ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Oleh : Fadhila Sahari Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT.

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknika Atw 1

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

BAB III ANALISIS KASUS

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PENAHAN BLADE DAMPER PLTGU DI PT INDONESIA POWER UP SEMARANG MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR PROFESSIONAL 2015

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

III. METODE PENELITIAN

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs)

ANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER. Paridawati 1)

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya.

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jl. Banyumas Wonosobo

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

Perancangan Tire Blast Cover Sebagai Alat Pengaman Bagi Pekerja Dalam Proses Pengisian Ban Angin Head Truck di Perusahaan Jasa Maintenance Alat Berat

OPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA BUS WISATA DENGAN ANALISA METODE ELEMEN HINGGA. Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta Barat nooreddy.

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

PERANCANGAN MEKANISME PELETAKAN DAN PENGUNCI BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PerancanganMekanisme UjiKarakteristikSistem Kemudi

IV. ANALISA PERANCANGAN

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

: Rian Firmansyah NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Hasil Evaluasi Desain Frame Pesawat Paratrike

Desain dan Optimisasi Sistem Suspensi Pegas Daun Pada Kendaraan Roda 3 Dengan Menggunakan CATIA V5

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Abstrak. Kata Kunci : Frame, Analisis Tegangan Statik, Ansys 14.5, Tegangan Von Mises, Faktor Keamanan. Abstract

Pengembangan Penyangga Box Mobil Pick Up Multiguna Pedesaan

Tutorial CATIA : Analisa Elemen Hingga (FEA) - seri 1

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Analisa Kekuatan Material ASTM A36 Pada Konstruksi Ragum Terhadap Variasi Gaya Cekam Dengan Menggunakan Software SolidWorks 2013

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI TEGANGAN VON MISSES DAN TEKANAN KONTAK TOTAL KNEE REPLACEMENT (TKR) SELAMA PROSES GAIT CYCLE

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHOD. Gambar 3.1 Proses pencampuran bahan BTPTP pada mesin pengaduk

viii DAFTAR GAMBAR viii

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

ABSTRAK. Kata kunci: Mechanical Desktop, 3DS MAX, Virtual reality, Mobil pengangkut sampah.

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

SIMULASI TEGANGAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA ALAT BANTU PENCEKAM (CLAMP) MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

RANCANG BANGUN MESIN COPY CAMSHAFT (SISTEM RANGKA)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

DESAIN ULANG STRUKTUR BED MESIN BUBUT KONVENSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTERISTIK STATIS DAN DINAMIS MESIN

Transkripsi:

ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Rangkaian V-Stay hasil modifikasi merupakan gabungan dari bottom plate, pin, bearing, dan V-Stay yang dirakit menjadi satu dengan ring dan mur. Bottom plate dan pin dilas dengan tinggi kampuh 30mm. Jenis bearing yang digunakan adalah radial spherical plain bearing yang memiliki missalignment angle sebesar 6 o. Modifikasi ini diperlukan guna memudahkan perawatan dan perbaikan termasuk pelumasan. Hal ini bertujuan untuk memperpanjang umur dari V-Stay tersebut. Guna menjamin keamanan hasil modifikasi desain tersebut, dilakukan analisis kekuatan, yang diawali dengan pembuatan desain komponen V-Stay, bottom plate, pin, kampuh las, bearing, ring dan mur. Selanjutnya dilakukan perakitan. Setelah itu, analisis dilakukan melalui tahapan: pemberian boundary condition, load, connection property, dan computing. Berdasarkan missalignment angel pada bearing, V-Stay diposisikan miring dengan sudut kemiringan 6 o. Selanjutnya dipasang tumpuan pada bagian bawah bottom plate, diberi beban momen, diberi connection property pada constraint yang menghubungkan komponen satu dengan lainnya, dihitung, dan diperiksa hasilnya. Besarnya beban momen yang diberikan pada rakitan V-Stay ini diperoleh berdasarkan data yang ada di lapangan, yaitu saat kendaraan beroperasi di jalanan yang berbelok atau jalanan yang berlubang, hingga housing mengalami fleksibilitas sebesar 35 mm. Untuk itu, data hasil analisis yang perlu diperhatikan lebih dulu adalah displacement pada housing. Dengan melakukan beberapa analisis, akhirnya diperoleh momen puntir sebesar 4360 Nm yang memutar V-Stay pada sumbu horisontal. Melalui pemberian beban momen tersebut dapat digunakan untuk mencari besarnya tegangan yang terjadi pada setiap komponen. Besarnya tegangan yang terjadi ini selanjutnya dibandingkan dengan tegangan yield material yang digunakan untuk mendapatkan safety factor. Hasil analisis pada V-Stay diperoleh tegangan maksimum yang terjadi sebesar 192 N/mm 2, pada bottom plate sebesar 66.5 N/mm 2, pada kampuh las sebesar 262 N/mm 2, pada pin sebesar 2500 N/mm 2, pada ball sebesar 5010 N/mm 2, pada race sebesar 19400 N/mm 2. Berdasarkan hasil analisis dan data material yang digunakan, maka dengan beban momen sebesar 4360 Nm, desain V-Stay hasil modifikasi dalam keadaan kritis terhadap kerusakan. Untuk mengatasi hal itu, dapat dilakukan dengan menambahkan bushing yang terbuat dari Teflon (PTFE) sebagai landasan bearing atau mengganti jenis bearing dengan misalignment yang lebih besar. Kata kunci: V-Stay, misalignment angle, fleksibilitas, analisis statis, tegangan von misses 1. PENDAHULUAN Jenis kendaraan yang digunakan untuk mengangkut batubara pada PT Pamapersada Nusantara, Bontang-Kalimantan Timur umumnya berkapasitas angkut sangat besar, sekitar 50 ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut digunakan trailer pengangkut jenis Volvo FH 16-SST45 dan SST50. Pada saat beroperasi, kendaraan tersebut sering melewati jalanan yang berbelok ke kiri/kanan atau jalanan yang berlubang. Untuk itu, pada Rear Suspension dari truck Volvo FH 16 dilengkapi dengan 2 (dua) buah V-Stay. Adapun fungsi V-Stay adalah sebagai berikut: 1. Sebagai support guna menjamin agar Axle tidak bergeser kekiri/kanan ketika unit berbelok. 2. Sebagai support agar Axle tetap bisa bergerak naik turun mengikuti kontur jalan ketika unit melewati jalan yang tidak rata. Berdasarkan data yang ada, pada saat truck beroperasi, V-Stay mengalami fleksibilitas sebesar 3.5 cm. Yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah pergerakan End Rod miring ke kiri-kanan atau ke depan belakang sebesar 3.5 cm, dengan kata lain perbedaan ketinggian sisi kanan dan sisi kiri sebesar 35 mm. V-Stay yang masih original umurnya relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada housing dan bushing. Kerusakan tersebut tidak bisa di-repair dan harus dilakukan penggantian. Hasil identifikasi di lapangan, diduga penyebabnya adalah: 1. Bushing yang terbuat dari material polyurethane. 2. Pelumasan menggunakan long life lubrication. Guna memperpanjang umur V-Stay, perlu dilakukan desain ulang terhadap V-Stay tersebut. Desain ulang dilakukan khususnya pada housing dan bushing. Gambar 1: Lokasi V-Stay pada Volvo FH 16 Gambar 2: V-Stay sebelum modifikasi

Gambar 3: V-Stay setelah modifikasi Guna mengetahui kelayakan hasil desain ulang dari V-Stay, perlu dilakukan analisis. Analisis diperlukan untuk mendapatkan: - Tegangan yang terjadi pada Bottom Plate - Tegangan yang terjadi pada Kampuh Las - Tegangan yang terjadi pada Pin - Tegangan yang terjadi pada Ball - Tegangan yang terjadi pada Race - Tegangan yang terjadi pada V-Stay Selanjutnya tegangan tersebut dibandingkan dengan tegangan luluh (yield strength) dari material yang digunakan. Hasil perbandingan antara tegangan luluh dari material yang digunakan dengan tegangan yang terjadi merupakan faktor keamanan (safety factor). Dalam melakukan analisis perlu diketahui bahwa, V-Stay ini merupakan suatu kumpulan beberapa komponen yang dirakit menjadi satu. Untuk itu, perlu dalam melakukan proses analisis harus menggunakan software bisa melakukan analisis suatu desain rakitan, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Software CATIA CATIA adalah software dari Dassault Systemes, dimana CAD/CAM/CAE terintegrasi dalam satu database, sehingga banyak memberikan kemudahan dalam melakukan desain dan analisis. Beberapa pertimbangan menggunakan CATIA: - CATIA-Part Design, dapat membantu dalam melakukan desain suatu komponen dalam bentuk solid dengan mudah, cepat, dan akurat (sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan). - CATIA-Analysis, dapat membantu dalam proses analisis menggunakan Finite Element Method terhadap komponen hasil CATIA-Part Design. - Selain dapat digunakan untuk mendesain dan melakukan analisis pada sebuah komponen, software CATIA juga dapat digunakan melakukan analisis suatu desain rakitan. 2.2 Dimensi Rangkaian Volvo FH 16-SST45 Dimensi dan data kendaraan pada rangkaian Volvo FH 16 dapat dilihat pada Gambar 4. Semua dimensi dalam satuan cm. Gambar 4: Dimensi Rangkaian Volvo FH16 Adapun distribusi bebannya adalah sebagai berikut: VOLVO FH16 SST45 Weight Distribution (kg) Description R1 R2 R3 TOTAL Truck weight 5285 3940 9225 Crew 195 195 1 st Trailer Frame 509 6079 9949 16537 1 st Trailer Payload 1431 17097 27900 46428 1 st Trailer Susp 4500 GCW 7420 27116 42349 76885 % tage 10 35 55 100 2.3 Dimensi Komponen V-Stay yang Baru 2.3.1 Pin 2.3.2 Housing 2.3.3 Bearing Gambar 5: Dimensi Pin Gambar 6: Dimensi Housing Gambar 7: Dimensi Bearing Item GE50ES-2RS B Ball Bore Max. [mm] 50.000 B Ball Bore Min. [mm] 49.988 D - Outside Diameter Max. [mm] 75.000 D - Outside Diameter Min. [mm] 74.987 W - Ball Width Max. [mm] 35.00 W - Ball Width Min. [mm] 34.88 H - Race Width Max. [mm] 28.00 H - Race Width Min. [mm] 27.70 O - Ball Shoulder Diameter [mm] 55 C Ball Cmfr. Min. [mm] 0.6 M - Race Cmfr [mm] 1.0 a - Misalignment Angle [degrees] 6 Radial Static Load Capacity [kn] 780 2.3.4 Dimensi Rakitan Gambar 8: Dimensi Rakitan

