BAB II LANDASAN TEORITIS. A. International Financial Reporting Standard. 1. Sejarah International Financial Reporting Standard

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

1 Universitas Bhayangkara Jaya

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang

TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang bersangkutan,

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian seperti transaksi penjualan dan pembelian, melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi

BAB 1. Pendahuluan. untuk pengambilan keputusan oleh berbagai macam pihak berkepentingan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Hubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di. Indonesia. Di Susun Oleh : UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. adanya perbedaan standar akuntansi yang berlaku di masing-masing negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hanafi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS DENGAN. KONVERGENSI IFRS PADA PT INDOSAT Tbk PERIODE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

RELEVANSI NILAI OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN KOMPONEN-KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN TERHADAP KONVERGENSI IFRS (INTERNATIONAL FINANCIALREPORTING STANDARTS) DENGAN PSAK (PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN) DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Teori Institusional (Mimetic Isomorphism Theory)

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang. Konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

ALASAN PERLUNYA KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang

DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS A. International Financial Reporting Standard 1. Sejarah International Financial Reporting Standard Sepanjang tahun 1999-2000, IASC (International Accounting Standard Committee) melakukan restrukturisasi karena berkeinginan untuk menjadi badan akuntansi yang lebih independen dan profesional. Pada Maret 2001 IASC Constitution menetapkan non-profit Delaware corporation yang diberi nama International Accounting Standards Committee Foundation untuk mengawasi IASB (International Accounting Standard Board). Pada April 2001, IASB yang mengambil alih tanggung jawab IASC dalam menetapkan IAS (International Accounting Standards). IASB berkeinginan untuk membentuk satu standar pelaporan keuangan global yang berkualitas. Selama pertemuan pertama, badan yang baru tersebut mengadopsi IAS dan SIC (Standing Interpretation Committee) yang ada. IASB terus mengembangkan standar yang disebut dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jadi IFRS adalah termasuk standar dan interpretasi yang disetujui oleh IASB serta IAS dan SIC (Standing Interpretation Committee). Beberapa standar yang membentuk IFRS dulunya dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan oleh suatu badan yang dikenal dengan International Accounting Standards Committee (IASC) pada 5

6 kurun waktu antara tahun 1973-2001. Hingga Maret 2002, IASC telah menerbitkan 41 IAS dan 34 SIC (Standing Interpretations Committee). Beberapa di antaranya telah diubah atau diganti oleh IASB. Standar yang masih tersisa dipandang sebagai payung bagi IFRS. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). Dalam penelitian Murni dan Agus, menurut Choi & Mucller (2009) IASC (International Accounting Standard Comitte) adalah lembaga yang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas diseluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keungan. IFRS merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 september 2009, misalnya menyatakan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan diantara negara-negara anggota G-20.

7 IFRS dijadikan sebagai referensi utama pengembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Menurut Sukardi & Kurniawan (2010:58) Pengadopsian IFRS bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan, dan beban perusahaan. Negara-negara yang telah menggunakan IFRS adalah Indonesia dan sebagian negara ASEAN lainnya, Amerika, Singapura, India, Brazil, Jepang, Kanada, Meksiko, 27 negara Uni Eropa, Malaysia, Australia, Hongkong, Pakistan, Selandia Baru, Rusia, Afrika Selatan, Turki, China dan Korea Selatan serta negara-negara yang terlibat dalam forum G 20. Standar akuntansi yang pertama sekali dikeluarkan IFRS berjumlah 8 standar akuntansi dan sampai pada saat penelitian ini dilakukan berjumlah 8 IFRS & 27 IAS. 2. Pengertian, Manfaat dan Tujuan International Financial Reporting Standard (IFRS) a. Pengertian IFRS Menurut IASB (International Accounting Standard Bord) IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan standar

8 pelaporan keuangan internasional yang menjadi rujukan dan sumber konvergensi bagi standar-standar akuntansi di negara-negara di dunia. Menurut Gamayuni (2009) dalam jurnal akuntansi dan keuangan IFRS adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) merupakan prinsip yang berbasis standar yang pendekatannya lebih fokus kepada bisnis untuk tujuan ekonomi dari suatu transaksi dan hak-hak serta liabilitas yang mendasar. IFRS juga memberikan pedoman dalam bentuk prinsip-prinsip. Menurut Winwin Yadiati (2010:23) Standar yang diterbitkan IFRS (IFRS Statement) adalah: IFRS 1 First Time Adoption of International Reporting Standard IFRS 2 Sharebase Payment IFRS 3 Business Combination IFRS 4 Insurance Contract IFRS 5 Non-current asset Held for Sale and Discountinued Operations IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources IFRS 7 Financial Instrument: Disclosures IFRS 8 Operating Segments SAK-IFRS disusun dan diperuntukkan bagi organisasi yang memiliki akuntabilitas publik. Karena itu, setiap badan usaha yang memiliki akuntabilitas publik wajib menggunakan standar ini. Tidak

