BAB I PENDAHULUAN. Buku DP3A ini berjudul Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al-

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN PERMUKIMAN LINGKUNGAN MASJID AL-MUTTAQIN SEBAGAI WISATA RELIGI DI KALIWUNGU

PENATAAN PERMUKIMAN LINGKUNGAN MASJID AL-MUTTAQIN SEBAGAI WISATA RELIGI DI KALIWUNGU

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian bangsa dan kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan

PENGEMBANGAN GOA MARIA KALIORI BANYUMAS SEBAGAI KAWASAN DOA UMAT KATOLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP TAMAN (Penekanan desain arsitektur organik)

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Rembang Ocean Mall Rembang Ocean Mall 1.2 Latar Belakang

MENUMBUHKAN RASA SOLIDARITAS ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS SOSIAL TERBUKA. Disusun Oleh: Universitas Airlangga 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. di jalur utama Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Kendal. Batas-batas wilayah

A. Judul. B. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pasar Wisata Perbelanjaan Tradisional Bakalan Krapyak di Kudus ( Maksud dari pengertian judul di atas adalah

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM WISATA RELIGI (STUDI KASUS DI MAKAM KYAI AGENG MUHAMMAD BESARI TEGAL SARI JETIS PONORGO)

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

WISATA RELIGI PESAREAN KH. MOHAMMAD KHOLIL DI BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

BAB I PENDAHULUAN. Berbekal letak geografis yang dikelilingi oleh 7 gunung membuat

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I Pendahuluan. 4. Sarana : Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH WALISONGO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas akhir ismail yakub BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB I PENDAHULUAN. terhadap treatment dari atau kondisi lingkungan (Ndraha,1997:39). Jadi,

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

ESSAY STUDY EXCURSIE KEBERAGAMAN ETNIS DAN AGAMA DALAM MASYARAKAT LAMONGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB IV. Kesimpulan dan Saran

PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO, KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN MENARA KUDUS SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat Wisata Buku Islam di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 DESKRIPSI JUDUL Pengembangan Wisata Api Abadi Mrapen sebagai Pusat Energi Alam

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

ESSAY INDAHNYA TOLERANSI DALAM PERBEDAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KAWASAN INDUSTRI BATIK DI TRUSMI, CIREBON

manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia jejak langkah hidup manusia selalu membutuhkan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PENATAAN DANPENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN SUNAN PANDAN ARAN SLEMAN YOGYAKARTA (Dengan penekanan Desain Arsitektur Islam)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. The McGraw-Hill Companies, Inc. 4 Poerwadarminta, WJS Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Makalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Buku DP3A ini berjudul Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al- Muttaqin sebagai Wisata Religi di Kaliwungu. Definisi dari masing-masing kata dalam judul tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penataan : Proses, cara, perbuatan menata; pengaturan; penyusunan. 1 2. Permukiman : Daerah tempat bermukim: daerah ini baik sekali sebagai permukiman penduduk; perihal bermukim. 2 3. Lingkungan : bagian wilayah dalam kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa. 3 4. Masjid : Rumah tempat ibadah umat muslim. 4 5. Al-Muttaqin : Nama Masjid yang berada di kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. 5 6. Wisata : Bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb). 6 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia 2 3 4 5 6

2 7. Religi : Kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia; kepercayaan (animism, dinamisme): agama. 7 8. Kaliwungu : Sebuah kecamatan di Kabupaten Kendal, Provinsi provinsi Jawa Tengah, Indonesia. 8 Jadi pengertian dari Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al- Mutaqin sebagai Wisata Religi di Kaliwungu adalah sebuah pusat wilayah permukiman penduduk di lingkungan masjid Al-mutaqqin Kaliwungu yang dirancang sebagai tempat wisata religi. 1.2 Latar Belakang Gambaran umum kota Kaliwungu Kaliwungu merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Kaliwungu berbatasan langsung dengan Semarang, tepatnya di sebelah barat dari Kota Semarang, Indonesia. 7 8 https://id.wikipedia.org/wiki/kaliwungu,_kendal

3 Pemberian nama Kaliwungu diambil dari peristiwa seorang guru (Sunan Katong) dan muridnya (Pakuwojo) yang berkelahi di dekat sungai karena perbedaan prinsip. Dari pertengkaran itu terjadi pertumpahan darah yang menurut cerita, Sunan Katong berdarah biru dan Pakuwojo berdarah merah, keduanya wafat dalam perkelahian itu dan darahnya mengalir di sungai sehingga berubah menjadi ungu. Letak Kaliwungu sendiri dapat dilihat pada gambar peta dibawah ini. Gambar 1.1 Peta Kaliwungu Sumber : http://2.bp.blogspot.com/- l97ofqt7dhi/toknry58kki/aaaaaaaabsy/ebcgehqypxo/s1600/kaliwungu.jpg Kaliwungu memilik potensi yang sangat bagus untuk dijadikan wisata religi, yaitu ada wisata fisik dan non fisik. Potensi fisik meliputi masjid, pondok pesantren dan makam, non fisik meliputi budaya.

