SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

dokumen-dokumen yang mirip
SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

BAB I. PENDAHULUAN. sehingga pertanian memang cocok untuk terus dikembangkan di Indonesia. negara Departemen Pertanian (2000), yaitu:

PERSEPSI PETANI TERHADAP METODE BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DESA RINGGIT KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI

III. METODE PENELITIAN A.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya)

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

BAB IV METODE PENELITIAN

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**)

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARJIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN (Kasus di Desa Sukagalih, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya)

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

III. METODE PENELITIAN

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik.

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

ABSTRAK PENDAHULUAN. Akhmad Ansyor, Zikril Hidayat dan Nia Kaniasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

MOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN BENIH PADI HIBRIDA PADA KECAMATAN NATAR DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh: Indah Listiana *) Abstrak

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica Juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU. Mohammad Shoimus Sholeh

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

3. RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya sadar dan terancang untuk melaksanakan

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN STASUS SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DENGAN PERILAKU MENABUNG DI LEMBAGA KEUANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang hara sacara hayati. Daur ulang

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DESA RINGGIT KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Priyo Utomo, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Tujuan penelitian adalah : 1) mengetahui gambaran karakteristik internal dan eksternal petani, 2) mengetahui persepsi petani terhadap metode SRI, 3) menganalisis hubungan karakteristik internal dan eksternal petani dengan persepsi petani terhadap budidaya padi sawah dengan metode SRI. Populasi penelitian adalah petani yang menerapkan metode SRI dan petani yang pernah menerapkan metode SRI dan kembali ke metode konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan sampel sebanyak 30 orang, dan menggunakan metode proportional stratified random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah rataan skor dan korelasi rank Spearman. Menurut petani yang menerapkan SRI, metode SRI memberikan keuntungan relatif, sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan petani, mudah dilihat hasilnya, namun kurang praktis. Menurut petani yang kembali ke konvensional metode SRI memberikan keuntungan relatif, tidak sesuai dengan kondisi lingkungan, kebiasaan dan kebutuhan petani, kurang praktis, dan mudah dilihat hasilnya. Hasil uji korelasi rank Spearman untuk petani yang menerapkan SRI menunjukkan bahwa karakteristik internal yang berkorelasi dengan persepsi adalah umur dengan keuntungan relatif dan tingkat kerumitan, serta pendapatan dengan tingkat kerumitan. Karakteristik eksternal yang berkorelasi dengan persepsi adalah luas lahan dengan tingkat kerumitan, dan intensitas mengikuti pelatihan dengan tingkat kesesuaian. Hasil uji korelasi rank Spearman untuk petani yang kembali ke konvensional menunjukkan bahwa karakteristik internal petani yang berkorelasi dengan persepsi adalah pendapatan dengan tingkat keuntungan relatif. Karakteristik eksternal yang berkorelasi dengan persepsi adalah luas lahan dengan keuntungan relatif. Kata Kunci : Persepsi, SRI, Karakteristik Internal dan Eksternal. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 1

PENDAHULUAN Teknologi baru secara umum memerlukan cukup waktu untuk dapat diterima masyarakat. SRI adalah teknologi menuju pertanian organik. Teknologi tersebut sebenarnya bukan hal baru bagi petani di Kecamatan Ngombol namun belum semua petani menerapkan metode tersebut. Adanya perubahan teknik budidaya ini maka petani perlu pengalaman belajar karena petani telah terbiasa dengan teknik budidaya konvensional. Petani dalam hal ini dihadapkan dalam dua pilihan yaitu menggunakan metode konvensional atau menggunakan metode SRI dalam budidaya padi. Diterima atau ditolaknya metode SRI ini dipengaruhi oleh persepsi petani terhadap metode SRI tersebut. Setiap petani memiliki persepsi yang berbeda terhadap metode SRI ini. Persepsi petani terhadap metode SRI ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal petani. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri petani sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar petani. Salah satu kecamatan yang memiliki luasan cukup luas dalam hal penerapan metode SRI dan lokasi yang pertama mendapatkan bimbingan intensif dalam menerapkan SRI adalah Kecamatan Ngombol. Desa di Kecamatan Ngombol yang telah dikenalkan dan dibimbing secara intensif dalam menerapkan SRI adalah Desa Ringgit sehingga desa tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian. Desa Ringgit terdapat empat kelompok tani yang telah dibimbing secara intensif dalam menerapkan SRI, namun demikian belum semua anggota kelompok tani menerapkan teknologi tersebut. Ada yang sampai saat ini terus menerapkan SRI, dan ada yang kembali ke konvensional. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang persepsi petani terhadap teknik budidaya padi dengan metode SRI. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 2