9 semua badan usaha memiliki akuntabilitas publik. Entitas dianggap memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika memiliki ciri-ciri berikut: 1. Entitas tersebut telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, kepada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan sekuritas (efek) di pasar modal. Itu berarti setiap badan usaha yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia atau dalam proses akan menjual sahamnya kepada masyarakat umum (go-public) merupakan badan usaha yang telah atau akan menyerap dana masyarakat dalam jumlah yang sangat besar. Karena itu, perusahaan yang telah atau akan go public memiliki pertanggungjawaban kepada publik. 2. Entitas tersebut menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia bagi sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang/pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi. Badan usaha seperti bank menyerap, menyimpan dan mengelola dana masyarakat dalam jumlah yang sangat besar serta seringkali dalam jangka waktu yang panjang, sehingga bank memiliki pertanggungjawaban kepada publik. b. Manfaat International Financial Reporting Standard Menurut Yanuarita (2014:7) IFRS sebagai standar akuntansi di Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

10 1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional; 2. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan; 3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis; 4. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice. Selain itu IFRS memiliki dampak negatif, yaitu: 1. Banyak menggunakan Profesional Judgment atau Apprisial 2. Banyak menggunakan Fair Value Accounting 3. Berdampak terhadap pajak c. Tujuan International Financial Reporting Standard (IFRS) International Financial Reporting Standar (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh International Accountuing Standards Boards (IASB) memiliki tujuan yaitu untuk memberikan keseragaman standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal baik investor dalam negeri maupun investor luar negeri maupun pihak-pihak yang berkepentingan ataupun stakeholder lainnya. Menurut Gamayuni (2009:155) dalam jurnal akuntansi dan keuangan menyatakan bahwa: Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa

11 laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1. Menghasilkan transparansi bagi pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan. 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. 3. Proses Adaptasi IFRS di Indonesia Menurut Yanuarita (2014:6) Periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.

12 Periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS. Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri. Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah, sampai akhir tahun 2008 jumlah PSAK yang diadopsi ke IFRS baru mencapai 8 standar IFRS dan sampai saat ini PSAK yang sudah diadopsi ke IFRS berjumlah 37 standar. Indonesia menggunakan metode adaptasi IFRS yang diterjemahkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Proses adaptasinya dijelaskan secara transparan dan akuntabel. Proses tersebut disebut sebagai due process yang memiliki komponen:

13 a. Dewan standar yang independen b. Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis c. Bekerjasama dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global di setiap tahapan proses. d. Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar berdasarkan SAK. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia harus menerapkan standar akuntansi yang diterbitkan IFRS karena IFRS merupakan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Menurut Winwin (2010:23) critical points penerapan IFRS dalam laporan keuangan perusahaan adalah: 1. Business Combination (kombinasi bisnis) 2. Operation Segment (segmen operasi) 3. Biaya keuangan 4. Penggunaan mata uang 5. Konsep Pengendalian 6. Biaya Keuangan 7. Transaksi Ekuitas 8. Laporan Laba Rugi Komprehensif 9. Penyajian Beban dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif 10. Pengungkapan Pengelolaan Modal

14 Menurut Murni & Agus (2012:26) penerapan IFRS dapat diukur dengan menggunakan comparability index (Gray Index) dengan rumus: 1 - Equity IFRS - Equity PSAK Equity IFRS Equity PSAK dalam penelitian ini adalah equity yang berasal dari laporan keuangan perusahaan tahun 2011 karena standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan masih menggunakan PSAK, sedangkan equity IFRS diambil dari laporan keuangan perusahaan mulai tahun 2012 sampai dengan 2014. karena penerapan IFRS di Indonesia diterapkan mulai tahun 2012. B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 10 (Revisi 2012), Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a. Aset b. Liabilitas

15 c. Ekuitas d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian e. Kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik f. Arus kas Adapun unsur-unsur laporan keuangan adalah: a. Laporan Posisi Keuangan b. Laporan Laba Rugi Komprehensif c. Laporan Perubahan Ekuitas d. Laporan Arus Kas e. Catatan atas laporan keuangan 2. Tujuan dan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan a. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ryan & Miyosi (2013:18) Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah: 1. Memberikan Informasi tentang jenis dan jumlah aset yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

16 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan disusun atas dasar kelangsungan hidup usaha (going concern). Secara tradisional seperangkat laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Namun, dengan perubahan terbaru terhadap IAS 1, beberapa judul komponen laporan keuangan telah diubah. Misalnya neraca diganti dengan laporan posisi keuangan. Menurut Harahap (2008:66) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (decision making). Laporan keuangan juga merupakan alat pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (stewardship). b. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