4 Masjid Al-Muttaqin Kaliwungu merupakan salah satu tempat yang berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat Kaliwungu dari ekonomi,sosial, maupun budaya. Hampir setiap kegiatan masyarakat yang ada di Kaliwungu berada di lingkungan sekitar masjid Al-Muttaqin. Masjid Al-muttaqin menjadi pusat karena memang dari sejarah awalnya persebaran Islam di Kaliwungu berasal dari masjid Al-muttaqin, berawal dari datangnya kyai Asyari ke Kaliwungu kemudian beliau mendirikan masjid Al-muttaqin pada tahun 1680 yang letaknya berdekatanan dengan ex kawedanan yang sekarang menjadi balai desa Kaliwungu dan itulah sebabnya alun-alun dekat dengan balai desa bukan dengan kecamatan karena memang dulunya balai desa itu adalah kawedanan atau yang berarti pusat pemerintahan dibawah Kabupaten dan diatas Kecamatan yang berlaku pada masa Hindia-Beland, dan sejak saat itu masjid al-muttaqin menjadi pusat kegiatan masyarakat sampai sekarang. Gambar 1.2 Masjid Al-Muttaqin Kaliwungu Sumber : http://static.panoramio.com

5 Kaliwungu juga dikenal dengan nama kota santri, karena di situ terdapat puluhan pondok pesantren. Tercatat ada kurang lebih 25 pondok pesantren yang berada di Kaliwungu dan beberapa diantaranya berada di lingkungan masjid Al-muttaqin Kaliwungu seperti Ponpes APIK, Ponspes, APID, Ponpes ASPIK, Ponpes Ali Aziziah, Ponpes Bondo Kerep, Ponpes Hidayatul Quran. Tidak hanya pondok pesantren, di Kaliwungu juga terdapat beberapa makam orang penyebar agama Islam di Kaliwungu dan sekitarnya yang sering dikunjungi peziarah dari dalam maupun luar kota, adapun makanya antara lain adalah Makam KH. Asyari, Makam Sunan Katong, Makam Pangeran Puger, Makam KH Mustofa, Makam KH Musyafa. ini menjadikan kaliwungu sangat kental akan nuansa islaminya. Selain itu setiap harinya juga ada orang yang berkunjung ke Kaliwungu baik itu hanya untuk berkunjung ke saudaranya di pondok atau untuk berziarah kubur. Selain terkenal dengan pondok dan makamnya Kaliwungu juga memiliki potensi non fisik yaitu budaya yang masih di jalankan sampai sekarang seperti syawalan, weh-wehan, Bari an, Haul. Syawalan merupakan acara tahunan yang bisa menarik ribuan orang datang meramaikan budaya tersebut. Syawalan merupakan gabungan antara wisata religius dan modern. Religius karena pengunjung datang hanya untuk tujuan utama yaitu berziarah pada sejumlah makam tokoh penyebar agama Islam. Dan dikatakan modern karena sejumlah pengunjung datang hanya untuk sekedar beli baju atau mencari hiburan karena memang saat budaya

6 syawalan berlangsung akan dibuat pasar malam di alun-alun kota Kaliwungu. Kemudian ada juga budaya tahunan lain yang masih dijalankan sampai sekarang yaitu dugderan. Dugderan merupakan salah satu budaya tahunan yang diadakan menjelang datangnya bulan ramadhan tepatnya pada akhir bulan sya ban menjelang tanggal 1 ramadhan. Budaya dugederan di Kaliwungu biasanya diisi dengan orang-orang yang berjualan makananan khas Kaliwungu mulai dari sumpil, klepon, ketan, serabi, dll. Acara dugderan bertempat di halaman parker masjid Al-muttaqin Kaliwungu dan sebelum acara dimulai biasanya diawali dengan pawai ta ruf yang di adakan oleh IRMAKA (Ikatan Remaja Masjid Al-Muttaqin Kaliwungu). Kemudian ada budaya bari an. Bari an merupakan budaya tasyakuran tahunan yang diselenggarakan pada malam tanggal 1 Muharam atau ada juga sebagian masyarakat mengadakan pada tangggal 10 Muharam.

