BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

PENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... iii Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. politikus atau tokoh publik tertentu. Pesan politik yang disampaikan oleh media bukanlah realitas

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

KONSTRUKSI BERITA PENGUNDURAN DIRI MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA, ANDI ALFIAN MALLARANGENG, PADA MAJALAH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 1

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Framing Pemberitaan Meninggalnya Artis Olga Syahputra di Detikcom dan Kapanlagi.com Tanggal 27 Maret 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS ANGGODO PADA MEDIA JAWAPOS DAN REPUBLIKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012)

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan sebagainya.sehingga kesempatan yang dimiliki khalayak. konsumen media massa yang ada di pasaran saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

SKRIPSI. Oleh : RIZKY YUDHISTIRA NPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang

SKRIPSI OLEH: MAULIDIA TRI ANGGRAENI NPM

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

PEMBINGKAIAN BERITA BOM BUNUH DIRI DI SOLO PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN SURYA SKRIPSI

ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM

Bab III. Metodologi Penelitian

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR

BAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi

PEMBINGKAIAN BERITA TERPILIHNYA DARMIN SEBAGAI GUBERNUR BANK INDONESIA PERIODE

Keywords: Analysis, Framing, Construction Reality, Radical Group, Politics, Social

POLEMIK PENGUSULAN HAK ANGKET KASUS BANK CENTURY DALAM SURAT KABAR HARIAN UMUM JURNAL NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pertama Kedua

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena aksi terorisme di Thamrin terbilang baru terjadi di Indonesia karena model serangan teror di Thamrin ini bukan hanya dengan bom bunuh diri tetapi juga terjadi kontak senjata yang dilakukan oleh pihak teroris dan kepolisian yang terjadi di area publik. Pada teror yang terjadi di Thamrin memiliki kesamaan model serangan yang terjadi di Paris dan kelompok yang melakukan penyerangan diduga dari kelompok teroris ISIS (Majalah Tempo Edisi 18-24 Januari 2016 : 23). Kesamaan ini karena peristiwa Paris dan Thamrin terjadi hanya berbeda satu bulan. Lokasi terjadinya serangan juga menjadi perhatian banyak pihak karena lokasi teror ini dilakukan pada pusat perbisnisan dan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta serta lokasi teror berada pada ring satu keamanan Istana Presiden yang berjarak 2 kilometer dari lokasi kejadian (Luqman Rimadi, 2016). Peristiwa bom Thamrin menjadi sorotan oleh berbagai banyak media-media baik dari media nasional maupun media internasional. Para wartawan di berbagai media melakukan peliputan aksi teror di Thamrin Jakarta. Semua wartawan melakukan peliputan dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan itu dari cara penulisan wartawan melalui judul, lead 1

2 berita, badan berita, narasumber yang dipilih oleh wartawan serta foto yang ditampilkan. Peliputan tentang peristiwa bom Thamrin yang dilakukan berbagai media sama halnya yang dilakukan media majalah Tempo dan Gatra. Namun hanya majalah Tempo dan Gatra saja yang melakukan pemberitaan mengenai bom Thamrin ditulis dalam dua edisi secara berturut-turut. Nilai berita yang dalam bom Thamrin sangatlah kuat sehingga menjadi penting untuk Tempo dan Gatra mengangkatnya sebagai laporan utama dan laporan khusus dalam dua edisi secara berurutan. Majalah berita, biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan memperlajari suatu peristiwa (Elvinaro 2005:113). Sehingga majalah dalam menyajikan sebuah berita lebih dalam karena frekuensi terbit yang lama membuat wartawan mempunyai waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa selain itu nilai aktualisasi majalah lebih lama. Tempo dan Gatra merupakan majalah berita yang berdiri cukup lama yaitu majalah Tempo dari tahun 1971 (korporat.tempo.co/tentang/sejarah) sedangkan untuk majalah Gatra dari tahun 1994 dan juga dengan tingkat elektabilitas yang cukup baik dapat dilihat dari kemampuan kedua majalah ini bersaing hingga saat ini di tengah semakin banyaknya majalah yang bermunculan. Media majalah Tempo dan Gatra merupakan majalah di Indonesia yang menggunakan cover majalahnya dengan ilustrasi, selain itu majalah Tempo dan Gatra memiliki

