BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan darikegiatan

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

MOTIVASI BELAJAR. Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Gaya Belajar Visual terhadap Prestasi Belajar Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAYA BELAJAR SISWA YANG MEMILIKI NILAI AKADEMIK TINGGI DAN RENDAH KELAS VII SMPN 1 COLOMADU TAHUN AJARAN 2016/1017

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa:

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prinsip dalam Pembelajaran

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB II KAJIAN TEORETIS. sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kajian tentang Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu. Oleh karena itu, hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan perkembangan globalisasi. Belajar menurut Djamarah (2011: 13) adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pegalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif afektif, dan psikomotor. Selain itu, Hilgard dan Marquis juga berpendapat dalam Sagala (2014: 13) bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri. Kedua pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Dalyono (2010:49) bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, 6

7 kebiasaan, ilmu, pengetahuan, ketrampilan, dan sebagainya.berdasarkan dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu menuju kearah yang lebih baik yang dilakukan secara terus menerus seumur hidup, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak mampu menjadi mampu baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan belajar dapat dilakukan di mana saja, seperti di sekolah, rumah, maupun di lingkungan sekitar. Proses belajar di sekolah melibatkan guru sebagai pengajar, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Proses belajar seseorang tidak hanya didapatkan dari guru, tetapi bisa didapatkan dari berbagai sumber belajar lain misalnya internet, buku, dan lingkungan sekitar. b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar Faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi tiga macam oleh Ahmadi &Supriyono (2013: 139-147), yaitu: 1) Faktor-faktor Stimulus Belajar Stimulus belajar yaitu segala hal di luar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar yang mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima oleh pelajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan stimulus belajar antara lain:

8 a) Panjangnya bahan pelajaran Bahan pelajaran yang terlalu panjang atau banyak membutuhkan waktu yang panjang pula untuk mempelajarinya. Panjangnya waktu belajar juga dapat menimbulkan beberapa gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran antara kesan lama dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari. b) Kesulitan bahan pelajaran Tiap-tiap bahan pelajaran mempunyai tingkat kesulitan dan memengaruhi kecepatan belajar siswa. Bahan pelajaran yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang lebih intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi intensitas belajar seseorang. c) Berat ringannya tugas Tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah akan mengurangi tantangan belajar siswa. Tugas yang terlalu berat atau sukar membuat siswa menjadi jera untuk belajar. d) Suasana lingkungan eksternal Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal antara lain: cuaca, waktu, kondisi tempat, penerangan, dan sebagainya. Faktor ini memengaruhi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.

9 2) Faktor-faktor Metode Belajar Metode mengajar yang dilakukan oleh guru sangat memengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal sebagai berikut: a) Kegiatan berlatih atau praktek Berlatih dapat diberikan secara maraton (non stop) atau secara terdistribusi (dengan selingan waktu-waktu istirahat). b) Overlearning dan drill Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan. Overlearning berlaku untuk latihan keterampilan motorik, sedangkan drill berlaku untuk kegiatan berlatih abstraksi seperti berhitung. c) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar Seseorang yang mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, maka akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya selanjutnya. d) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian Belajar mulai dari keseluruhan kebagian-bagian lebih menguntungkan daripada belajar mulai dari bagian-bagian, karena dengan mulai dari keseluruhan individu menemukan set yang tepat untuk belajar.

10 e) Penggunaan modalitas indera Modalitas indera yang dipakai oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Ada tiga modal yang penting dalam belajar, yaitu: visual, auditorial, dan kinestetik. f) Bimbingan dalam belajar Bimbingan yang terlalu banyak diberikan cenderung membuat pelajar menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. g) Kondisi-kondisi insentif Insentif adalah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu, bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan. 3) Faktor-faktor Individual a) Kematangan Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk sistem syaraf dan otak menjadi berkembang, hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. b) Faktor usia kronologis Pertambahan usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu, semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

11 c) Faktor perbedaan jenis kelamin Tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal intelegensi. Perbedaan antara pria dan wanita adalah dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan, dan inipun merupakan akibat dari pengaruh cultural. d) Pengalaman sebelumnya Pengalaman yang diperoleh oleh individu ikut memengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya. e) Kapasitas mental Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai keterampilan/kecakapan. Akibat dari lingkungannya, berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa inteligensi. f) Kondisi kesehatan jasmani Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya sakit tidak akan dapat belajar dengan efektif. g) Kondisi kesehatan rohani Gangguan serta cacat mental pada seseorang mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan.