A. Pelaksanaan Penelitian METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, dan metode pelaksanaan penelitian survei. Pengambilan sampel petani pada tiap kelompok tani menggunakan proporsional stratified random sampling. Sampel petani yang diambil dari kelompok tani menggunakan simple random sampling sebanyak 30 petani. B. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif, rataan skor dan korelasi rank Spearman. Analisis Rank Spearman menggunakan program komputer SPSS for Windows. Rumus korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992) adalah sebagai berikut : = 1 6 ( 2 1) Keterangan : d = Selisih dua jenjang untuk indikator yang sama n = Banyak jenjang rs = Koefisien korelasi rank Spearman Keeratan hubungan antara karakteristik internal dan eksternal petani terhadap persepsi petani pada metode budidaya padi System of Rice Intensification (SRI) dibagi dalam empat area (Colton dalam Hastono dalam Alisa, 2007) : 1. Tidak ada hubungan/hubungan sangat lemah (rs = 0,00 0,25) 2. Hubungan cukup erat (rs = 0,26 0,50) 3. Hubungan erat (rs = 0,51 0,75) 4. Hubungan sangat erat (rs = 0,76 1,00) C. Pengujian Hipotesis Ho diterima dan Ha ditolak jika signifikansi rs hitung > 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak jika signifikansi rs hitung < 0,05 Tingkat signifikansi yang digunakan adalah α 0,05 dan α 0,01 Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 3

A. Persepsi Petani Terhadap Metode SRI 1. Petani yang Menggunakan Metode SRI HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rataan Skor Persepsi Petani terhadap Budidaya Padi dengan Metode SRI untuk Petani SRI No Variabel Dimensi Variabel Jumlah Responden Rataan Skor S N TS 1. Keuntungan 1.1.Manfaat Ekonomis 12 3-2,80 Relatif 1.2.Manfaat Teknis - 6 9 1,40 1.3.Kenaikan Pendapatan 10 5-2,66 2. Tingkat 2.1.Kondisi Lingkungan 10 5-2,66 Kesesuaian 2.2.Kebiasaan Petani 13 2-2,86 2.3.Kebutuhan Petani 9 4 2 2,46 3. Tingkat 3.1.Kemudahan Penggunaan - 6 9 1,40 Kerumitan 3.2.Kepraktisan - 5 10 1,33 3.3.Ketrampilan - 5 10 1,33 4. Tingkat 4.1.Keadaan Fisik Tanaman 11 4-2,73 Kemudahan 4.2.Mutu Gabah 13 2-2,86 Dilihat Hasilnya 4.3.Kenaikan Produksi 13 2-2,86 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Keterangan : S (Setuju); N (Netral) dan TS (Tidak Setuju) a. Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Relatif Persepsi petani terhadap keuntungan relatif secara umum baik dan setuju bahwa SRI memberikan manfaat ekonomis dan meningkatkan pendapatan. Persepsi petani yang kurang baik (tidak setuju) hanya pada manfaat teknis. Hal ini disebabkan dari sisi penggunaan waktu, metode SRI lebih banyak menggunakan waktu dan tenaga, terutama dalam pemupukan dan pengairan. b. Persepsi Petani terhadap Tingkat Kesesuaian Persepsi petani terhadap metode SRI dilihat dari tingkat kesesuaian secara umum baik. Metode SRI sesuai dengan keadaan lingkungan dan kebiasaan petani. Persepsi petani terhadap SRI dilihat tingkat kesesuaian kurang baik pada dimensi variabel sesuai kebutuhan petani. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 4