2.3.5 Material yang Digunakan Hampir seluruh komponen yang digunakan terbuat dari material mild steel yaitu SS 400. Material ini equivalen dengan jenis material St 42. Berdasarkan literatur material St 42 memiliki: - Tegangan Ultimate : 410 490 N/mm 2 - Tegangan Yied : 250 N/mm 2 3. PROSES ANALISIS 3.1 Desain V-Stay Berdasarkan data yang ada, V-Stay didesain ulang menggunakan CATIA-Part Design. Desain diawali dengan membuat komponen-komponennya, yaitu: bottom plate dan pin yang digabung dengan kampuh las, bearing (ball and race), V-Stay, ring, dan mur pengikat. Selanjunya komponen-komponen tersebut dirakit menggunakan CATIA-Assembly Design, sehingga menjadi desain rakitan. Desain rakitan inilah yang akan dianalisis. 1 3 2 3.2 Komponen pada Rakitan 1 Keterangan Gambar: 1. Bottom plate 2. Pin 3. V-Stay Modified 4. Bearing 5. Ring 6. Mur Gambar 10: Beban yang Beberka pada 3.3 Analisis Statis 3.3.1 Misalignment Berdasarkan data yang ada, analisis statis pada V-Stay dilakukan dengan asumsi terjadi fleksibilitas sebesar 35 mm, artinya perbedaan ketinggian pada housing yang kiri dan kanan sebesar 35 mm. Gambar 11 menunjukkan kondisi V-Stay saat terjadi kemiringan sebesar 35 mm pada housing dan sudut kemiringan yang terjadi sebesar 16,13 º. 6 5 2 3 4 Keterangan Gambar: 1. Pin 2. Kampuh Las 3. Bottom Plate a) Design Bottom Plat dan Pin No. Uraian Dimensi Material 1. Pin Ø56 x120 MildSteel SS 400 2. Kampuh Las Tebal 30 mm LB 52 U 3. Bottom Plat Tebal 20 mm MildSteel SS 400 Gambar 11: Housing dengan fleksibilitas 35mm Berdasarkan spesifikasi jenis bearing yang digunakan memiliki misalignment angle sebesar 6 º. Jika bearing ini telah dirakit, sesuai dengan spesifikasi yang ada, maka housing dapat bergerak bebas relatif terhadap pin hingga sudut 6 º. Hal ini, dapat memberikan fleksibilitas housing terhadap pin sebesar 13,2 mm. Gambar 12 menunjukkan kondisi V-Stay saat terjadi kemiringan pada housing dengan sudut kemiringan maksimum sebesar 6º. b) Design V-Stay c) Design Assembly V-Stay Gambar 9: Desain Modified V-Stay Gambar 12: Housing dengan misalignment angle 6 º 3.3.2 Beban yang Terjadi Pada saat housing miring lebih dari 6º hingga 16,13º, terjadilah pembebanan pada rangkaian V- Stay, housing, bearing (ball & race), pin, kampuh las, dan bottom plate yang terpasang pada axle. Jika kemiringan yang terjadi mencapai 16,13º (fleksibilitas 35 mm), maka beban tersebut dapat diequivalenkan sebuah momen torsi pada housing dan V-Stay yang menghasilkan deformasi sebesar 35 mm. Dengan menggunakan software CATIA, torsi tersebut dapat disimulasikan Gambar 13.

