ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2), Hendrik 2) ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol. 3 No. 1 ISSN

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN BOLU DAN BROWNIES RAMBUTAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU


ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Anggota Rantai Pasokan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Data Identifikasi Rajungan

JURNAL ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PONDOK BATU KECAMATAN SARUDIK KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA INDUSTRI RUMAHAN DI DESA MUARA PANTUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan (Portunus pelagicus)

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB III METODE PENELITIAN

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

JIIA, VOLUME 3 No. 1, JANUARI 2015

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus: Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

ANALISIS KOMPARASI NILAI TAMBAH DALAM BERBAGAI PRODUK OLAHAN KEDELAI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS RANTAI NILAI PADA UMKM SUSU KEDELAI DI KOTA DENPASAR.

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak

ANALISIS NILAI TAMBAH KOPI JAHE PADA INDUSTRI SAL-HAN DI KOTA PALU

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca)

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SUNGAI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ANALISIS DISTRIBUSI PEMASARAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA BETAHWALANG KABUPATEN DEMAK

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA

Kata kunci: Produksi, Distribusi, Ikan Asin, Kelurahan Belawan Bahari

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

III. METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS SUSUT BOBOT PENGUKUSAN DAN RENDEMEN PENGUPASAN RAJUNGAN BERUKURAN BERBEDA DAN RAJUNGAN BERTELUR

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

IV. METODE PENELITIAN

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Pertanian yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada di

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

KARAKTERISTIK DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) INDUSTRI RUMAH TANGGA, DESA GEGUNUNG WETAN KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

ANALISIS NILAI TAMBAH SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK OLAHAN SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DI KABUPATEN SLEMAN Meta

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN (Kasus di Desa Penyasawan Kecamatan Kampar, Kampar)

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA Angel Zesikha Purba 1), Lamun Bathara 2), dan Darwis AN 2) Angelzesikha09@gmail.com Abstract This study was conducted on May 2016 at CV. Laut Deli Belawan North Sumatera. The method used is survey method. Based on the research that has been done toward the Economic Value added of blue swimming crab processing consist of steam crab and meat crab. There are 7 various and its percentage, such as jumbo (12,5 %), flower as (12,5 %), special (12,5%), backfin (12,5%), and there other produt of claw meat (red meat) such as claw fingger (16,67%), leak meat (16,67 %), and secound grade (16,67 %). Value added of blue swimming crab (Portunus pelagicus) at westerly period (time of scarcity before harvest) amount Rp 51.189.500/month and value easterly period amount Rp 71.706.400/month. Keywords : Value Added, Processing, Blue Swimming Crab 1) Student in Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau 2) Lecturer in Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau PENDAHULUAN Latar Belakang Kepiting Rajungan di Indonesia sampai sekarang masih merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas ekspor urutan ketiga dalam arti jumlah setelah udang dan ikan. Melihat tingginya minat konsumen akan Kepiting Rajungan, membuat Kepiting Rajungan menjadi salah satu penyumbang devisa negara. Dari hal itu untuk lebih meningkatkan devisa negara, maka perlu dilakukan inovasi pada Kepiting Rajungan itu sendiri. Hal yang perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan devisa negara ialah dengan pengolahan dari Kepiting Rajungan. Pengolahan dari Kepiting Rajungan seperti pengalengan daging kepiting, masakan-masakan berbahan dasar Kepiting Rajungan, dan sebagainya. Pengolahan itulah yang nantinya akan menghasilkan nilai tambah. JOM VOL 4 NO 1 2017 1

