BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 82 A. Kesimpulan 82 B. Saran. 86 DAFTAR PUSTAKA 88

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III LEGISLASI ANAK LUAR NIKAH MENURUT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) Anak merupakan harapan untuk menjadi sandaran di kala usia

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB IV MENGAPA HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR 0091/ Pdt.P/ 2013/ PA.Kdl. TIDAK MENJADIKAN PUTUSAN MAHKAMAH

AKIBAT PERKAWINAN & PUTUSNYA PERKAWINAN

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. - Putusan perkara perdata Nomor : 216/Pdt.G/1996?PA.YK. Pengadilan Agama Yogyakarta adalah:

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB III HAK WARIS ANAK SUMBANG. A. Kedudukan Anak Menurut KUH Perdata. Perdata, penulis akan membagi status anak ke dalam beberapa golongan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

masyarakat Desa Karanganyar terhadap kedudukan anak hasil selingkuh yang lahir dalam perkawinan sah dapat dikategorikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

IMPLIKASI PUTUSAN MK TERHADAP STATUS HUKUM ANAK DI LUAR NIKAH. Abdul Halim Musthofa *

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

BAB IV ANALISIS GUGATAN SUAMI DALAM HAL MENGINGKARI KEABSAHAN ANAK YANG DILAHIRKAN ISTRINYA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB III KEDUDUKAN ANAK DI LUAR PERKAWINAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 46/PUU-VIII/2010 DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB III STATUS ANAK YANG LAHIR SETELAH ISTRI DITALAK AKIBAT PENGINGKARAN MENURUT HUKUM POSITIF

BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM

BAB I PENDAHULUAN. mengabulkan sebagian permohonan uji materi terhadap Pasal 2 ayat (2) dan

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

Retna Gumanti 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUUVII/2010, anak tidak sah, hubungan keperdataan.

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB III NASAB DAN NAFKAH ANAK LI AN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN BERDASARKAN HUKUM KELUARGA DI INDONESIA

Kepastian Hukum Itsbat Nikah Terhadap Status Perkawinan, Status Anak dan Status Harta Perkawinan Oleh: Prof. Dr. H. Suparman Usman, S.H.

Dwi Astuti S Fakultas Hukum UNISRI ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR NIKAH PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PPU-VIII/2010

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketentuan syari'at sesuai dengan maksud pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka Penulis berkesimpulan sebagai berikut: Seksual Terhadap Anak dalam Hukum Pidana Indonesia

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor: XXX/Pdt.P/2012/PA.GM

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

BAB I PENDAHULUAN. selalu hidup bahagia, damai dan sejahtera yang merupakan tujuan dari perkawinan yaitu

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB II LEGISLASI ANAK LUAR NIKAH MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI. A. Anak Luar Nikah dalam Mahkamah Konstitusi

BAB III KEWARISAN TERHADAP ANAK DI LUAR NIKAH PASCA- PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/ PUU-VIII/ 2010

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor: XXX/Pdt.P/2011/PA.GM

BAB IV AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM HAK PEWARISAN ANAK YANG DILAHIRKAN DALAM PERKAWINAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 46/PUU- VIII/2010 TERHADAP ANAK DARI PERKAWINAN SIRI. Oleh : Pahlefi 1

P E N E T A P A N Nomor : 320/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

P E N E T A P A N Nomor: XXX/Pdt.P/2011/PAGM.

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB III PELAKSANAAN DAN PROSEDUR PERCERAIAN LI AN

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pegertian anak sah menurut Pasal 42 Undang-Undang Perkawinan

HUKUM KELUARGA ANAK RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

PUTUSAN. Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor: 0079/Pdt.P/2015/PA Pas.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

Nomor : 03/Pdt.P/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana diketahui bahwa perkawinan adalah satu jalan yang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