12 h) Motivasi Motivasi sangat penting bagi proses belajar. Motivasi menggerakkan, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. 2. Kajian tentang Gaya Belajar Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Proses belajar bagi siswa memiliki kekhasan sendiri dalam menentukan pola atau gayanya dalam belajar. Seorang guru harus menyadari bahwa anak didiknya memilki gaya belajar yang berbeda untuk menerima dan mengolah informasi yang diterima berdasarkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, mereka sering kali harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama Cara belajar yang dimiliki siswa sering disebut dengan gaya belajar atau modalitas belajar siswa. Gaya belajar merupakan suatu bagaimana menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Hernacki, 2001: 110-112). Gaya belajar dapat membantu merencanakan, menghasilkan, dan mengimplementasikan pengalaman pendidikan, sebagaimana yang dikemukakannya oleh Ferderico dalam Brown (2009: 525) bahwa: Evaluating students learning styles provides knowledgeabout their particularpreferences. This awareness can be used to develop, design, format, and deliver educationalprograms and resources that will motivate and stimulatestudents acquisition,

13 integration, and application ofinformation and professional knowledge invidualiseinstruction. Understanding styles can improve the planning,producing, and implementing of educational experiences, sothey are more appropriately compatible with students desires, in order to enhance their learning, retention andretrieval Pernyataan tersebut senada dengan gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima menurut Bire dkk (2014: 169). Berdasarkan beberapa definisi gaya belajar di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara seseorang untuk menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang diterimanya sehingga pembelajaran menjadi efektif. Siswa pada umumnya akan sulit memroses informasi dalamsatu cara yang dirasa tidak nyaman bagi mereka. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan cara yang berbeda, serta memroses informasi dengan cara yang berbeda. Sebagian orangmungkin memiliki gaya belajar tertentu yang dominan digunakandalam berbagai situasi, sehingga kurang menggunakan gaya yangberbeda untuk situasi yang berbeda. Gaya belajar siswa bermacam-macam. Prashnig (2007: 44-46) memiliki pandangan umum mengenai model-model gaya belajar salah satunya yaitu model VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik). Hal ini sesuai dengan DePorter & Hernacki (2002: 112) yang berpendapat terdapat tiga gayabelajar seseorang yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Walaupun masing-masing siswa ada yang belajar

14 dengan menggunakan ketiga gaya belajar ini, kebanyakan siswa lebih cenderung pada salah satu diantara gaya belajar tersebut, antara lain: 1) Gaya Belajar Visual Siswa yang bergaya belajar visual mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui mata/penglihatan (visual). Mereka cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Ciri-ciri seseorang dengan gaya belajar visual yang penulis simpulkan menurut DePorter & Hernacki (2001: 116), antara lain: a) Teratur, memperhatikan segala sesuatu, dan menjaga penampilan. b) Mengingat dengan gambar dan lebih suka membaca daripada dibacakan. c) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, menangkap dengan detail, dan mengingat apa yang di lihat. 2) Gaya Belajar Auditorial Siswa yang bertipe auditorial mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan berdiskusi dan mendengarkan apa yang guru katakan. Mereka dapat mencerna dengan baik informasi yang disampaikan melalui suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditorial

15 lainnya. Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh siswa bergaya belajar auditorial. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri seseorang dengan gaya belajar auditorialyang penulis simpulkan menurut DePorter & Hernacki (2001: 118), antara lain: a) Mudah terganggu oleh keributan. b) Berbicara dengan pola berirama. c) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca. d) Lebih suka gurauan lisan dan musik. 3) Gaya Belajar Kinestetik Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan untuk duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh. Ciri-ciri seseorang dengan gaya belajar kinestetikyang penulis simpulkan menurut DePorter & Hernacki (2001: 118), antara lain: a) Banyak bergerak. b) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, dan menanggapi secara fisik.

