BAB4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT.Mulia Intipelangi-Mal Taman Anggrek Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan pasar, Mulia Group melebarkan sayap usahanya dengan bergerak dalam bidang properti pada tahun 1982. Sektor bisnis yang dilakukan oleh Mulia Group terbagi menjadi tiga kelompok unit bisnis, yaitu : o Mulia Industri o Mulia Building o Hotel,Kondominium,Restaurant Salah satu sektor yang dijalani oleh Mulia Group adalah Mulia Glass, industri produksi kaca untuk gedung-gedung, otomotif. Selain itu Mulia Ceramics memproduksi keramik dengan tingkat kualitas tinggi yang dipasarkan baik di dalam negeri maupun luar negeri, seluruh kompleks industri Mulia Group ini terletak di Cikarang,Jawa Barat. Sektor Mulia Building dimulai dengan berdirinya Atrium Mulia pada tahun 1983 di Jln.HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Hingga saat ini Mulia sudah memiliki 15 kompleks termasuk kondominium yang telah dibangun oleh Mulia Group. Selain gedung perkantoran, Mulia juga membangun pusat perbelanjaan di daerah Jakarta Barat, Mal Taman Anggrek yang berhubungan langsung dengan 8 tower Kondominium Taman Anggrek. Mulia properti juga mendirikan sebuah hotel, Hotel Mul.ia yang berlokasi di Jakarta Selatan.
2 4.1.2 Sejarah Singkat Mal Taman Anggrek Seiring dengan tuntutan pasar, Mulia Group pun tanggap untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan mendirikan sebuah pusat perbelanjaan yang aman, nyaman, lengkap dan memiliki akses langsung dengan kondominium. Pacta tanggal 28 Agustus 1996 Mulia Group resmi membuka pusat perbelanjaan yang dinamakan Mal Taman Anggrek. Mal Taman Anggrek merupakan salah satu mal terlengkap yang ada di Jakarta Barat khususnya dan Jakarta pacta umumnya. Letaknya strategis diapit oleh beberapa perumahan dan beberapa universitas terkemuka. Mal Taman Anggrek berdiri diatas lahan seluas.000 meter persegi, 7 lantai dan berdiri 8 tower kondominium. Mal Taman Anggrek dibangun oleh PT.Mulia Intipelangi dan didesain oleh Altoon & Porter dengan konsep desain yang megah dan modern. Mal Taman Anggrek memiliki lebih dari 530 toke dengan tingkat pengujung mal sebanyak 340.000 orang per minggu. 4.1.3 Visi dan Misi Mulia Group Visi Menjadi perusahaan manajemen property terbaik yang menyajikan pelayanan sesuai kebutuhan individu pelanggan Misi Peduli dan memberi kepuasan kepada pelanggan Prinsip Dasar Mulia Group memiliki prinsip dasar perusahaan yang menjadi dasar untuk mencapai kesuksesan, dimana nilai-nilai tersebut tetap dipercaya dan diterapkan dalam bentuk sikap dan perbuatan. Prinsip Dasar tersebut antara lain: 1) Kesan Pertama 2) Standar Kualitas Tertinggi 3) Sikap Positif
4) Kepemimpinan dan Tim Kerja 5) Melindungi & Rasa Memiliki 6) Integritas Mulia Way Be Respectful (Hormat) yaitu Courteous (Sopan Santun), Helpful (Ingin Membantu),Sincere (Tulus) Be Proud(Bangga) yaitu Passionate (Bersemangat), Proactive (Proaktii) Perbaikan Layanan 1) Dengarkan 2) Sampaikan Penyesalan 3) Selesaikan Masalah 4) Tindak Lanjut Mulia memiliki motto: Pelanggan adalah alasan utama kita bekerja 4.1.4 Struktur Organisasi Mulia Group memiliki Board of Director yang mengepalai semua anak perusahaan yang berada di bawah naungan Mulia Group. PT Mulia Intipelangi (Mall Taman Anggrek) sendiri dikepalai oleh General Manager yang membawahi departemen-departemen, yang masing-masing departemen dikepalai oleh seorang Kepala Departemen (Dept Head). Jajaran Direksi (Board Of Director) Mulia Group antara lain: Chairman : Bpk. Eka Tjandranegara Vice Chairman/Executive CEO : Bp. Joko S. Tjandra Chief Executive Officer : Bp. Toni Surjanto Advisor Tax/Dir. Corporate Compliance: Bp. Tjahja Sathiadi Advisor- General Affairs : Bp. Andrian Tjahja