CV. Laut Deli merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan Kepiting Rajungan yang diperkirakan memiliki nilai tambah yang cukup baik. Bahan baku olahan Kepiting Rajungan diperoleh dari nelayan setempat. Bahan baku yang telah diterima akan langsung diolah. Sebab bila dibiarkan selama 3 jam tanpa penanganan akan merusak mutu ataupun kualitas daging kepiting, Berdasarkan fenomena diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui olahan dari Kepiting Rajungan dan persentase jenis olahan daging Kepiting Rajungan dan untuk menganalisis besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan Kepiting Rajungan tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016 yang bertempat di CV. Laut Deli Belawan Sumatera Utara. Lokasi Tabel 1. Metode Hayami Sumber: Hayami, at all. Agricultural (1987) penelitian ini ditentukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa lokasi ini bergerak dalam bidang pengolahan Kepiting Rajungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan studi kasus, yaitu langsung turun kelapangan pada suatu obyek secara seutuhnya, menyeluruh, dan mendalam. Kasus dalam penelitian ini adalah mengenai Nilai Tambah Olahan Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) di CV. Laut Deli Belawan Sumatera Utara. Untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap olahan dari Kepiting Rajungan dan persentase jenis olahan daging Kepiting Rajungan di analisis secara deskriptif dan untuk menganalisis besarnya nilai tambah digunakan analisis nilai tambah dengan metode hayami (Tabel 1). No. Variabel Satuan Nilai I Output, Input, dan Harga 1 Output Kg (1) 2 Input Kg (2) 3 Tenaga Kerja HOK (3) 4 Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 5 Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg (5) = (3) / (2) 6 Harga Output Rp (6) 7 Upah Tenaga Kerja Rp (7) II Penerimaan dan Nilai Tambah 8 Input Rp (8) 9 Sumbangan Input Lain Rp (9) 10 Output Rp (10) = (4) x (6) 11 a Nilai Tambah Rp (11a) = (10) - (9) b Rasio Nilai Tambah % (11b) = (11a)/(10) x 100% 12 a Pendapatan Tenaga Kerja Rp (12a) = (5) x(7) b Pangsa Tenaga Kerja % (12b) = (12a)/(11a) x 100% 13a Keuntungan Rp (13a) = (11a) (12a) b Tingkat Keuntungan % (13b) = (13a/11a) x 100% JOM VOL 4 NO 1 2017 2

Kriteria ujinya yaitu : Jika Rasio nilai tambah > 50 % maka nilai tambah tergolong tinggi Jika Rasio nilai tambah 50 % maka nilai tambah tergolong rendah (Sudiyono dalam Giska 2012) HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan Baku Bahan baku yang masuk pada CV. Laut Deli berbeda menurut musimnya. Pada musim angin barat ataupun musim paceklik jumlah bahan baku yang masuk setiap Tabel 2. Ukuran, Harga, dan Jumlah Kepiting Rajungan harinya adalah 100 kg sampai dengan 200 kg. Sehingga ditarik ratarata jumlah bahan baku yang masuk sebanyak 143 kg/hari. Pada musim angin timur jumlah bahan baku yang masuk setiap harinya adalah 130 kg sampai dengan 300 kg. Sehingga ditarik rata-rata jumlah bahan baku yang masuk sebanyak 210 kg/hari. Bahan baku dibedakan menjadi tiga ukuran, yaitu size A, B, dan C (Tabel 2). No Ukuran Kepiting Harga Jumlah Rajungan (Rp/Kg) 1 Size A 50.000 5 % dari total bahan baku 2 Size B 25.000 95 % dari total 3 Size C 25.000 bahan baku Sumber: Data Olahan, 2016 Proses Produksi Pengolahan Kepiting Rajungan Proses pengolahan Kepiting dibedakan menjadi dua proses, yaitu proses pada pengolahan daging kepiting dan proses pada pengolahan kepiting kukus. Pada pengolahan daging kepiting terdapat 5 (lima) tahapan proses, yaitu kepiting yang diantar oleh nelayan langsung disortir menurut ukurannya dan ditimbang, lalu kepiting dikukus (steam) lebih kurang 30 menit dalam keadaan terbalik, setelah masak bagian perut kepiting dan kepalanya dibuang. Proses berikutnya pemisahan terhadap tubuh kepiting, setelah itu daging diambil menurut bagiannya masing-masing. Pengambilan daging dari kulit kepiting yang telah dipisahkan, selanjutnya melakukan pengemasan yaitu memasukkan daging kepiting kedalam plastik dan toples. Pada pengolahan kepiting kukus terdapat 3 tahapan proses, yaitu kepiting yang diantar oleh nelayan langsung disortir menurut ukurannya dan ditimbang, lalu kepiting dikukus (steam) lebih kurang 30 menit dalam keadaan terbalik, dan tahap terakhir tahap pengemasan yaitu memasukkan kepiting kedalam coolbox yang telah dilapisi plastik dan diisi dengan es batu. JOM VOL 4 NO 1 2017 3