16 c) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama. 3. Kajian tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Kata prestasi menurut Arifin (2013: 12) berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang memengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil akhir dari proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh hasil interaksi berbagai faktor yang memengaruhinya baik dari dalam atau luar individu. Prestasi belajar dapat dinilai dengan berbagai cara, misalnya seorang guru menilai prestasi belajar siswa melalui soal-soal dalam ujian tengah semester, ujian akhir semester, maupun ujian akhir sekolah. Meskipun begitu, yang paling utama dalam menilai prestasi belajar siswa adalah keobjektifan guru dalam menilai yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar atau dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

17 ada/berasal di luar individu, Ahmadi dan Supriyono (2013: 138). Terdapat penjabaran yang tergolong faktor internal dan faktor eksternal antara lain: 1. Faktor Internal a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: 1) Faktor intelektif, yang meliputi potensial yaitu kecerdasan dan bakat, kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2. Faktor Eksternal a. Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

18 4. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Setiap individu peserta didik tidak hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda tetapi juga memroses informasi dengan cara yang berbeda. Ada siswa yang lebih senang menulis hal-hal yang telah disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapula siswa yang lebih senang mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, serta ada siswa yang lebih senang praktek secara langsung. Perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Prestasi belajar yang baik pasti ditentukan bagaimana proses belajarnya. Pola belajar yang buruk akan mendapatkan prestasi yang buruk dan pola belajar yang baik akan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Oleh karena itu, sebagai seorang guru diharapkan bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien dengan prestasi siswa yang baik. B. Kajian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Arylien Ludji Bire, Uda Geradu, dan Josua Bire (2014: 170-173) yang berjudul Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar. (2) terdapat pengaruh signifikan gaya belajar visual terhadap prestasi belajar.

19 (3) terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar auditorial terhadap prestasi belajar. (4) terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar. (5) hasil uji determinasi menunjukkan sumbangan relatif gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa sebesar 34,8%. Sumbangan relatif masing-masing terhadap prestasi belajar visual 26,4%, gaya belajar auditorial 24,2%, dan gaya belajar kinestetik 26,2%. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Bire dan penelitian ini adalah dari lokasi, populasi dan sampelnya. Penelitian yang dilakukan oleh Tanta (2010: 20) yang berjudul Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cendrawasih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar secara signifikan berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswaprogram Studi Pendidikan Biologi pada mata kuliah Biologi Umum. Hal iniditunjukkan dengan p-value t statistic sebesar 0,000 (< 0,05) dan nilai t statisticuntuk variable bebas gaya belajar sebesar 8,850 pada taraf nyata 5 %. Modelpersamaan regresinya adalah Y = 18,292 + 0,892X. Selanjutnya hasil validasi ujistatistik F menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05) dan koefisiendeterminasi atau R-square sebesar 0,730. Ini berarti bahwa 73 % hasil belajarmahasiswa ditentukan oleh gaya belajar mahasiswa. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Tanta dengan penelitian ini adalah dari lokasi, populasi, sampel, dan variabel penelitiannya.

20 C. Kerangka Berpikir Prestasi belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses belajar. Namun untuk mencapai prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 139-147) faktor-faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi tiga macam yaitu faktor-faktor stimulus belajar, faktor-faktor metode belajar, dan faktor-faktor individual. Faktor-faktor metode belajar salah satunya yaitu penggunaan modalitas indera. Modalitas indera yang dipakai dalam belajar tidak sama. Siswa Sekolah Dasar mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyerap pelajaran yang ada di sekolah. Ada yang hanya membaca buku, ada yang mendengarkan penjelasan dari guru, dan ada bermain sendiri saat pelajaran berlangsung yang menandakan adanya perbedaan cara untuk menyerap suatu informasi ke otak. Ini yang menyebabkan gaya belajar anak satu berbeda dengan gaya belajar anak lainnya sesuai dengan modalitas inderanya. Gaya belajar pada dasarnya terdiri dari gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetikmengetahui gaya belajar yang dimilikinya akan memaksimalkan prestasi belajar yang diperoleh. Dari hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. Gaya Belajar Visual (X1) Gaya Belajar Auditorial (X2) Prestasi Belajar (Y) Gaya Belajar Kinestetik (X3) Gambar 2.1Kerangka Berpikir

21 D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat peryataan (Sugiyono, 2014: 64). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1. Adanya pengaruh gaya belajar visualterhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus Panji Lesmana di UPK Ajibarang. 2. Adanya pengaruh gaya belajar auditorial terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus Panji Lesmana di UPK Ajibarang. 3. Adanya pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus Panji Lesmana di UPK Ajibarang. 4. Adanya pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Gugus Panji Lesmana di UPK Ajibarang.