang sama Cakupan Kualitas Air P2PL Definisi Operasional : Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat Minum yang Pengembangan adalah Kualitas air minum yang memenuhi syarat secara memenuhi syarat Lingkungan sehat fisik/kimia/mikrobiologi sesuai dengan peraturan Menteri RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Cakupan Kelurahan melaksanakan STBM Kelurahan Sehat Cakupan Pengembangan Penduduk Lingkungan sehat memanfaatkan Sanitasi yang Pengembangan Lingkungan sehat Pengembangan Lingkungan sehat P2PL P2PL P2PL Jumlah Sampel air minum dipenyelenggara air minum yang diuji kualitas air minum dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia pada periode tertentu Jumlah Total/seluruh sampel air minum dipenyelenggara air minum yg diuji parameter mikrobiologi, fisik, kimia dalam periode waktu yang sama Definisi Operasional : Cakupan penduduk memanfaatkan sanitasi yang layak adalah Jumlah penduduk yang memanfaatkan sanitasi yang layak (memenuhi syarat kesehatan) dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah Penduduk yang memanfaatkan sanitasi yang layak ( memenuhi syarat kesehatan ) dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah Penduduk yang ada dalam wilayah pada kurun Definisi Operasional : Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis (STBM) adalah Kelurahan yang melaksanakan intervensi pendekatan STBM dengan 3 indikator yaitu 1). Minimal telah ada intervensi melalui pemicu disalah satu dusun/rw dalam kelurahan tersebut; 2). Ada natural leader atau komite/tim kerja masyarakat, 3). Mempunyai rencana aksi kegiatan untuk mencapai komitmenkomitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM yang telah disepakati bersama Jumlah Kelurahan yang telah melaksanakan STBM dalam satu wil. pd kurun waktu tertentu Jumlah Seluruh Kelurahan yang ada dalam waktu yang sama Definisi Operasional : Kelurahan Sehat adalah Kelurahan yang memenuhi syarat kesehatan sesuai kriteria dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah Kelurahan Sehat dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah Seluruh Kelurahan yang ada dalam waktu

KINERJA () P2PL Definisi Operasional : Tempat-Tempat Umum Sehat adalah Tempat- Pengembangan Cakupan TTU Sehat Tempat Umum yang memenuhi standar berdasarkan Peraturan yang Lingkungan sehat berlaku Jumlah Tempat-tempat Umum Sehat dalam satu wilayah pada kurun waktu tahun tertentu Jumlah Tempat-Tempat Umum yang ada pada kurun waktu tahun yang sama Makassar, Januari 2015 Kepala Dinas Kota Makassar dr. Hj. A. Naisyah T Azikin, M.Kes NIP : 19601014 19902 2 001