c. Persepsi Petani terhadap Tingkat Kerumitan Persepsi petani terhadap metode SRI dilihat dari tingkat kerumitan kurang baik. Hal ini dikarenakan SRI penerapannya tidak terlalu mudah, dan kurang praktis, terutama dalam pengaturan pengairan dan pengadaan pupuk organik serta pestisida organik. d. Tingkat Kemudahan untuk Dilihat Hasilnya Persepsi petani terhadap metode SRI dilihat dari tingkat kemudahaan dilihat hasilnya secara umum baik. Hal ini disebabkan petani menyatakan bahwa dengan metode SRI tanaman lebih sehat, mutu gabah lebih baik dan pendapatan petani meningkat. 2. Persepsi Petani yang Kembali ke Metode Konvensional Tabel 2 Rataan Skor Persepsi Petani terhadap Budidaya Padi dengan Metode SRI untuk Petani Konvensional No Variabel Dimensi Variabel Jumlah Responden Rataan Skor S N TS 1. Keuntungan 1.1.Manfaat Ekonomis 9 1 5 2,26 Relatif 1.2.Manfaat Teknis 1 4 10 1,40 1.3.Kenaikan Pendapatan 2 7 6 1,73 2. Tingkat 2.1.Kondisi Lingkungan - 6 9 1,40 Kesesuaian 2.2.Kebiasaan Petani 11 4-2,73 2.3.Kebutuhan Petani - 5 10 1,33 3. Tingkat 3.1.Kemudahan Penggunaan - 5 10 1,33 Kerumitan 3.2.Kepraktisan - 5 10 1,33 3.3.Ketrampilan 1 6 8 1,53 4. Tingkat 4.1.Keadaan Fisik Tanaman 8 7-2,53 Kemudahan 4.2.Mutu Gabah 6 9-2,40 Dilihat Hasilnya 4.3.Kenaikan Produksi 7 6 2 2,33 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Keterangan : S (Setuju); N (Netral) dan TS (Tidak Setuju) a. Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Relatif Persepsi petani terhadap metode SRI secara umum netral. SRI memberikan manfaat ekonomi karena biaya lebih rendah. Namun pada aspek manfaat teknis petani tidak setuju karena SRI kurang menghemat waktu. Persepsi petani dilihat dari aspek ada kenaikan pendapatan, menurut petani sama saja. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 5

b. Persepsi Petani terhadap Tingkat Kesesuaian Persepsi petani terhadap metode SRI kurang baik, karena tidak sesuai kondisi lingkungan, harus merubah kebiasaan dan tidak sesuai dengan kebutuhan petani. c. Persepsi Petani terhadap Tingkat Kerumitan Persepsi petani kurang baik terhadap metode SRI. SRI terlalu rumit dalam penerapan terutama pengadaan pupuk organik, pestisida organik, serta dalam hal pengaturan pengairan. d. Tingkat Kemudahan untuk Dilihat Hasilnya Petani mempunyai persepsi yang baik tentang SRI terutama pada sisi kemudahan dilihat hasilnya, tetapi karena merasa lebih rumit dan memerlukan tenaga serta waktu yang lebih banyak sehingga mereka kembali lagi ke metode konvensional. B. Hubungan Antara Karakteristik Petani dengan Persepsi Petani Terhadap Inovasi Budidaya Padi dengan Metode SRI 1. Petani yang Menggunakan Metode SRI Umur berkorelasi nyata positif dengan keuntungan relatif karena responden petani SRI sebagian besar berusia muda dan termasuk kategori usia produktif sehingga adopsi teknologi dapat dilakukan dengan cepat. Petani yang berusia muda (produktif) cenderung akan mencari metode baru yang dapat meningkatkan produksi serta menguntungkan secara ekonomi. Umur berkorelasi sangat nyata positif dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Hal tersebut berarti bahwa semakin bertambah umur petani (15 sampai 64 tahun) maka kemampuan petani dalam menganalisis suatu inovasi ditinjau dari kerumitan inovasi tersebut semakin baik. Petani yang berusia tidak produktif (lebih dari 65 tahun) cenderung semakin berkurang kemampuan analisisnya tentang suatu inovasi. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 6