3 nilai aktualisasi yang lama karena frekuensi terbit yang lama dan elektabilitas majalah Tempo dan Gatra cukup baik. Wartawan Tempo dan Gatra dalam melakukan penulisan berita pada pemberitaan peristiwa bom Thamrin adanya perbedaan dalam cara penulisan beritanya yang dapat dilihat dari judul pemberitaan kedua media Tempo dan Gatra. Pada majalah Tempo edisi 00047 tanggal 18-24 Januari 2016 pada rubrik laporan utamanya berjudul Jejak Lelaki Bertopi Nike. Peristiwa bom Thamrin majalah Tempo pemberitaannya mengarah kepada teror yang terjadi di Thamrin Jakarta merupakan kelompok pengikut ISIS yang berada di balik serangan teror. Judul yang dipilih majalah Tempo ingin mengarahkan pembaca pada ciri tersangka teror yang terjadi di Thamrin. Bukan hanya judul namun dalam badan berita dan foto yang ditampilkan majalah Tempo juga mengarah kronologis terjadi peristiwa bom Thamrin. Kelompok pengikut ISIS dituduh berada di balik serangan bom dan penembakan brutal dikawasan jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat. Polisi menyebut Bahrun Naim, mantan narapidana penyimpan bahan peledak, sebagai otak teror itu. Rencana operasi terendus sejak November tahun lalu. (Majalah Tempo edisi 00047 tanggal 18-24 Januari 2016) Pada berita di majalah Tempo dengan lead beritanya mengarah pada polisi menyebutkan bahwa Bahrun Naim sebagai otak teror dan kelompok ISIS berada di balik serangan bom Thamrin. Pada badan berita majalah Tempo kepolisian mengarah pada Bahrun Naim dan Tempo mengarahkannya

4 dengan narasumber yang dipilih adalah narapidana kasus terorisme yang mengenal sosok Bahrun Naim. Pada majalah Tempo edisi 25-31 Januari 2016 di rubrik laporan utamanya berjudul Simpul Baru Jaringan Bahrun Naim. Tempo dalam pemberitaannya menjelaskan tentang jaringan ISIS Nusantara. Bahrun menyerang Jakarta untuk menunjukkan kuatnya pengaruh dia di Asia Tenggara akibat rivalitas kepemimpinan ISIS, baik dengan sesame tokohnya asal Indonesia maupun dengan kelompok lain pendukung ISIS di Asia Tenggara. Bahrun bersaing dengan tokoh ISIS asal Filipima Selatan dan Thailand Selatan (Majalah Tempo Edisi 25-31 Januari 2016) Sementara itu dalam majalah Gatra pemberitaan tentang peristiwa bom Thamrin pada edisi 12 tanggal 21-27 Januari 2016 pada rubrik laporan khususnya berjudul Operasi Doktrin Takfiri Ekstrem dan dengan narasumber yang dipilih majalah Gatra yaitu Abu Tholut sebagai penanggung jawab pelatihan militer di Janto. Majalah Gatra dalam pemberitannya mengenai teror di Thamrin Jakarta mengarah pada para narapidana kasus terorisme semakin radikal dan program deradikalisasi yang dilakukan pada saat di penjara gagal dan tidak berjalan dengan baik sehingga teror bom Thamrin ini terjadi. Bahrun Naim dan Sunakim tak punya rekam jejak kredibel di medan perang. Kompetensi militer mereka dipandang mentah oleh sebagian jihadis. Lonjakan radikalisme mereka diduga justru digembleng di penjara. Efek sengat indoktrinasi takfiri ekstrem Aman Abdurrahman. (Majalah Gatra Edisi 21-27 Januari 2016)

5 Apa yang muncul dalam pemberitaan di majalah Tempo dan Gatra merupakan sebuah bingkai atau frame. Frame merupakan prinsip seleksi, penekanan, presentasi realitas. Proses pembentukan frame disebut dengan framing. Framing terdapat dua aspek yang pertama memilih fakta/realitas. Pemilihan fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu fakta yang dipilih (include) dan dibuang (exluded). Penekan aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih angel tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan fakta yang lain, memberitakan aspek tertentu, dan melupakan aspek tertentu. Kedua dalam penulisan fakta dengan elemen menulis fakta, berhubungan dengan penonjolan realitas, pemakaian kata, foto, yang merupakan objek realitas. Penekanan-penekanan yang mengakibatkan pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media dengan media lain dan konstruksi berita menjadi lebih bermakna dan diingat oleh khalayak (Eriyanto, 2002: 69-70). Wartawan pada media-media ini memberikan fakta-fakta tertentu dalam prespektif tertentu. Pada pandangan konstruktionis fakta merupakan konstruksi atau sebuah realitas, fakta itu diproduksi dan ditampilkan dengan simbolik dan realitas tergantung pada bagaimana media melihat dan fakta yang dikonstruksi (Eriyanto 2002:20-21). Perbedaan cara penulisan sebuah berita oleh media satu dengan media lain karena setiap wartawan akan melakukan peliputan dan penulisan berita yang berbeda dengan cara mengemasnya dengan cara pemilihan judul berita, cara menulis berita, angel