Persentase Jenis Olahan Jenis olahan daging Kepiting dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu jumbo (12,5 %), flower (12,5 %), special (12,5 %), backfin (12,5 %), claw meat. Pada olahan claw meat, terbagi lagi menjadi 3 jenis olahan, yaitu claw fingger (16,67 %), leak meat (16,67 %), dan second grade (16,67 %) (Tabel 3). Tabel 3. Persentase Setiap Jenis Olahan Daging Kepiting Rajungan. No Jenis Olahan Daging Persentase (%) 1 Jumbo 12,5 % 2 Backfin 12,5 % 3 Flower 12,5 % 4 Special 12,5 % 5 Claw meat: Claw Fingger 16,67 % Leak Meat 16,67 % Second Grade 16,67 % Sumber : CV. Laut Deli, 2016 Nilai Tambah Olahan Kepiting di CV. Laut Deli Belawan Biaya Bahan Baku dan Penyusutan Bahan Baku Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi. Dalam pengolahan Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) biaya bahan baku berbeda menurut musim yang ada, yaitu musim angin barat dan musim angin timur. Biaya bahan baku pengolahan kepiting pada musim angin barat adalah sebesar Rp 112.612.500. Biaya ini terdiri dari bahan baku yaitu 4.290 kg, yang dibagi menjadi size A sebesar 5 % dari total bahan baku, yaitu 214,5 kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp 10.725.000. Size B dan C sebesar 95 % dari bahan baku yaitu 4.075,5 kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp 101.887.500. Biaya bahan baku pada musim angin timur adalah sebsar Rp 165.375.000, biaya ini terdiri dari jumlah bahan baku yaitu 6.300 kg, yang dibagi menjadi size A total bahan baku, yaitu 315 kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp 15.750.000. Size B dan C total bahan baku yaitu 5.985 kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp 149.625.000. Bahan baku yang diterima akan melalui beberapa proses, yaitu pengukusan, pembersihan dan pemisahan bagian tubuh, dan pemisahan daging dari cangkangnya. Setiap proses yang dilalui akan mengalami penyusutan sebanyak 25 % (Tabel 4). JOM VOL 4 NO 1 2017 4

Tabel 4. Hasil Akhir Olahan Kepiting / Bulan Tahapan Angin Barat Angin Timur Pengolahan Olahan Daging Kepiting Kukus Olahan Daging Kepiting Kukus Bahan Baku 1782 2508 2178 4122 (Kg) Setelah 1336,5 1881 1633,5 3091,5 Pengukusan (Kg) Pembersihan 1002,5-1225 - dan Pemisahan Bagian Tubuh (Kg) Pemisahan Daging dari Cangkangnya (Kg) 751,5-919 - Sumber: Data Olahan,2016 Pada proses pengolahan kepiting mengalami penyusutan sebanyak 25 %. Pada musim angin barat (paceklik) bahan baku sebesar 4.290 kg per bulan. Bahan baku pengolahan daging Kepiting Rajungan sebesar 1.782 kg per bulan menghasilkan daging Kepiting sebanyak 751,5 kg per bulan dan bahan baku yang dipakai untuk pengolahan hanya setelah pengukusan sebesar 2.508 kg per bulan menghasilkan kepiting kukus sebanyak 1.881 kg per bulan. Pada musim angin timur bahan baku sebesar 6.300 kg/bulan. Bahan baku yang dipakai dalam pengolahan daging Kepiting Rajungan sebesar 2.178 kg per bulan menghasilkan daging. Kepiting adalah 919 kg per bulan. Bahan baku yang dipakai untuk pengolahan hanya setelah pengukusan sebesar 4.122 kg per bulan, menghasilkan kepiting kukus sebesar 3.091,5 kg per bulan. Tenaga Kerja Tenaga kerja pada CV. Laut Deli lebih kurang berjumlah 15 orang dan bila bahan baku yang datang jumlahnya banyak, maka pekerja pada perusahaan ini akan ditambah. Upah tenaga kerja pada CV. Laut Deli tidaklah sama, upah tenaga kerja dibedakan berdasarkan kemampuan pekerjanya. Pekerja yang sudah mahir akan diberi upah dengan jumlah Rp 50.00 per hari dan yang belum mahir atau dalam tahap belajar dengan Rp 35.000 per hari. Dari ke 15 pekerja di CV. Laut Deli 3 diantaranya kurang mahir (berada pada tahap belajar) dan selebihnya mahir. Dan jam kerjanya mulai dari jam 08.00-18.00 WIB. JOM VOL 4 NO 1 2017 5