Tabel 3 Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Persepsi Petani Terhadap Inovasi Budidaya Padi dengan Metode System Of Rice Intensification untuk Petani SRI Koefisien Korelasi rank Spearman Persepsi Petani terhadap Inovasi Budidaya Padi dengan Karakteristik Internal dan Eksternal Metode SRI Keuntungan Tingkat Tingkat Relatif Kesesuaian Kerumitan Tingkat Kemudahan Dilihat Hasilnya rs rs rs rs Umur 0,541* 0,310 0,686** 0,312 Pendidikan Formal 0,104 0,273-0,231 0,121 Pendapatan 0,244 0,177 0,733** -0,313 Pengalaman Bertani 0,199-0,493 0,438 0,331 Luas Lahan 0,176 0,000 0,765** -0,193 Interaksi dengan Petani Lain 0,123 0,382 0,389-0,228 Intensitas Mengikuti Pelatihan 0,145 0,474 0,175-0,182 Keterangan : * nyata pada α 0,05% ** sangat nyata pada α 0,01% Pendapatan mempunyai hubungan sangat nyata positif dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Hal tersebut karena semakin besar tingkat pendapatan petani maka persepsi tentang penerapan metode SRI terutama pada tingkat kerumitan semakin baik. Hal ini disebabkan semakin besar pendapatan akan mendorong petani mencoba metode baru walaupun lebih rumit dengan tujuan agar terjadi peningkatan produksi. Luas lahan dengan tingkat kerumitan berkorelasi positif sangat nyata. Hal tersebut mempunyai makna bahwa lahan yang semakin luas maka kerumitan terhadap penerapan inovasi semakin meningkat karena luasan yang dikelola semakin luas. Responden yang berlahan luas memerlukan waktu, tenaga dan pengawasan yang lebih besar dalam pengelolaan berkaitan dengan penerapan metode baru tersebut. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 7

2. Petani yang Kembali ke Metode Konvensional Tabel 4 Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Persepsi Petani Terhadap Inovasi Budidaya Padi dengan Metode System Of Rice Intensification untuk Petani Konvensional Karakteristik Internal dan Eksternal Koefisien Korelasi rank Spearman Persepsi Petani terhadap Inovasi Budidaya Padi dengan Metode SRI Tingkat Keuntungan Tingkat Tingkat Kemudahan Relatif Kesesuaian Kerumitan Dilihat Hasilnya rs Rs rs rs Umur -0,069 0,223-0,361 0,097 Pendidikan Formal -0,100-0,339 0,452-0,031 Pendapatan 0,576* 0,087-0,513-0,072 Pengalaman Bertani -0,033 0,216-0,212-0,004 Luas Lahan 0,862** -0,032-0,289-0,208 Interaksi dengan Petani Lain -0,229-0,125 0,447 0,294 Intensitas Mengikuti Pelatihan -0,182-0,445 0,111 0,393 Keterangan : * nyata pada α 0,05% ** sangat nyata pada α 0,01% Pendapatan berkorelasi positif erat dan nyata dengan keuntungan relatif. Hal ini mempunyai makna bahwa semakin tinggi pendapatan maka persepsi petani terhadap metode SRI semakin baik. Petani yang mempunyai pendapatan besar maka lebih mudah menerima dan mencoba metode baru. Hal ini disebabkan penerapan metode baru mempunyai konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan. Petani yang mempunyai pendapatan tinggi lebih leluasa dalam mengalokasikan anggaran. Luas lahan berkorelasi positif sangat erat dan sangat nyata dengan persepsi petani tentang keuntungan relatif. Hal tersebut mempunyai makna bahwa semakin luas lahan yang dimiliki maka persepsi petani terhadap metode SRI semakin baik. Hal ini disebabkan dengan luasan lahan yang lebih luas maka lebih mneguntungkan daripada pada luasan lahan yang sempit. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 8