Chief Operating Officer : Ibu Suryati Benniardi Chief Financial Officer : Bp. Harianto Muljohardjo Dir. General Affairs : Bp. Viady Sutojo Dir. International & Business Development : Bp. Felix Ali Chandra 4.1.5 Struktur OrganisasiDepartemen Advertising & Promotions {A&P) PT.MULIA INTIPELANGIM AL TAMAN ANGGREK A&P MANAGER ORGANIZATION CHART BUDGET 2008 111 " ADVERTISING & PROMOTION DEPARTMENT (20) -----j I Ass!stantA&PM.!nager Vo"" I ill I I Ex tu!lve Secretary I I t. Rw "TAIMX AN AdminlstratlvAsst I l' o;ot, )I) Craatlvo ExecuUV! I PR & CcmmunlcatiGn (1) Executive (1) I Ros&arch & DeWIIopm!rit Asslslant {Fiuldwolk& Dala CtlllecUon ) (1) I II Co ' n " tra " ct ' B '" asis ' ) i I I I R earch & Development Coordinator ( Development & Improvement) (1) (1) I I Research& Development Assistant ( Rmareh Analyst) (1) A&PCoordlnalor Adverl!slngAccount Nulllm&dla I I Promo & Special Events Assistants (3) I Coordinator (1) Multimedia 1 Daslgnor (2) I J CO-ordinator (1) Aclverllslng & ProducHon Assistant (1) i2j I f\) I AA & A C s o si m sta " n " t "' "" I (1) M' AL DEPARThtENTHEAD HRMANAGER GENERAI.MANAGER Gambar 4.1Struktur Organisasi Dept. A&P
Sumber: Data Internal Mal Taman Anggrek
4.2 Profil Responden Profil responden ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik-karaktelistik dari konsumen yang terpilih menjadi responden. Penggolongan terhadap konsumen didasarkan pada jenis kelamin,tempat tinggal,umur dan lain-lain. Dari penggolongan ini akan diperoleh suatu kesimpulan mengenai keadaan responden. Secara spesifik, responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah pengunjung Mal Taman Anggrek yang melintas dan berada di daerah CUstomer Service lantai 1dan sekitamya, dan membawa barang belanjaan (jenis dan harga tidak menjadi tolak ukur). Hal ini dilakukan guna memperkuat sampel bahwa pengunjung yang datang ke Mal Taman Anggrek adalah pengunjung yang loyal dan sering berkunjung ke Mal Taman Anggrek. Selanjutnya penggolongan tersebut akan disajikan dalam masing-masing tabel berikut ini: 4.2.1 Berdasarkan Jenis Kelamin Dari orang responden yang telah mengisi kuesioner,terdapat 55 responden atau sebesar 55% adalah pria,dan sebanyak 45 orang atau sebesar 45% adalah wanita. Dengan demikian,mayoritas pengunjung Mall Taman Anggrek adalah pria. lenls Kelamln mpria pita 55% Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 5umber :Hasil pengolahan data,2010
so 4.2.2 Berdasarkan Usia Dari responden yang mengisl kuesioner, usia 13-19 tahun sebanyak 43 orang atau 43%. Responden berusia 20-24 tahun sebanyak 21 orang atau 21%. Responden berusia 25-34 tahun sebanyak 11orang atau 11%. Responden berusia 35-44 tahun sebanyak 13 orang atau 13%. Responden berusia 45-55 tahun sebanyak 7 orang atau 7%. Dan responden berusia >55 tahun sebanyak 5 orang atau sebesar 5%. Usia 1!113-19th D25 34th D35 44th 20-24th 21% 11>55th Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber : Hasilpengolahan data,2010 4.2.3 Berdasarkan Tempat Tinggal Berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 22 orang atau sebesar 22% berdomisili di Jakarta Selatan. Sebanyak 30 orang atau sebesar 30% berdomisili di Jakarta Barat. Sebanyak 18 orang atau sebesar 18% berdomisili di Jakarta Timur. Sebanyak 13 orang atau sebesar 13% berdomisili di Jakarta Pusat. Sebanyak 15 orang atau sebesar 15% berdomisili di Jakarta Utara. Dan Sebanyak 2 orang atau sebesar 2% berdomisili di Tangerang.