Kata Pengantar DR. K.H. Ma ruf Amin... Kata Pengantar Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A... Prakata edisi ketiga... xv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA A. Status Nasab Dan Kewajiban Nafkah Anak Yang Di Li an Menurut Hukum Islam Status nasab anak yang dili an ayahnya tidak akan memperoleh hak yang menjadi kewajiban ayahnya karena ketidak absahan pada anak li an tersebut. Konsekuensinya adalah laki-laki yang sebenarnya menjadi ayah tidak memiliki kewajiban memberikan hak anak li an. Sebaliknya anak itu pun tidak bisa menuntut ayahnya untuk memenuhi kewajiban yang dipandang menjadi hak anak bila statusnya sebagai anak li an. Hak anak dari kewajiban ayahnya yang merupakan hubungan keperdataan itu biasanya bersifat material karna sesuai dengan pendapat Imam Ibnu Nujaim dalam kitab al-bahr al-raiq Syarh Kanz Ad-Daqaiq :Anak hasil zina atau li an hanya mendapatkan hak waris dari pihak ibu saja, karena nasabnya dari pihak bapak telah terputus, maka ia tidak mendapatkan hakwaris dari pihak bapak, sementara kejelasan nasabnya hanya melalui pihak ibu, maka ia memiliki hak waris dari pihak ibu, saudara perempuan seibu dengan fardh saja (bagian tertentu), demikian pula dengan ibu dan saudaraperempuannya yang seibu, ia mendapatkan bagian fardh (tertentu), tidak denganjalan lain. Pendapat diatas sejalan dengan Pasal 162 Kompilasi Hukum Islam, menyebutkan bahwa: Bilamana li`an terjadi maka perkawinan itu putus untuk selamanya dan anak yang dikandung dinasabkan kepada ibunya, sedang suaminya terbebas dari kewajiban memberi nafkah. Anak li an tersebut bisa dijadikan sebagai anak angkat oleh orang lain. 2 Kekhususan hukum li an terhadap suami istri adalah firman Allah yang menyebutkan sanksi bagi orang yang 2 Ibid, Pasal 162. 59

2 menuduh wanita mukminah berzina seperti apa yang ditegaskan dalam Q.S. An-Nuur:4: Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baikbaik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terimakesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik (Qs. An-nuur Ayat 4 ). Hukum islam juga mempunyai lembaga penyangkalan yang disebut li an, yang berarti suami menuduh istrinya berbuat zinah dengan laki-laki lain, dengan tujuan untuk menyangkal kehamilan yang sedang dikandung oleh istrinya. Li an juga bertujuan untuk menyangkal bahwa anak yang dilahirkan bukan anak yang sah dari suami istri tersebut, tetapi anak yang diperoleh istrinya dari hasil perbuatan zina dengan laki-laki lain. Sekarang kalau kita menanyakan bagaimana penyangkalan itu dilakukan. Undang-undang No.1 tahun 1974 ini sama sekali tidak ada cara-cara penyangkalan dimaksud. Apakah sematamata terserah pada kebijakan peradilan jika demikian halnya maka penyangkalan anak atas dasar zina, bagi yang beragama islam dengan sendirinya berlaku ketentuan-ketentuan li an sebab masalah yang menyangkut perkawinan, perceraian dan status anak sesuai dengan Undang-Undang No. 32/1954 adalah wewenang peradilan agama. 3 3 Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktiaan, Cet- 1V, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, h. 21.

3 Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 102 KUHPerdata memberi batas waktu pengajuan pengingkaran agama ke pengadilan agama adalah: 1. 180 hari sesudah lahir si anak 2. 360 hari sesudah putusnya perkawinan 3. Setelah suami mengetahui istrinya melahirkan anak dan berada di tempat yang memungkinkan dia mengajukan perkaranya ke Pengadilan Agama. Pengingkaran seorang suami terhadap anak yang dilahirkan oleh istrinya, meskipun dalam undang-undang perkawinan tidak di atur. Majlis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang status anak zina dan perlakuan terhadapnya. Fatwanya menegaskan bahwa anak hasil zina tidak mempunyai hubungan nasab, wali nikah, waris, dan nafkah dengan laki-laki yang menyebabkan kelahirannya, anak hasil zina hanya mempunyai hubungan nasab, waris, dan nafkah dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dan untuk memberikan perlindungan terhadap anak hasil zina Majelis Ulama Indonesia memberikan hukuman bagi pezina berupa ta zir yaitu dengan mencukupi kebutuhan hidup anak tersebut, dan memberikan harta setelah ia meninggal melalui wasiat wajibah. B. Status Nasab dan Kewajiban Nafkah Anak yang di Li an Menurut Hukum Perdata Menurut hukum perdata Indonesia suatu langkah perlindungan bagi anak li an adalah dikeluarkan putusan atas dasar pengujian Pasal 43 ayat (1) UUP yang menghasilkan putusan yang mengubah isi dari Pasal tersebut, maka Pasal 43 ayat (1) UUP yang menyatakan, Anak yang dilahirkan di luarperkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dankeluarga ibunya harus dibaca, Anak yang dilahirkan di luar perkawinanmempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya sertadengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmupengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukummempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluargaayahnya.mahkamah Konstitusi memandang bahwa Pasal tersebut telah melanggar