Jumlah Olahan dan Jumlah Penerimaan Jenis olahan yang diperoleh memiliki harga satuannya tersendiri (Rp/kg). Terdapat tujuh jenis olahan daging, yaitu jumbo dengan harga Rp 500.000/kg, flower dengan harga Rp 400.000/kg, specia dengan harga Rp 200.000/kgl, backfin dengan harga Rp 250.000/kg, dan claw meat ataupun daging merah memiliki tiga jenis olahan, yaitu claw finger dengan harga Rp 175.000/kg,leak meat dengan harga Rp 120.000/kg, dan second grade dengan harga Rp120.000/kg. Jumlah olahan dan jumlah penerimaan olahan daging kepiting dibagi berdasarkan dua musim, yaitu musim angin barat dan musim angin timur. angin barat memiliki jumlah olahan daging adalah sebanyak 751,5 kg dengan total penerimaan, yaitu Rp. 178.858.000. angin timur memiliki jumlah olahan daging sebesar 919 kg dengan total penerimaan sebesar Rp 218.610.000 (Tabel 5). Tabel 5. Jumlah Akhir dan Jumlah Penerimaan Olahan Daging Kepiting /Bulan Jenis Olahan Jumlah (Kg) Harga Jumlah Penerimaan (Rp) Barat Timur (Kg/Rp) Barat Timur Flower 94 114,9 400.000 37.600.00 45.960.000 Special 94 114,9 200.000 18.800.000 22.980.000 Jumbo 94 114,9 500.000 47.000.000 57.450.000 Backfin 94 114,9 250.000 23.500.000 28.725.000 Claw 125,2 153 175.000 21.910.000 26.775.000 Fingger Leak Meat 125,2 153 120.000 15.024.000 18.360.000 Secound 125,2 153 120.000 15.024.000 18.360.000 Grade Total 178.858.000 218.610.000 Sumber : Data Olahan, 2016 Berdasarkan Tabel 5. jenis olahan special berjumlah 114,9 diketahui bahwa jumlah olahan pada kg, jenis olahan jumbo berjumlah musim angin barat, jenis olahan 114,9 kg, jenis olahan backfin flower berjumlah 94 kg, jenis olahan berjumlah 114,9 kg, jenis olahan special berjumlah 94 kg, jenis olahan jumbo berjumlah 94 kg, jenis olahan backfin berjumlah 94 kg, jenis olahan claw fingger berjumlah 125,2 kg, jenis olahan leak meat berjumlah 125,2 kg, dan jenis olahan secound grade berjumah 125,2 kg, dengan jumlah penerimaan Rp 178.858.000. Pada musim angin timur jenis claw fingger berjumlah 153 kg, jenis olahan leak meat berjumlah 153kg, dan jenis olahan secound grade berjumah 153kg, dengan jumlah penerimaan Rp 218.610.000. Jumlah olahan kepiting kukus dibagi menjadi dua, yaitu size A dan Size B dan C. Jumlah olahan pada musim angin barat berjumlah 1881 olahan flower berjumlah 114,9 kg, JOM VOL 4 NO 1 2017 6