51 Domisili DomisOI Jakarta Utara 15% Domislll EIJakarta Selatan Jakarta Barat DJakarlallmur DJakarta Pusat Jakarta Barat 30% Jakarta utara IITangerang Gambar 4.4 Profil Responden berdasarkan Tempat linggal Sumber : Hasil pengolahan data,2010 4.3 Ujl valldltas dan Rellabllltas Untuk mengujl suatu pemyalaan valid alau tidak valid yaltu dengan membandingkan anlara nilai r hitung dengan r label. Suatu pemyataan dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r label (r hitung> r label) sedangkan pemyataan yang tidak valid apabila nilai r hitung lebih kedl dari r label (r hitung< r label). Berdasarkan laraf signifikan 5%,jumlah sampel(n)=,df=98,t=1,66,maka diperoleh r label= 0,17. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji vallditas dan reliabilitas untuk variabel customer faktor dan retail faktor yang memlllkl lndlkator anlara lain sos/al aspect (konsumen dapat bersosialisasi dengan keluarga/teman), time (dapat menghabiskan waktu luang dengan mellhat-lihat barang),lnvolvement(tlngkat keterllbatan/ketertalikan konsumen dengan barang yang akan dibelinya) dan finandal m: ulll!s" (memiliki sumber keuangan yang tidak terbalas menimbulkan perasaan bebas dan senang dalam membelinya). Dan faktor retailer mencakup 4 faktor yaitu selection (mencakup keunikan dan keragaman item-item yang ditawarkan), prires (kesenangan konsumen jika menemukan item-item barang yang murah/berdiskon), store environment (mencakup dekorasi,
pengelolaan dan keseluruhan layout taka) dan sales people (keberadaan tenaga 51
52 penjualan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen) dengan menggunakan SPSS 16.00, dimana jumlah pernyataan yang ada untuk masing-masing variabel adalah 10 butir. Tabel 4.1 Uji Reliabilitas Customer Faktor Reliability Statistics Cronbach"s Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.818.818 10 Sumber : Hasil pengolahan data, 2010 Didapat hasil Cronbach Alpha untuk Customerfaktor adalah sebesar 0.818 > dari 0.6 sebagai syarat minimum untuk mengetahui apakah data tersebut layak untuk diujikan lebih lanjut. Lalu setelah dilakukan uji reliabilitas, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data untuk mengetahui validasi dari item pernyataan yang diujikan. Berikut adalah tabel mengenai uji validitas customerfaktor.
11 Tabel 4.2 Uji Validitas CustomerFaktor Item-Total Statistics Corrected Item- Squared Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Correlation Multiple Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted VAR00001 29.4955 28.259.414.543.811 VAR00002 29.3599 26.907.571.675.794 VAR00003 29.5793 26.591.566.682.795 VAR00004 29.2230 27.355.551.628.797 VAR00005 29.5037 28.829.382.513.814 VAR00006 29.2355 26.505.607.738.790 VAR00007 29.4599 27.017.523.677.799 VAR00008 29.4742 27.086.522.671.799 VAR00009 29.4132 28.510.364.684.817 VAR00010 29.4487 27.592.502.674.802 Sumber : Hasil pengolahan data,2010 Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan, bahwa seluruh pernyataan yang ada di dalam variabel customer adalah valid. Data menunjukan keseluruhan variabel memiliki nilai r hitung yang melebihi angka r tabel yaitu r tabel sebesar 0.17. Berikut adalah tabel mengenai uji validitas customerfaktor :
Tabel 4.3 Keterangan Uji Validitas Customer Faktor Customer Faktor Corrected Item-Total R Tabel Keterangan Correlation VarX I 0.414 0.17 Valid VarX2 0.571 0.17 Valid VarX3 0.566 0.17 Valid VarX4 0.551 0.17 Valid VarX5 0.382 0.17 Valid VarX6 0.607 0.17 Valid VarX7 0.523 0.17 Valid VarX8 0.522 0.17 Valid VarX9 0.364 0.17 Valid VarX 10 0.502 0.17 Valid Sumber : Hasil pengolahan data, 2010 Tabel 4.4 Uji Reliabilitas retailfaktor Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized llems N of Items.911.912 10 Sumber : Hasil pengolahan data, 2010 Didapat hasil Cronbach Alpha untuk retailfaktor adalah sebesar 0.911 > dari 0.6 sebagai syarat minimum untuk mengetahui apakah data tersebut layak untuk diujikan lebih lanjut. Lalu setelah dilakukan uji reliabilitas, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data untuk mengetahui validasi dari item pernyataan yang diujikan. Berikut adalah tabel