A B Keterangan: Tumpuan A : Clamp, yaitu tumpuan bottom plate pada axle. Load Momen : Momen, arahnya ke atas, akibat bergesernya chasis ke atas. Gambar 13: Pembebanan pada Rakitan V-Stay Melalui pemberian beban momen pada V-Stay, terjadi deformasi yang besarnya sama dengan perbedaan ketinggian yang terjadi pada housing maupun pada kaki V-Stay (B dan C). Pada End Rod: Dengan adanya misalignment angle (a) dari bearing sebesar 6º, ketinggian sisi housing dapat berbeda hingga 13,2 mm. Jika perbedaan ketinggian pada housing mencapai 35 mm, maka perbedaan sisa (35 13,2 = 21,8 mm) merupakan defleksi akibat beban yang bekerja pada V-Stay. Pada Ujung Kaki V-Stay B dan C: Dengan adanya misalignment angle (a) dari bearing sebesar 6º, ketinggian ujung kaki V-Stay B dan C dapat berbeda hingga 69 mm. Jika perbedaan ketinggian pada housing tersebut mencapai 35 mm, maka perbedaan ketinggian pada kaki V-Stay B dan C mencapai 183,4 mm, sehingga perbedaan ketinggian sisa (183,4 69 = 114,4 mm) merupakan defleksi akibat beban yang bekerja pada V-Stay. Hasil analisis dengan software CATIA didapatkan: Perbedaan Ketinggian (mm) Sudut Defleksi Beban Momen No. Housing Kaki V-Stay Kemiringan Satu Sisi (Nm) (B&C) 1. 13,2 69,0 6 º 10,9 mm 0 2. 35 183,4 16,13 º 57,2 mm 4360 Defleksi yang terjadi pada Rakitan V-Stay Defleksi yang terjadi pada rakitan V-Stay dengan beban momen sebesar 4360 Nm dapat dilihat pada Gambar 14. C Defleksi maksimum yang terjadi pada ujung B sebesar 57,3 mm ke arah bawah dan pada ujung C sebesar 57,3 mm ke arah atas. Pada kondisi ini, terjadi pembebanan momen yang bekerja pada V- Stay sebesar 4360 Nm berlawanan arah dengan jarum jam. Beban momen ini selanjutnya digunakan untuk menganalisis komponen V-Stay. 4. TEGANGAN YANG TERJADI Berdasarkan data yang ada, analisis dilakukan dengan asumsi bahwa beban yang bekerja pada rakitan V-Stay berupa momen sebesar 4360 Nm. 4.1 Analisis Menggunakan CATIA Dalam melakukan analisis menggunakan software CATIA, langkah yang dilakukan adalah: - Mendesain komponen menggunakan Part Design - Mendesain rakitan melalui Assembly Design dari komponen-komponen menjadi rakitan V-Stay. - Membuka menu analisis, melalui: Start Mechanical Design Analysis & Simulation Generative Structure Analysis Static Analysis - Menentukan tumpuan (Boundary condition) - Memberikan beban (Load) - Memasang Connection Property - Menghitung (Computing) - Melihat hasilnya: Tegangan yang terjadi (Von Mises Stress) Deformasi (Deformation) 4.2 Tegangan pada V-Stay Tegangan yang terjadi pada V-Stay dapat dilihat pada Gambar 15. Jika dilihat dari samping (sumbu x) Jika dilihat dari samping (sumbu x) Jika dilihat dari belakang (sumbu y) A C Gambar 14: Defleksi pada Rakitan V-Stay B Gambar 15: Tegangan pada V-Stay Tegangan maksimum yang terjadi pada V-Stay (warna merah) sebesar 192 N/mm 2 = 19,2 kg/mm 2. Lokasi tegangan maksimum ini terjadi pada daerah sambungan pipa 2 dengan housing. 4.3 Tegangan pada Bottom Plate Tegangan yang terjadi pada Bottom Plate dapat dilihat pada Gambar 16.