kg dan pada musim angin timur berjumlah 3091,5 kg (tabel 6). Tabel 6. Jumlah Olahan dan Jumlah Penerimaan dari Pengolahan Kepiting Kukus)/Bulan Ukuran (Size) Olahan A 94 155 100.000 9.400.000 15.500.000 B dan C 1787 2935,5 50.000 89.350.000 146.825.00 Jumlah 98.750.000 162.325.000 Sumber : Data Olahan,2016 angin barat adalah musim dimana angin bertiup dari tekanan maksimun ke tekanan minimum, begitu pula sebaliknya pada musim timur, hal ini sesuai dengan hukum Buys ballot. angin barat terjadi pada bulan oktober hingga april dan begitu sebaliknya pada musim timur yang terjadi pada bulan apri hingga oktober. Pada musim angin barat (paceklik), jumlah penerimaan pada olahan daging Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) adalah sebesar Rp 178.858.000 dan jumlah penerimaan pada olahan kepiting kukus adalah sebesar Rp 98.750.000. Pada musim angin timur, jumlah penerimaan pada olahan daging Kepiting Rajungan adalah sebesar Rp 218.610.000 dan jumlah penerimaan pada olahan kepiting kukus adalah Rp 162.325.000. Pada pengolahan kepiting terdapat biaya input lain yang dikeluarkan. Biaya input lain yang dikeluarkan ialah untuk pembelian gas LPG, es balok, plastik asoy, plastik bening (gula), toples, styrofoam, plastik coolbox, dan coolbox (Tabel 7). Tabel 7. Nama, Jumlah, Harga/Satuan, dan Nilai Biaya Input Lain pada Pengolahan Kepiting /Bulan Nama Penunjang Jumlah (Kg) Angin Barat Bahan Angin Timur Jumlah Input Lain Angin BArat Angin Timur Harga (Rp/Kg) Harga Satuan (Rp) Jumlah Penerimaan (Rp) Angin Barat Angin Timur Angin Barat Angin Timur Gas LPG 30 60 16.000 480.000 960.000 Es balok: Penyimpanan 45 60 20.000 900.000 1.200.00 Pengepakan Basah 22,5 30 450.000 600.000 Pengepakan Daging 15 15 300.000 300.000 Pengemasan: Plastik Asoy 205 251 80 16.400 20.080 Plastik Bening (Gula) 972 1.188 90 87.840 106.920 Toples 202 247 5.000 1.1010.00 1.235.000 Styrofoam 30 30 10.000 300.000 300.000 Plastik Coolbox 15 15 3.000 45.000 45.000 Coolbox 15 15 130.000 1.950.00 1.950.00 Jumlah 5.538.880 6.717.00 Sumber : Data Olahan,2016 JOM VOL 4 NO 1 2017 7