Tabel 4.5 Uji Validitas Retai!Faktor Item-Total Statistics Corrected Item- Squared Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Correlation Multiple Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted VAR00001 26.4150 38.436.808.761.894 VAR00002 26.3169 38.131.782.699.895 VAR00003 26.3949 39.502.749.670.898 VAR00004 26.4861 39.994.746.619.899 VAR00005 26.3708 38.900.744.595.898 VAR00006 26.3220 38.741.747.681.898 VAR00007 26.3098 39.785.766.656.897 VAR00008 26.4537 38.930.757.661.897 VAR00009 26.2761 43.495.438.505.915 VAR00010 26.3889 44.119.280.454.927 Sumber : Hasll pengolahan data, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan, bahwa seluruh pernyataan yang ada di dalam variabel customer adalah valid. Data menunjukan keseluruhan variabel memiliki nilai r hitung yang melebihi angka r tabel yaitu r tabel sebesar 0.17. Berikut adalah tabel mengenai uji validitas retail faktor : Tabel 4.6 Keterangan Uji Validitas Retai!Faktor Retail Faktor Corrected Item-Total R Tabel Keterangan Correlation VarY 1 0.808 0.17 Valid VarY2 0.782 0.17 Valid VarY3 0.749 0.17 Valid VarY 4 0.746 0.17 Valid VarY 5 0.744 0.17 Valid VarY6 0.747 0.17 Valid VarY7 0.766 0.17 Valid VarY8 0.757 0.17 Valid VarY9 0.438 0.17 Valid VarY 10 0.280 0.17 Valid Sumber : Hasil pengolahan data, 2010
4.4 Analisis Faktor Penelitian ini fokus pada analisis faktor konsumen dalam pemilihan mal yang ditinjau dari atribut customerfaktor dan retailfaktor. Dalam analisis faktor, tidak terdapat variabel bebas dan tergantung karena analisis faktor tidak mengklasifikasikan variabel ke dalam kategori variabel bebas tergantung melainkan mencari hubungan interdependensi antar variabel agar dapat mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya. Dari beberapa atribut tersebut didapatkan beberapa indikator yang dituangkan dalam butir pernyataan sebanyak 10 butir tiap variabelnya. Selanjutnya Customer faktor akan dinyatakan (X) dan Retail faktor (Y). Berikut adalah hasil dari pengolahan data dari customer faktor dan retail faktor yang meliputi uji reliabilitas, validitas, analisis faktor dan korelasi antar variabel yang membentuk customerfaktor dan retailfaktor. Tabel 4.7 Customerfaktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Oikin Measure of Sampling Adequacy..828 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df Sig. 637.455 45.000 Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Fandy (2001), mengatakan bahwa untuk mengolah data mengunakan analisis faktor, data yang diolah wajib melebihi nilai ambang batas minimum KMO ( Kaiser-Mayer- Olkin) sebesar 0,6, jika hasil pengolahan melebihi batas minimum, maka data tersebut layak untuk diolah lebih lanjut. Dari pengolahan data kuesioner, maka hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai dari Kaiser-Meyer-Oikin Measure of Sampling Adequacy untuk customer faktor sebesar 0.828 > 0,6, melebihi dari angka batas minimum untuk pengolahan lebih lanjut analisis faktor. Jadi data tersebut layak untuk dilanjutkan untuk
Tabel 4.8 Tabel Anti Image Matrices Customer Faktor Anti-image Matrices Jengkap i=asilita ebutuha Sumber elepa Produk Hiburan ses Ke aktu Lua end terba ara dim ehari-ha euanoa Jenuh osialisa Anti-image CO' Kelengkapan.520 -.053 -.075 -.048 -.049.120 -.010 -.054 -.112 -.009 Fasilitas Hibu -.053.370 -.059 -.061 -.014 -.117.016.055.047 -.136 Akses Ke Mal -.075 -.059.278 -.050 -.080 -.003 -.008 -.160 -.040.068 Waktu Luang -.048 -.061 -.050.426.006 -.116 -.002.032.027 -.093 Trend terbaru -.049 -.014 -.080.006.424.014 -.196.049.028 -.002 Acara di Mal.120 -.117 -.003 -.116.014.307 -.045 -.007 -.155.018 Kebutuhan se -.010.016 -.008 -.002 -.196 -.045.307 -.119 -.010.001 Sumber Keua -.054.055 -.160.032.049 -.007 -.119.302.052 -.079 Melepas Jenu -.112.047 -.040.027.028 -.155 -.010.052.339 -.147 Sosialisasi -.009 -.136.068 -.093 -.002.018.001 -.079 -.147.329 