BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

Erwan Susanto J

BAB I PENDAHULUAN. telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari Industrial Diesel

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari tahun ke tahun. Peningkatan dan perkembangan ini

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

LAPORAN KERJA PRAKTEK. PT. INDO ACIDATAMA Tbk. UNIT ETHYL ACETATE (UNIT 500) KARANGANYAR. dengan TUGAS KHUSUS NERACA MASSA TOTAL DAN KOMPONEN DA-502

PUBLIKASI ILMIAH. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

ERWAN SUSANTO J

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Taufiq Abdullah J

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB IV HASIL DAN ANALISA

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU BATU BARA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI UNIT BOILER

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH IKLIM TENAGA KERJA. Tbk, Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

Vincentius Lulu NRP

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]

BAB IV HASIL PENELITIAN

Wikaningrum Hikmah Kusumasari 1*), Tarwaka 2,SriDarnoto 3 ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

NASKAH PUBLIKASI WIKANINGRUM HIKMAH KUSUMASARI J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PADA KARYAWAN BAGIAN MEKANIK PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII. TATA LETAK PABRIK

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa

KUESIONER PENELITIAN

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Andalas diperoleh sebagai berikut : persentase tentang data demografi (umur dan lembar observasi), frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : YOLA NOVITA HASRI J

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

PENGARUH KADAR DEBU BATU BARA TERHADAP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA TENAGA KERJA DI UNT BOILER

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. 1. Profil Home Industry. Sentra Industri Pengrajin Blangkon terletak di Kelurahan

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh tenaga kerja di bengkel las (Widharto, 2007). Industri pengelasan merupakan industri informal yaitu industri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. 1. Sejarah singkat perusahaan. Pada awal berdirinya Perseroan tahun 1983, bernama PT. INDO

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari - hari pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran

Transkripsi:

BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Perusahaan ini didirikan di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah dengan luas lahan ± 11 Ha. Pada mulanya perusahaan ini bernama PT. Alkohol Utama pada tahun 1983 kemudian pada tahun 1986 berubah menjadi nama menjadi PT. Indo Acidatama Chemical Industry. Setelah itu pada tanggal 4 Oktober 2005 berubah namanya menjadi PT Sarana Nugraha Tbk. Dan pada tanggal 30 Juli 2006 telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Pembangunan pabrik tersebut selesai pada akhir tahun 1988, sementara produksi komersial dimulai pada tahun 1989. Konstruksi gedung dan peralatan proses produksi seluruhnya dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat dan selesai pada Juni 1989, sampai bulan April 2015, jumlah tenaga kerjanya sebanyak 354 orang. Lokasi PT. Indo Acidatama Tbk terletak di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Surakarta, ±15 Km ke arah timur laut dari Surakarta dan 2 Km dari jalan raya Solo - Sragen ke arah barat, dimana lokasi pabrik merupakan lokasi strategis karena dekat dengan pengadaan sumber bahan baku dan terletak diantara jaringan distribusi dan transportasi yang memadai. Sumber bahan baku industri Ethanol, yakni tetes tebu 36

(molasses). Molasses adalah suatu bahan produk samping dari pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur. PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat memiliki bagianbagian unit kerja dalam setiap departemen. Departemen yang ada dibagi menjadi departemen utilitas, laboratorium dan produksi utama. Pada bagian utilitas, dibagi menjadi beberapa unit kerja diantaranya cooling tower, boiler, crusher, separator, power station, workshop, dan compressor. Penelitian ini dilakukan di unit kerja crusher yang memiliki potensi bahaya berupa polutan debu batubara. Polutan tersebut berasal dari proses kerja yang dilakukan di unit crusher yang menggunakan mesin untuk memecah dan menghaluskan batubara. Batubara yang telah dipecah akan diangkut dan dimasukkan kedalam mesin boiler yang dioperasikan untuk menghasilkan uap, sedangkan sisanya akan diangkut dan dibuang. Polutan debu akan meningkat apabila mesin crusher dioperasikan bersamaan dengan pengoperasian alat berat dan truk pengangkut. Karyawan yang berkerja di unit crusher terdiri dari 12 karyawan yang dilengkapi dengan APD berupa wearpack, helm, masker, sarung tangan dan sepatu. Penelitian juga dilakukan di unit kerja workshop mekanik. Pada bagian ini, pekerjaan yang dilakukan berupa penggerendaan, pengelasan dan pemotongan bahan yang berbahan besi, dan logam lainnya. Potensi bahaya yang timbul pada unit kerja workshop mekanik berupa percikan api dari penggerendaan, asap logam dan juga bahaya fisik seperti tertimpa, terjepit 37

dan terpotong. Pada unit workshop mekanik terdapat 12 karyawan yang bekerja didalamnya. B. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini melibatkan 12 karyawan di unit crusher dan 12 karyawan di unit workshop mekanik. Karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, dan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Responden Kategori Crusher ( NAB) Mekanik (< NAB) Rata- Rata Standar deviasi Frek % Frek % Usia 1 17 Tahun Muda 0 0 0 0 18-35 Tahun Dewasa 3 25 6 50 38,21 8,49 36 51 Tahun Tua 9 75 6 50 Jenis Kelamin Laki-Laki - 12 100 12 100 - - Perempuan - 0 0 Masa Kerja 1 8 Tahun Baru 1 8,3 4 33,3 9 17 Tahun Sedang 2 16,6 4 33,3 11,88 7,54 18 25 Tahun Lama 9 75 4 33,3 38