Pada Tabel 7 sumbangan input lain pada musim angin barat memiliki jumlah biaya pengeluaran sebesar Rp 5.538.880, dan pada musim angin timur memiliki jumlah biaya pengeluaran sebesar Rp 6.717.000. Perbedaan biaya sumbangan input lain ini dikarenakan jumlah input lain yang digunakan juga berbeda. Jumlah penggunakan input lain pada musim angin barat lebih sedikir dan pada musim angin barat lebih banyak, hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah hasil olahan yang diperoleh. Nilai Tambah Olahan Kepiting Rajungan (Portunus Pelagicus) Nilai tambah ini dibagi berdasarkan musimnya, yaitu nilai tambah pada musim angin barat dan musim angin timur. Nilai tambah pada musim angin barat adalah Rp 51.189.500 dengan rasio nilai tambah yaitu 30,2, dan rasio ini tergolong rendah (Tabel 8). Tabel 8. Nilai Tambah pengolahan Kepiting pada saat Angin Barat ( Paceklik)/ Bulan No. Variabel Satuan Nilai I Output, Input, dan Harga 1 Output Kg 2.632,5 2 Input Kg 4.290 3 Tenaga Kerja HOK 18 4 Faktor Konversi 0,61 5 Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0,004 6 Harga Output Rp 277.608.000 7 Upah Tenaga Kerja Rp 25.200.000 II Penerimaan dan Nilai Tambah 8 Input Rp 112.6120.500 9 Sumbangan Input Lain Rp 5.538.880 10 Output Rp 169.340.880 11 a Nilai Tambah Rp 51.189.500 b Rasio Nilai Tambah % 30,2 12 a Pendapatan Tenaga Kerja Rp 100.800 b Pangsa Tenaga Kerja % 0,20 13a Keuntungan Rp 51.088.700 b Tingkat Keuntungan % 99,8 Sumber: Data Olahan,2016 Pada umumnya pengolahan dapat menambah massa dari total bahan baku, namun pengolahan kepiting ini tidak, yang terjadi adalah penyusutan bahan baku yang melalui beberapa proses. Pada Tabel 8 diketahuai bahwa output sebesar 2.632,5 kg dan output ini terbagi atas dua, yaitu output daging kepiting dan kepiting kukus. Output olahan daging, yaitu berjumlah 751,5 kg per bulan dan output yang dijual hanya setelah melalui proses pengukusan saja yaitu sebesar 1.881 kg per bulan. Pengolahan Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) dikerjakan oleh 18 pekerja, dengan faktor konversi sebesar 0,61, koefisien tenaga kerja yang diperoleh adalah 0,004 (HOK/kg). Penjualan output yang diperoleh sebesar Rp 277.608.000 per bulan, nilai penjualan ini diperoleh dari penjumlahan harga JOM VOL 4 NO 1 2017 8

jual output daging dan output dengan proses pengukusan saja, jumlah harga pengolahan daging adalah Rp 178.858.000 per bulan dan jumlah harga pengolahan hanya dengan pengukusan saja yaitu sebesar Rp 98.750.000 per bulan, dan upah tenaga kerja yaitu sebsar Rp 25.200.000 per bulan. Harga beli bahan baku (Input) sebesar Rp 112.612.500 per bulan, dan biaya input lain, yaitu sebesar Rp 5.538.880 per bulan, biaya input lain ini sama dengan biaya antara, nilai output adalah Rp 169.340.880 per bulan, nilai tambah yang diperoleh adalah sebesar Rp 51.189.500 per bulan nilai tambah ini diperoleh dari besarnya nilai output dikurang dengan sumbangan input lain lalu dikurang lagi dengan harga bahan baku (Input). Rasio nilai tambah yang diperoleh adalah sebesar 30,2 %, nilai rasio nilai tambah ini berdasarkan kriteria ujinya digolongkan kedalan nilai tambah yang tergolong rendah yaitu 50 %. Pendapatan tenaga kerja Rp 100.800, dengan pangsa tenaga kerja sebsar 0,20 %. Keuntungan yang diperoleh dari pengolahan Kepiting adalah sebsar Rp 51.088.700 per bulan, dengan tingkat keuntungan sebesar 99,8 %. Pada musim angin timur nilai tambah yang diperoleh adalah Rp 71.706.400 dengan rasio nilai tambah yaitu 29,4 %, rasio nilai tambah ini tergolong rendah. Keuntungan yang diperoleh pada musim ini adalah Rp 71.689.200 (Tabel 9). Tabel 9. Nilai Tambah pengolahan Kepiting pada saat Angin Timur/ Bulan No. Variabel Satuan Nilai I Output, Input, dan Harga 1 Output Kg 4010,5 2 Input Kg 6.300 3 Tenaga Kerja HOK 23 4 Faktor Konversi 0,64 5 Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0,004 6 Harga Output Rp 380.935.000 7 Upah Tenaga Kerja Rp 32.700.000 II Penerimaan dan Nilai Tambah 8 Input Rp 165.375.000 9 Sumbangan Input Lain Rp 6.717.000 10 Output Rp 243.798.400 11 a Nilai Tambah Rp 71.706.400 B Rasio Nilai Tambah % 29,4 12 a Pendapatan Tenaga Kerja Rp 130.800 B Pangsa Tenaga Kerja % 0,18 13a Keuntungan Rp 71.689.200 B Tingkat Keuntungan % 99,8 Sumber : Data Olahan,2016 JOM VOL 4 NO 1 2017 9