Anti-image Co Kelengkapan.872 -.121 -.196 -.103 -.105.300 -.026 -.136 -.267 -.021 Fasilitas Hibu -.121.851' -.185 -.154 -.035 -.348.047.165.133 -.390 Akses Ke Mal -.196 -.185.832' -.144 -.232 -.011 -.028 -.553 -.131.226 Waktu Luang -.103 -.154 -.144.904.013 -.320 -.006.090.072 -.249 Trend terbaru -.105 -.035 -.232.013.817'.040 -.542.136.073 -.004 Acaradi Mal.300 -.348 -.011 -.320.040.799 -.145 -.023 -.482.058 Kebutuhan se -.026.047 -.028 -.006 -.542 -.145.832 -.390 -.030.005 Sumber Keua -.136.165 -.553.090.136 -.023 -.390.774'.161 -.250 Melepas Jenu -.267.133 -.131.072.073 -.482 -.030.161.797' -.441 Sosialisasi -.021 -.390.226 -.249 -.004.058.005 -.250 -.441.818 ameasures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Dari hasil yang didapat dari Anti-image Matrices, (MSA) Measure of Sampling Adequacy yang dilambangkan (a), persyaratan dasar untuk melakukan penggabungan adalah besarnya korelasi antar variabel independen setidak-tidaknya 0,5 karena prinsip analisis faktor adalah adanya korelasi antar variabel. Variabel-variabel yang masuk kedalam suatu faktor harus memiliki loading factor diatas 0,5 sedangkan di bawah 0,5 akan dibuang atau tidak dimasukan kedalam faktor. Jadi hasil pengolahan data menunjukan 10 variabel pernyataan yang terdapat dalam customer factor mampu di gabungkan menjadi faktor baru yang mewakili faktor tersebut, hal ini dapat dilihat dari scree plot (eigenvalue) dan total variance explained dibawah ini.
Gambar 4.5 Scree Plot Customer faktor Scree Plot 6 5 4 2 0 2 3 4 5 6 7 Component Number 9 10 Sumber : Hasil pengolahan data, 2010 Dari grafik Scree Plot, pernyataan customer faktor dapat diekstrak menjadi 2 faktor baru. Hal ini dapat dilihat dari 2 titik yang melebihi nilai Eigen yang batas minimumnya 1. Jadi 10 butir variabel yang ditanyakan mampu digabungkan (diekstrak) menjadi 2 variabel baru sesuai ketentuan yang berlaku.
Tabel 4.9 Total Variance Explained Customer Faktor Total Variance Explained Initial Eiaenvalues xtraction Sums of Sauared Loadina Rotation Sums of Sauared Loadinas Componen Total o of Varianc Cumulative% Total o ofvarianc umulative% Total o of Varianc :::umulative% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5.193 1.906.648.487.479.375.341.253.180.138 51.932 19.061 6.479 4.867 4.789 3.750 3.407 2.529 1.804 1.382 51.932 70.993 77.471 82.339 87.128 90.878 94.285 96.814 98.618.000 5.193 1.906 51.932 19.061 51.932 70.993 3.640 3.459 36.403 34.589 36.403 70.993 Extractron Method: Pnncrpal Component Analysrs. Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Dari tabel Total Variance Explained, setelah dilakukan analisis faktor, customer faktor dapat diekstrak menjadi 2 faktor baru. Hasil tersebut dapat dilihat dari component 2 dengan nilai persentase kumulatif sebesar 70.993%. Jadi dari 2 faktor baru yang terbentuk mampu menginformasikan, menjelaskan dan mewakili 10 variabel yang diekstrak, yaitu sebesar 70.993%. Tabel 4.10 Rotated Component Matriks Customer Faktor Rotated Component Matrix a Kelengkapan Produk Fasilitas Hiburan Akses Ke Mal Waktu Luang Trend terbaru Acara di Mal Kebutuhan sehari hari Sumber Keuangan Melepas Jenuh Sosialisasi Extractron Method: Pnncrpal Component Analysrs. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations. Come anent 1 2.282.671.823.201.291.836.794.230.095.811.856.153.210.851.154.851.813.206.836.210 Sumber : Hasil pengolahan data, 2010