C. Hasil Pengukuran Paparan Debu Batubara Pengukuran paparan debu batubara dilakukan di dua unit kerja yaitu crusher dan workshop mekanik. Pengukuran di unit kerja crusher dan workshop mekanik dilakukan pada saat proses kerja berlangsung, dimana mesin crusher sedang beroprasi. Hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2. Hasil Pengukuran Paparan Debu Batubara No Lokasi Pengukuran Hasil Uji Satuan NAB 1 Unit Crusher ( NAB) a. di depan ruang control phanel 76,67 mg/ b. di selatan ruangan 1750,0 mg/ 2 mg/ c. di area mesin crusher 146,66 mg/ d. di area penimbunan bahan mentah 110,0 mg/ 2 Unit Mekanik (< NAB) a. di bagian utara ruangan 1,44 mg/ b. Pintu masuk 1,88 mg/ 2 mg/ c. di bagian penyimpanan alat 1,77 mg/ d. di ruang istirahat karyawan 1,33 mg/ D. Hasil Observasi dan Pengamatan Observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di unit kerja crusher dan workshop mekanik meliputi, pemberian kuesioner yang diisi langsung oleh responden sebagai lembar pemeriksaan gejala konjungtivitis dan pengamatan langsung tempat kerja serta wawancara pada beberapa 39

karyawan. Peneliti juga melakukan pengamatan yang diikuti dengan wawancara pada karyawan di unit crusher dan workshop mekanik, berdasarkan pengamatan tersebut, beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan angka kejadian timbulnya gejala konjungtivitis adalah : 1. APD belum disediakan secara lengkap, misalnya di unit crusher yang berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diketahui tidak tersedianya kacamata atau pelindung mata lainnya bagi karyawan. 2. APD yang disediakan di unit crusher meliputi masker, sarung tangan, wearpack, dan helm. 3. Untuk bagian workshop mekanik, APD yang disediakan berupa wearpack, sarung tangan, masker, kacamata, dan pelindung wajah (untuk bagian pengelasan dan penggerendaan). 4. Beberapa karyawan mengeluhkan timbulnya gangguan kesehatan terutama pada organ mata dan saluran pernapasan. 5. Terdapat 4 karyawan yang menggunakan masker pribadi yang berasal dari kain dan tidak menggunakan masker yang disediakan perusahaan dengan alasan kurang efektif. E. Analisis Univariat 1. Penggunaan APD Penggunaan APD akan berpengaruh pada risiko timbulnya gejala konjungtivitis. Karyawan yang menggunakan APD dapat meminimalisasi paparan debu batubara dan dapat mencegah timbulnya gejala 40

konjungtivitis. Namun, belum seluruh karyawan yang sadar akan pentingnya penggunaan APD. Penggunaan APD disesuaikan dengan potensi bahaya yang akan dihadapi oleh karyawan. Pada bagian crusher yang memiliki paparan debu batubara NAB, APD yang disediakan berupa wearpak, helm, sarung tangan, masker dan sepatu. Sedangkan workshop mekanik yang memiliki paparan debu batubara < NAB disediakan APD berupa wearpack, masker, sarung tangan dan kacamata bagi yang melakukan pengelasan. Data kepatuhan karyawan terhadap penggunaan APD berupa kacamata sebagai langkah pencegahan terhadap gejala konjungtivitis disajikan pada tabel berikut : Tabel 3. Penggunaan APD Penggunaan APD Crusher ( NAB) Mekanik (< NAB) Frekuensi % Frekuensi % Menggunakan Tidak Menggunakan Jumlah 9 75 9 3 25 3 12 100 12 75 25 100 2. Lama Paparan Lama paparan debu batubara terhadap karyawan di unit crusher dan workshop mekanik akan berpengaruh terhadap timbulnya gejala konjungtivitis pada karyawan. Seluruh karyawan atau responden dalam penelitian ini memiliki waktu paparan yang sama yaitu 8 jam per hari, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut. 41

Tabel 4. Lama Paparan Karyawan Lama Paparan Crusher ( NAB) Mekanik (< NAB) Frekuensi % Frekuensi % 8 Jam < 8 Jam Jumlah 12 100 12 0 0 0 12 100 12 100 0 100 3. Gejala konjungtivitis Gejala konjungtivitis yang timbul di unit kerja crusher ( NAB) dan workshop mekanik (< NAB) dipengaruhi oleh paparan debu batubara yang juga dipertinggi risikonya oleh faktor lain. Kasus timbulnya gejala konjungtivitis pada karyawan unit crusher dan workshop mekanik disajikan pada tabel berikut. Tabel 6. Gejala Konjungtivitis Gejala Konjungtivitis Crusher ( NAB) Mekanik (< NAB) Frekuensi % Frekuensi % a. Normal b. Ringan c. Sedang d. Berat Jumlah - - 9 3 25 3 5 41,7-4 33,3-12 100 12 75 25 - - 100 42

F. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan gejala konjungtivitis pada karyawan terpapar debu batubara di atas NAB dan di bawah NAB di PT. Indo Acidatama Tbk, Kebakkramat, Karanganyar. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney. Tabel 8. Hasil Uji Perbedaan Gejala Konjungtivitis pada Karyawan terpapar Debu Batubara di atas NAB dan di bawah NAB Gejala Konjungtivitis Crusher ( NAB) Mekanik (< NAB) p value Keterangan a. Normal b. Ringan c. Sedang d. Berat - 9 3 3 5-4 - 0,000 Signifikan Berdasarkan Tabel diatas, hasil uji Mann-Whitney menunjukkan p value 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan terdapat perbedaan gejala konjungtivitis pada karyawan terpapar debu batubara di atas NAB dan di bawah NAB di PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. 43