6 berita yang diambil oleh wartawan, serta pemilihan narasumber yang dipilih wartawan untuk menulis beritanya. Media dapat mendefinisikan nilai dan perilaku atau nilai dan dipandang menyimpang dan tidak berjalan alamiah (nature). Semua nilai dan pandangan tersebut tidak berbentuk begitu saja, melainkan dikontruksi (Eriyanto, 2014:122). Setiap media mempunyai karakteristik sendiri dan juga setiap institusi media melahirkan kebijaksanaan redaksi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya (Tamburaka, 2012:94). Dikaitkan dengan pemberitaan majalah berita mingguan Tempo dan Gatra, Tempo dan Gatra ingin membentuk sebuah konstruksi realitas sesuai dengan ideologi Tempo dan Gatra melalui pemberitaan bom Thamrin. Fenomena perbedaan cara pandang yang digunakan wartawan dalam memberitakan sebuah peristiwa konsep framing digunakan untuk meneliti perbedaan yang terjadi. Framing untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita penulis memilih analisis framing sebagai metode penelitian. Framing yang merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana prespektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Framing dapat mengungkap kecenderungan prespektif jurnalis atau media saat mengkonstruksi fakta. Wartawan sangat aktif dalam membangun frame tertentu dalam menulis berita (Siahaan dkk 2001:76). Cara pandang atau prespektif ini pada akhirnya menentukan fakta apa yang

7 diambil, bagaimana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut (Eriyanto 2002: 68). Penelitian ini nantinya akan mengetahui bagaimana cara padangan media dalam melakukan peliputan berita hingga penulisan berita dari majalah Tempo dan Gatra yang memiliki perbedaan dalam menyajikan sebuah berita tentang peristiwa bom Thamrin di Jakarta. Model analisis framing yang digunakan adalah metode dari Zhondhang Pan dan Gerald M. Kosicki karena model yang sangat detail dalam melihat pembingkaian. Selain itu Pan dan Kosicki melihat satu ide untuk mendukung banyak ide melalui perangkat Pan dan Kosicki. Framing menurut Pan dan Kosicki sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Perangkat framing sintaksis cara wartawan menyusun fakta, Skrip cara wartawan mengisahkan fakta, Tematik cara wartawan menulis fakta, dan retoris cara wartawan menekankan fakta. (Eriyanto, 2002:255). Pada penelitian lainnya yang menggunakan framing adalah penelitian yang dilakukan (Maulidia, 2011, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur) yang membahas mengenai pembingkaian berita tentang teror bom buku pada surat kabar Jawa pos dan Surya. Pada penelitian ini membahas tentang peristiwa bom buku dengan menggunakan analisis framing model dari Pan dan Kosicki. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada bahasan mengenai teror bom Thamrin pada majalah Tempo dan Gatra

8 karena majalah Tempo dan Gatra melakukan pemberitaan bom Thamrin dalam laporan utama dan laporan khusus. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana majalah Tempo dan Gatra membingkai berita mengenai peristiwa teror bom Thamrin? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana majalah Tempo dan Gatra membingkai berita mengenai teror bom Thamrin. I.4. Batasan Penelitian Peneliti membatasi pada majalah Tempo edisi No. 00047 tanggal 18-24 Januari 2016 sampai 00048 tanggal 25-31 Januari 2016 pada rubrik laporan utama dan majalah Gatra edisi No. 12 tanggal 21-27 Januari 2016 sampai No. 13 tanggal 28 Januari 3 Februari 2016 pada laporan khusus dengan alasan bahwa pada edisi Januari dan Februari majalah Tempo dan Gatra meletakan berita bom Thamrin. I.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Akademis a. Memperoleh pengetahuan tentang bingkai atau ideologi media yang digunakan dalam membingkai realitas.

9 1.5.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam penelitian analisis teks media khususnya metode analisis framing.