Berdasarkan hasil tabel Rotated Component Matrix, dari 10 variabel yang diujikan, terbentuk 2 faktor baru yang diwakili oleh (1), antara lain' fasilitas hiburan (0.823), waktu luang (0.794), acara di mal (0.856), melepas jenuh (0.813), dan sosialisasi (0.836) yang selanjutnya akan disebut dimensi faktor psikologis. Lalu faktor (2), meliputi kelengkapan produk (0.671), akses ke mal (0.836), trend terbaru (0.811), kebutuhan sehari-hari (0.851), dan sumber keuangan (0.851) yang selanjutnya akan disebut dimensi faktor kebutuhan ekonomi dan gaya hidup. Tabel 4.11 Communalities Customerfaktor Communalities Initial Kelengkapan Produk Fasilitas Hiburan Akses Ke Mal Waktu Luang Trend terbaru Acara di Mal Kebutuhan sehari-hari Sumber Keuangan Melepas Jenuh Sosialisasi Extraction Method: Pnncipal Component Analysis. Extraction.530.717.784.683.667.756.768.748.704.743 Sumber : Hasil pengolahan data, 2010 Hasil pengolahan data customer faktor, berdasarkan tabel menunjukkan, akses ke mal menjadi faktor yang paling utama dan dominan terhadap pembentukan faktor baru kebutuhan ekonomi dan gaya hidup sebesar (78.4%), diikuti oleh kebutuhan seharihari sebesar (76.8%) dan ditempat ketiga acara di mal untuk pembentukan faktor baru psikologis sebesar (75.6%). Setelah dilakukan pengujian terhadap variabel pertama, yaitu customer faktor, selanjutnya dilakukan pengolahan data terhadap variabel yang kedua, yaitu retail faktor.
Tabel 4.12 Retail faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Oikin Measure of Samplinf Adequacy..890 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 675.186 df 45 Sig..000 Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Fandy (2001). mengatakan bahwa untuk mengolah data mengunakan analisis faktor, data yang diolah wajib melebihi nilai ambang batas minimum KMO ( Kaiser-Mayer- Olkin) sebesar 0,6, jika hasil pengolahan melebihi batas minimum, maka data tersebut layak untuk diolah lebih lanjut. Dari pengolahan data kuesioner, maka hasil yang didapat menunjukan bahwa nilai dari Kaiser-Meyer-Oikin Measure of Sampling Adequacy retail faktor sebesar 0.890 > 0,6, melebihi dari angka batas minimum untuk pengolahan lebih lanjut analisis faktor. Jadi data tersebut layak untuk dilanjutkan untuk diolah dengan analisis faktor. Berikut adalah label anti image matrices retail faktor:
Tabel4.13 Anti Image matrices Retail Faktor Anti-image Matrices Anti-image Cov Ragam Pr Suhu Suasana Fasilitas Di Harga Ragam To Tempat pa Lokasi toke Keramaha Responsif Anti-image Con Ragam Pr Suhu Suasana Fasilitas Di Harga Ragam To Tempat pa Lokasi toke Keramaha Responsif Ragam Fasilitas Produk Suhu uasan Diskon Haroa aqam Tok mpat par.239 -.036 -.132 -.067 -.037 -.061.001 -.036 -.132 -.067 -.037 -.061.001 -.021 -.026.060.902' -.133 -.469 -.221 -.120 -.222.003 -.074 -.077.166 a.measures of Sampling Adequacy(MSA).301 -.054.017.009 -.116 -.084 -.044.063 -.075 -.133.907' -.171.051.026 -.372 -.262 -.138.164 -.184 -.054.330 -.031 -.063.074.005 -.048.015 -.068 -.469 -.171.887' -.087 -.173.227.016 -.143.036 -.160.017 -.031".381 -.012 -.091 -.086 -.012.004 -.008 -.221.051 -.087.943 8 -.030 -.260 -.238 -.033.009 -.017.009 -.063 -.012.405 -.050 -.097 -.015 -.083.028 -.120.026 -.173 -.030.945' -.138 -.260 -.042 -.186.059 -.116.074 -.091 -.050.319.040 -.080 -.003 -.018 -.222 -.372.227 -.260 -.138.885'.122 -.243 -.008 -.044 -.084.005 -.086 -.097.040.344 -.095 -.074.032.003 -.262.016 -.238 -.260.122.907' -.279 -.180.075 eramaha Responsi kasi tok stat Stat -.021 -.026.060 -.044 -.048 -.012 -.015 -.080 -.095.339 -.002.044 -.074 -.138 -.143 -.033 -.042 -.243 -.279.943' -.005.102.063.015.004 -.083 -.003 -.074 -.002.495 -.324 -.077.164.036.009 -.186 -.008 -.180 -.005.699 8 -.624 -.075 -.068 -.008.028 -.018.032.044 -.324.546.166 -.184 -.160 -.017.059 -.044.075.102 -.624.573 8 Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Dari hasil yang didapat dari Anti-image Matrices, (MSA) Measure of Sampling Adequacy yang dilambangkan (a), persyaratan dasar untuk melakukan penggabungan adalah besarnya korelasi antar variabel independen setidak-tidaknya 0,5 karena prinsip analisis faktor adalah adanya korelasi antar variabel. Variabel-variabel yang masuk kedalam suatu faktor harus memiliki loading factor diatas 0,5 sedangkan di bawah 0,5 akan dibuang atau tidak dimasukan kedalam faktor. Jadi hasil pengolahan data menunjukan 10 variabel pernyataan yang terdapat dalam retail faktor mampu digabungkan menjadi faktor baru yang mewakili faktor tersebut, hal ini dapat dilihat dari scree plot (eigenvalue) dan total variance explained dibawah ini.