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa output berjumlah 4.010,5 kg dan output ini terbagi atas dua, yaitu output daging dan pengolahan hanya dengan proses pengukusan saja. Output yang diolah hingga daging, yaitu berjumlah 919 kg per bulan dan output yang dijual hanya setelah melalui proses pengukusan saja yaitu sebesar 3.091,5 kg per bulan. Pengolahan Kepiting dikerjakan oleh 23 pekerja, dengan faktor konversi sebesar 0,64, koefisien tenaga kerja yang diperoleh adalah 0,004 (HOK/kg). Penjualan output yang diperoleh sebesar Rp 380.935.000 per bulan, nilai penjualan ini diperoleh dari penjumlahan harga jual output daging kepiting dan output kepiting kukus, jumlah harga pengolahan daging adalah Rp 218.610.000 per bulan dan jumlah harga pengolahan hanya dengan pengukusan saja yaitu sebesar Rp 162.325.000 per bulan, dan upah tenaga kerja yaitu sebsar Rp 32.700.000 per bulan. Harga beli bahan baku (Input) sebesar Rp 165.375.000 per bulan, dan sumbangan input lain, yaitu sebesar Rp 6.717.000 per bulan. Biaya input lain ini sama dengan biaya antara. Nilai output adalah Rp 243.798.400 per bulan. Nilai tambah yang diperoleh adalah sebesar Rp 71.706.400 per bulan, nilai tambah ini diperoleh dari besarnya nilai output dikurang dengan sumbangan input lain lalu dikurang lagi dengan harga bahan baku (Input). Rasio nilai tambah yang diperoleh adalah sebesar 29,4 %, rasio nilai tambah ini berdasarkan kriteria ujinya nilai tambah yang tergolong rendah yaitu 50 %. Pendapatan tenaga kerja Rp 130.800 per bulan, dengan pangsa tenaga kerja sebesar 0,18 %. Keuntungan yang diperoleh dari pengolahan Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) adalah sebsar Rp 71.629.200 per bulan, dengan tingkat keuntungan sebesar 99,8 %. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil olahan Kepiting Rajungan terbagi dua, yaitu olahan kepiting kukus dan olahan daging kepiting. Jenis dan persentase hasil olahan daging Kepiting Rajungan mencakup 7 (tujuh) jenis, yakni: jumbo persentase sebesar 12,5 % dari jumlah daging olahan, flower memiliki persentase sebesar 12,5 %, special dengan persentase sebesar 12,5 %; backfin memiliki persentase sebesar 12,5 %; dan claw meat ataupun olahan daging yang berwarna merah dibagi menjadi 3, yaitu Claw fingger dengan persentase yaitu sebesar 16,67 %, leak meat memiliki tingkat persentase sebesar 16,67 %, dan second grade dengan tingkat persentase sebesar 16,67 %. 2. Nilai tambah dari pengolahan Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) pada musim angin barat (paceklik) adalah sebesar Rp. 51189.500 per bulan, dan nilai tambah pengolahan JOM VOL 4 NO 1 2017 10

Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) pada musim angin timur adalah sebesar Rp 71.706.400 pada setiap bulannya. Saran 1. Pengusaha hendaknya membuat pelatihan pada masyarakat dalam mengolah Kepiting, sehingga pada saat bahan baku banyak, penambahan tenaga kerja dapat diambil dari masyarakat dan masyarakat mampu dan mahir mengerjakannya. 2. Pengusaha bisa menambah jenis olahan dari Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) menjadi perisa makanan alami atau menjual cangkang Kepiting Rajungan secara langsung, sehingga cangkang Rajungan tidak langsung dibuang kedalam laut. DAFTAR PUSTAKA Gizka Rizky Aulia. 2012. Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pemasaran Usaha Industri Tahu Di Kota Medan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 120 Halaman Hayami, Y. Toshihiko Kawagoe, Yoshinori Maroola and Masdijidin Siregar. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java a Perspective from a Sunda Village. CGPRT Center. Bogor. 75 p. JOM VOL 4 NO 1 2017 11