Gambar 1.3 Peta persebaran pondok,makam dan masjid di Kaliwungu Sumber : Analisa penulis, 2015 7

8 Melihat Potensi kota Kaliwungu yang luar biasa, sangat disayangkan apabila potensi ini tidak terlihat karena kurang tertatanya lingkungan dan desa di Kaliwungu pada umumnya dan di lingkungan masjid Al-muttaqin khususnya. Oleh karena itu perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah untuk penataan desa dan lingkungan di Kaliwungu. Selain itu kurangnnya kesadaran masyarakat untuk lebih menjaga identitas kota Kaliwungu sebagai kota santri sehingga seiring berjalanya waktu identitas Kaliwungu kota santri mulai memudar. Kaliwungu sebenarnya sangat cocok untuk dijadikan daerah wisata religi, selain dari namanya yaitu Kaliwungu kota santri, disana juga terdapat makam dan budaya yang masih dijalakan sampai sekarang yang memungkinkan adanya orang dari luar Kaliwungu datang ke Kaliwungu, hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan perputaran uang yang cepat sehingga dapat mendongkrak perekonomian di daerah Kaliwungu. Menurut progam utama rencana tata ruang wilayah kabupaten Kendal tahun 2011-2031, Kecamatan Kaliwungu akan dijadiakan sebagai kawasan industri, hal ini akan sangat mendukung potensi wisata religi di Kaliwungu, karena kawasan industri nantinya akan mendatangkan banyak orang dari luar Kaliwungu dan diharapkan nama Kaliwungu sebagai wisata religi bisa lebih di kenal orang. Maka dari itu perlu adanya penataan pada kota Kaliwungu, khususnya di lingkungan masjid Al-muttaqin, karena masjid Al-muttaqin merupakan pusat dari kegiatan masyarakat Kaliwungu.

9 1.3 Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Kondisi permukiman lingkungan masjid Al-muttaqin belum tertata untuk dijadikan wisata religi. 2. Mulai memudarnya ikon Kaliwungu sebagai kota Santri yang religius. Persoalan yang kemudian timbul pada perencanaan Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al-Muttaqin sebagai Wisata Religi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan arsitektur dari penataan permukiman lingkungan Masjid Al-muttaqin sebagai wisata religi 2. Bagaimana tampilan fisik dari bangunan dan tatanan lingkungan yang dapat mencerminkan sebagai bangunan islami serta mendukung kegiatan Wisata Religi di Kaliwungu. 1.4 Tujuan dan Sasaran A. Tujuan Adapun tujuan diadakanya Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al-muttqin sebagai Wisata Religi adalah : 1. Menata kembali Lingkungan Permukiman Masjid Al-muttaqin sehingga mendukung adanya kegiatan wisata religi di Kaliwungu

10 2. Sebagai suatu langkah untuk mencerminkan kembali Kaliwungu sebagai kota santri yang religius dan dapat menjadi ikon untuk kota Kaliwungu B. Sasaran 1. Menghasilkan konsep perencanaan yang bisa dijadikan ikon baru di Kecamatan Kaliwungu. 2. Diharapkan dengan adanya Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al-muttaqin ini akan menimbulkan kesan nyaman bagi warga maupun penghuni pondok yang berada di lingkungan masjid Al-muttaqin. C. Lingkup Pembahasan Batasan-batasan ruang lingkup dalam pembahasan laporang Studio Konsep Perencaanan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : 1. Batasan masalah hanya pada ruang lingkup arsitektural, perencanaan dan perancangan bangunan yang diperuntukkan bagi kenyamanan warga dan penghuni pondok yang berada di Kaliwungu. 2. Batas-batas lokasi site hanya pada sekitar lingkungan masjid Almuttaqin dan komplek makam al-jabal yaitu meliputi desa Krajan kulon, Kutoharjo,protomulyo dan Nolokerto 3. Batasan tujuan penataan Lingkungan Masjid Al-muttaqin sebagai Wisata Religi adalah sebagai salah satu destinasi wisata religi yang ada pada Kecamatan Kaliwungu. 1.5 Metodologi Pembahasan A. Metode Pengumpulan Data

11 Metode yang dilakukan untuk mengumpulan data yaitu : 1. Studi Literatur Studi literatur adalah sebuah cara pengumpulan data dengan cara menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya, adapun sumber-sumber tulisan bisa berupa buku, jurnal, ataupun data sekunder lainya. 2. Survey Lokasi Survey lokasi bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi secara langsung. Survey lokasi juga mempunyai kegunaan untuk mempreoleh fakta dari gejala yang ada, mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok daerah tersebut, melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal serupa. B. Metode Pengolahan Data Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk mengidentifikasi potensi yang ada dilapangan, selanjutnya dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan solusi terbaik. C. Perumusan Konsep Konsep dirumuskan dari hasil identifikasi data sesuai dengan permasalahan, potensi dan tujuan perancangan. Sehingga dapat mewujudkan suatu produk yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan memanfaatkan potensi yang ada.