Gambar 4.6 Scree Plot RetaiiFaktor Scree Plot 3 2 -e- 8 9-----E> 0 l 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Component Number Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Dari grafik Scree Plot untuk variabel retail faktor, butir pernyataan pada retail faktor dapat diekstrak menjadi 2 faktor baru. Hal ini dapat dilihat dari 2 titik yang melebihi nilai Eigen yang batas minimumnya 1. Jadi 10 butir variabel yang ditanyakan mampu digabungkan (diekstrak) menjadi 2 variabel baru sesuai ketentuan yang berlaku.
Tabel 4.14 Total Variance Explained Retai!Faktor Total Variance Explained Initial Eiaenvalues traction Sums of Squared Loadin otation Sums of Squared Loadin Compone Total of Varianc umulative 0 Total of Varianc umulative 0 Total of Varianc umulative 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5.840 1.449.528.490.401.360.318.267.183.165 58.400 14.489 5.277 4.899 4.012 3.596 3.178 2.666 1.834 1.650 58.400 72.888 78.165 83.064 87.077 90.672 93.850 96.516 98.350.000 5.840 1.449 58.400 14.489 58.400 72.888 5.519 1.770 55.191 17.698 55.191 72.888 Extraction Method: Principal Component AnalySIS. Sumber: Hasil pengolahan data,2010 Dari tabel Total Variance Explained, setelah dilakukan analisis faktor, retail faktor dapat diekstrak menjadi 2 faktor baru. Hasil tersebut dapat dilihat dari component 2 dengan nilai persentase kumulatif sebesar 72.888 %. Jadi dari 2 faktor baru yang terbentuk mampu menginformasikan, menjelaskan dan mewakili 10 variabel yang diekstrak, yaitu sebesar 72.888 %. Tabel 4.15 Rotated Component Matriks Retail Faktor Rotated Component Matrix a Ragam Produk Suhu Suasana Fasilitas Diskon Harga Ragam Toke Tempat parkir Lokasi taka Keramahan staf Responsif Staf Extraction Method: Pnnc1pal Component AnalySIS. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations. Comr:onent 1 2.888.085.845.124.792.192.820.111.771.248.827.805.857.223.060.090.203.047.875.905 Sumber: Hasil pengolahan data, 2010
Dari hasil tabel Rotated Component Matrix, dari 10 variabel yang diujikan, terbentuk 2 faktor baru yang diwakili oleh (1), antara lain ragam produk (0.88), suhu udara (0.845), suasana mal (0.792), fasilitas diskon (0.82), harga (0.771), ragam toko (0.827), tempat parkir (0.805), dan lokasi toko (0.857) yang selanjutnya akan disebut dimensi faktor non human. Lalu faktor (2), meliputi keramahan staf (0.875) dan responsif staf (0.905) yang selanjutnya akan disebut dimensi faktor human. Tabel 4.16 Communalities Retai!Faktor Communalities Initial Ragam Produk Suhu Suasana Fasilitas Diskon Harga Ragam Toko Tempat parkir Lokasi toko Keramahan staf Responsif Staf Extraction Method: Pnnc1pal Component Analysis. Exlraction.796.730.664.685.656.692.690.737.815.823 Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Hasil dari Communalities terhadap retail faktor menunjukan, staf yang responsif menjadi faktor yang paling utama dan dominan terhadap pembentukan faktor baru human sebesar (82.3%), diikuti oleh keramahan staf sebesar (81.5%) dan ditempat ketiga untuk pembentukan faktor baru non human ragam produk sebesar (79.6%). 4.5 Korelasi Selanjutnya setelah dilakukan analisis faktor, penelitian ini diolah juga analisis korelasi, untuk mencari tahu apakah ada hubungan yang signifikan antara customer faktor dan retail faktor, apakah kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam pembentukan persepsi konsumen dalam pemilihan mal.