PENUTUP A. Simpulan 1. Gambaran Karakteristik Internal dan Eksternal Responden petani SRI termasuk kategori usia produkstif, pendidikan sebagian besar lulus SLTP, pendapatan responden sebagian besar termasuk kategori berpendapatan rendah, pengalaman bertani sebagian besar termasuk kategori berpendapatan rendah, luas lahan sebagian besar termasuk kategori berlahan sempit, interaksi dengan petani lain termasuk kategori rendah, dan intensitas mengikuti pelatihan termasuk kategori rendah. Responden petani konvensional termasuk usia produktif, pendidikan sebagian besar lulus SLTP, pendapatan sebagian besar termasuk kategori berpendapatan rendah, pengalaman bertani sebagian besar termasuk kategori rendah, luas lahan sebagian besar termasuk kategori berlahan luas, interaksi dengan petani lain sebagian besar termasuk kategori rendah dan intensitas mengikuti pelatihan sebagian besar termasuk kategori rendah. 2. Persepsi Petani terhadap Metode SRI Petani SRI menyatakan bahwa SRI mempunyai manfaat ekonomis; sesuai dengan kondisi lingkungan, harus merubah kebiasaan petani, dan sesuai dengan kebutuhan petani; SRI lebih rumit, kurang praktis, dan memerlukan ketrampilan khusus. Pertumbuhan tanaman lebih sehat, mutu gabah lebih baik (lebih mentes), dan terdapat peningkatan pendapatan petani. Petani konvensional menyatakan bahwa SRI mempunyai manfaat ekonomis, secara teknis kurang menghemat waktu, pendapatan yang diterima sama saja. Metode SRI kurang sesuai dengan kondisi lingkungan, harus merubah kebiasaan petani, dan tidak sesuai dengan kebutuhan petani setempat. Metode SRI tidak mudah dilakukan, kurang praktis, dan memerlukan ketrampilan khusus. Pertumbuhan tanaman lebih sehat, mutu gabah lebih baik dan terjadi peningkatan hasil. Petani yang kembali ke Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 9

metode konvensional sebenarnya mempunyai persepsi yang baik tentang SRI tetapi karena merasa lebih rumit dan memerlukan tenaga serta waktu yang lebih banyak sehingga kembali ke metode konvensional. 3. Analisis Hubungan Karakteristik Internal dan Eksternal Petani dengan Persepsi Petani terhadap Budidaya Padi Sawah dengan Metode SRI Karakteristik internal petani SRI yang berkorelasi dengan persepsi petani adalah umur dengan keuntungan relatif dan tingkat kerumitan, serta pendapatan dengan tingkat kerumitan. Karakteristik eksternal yang berkorelasi dengan persepsi adalah luas lahan dengan tingkat kerumitan. Karakteristik internal petani konvensional yang berkorelasi dengan persepsi adalah pendapatan dengan keuntungan relatif. Karakteristik eksternal yang berkorelasi dengan persepsi adalah luas lahan dengan keuntungan relatif. B. Saran 1. Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan sebaiknya lebih intensif memberikan bimbingan kepada para petani sehingga petani yang kembali ke metode konvensional mau menerapkan metode SRI kembali. 2. Pembuatan pupuk organik dan pestisida organik sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok tani sehingga ketersediaan pupuk dan pestisida organik terpenuhi. 3. Kelompok tani agar semakin maju sebaiknya meningkatkan kerjasama dalam mengajukan proposal untuk pengadaan sarana dan prasarana pertanian, terutama sarana untuk pembuatan pupuk dan pestisida organik. C. DAFTAR PUSTAKA Alisa, Ifa. 2007. Persepsi Petani Terhadap Inovasi Untuk Menggunakan Pupuk Kompos Kotoran Ternak Produk P4S Bumi Lestari Sragen (Kasus Petani di Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 10

Andoko, Agus. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Fitriadi, Farid. 2005. Analisis Pendapatan dan Marjin Pemasaran Padi Ramah Lingkungan (Kasus Di Desa Sukagalih Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nazir, Muhammad. 1993. Metode Penelitian Gahlia Indonesia. Jakarta. Prayitno, Rio Tedi. 2008. Persepsi Masyarakat Tentang Keikutsertaan Wanita Dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman Register 19 Gunung Betung. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Rachmiyanti, Inggit. 2009. Analisis Perbandingan Usahatani Padi Organik Metode System of Rice Intensification (SRI) Dengan Padi Konvensional (Kasus: Desa Bobojong Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Jawa Barat). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sarwani. 2003. Persepsi Karyawan Terhadap Faktor Faktor Lingkungan Perusahaan Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Bagian Produksi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Siegel, S. 1992. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Gramedia, Jakarta. Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta. Surachmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Transito. Bandung. Ubaydillah, Muhammad. 2008. Analisis Pendapatan dan Margin Pemasaran Padi Ramah Lingkungan Metode SRI (System of Rice Intensification) (Kasus : Desa Ponggang Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang Jawa Barat). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Usman, Muhammad. 2000. Persepsi Petani Terhadap Dana KUT (Penelitian di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Barat). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh. Zahid, A. 1997. Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Lembu Perkasa. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Persepsi Petani Terhadap... - Priyo Utomo dkk 11