17 Menurut Rudianto (2012:21) Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan atribut yang menjadikan informasi dalam seperangkat laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah: 1) Dapat Dipahami Laporan keuangan harus memberikan informasi yang dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan. Dengan kata lain, dapat dipahami menunjukkan kepada informasi yang siap untuk dapat dimengerti oleh pengguna laporan keuangan. Ada beberapa pengguna akhir laporan keuangan. Misalnya salah satu dari pengguna informasi digambarkan dalam seperangkat laporan keuangan dapat berupa orang awam yang telah melakukan investasi pada saham suatu perusahaan publik. Pengguna lain dari laporan keuangan adalah orang yang memiliki pengetahuan dan analisis keuangan yang mahir. 2) Relevan Informasi yang diberikan oleh seperangkat laporan keuangan dianggap relevan, jika mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dan diberikan tepat waktu guna mempengaruhi pengambilan keputusannya. Relevan menunjukkan informasi yang relevan dengan kebutuhan pengambilan keputusan dari pemakai laporan. Menurut H.M Jogiyanto (2008:88) Informasi memiliki kualitas yang relevan bilamana mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna

18 dengan cara membantu untuk mengevaluasi kejadian masa lalu, masa sekarang atau masa depan, atau mengkonfirmasi atau mengkoreksi evaluasi mereka sebelumnya. Agar relevan informasi paling tidak harus mempunyai dua karakteristik berikut: a. Nilai Produktif: Banyak pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang disediakan laporan keuangan untuk memprediksi profitabilitas entitas masa datang dan arus kasnya. b. Nilai Konfirmatif: Banyak pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang disediakan laporan keuangan untuk mengkonfirmasikan ekspektasi mengenai kinerja atau manajemen entitas. Konsep relevan sangat erat kaitannya dengan konsep materialitas. Kerangka mengarah konsep materialitas sebagai suatu titik pisah batas atau ambang pintu bagi informasi yang salah saji atau ketidaklengkapan yang dapat memengaruhi keputusan ekonomi bagi pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas selanjutnya diuraikan dalam IAS 1, yang mengkhususkan bahwa setiap kelompok material atas item yang sama harus disajikan secara terpisah didalam laporan keuangan, dan bahwa item yang tidak memiliki sifat atau fungsi yang sama harus disajikan secara terpisah, kecuali tidak material. Menurut konsep materialitas suatu objek pengungkapan tertentu dalam suatu standar atau suatu interpretasi tidak perlu dipenuhi jika informasi tidak material.

19 3) Dapat Diandalkan Informasi yang diberikan oleh laporan keuangan mungkin relevan, tetapi jika tidak dapat diandalkan maka dianggap kurang bermanfaat. Menurut kerangka sebuah informasi dapat diandalkan, apabila: a. Bebas dari kesalahan yang material. b. Netral c. Mewakili transaksi yang jujur dan kejadian lain yang bertujuan untuk mewakili ataupun yang benar-benar diharapkan mewakili (mewakili kejujuran). Apabila informasi bertujuan untuk mewakili maka kerangka menentukan bahwa transaksi tersebut harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan substansi. d. Melengkapi dalam batasan materialitas dan harga pokok Terkait dengan konsep keandalan adalah kehati-hatian, maka bagaimana pun juga penyusun laporan keuangan harus memasukkan suatu tingkatan kehati-hatian dalam melaksanakan pertimbangan yang diperlukan dalam melakukan estimasi, seperti asset atau pendapatan yang disajikan terlalu tinggi dan liabilitas atau beban yang disajikan terlalu rendah. Bagaimanapun juga prinsip kehati-hatian memberikan justifikasi penyajian atas asset atau pendapatan yang terlalu rendah dengan sengaja, atau penyajian liabilitas dan beban yang terlalu tinggi.

20 4) Dapat Diperbandingkan Dapat diperbandingkan merujuk pada informasi yang dapat diperbandingkan dari segi waktu dan antar entitas. Untuk memenuhi kriteria agar dapat diperbandingkan, seperti transaksi dan kejadian harus dipertanggungjawabkan untuk kesamaannya menurut suatu entitas secara keseluruhan, sepanjang waktu untuk entitas tersebut, dan oleh entitas yang berbeda. Konsistensi penyajian juga ditekankan dalam IAS 1, khususnya penyajian dan klasifikasi item atau pos-pos didalam laporan keuangan, sebagai suatu aturan umum yang harus dipertahankan dari satu periode ke periode berikutnya dengan pengecualian tertentu. Berdasarkan faktor positif dan negatif ada kemungkinan bagi manajemen entitas untuk membantah, bahwa asumsi kelangsungan hidup usaha layak dan bahwa asumsi dasar lainnya mengenai penyusunan laporan keuangan tidak masuk akal pada saat ini. Namun, apabila permasalahan makin memburuk dimasa mendatang, penilaian yang terinci diperlukan untuk memastikan asumsi kelangsungan hidup usaha yang masih valid. a. Akuntansi berbasis akrual: Suatu entitas harus menyusun laporan keuangannya kecuali untuk informasi arus kas, dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual. b. Materialitas dan Keseluruhan: Suatu entitas harus menyusun pos secara terpisah menurut materialitas yang sejenis. Suatu entitas akan