Tabel 4.17 Correlations Correlations DIMENSI DIMENSI DIMENSI DIMENSI DIMENSI X_a Pearson Correlation X a 1 X b.000 Ya...288 y b ".440 Sig. (2-tailed).004.000 DIMENSI X_b N Pearson Correlation.000 1.135...493 Sig. (2-tailed}.180.000 DIMENSI Y_a N Pearson Correlation -.288.135 1.000 Sig. (2-tailed).004.180 DIMENSI Y_b N Pearson Correlation...440...493.000 1 Sig. (2-tailed).000.000 N **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Tabel 4.18 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat 0,80-1,000 Sumber: Sugiyono,2007
Analisis korelasi dari hasil output SPSS adalah sebagai berikut: Besarnya korelasi antara dimensi Xa dan Yb adalah 0.440 dan signifikan pada alpha 5% karena nilai probability pengujian korelasi 0.004 < 0.05 0.440 = Tingkat korelasi sedang Besarnya korelasi antara dimensi Xb dan Yb adalah 0.493 dan signifikan pada alpha 5% karena nilai probability pengujian korelasi 0.000 < 0.05 0.493 = Tingkat korelasi sedang Besarnya korelasi antara dimensi Ya dan Xa adalah 0.288 dan signifikan pada alpha 5% karena nilai probability pengujian korelasi 0.004 < 0.05 0.288 = Tingkat korelasi rendah Besarnya korelasi antara dimensi Ya dan Xb adalah 0.135 dan tidak signifikan pada alpha 5% karena nilai probability pengujian korelasi 0.180 > 0.05 0.135 = tingkat korelasi sangat rendah 4.6 Implikasi Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa terhadap customer faktor dan retail faktor dalam pembentukan persepsi konsumen dalam pemilihan mal, terdapat 2 variabel baru yang terbentuk dari masing-masing faktor. Dalam faktor customer; terbentuk dua faktor baru antara lain, (1) faktor psikologis yang meliputi fasilitas hiburan (0.823), waktu luang (0.794), acara di mal (0.856), melepas jenuh (0.813), dan sosialisasi (0.836) dan (2) faktor kebutuhan ekonomi dan gaya hidup yang meliputi kelengkapan produk (0.671), akses ke mal (0.836), trend terbaru (0.811), kebutuhan sehari-hari (0.851), dan sumber keuangan (0.851). Dan indikator yang paling dominan dalam pembentukan customerfaktor adalah akses ke mal (78.4%), kebutuhan sehari-hari (76.8%), dan acara di mal (75.6%)
Lalu untuk retail faktar, terbentuk dua faktar baru antara lain, (1) non human yang meliputi ragam praduk (0.88), suhu udara (0.845), suasana mal (0.792), fasilitas diskan (0.82), harga (0.771), ragam taka (0.827), tempat parkir (0.805), dan lakasi taka (0.857) dan (2) human yang meliputi keramahan staf (0.875) dan respansif staf (0.905). Dan indikatar yang paling daminan dalam pembentukan retail faktar adalah staf yang respansif (82.3%), keramahan staf (81.5%), dan ragam praduk (79.6%). Karelasi antara Xa (faktar psikalagis) dan Xb (human) menunjukan besarnya karelasi antara dimensi Xb dan Yb adalah 0.440 dan signifikan pada tingkatan sedang. Sementara karelasi Xb (kebutuhan ekanami dan gaya hidup) dan Yb (human) menunjukan besarnya karelasi antara dimensi Xb dan Yb adalah 0.493 dan signifikan sedang. Hal ini menunjukan bahwa faktar psikalagis dan faktar human dan faktar kebutuhan ekanami dan gaya hidup dengan human saling berkarelasi dalam mempengaruhi persepsi kansumen dalam pemilihan mal.