4 hak anak. Anak terlahir dengan keadaan suci dan tidak menanggung dosa dari orang tuanya, hubungan anak yang dilahirkan denganseorang laki-laki sebagai ayahnya bukan hanya semata-mata karena adanya perkawinan tetapi juga berdasarkan hubungan darah anak dengan seorang lak-laki yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan atau teknologi atau bukti lain yang sah menurut hukum. 4 Pengingkaran seorang suami terhadap anak yang dilahirkan oleh seorang istrinya, meskipun dalam undangundang perkawinan tidak diatur namun dalam KUHPerdata diatur dalam pasal 256 adalah sebagai berikut: 1. Suami tadi haruslah memasukkan tuntutan perdata ke pengadilan dalam tegang waktu dua bulan, kalau suami tadi meninggal perkara dapat diteruskan oleh ahli warisnya. 2. Penginkaran ini harus dilakukan dalam batas-batas waktu yang telah ditentukan. 3. Penuntutan-penuntutan di muka hakim harus dilakukan terhadap seorang sebagai tergugat yang ditetapkan lebih dahulu oleh hakim selaku hakim wali dari anak itu. Sedangkan seorang ibu dari anak pun harus dipanggil dengan sah untuk didengar pengakuannya. (pasal 260 KUHPerdata). 5 Jadi kalau dilihat dari kedua aspek kedua ilmu hukum di atas baik secara hukum islam maupun hukum perdata mempunyai pengertian yang sedikit berbeda mengenai anak li an yang mana dalam hukum islam anak li an adalah anak yang tidak di akui oleh ayahnya sebagai anak yang sah, dan sang ayah tersebut mungucapkan sumpah li an sebanyak empat kali dan yang dikali kelima diikuti oleh kata sumpah, maka ketika hal itu terjadi telah terjadi pula perceraian terhadap kedua suami istri tersebut, maka mereka (suamiistri) tidak bisa rujuk selama-lamanya. Maka secara hukum anak yang dili an tersebut tidak memiliki hak keperdataan (nasab) terhadap ayahnya melainkan hanya memiliki 4 Muhammad Bin Isma il Al-Kahlani, Subul Al-Salam, Penerbit PT Al- Ma arif, Bandung,1990, h. 66. 5 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pasal 260.

5 hubungan keperdataan (nasab) terhadap ibu dan keluarga ibunya saja. Sedangkan dalam hukum perdata dikatakan bahwa anak li an adalah anak yang dilahirkan bukan melalui pernikahan yang sah secara hukum dan suami tidak mengakui anak tersebut. Adapun perkawinan yang sah dimata hukum adalah pernikahan yang dilaksanakan didepan Pegawai Pencatat Pernikahan (PPN). Sedangkan anak zina yang dimaksud disini adalah anak li an yaitu anak yang tidak diakui keberdaannya oleh ayahnya, dan apabila telah dilaksanakan apa yang tercantum dalam KUHperdata diatas, Maka anak tersebut dikenal dengan anak zina, yang mana anak zina tersebut hanya mempunyai hubungan keperdataan terhadap ibunya saja tidak memiliki hubungan keperdataan terhadap ayahnya. C. Persamaan dan Perbedaan Antara Hukum Islam dan Hukum Perdata Indonesia Mengenai Anak Li an Adapun persamaan antara hukum Islam dan hukum perdata Indonesia mengenai anak li an, yaitu sama-sama menetapkan bahwa status dan nasab anak li an hanya dinasabkan dan dinafkahi oleh ibu atau kerabat dari ibunya. Namun terdapat sedikit perbedaan antara keduanya yaitu, didalam hukum Islam belum didapat pengaturan secara khusus mengenai ketentuan-ketentuan dalam pengakuan terhadap anak li an. Sementara dalam hukum perdata Indonesia terdapat aturan-aturan yang memberikan peluang terhadap si ayah agar dapat melakukan pengakuan terhadap anak li an yang mana didalam hukum Perata Indonesia disebut sebagai anak zina.