21 menyajikan secara sifat atau fungsi yang tidak sejenis kecuali pos-pos tersebut tidak material. c. Saling menghapus: Suatu entitas tidak dapat saling menghapus aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban, kecuali memenuhi atau diijinkan oleh Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). d. Frekuensi pelaporan: Suatu entitas harus menyajikan seperangkat laporan keuangan yang lengkap paling tidak sekali setahun. e. Informasi komparatif: Kecuali bilamana Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) mengijinkan atau mensyaratkan, dan jika tidak suatu entitas harus mengungkapkannya. 5) Dapat Dipahami Laporan keuangan harus memberikan informasi yang dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan, dengan kata lain dapat dipahami menunjukkan kepada informasi yang siap untuk dapat dimengerti oleh pengguna laporan keuangan. 3. Kualitas Laporan Keuangan Menurut Zaenal (2009:20) Pengertian kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang dalam dua sudut pandang, Pertama menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang tercermin dalam laba perusahaan. Pandangan ini menyatakan bahwa laba yang berkualitas tinggi terefleksikan pada laba yang dapat berkesinambungan (sustainable) untuk suatu periode yang lama. Pandangan yang kedua menyatakan

22 bahwa kualitas pelaporan keuangan berkaitan dengan kinerja pasar modal yang diwujudkan dalam bentuk imbalan, sehingga hubungan yang semakin kuat antara laba perusahaan dengan imbalan menunjukkan informasi pelaporan keuangan yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Zaenal (2009:37) Kinerja perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Hal ini berarti semakin baik kinerja perusahaan, maka semakin tinggi kualitas pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung Ronen dan Sadan (1981), Gibbsons dan Murphy (1990), Hyan (1995), DeFond dan Park (1997), Dechow dan Dichev (2002), dan Francis et al. (2004). Jika perusahaan memperoleh laba, menunjukkan bahwa perusahaan bertumbuh dan dapat berkesinambungan sehingga memiliki kualitas pelaporan keuangan yang semakin baik pula. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Gray Index dalam mengukur penerapan IFRS dengan membandingkan ekuitas pada saat penerapan IFRS dengan ekuitas pada saat penerapan PSAK, sehinggga untuk mengukur kualitas laporan keuangan penulis menggunakan rasio profitabilitas yaitu ROE yang merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. ROE dapat digunakan untuk mengkaji sejauh mana perusahaan mempergunakan dan mengelola modal untuk untuk mampu memberikan laba.

23 C. Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pentingnya IFRS sebagai standar akuntansi international mendorong setiap negara untuk menggunakan IFRS sebagai standar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan. IFRS merupakan standar akuntansi yang bertujuan untuk menyeragamkan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan di seluruh dunia. Penerapan IFRS dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. IFRS juga dapat mempermudah para investor asing untuk memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan, sehingga para investor tertarik untuk berinventasi di Indonesia. D. Penelitian Terdahulu Tabel II.1 Daftar Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Reka Maiyarni, Netty Herawaty, Dewi Fitriani (2014) 2. Stepvanny Margaretta, Gatot Soepriyanto Pengaruh Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Nilai Perusahaan Penerapan IFRS dan Pengarruhnya Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan: Studi Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan Ada penurunan jumlah perusahaan yang tepat waktu dalam menyampaikan laporan

24 (2012) Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek keuangan ke BAPEPAM 3. Siti Suprihatin, Elok Tresnaningsih (2013) Indonesia Periode Tahun 2008-2010 Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) Terhadap Nilai Relevan Informasi Akuntansi Penerapan IFRS terbukti meningkatkan relevansi nilai dari laba dan nilai buku ekuitas terhadap harga saham Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel dependen (Y) berupa Kualitas Laporan Keuangan, sedangkan dalam penelitian sebelumnya berupa Nilai Perusahaan, Keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan dan Nilai Relevan Informasi Akuntansi E. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah: Penerapan International Financial Reporting Standard (X) Kualitas Laporan Keuangan (Y) Gambar II.1 Kerangka Konsep Penelitian

25 F. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2008:93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah: H0: Penerapan IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. H1: Penerapan IFRS berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.