Jika dilihat dari atas Gambar 16: Tegangan pada Bottom Plate Tegangan maksimum yang terjadi pada Bottom Plate (warna merah) sebesar 66,5 N/mm 2 = 6,65 kg/mm 2. Lokasi tegangan maksimum ini terjadi pada daerah tumpuan Sambungan Las (Kampuh). 4.4 Tegangan pada Kampuh Las Tegangan yang terjadi pada Kampuh Las dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 18: Tegangan pada Pin Tegangan maksimum yang terjadi pada Pin (warna merah) sebesar 2500 N/mm 2 = 250 kg/mm 2. Lokasi tegangan maksimum ini terjadi pada daerah tumpuan dari bearing. 4.6 Tegangan pada Bearing a) Tegangan yang terjadi pada Ball dapat dilihat pada Gambar 19. Jika dilihat dari samping Jika dilihat dari atas Gambar 17: Tegangan pada Kampuh Las Tegangan maksimum yang terjadi pada Kampuh Las (warna merah) sebesar 262 N/mm 2 = 26,2 kg/mm 2. Lokasi tegangan maksimum ini terjadi pada daerah tumpuan dari Pin. 4.5 Tegangan pada Pin Tegangan yang terjadi pada Pin dapat pada Gambar 18. Gambar 19: Tegangan pada Ball Tegangan maksimum yang terjadi pada Ball (warna merah) sebesar 5010 N/mm 2 = 501 kg/mm 2. b) Tegangan yang terjadi pada Race dapat pada Gambar 20. Jika dilihat dari samping Jika dilihat dari samping (sumbu x) Gambar 20: Tegangan pada Race Tegangan maksimum yang terjadi pada Race (warna merah) sebesar 19400N/mm 2 =1940kg/mm 2.

5. KESIMPULAN Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1- Fleksibilitas housing sebesar 35 mm setara dengan kemiringan sebesar 16,13. Penggunaan spherical bearing, membuat housing dapat bergerak miring dengan bebas relatif terhadap pin hingga sudut 6, sehingga hanya sisa sudut sebesar 10,13 yang merupakan besar sudut deformasi akibat beban yang bekerja pada V- Stay. Deformasi sudut 10,13 ini setara dengan defleksi pada kaki V-Stay sebesar 57,2 mm. 2- Melalui software CATIA dapat dihasilkan besarnya beban, yang mengakibatkan deformasi pada kaki V-Stay sebesar 57,2 mm, yaitu beban momen sebesar 4360 Nm. 3- Pada kondisi miring 6 dan V-Stay diberi beban momen sebesar 4360 Nm, maka: Tegangan yang terjadi pada V-Stay: 192 N/mm 2 250 N/mm 2 1,3 Tegangan yang terjadi pada Bottom Plate: 66,5 N/mm 2 250 N/mm 2 3,7 Tegangan yang terjadi pada Kampuh Las: Teg.Von Misses Teg. Yield Material Safety Factor ( ) 262 N/mm 2 400 N/mm 2 1,5 Tegangan yang terjadi pada Pin: 2500 N/mm 2 250 N/mm 2 0.1 Tegangan yang terjadi pada Ball: 5010 N/mm 2 --- N/mm 2 --- Tegangan yang terjadi pada Race: 19400 N/mm 2 --- N/mm 2 --- 4- Berdasarkan hasil static analysis dan data bahan, maka dengan fleksibilitas sebesar 35 mm, konstruksi V-Stay sementara ini kritis terhadap kerusakan. Hal ini disebabkan oleh tegangan yang terjadi pada V-Stay terlalu besar, sehingga safety factornya 1,3. Apabila dibiarkan, akan berakibat kerusakan pada komponen: pin, spherical bearing, dan komponen lainnya 6. SARAN - Guna mereduksi tegangan yang terjadi, dapat dilakukan dengan menambahkan bushing yang terbuat dari Teflon (PTFE) sebagai landasan bearing atau mengganti jenis bearing dengan misalignmen anglet yang lebih besar. - Melalui penambahan dengan dimensi: D dalam = 50 mm D luar = 90 mm Tinggi = 50 mm Bahan = PTFE Modulus Young = 500 N/mm 2 Teg. Ultimate = 35 N/mm 2 Teg. Yield = 23 N/mm 2 Dapat mereduksi tegangan yang terjadi hingga 25%. REFERENSI 1. Kohler J. (1985) Normen auszug, VSM- Normenbüro, Zürich. 2. Matek W, Muhs D und Wittel H. (1987) Roloff/Matek Maschinenelemente, Fredr. Vieweg & Sohn, Braunschweig, Deutschland, ISBN 3-528-64028-1. 3. Niemann G, Budiman Anton Dipl. Ing., Priambodo Bambang (1992) Elemen Mesin I edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.