KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI SURAT DARI IBU KE DALAM KARANGAN NARATIF. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

KEMAMPUAN MENULIS BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII MTs AL-HIDAYAH SRI KUNCORO. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

The Students Ability In Reading Poetry By Using Paraphrase Technique The Students At Seventh Grade SMPN 20 Padang

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS RESENSI CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BENGKUNAT LAMPUNG BARAT. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

THE ABILITY POETRY PARAPHRASE HUMILITY WORKS ISMAIL TAUFIK TO EXPOSITION CLASS X MAN 039 TEMBILAHAN

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

Oleh Dian Surya Ningsih

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI. Oleh

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

KEMAMPUAN MENGAPRESIASIKAN PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015 KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMPN 1 SEPUTIH MATARAM.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2013

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN BERDASARKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KATA KUNCI

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2014 THE ABILITY TO CHANGE ACTIVE SENTENCE INTO PASSIVE SENTENCE STUDENT CLASS X MA GISTING

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

KEMAMPUAN MEMBUBUHI TANDA BACA PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMPN 1 BINTAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

: HUSWATUL HASANAH NIM

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ARTIKEL ILMIAH

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

Transkripsi:

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS Oleh Indah Mayasari Ni Nyoman Wetty S. Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : indahmayasari10@yahoo.com Abstract The problem discussed in this research is how the ability paraphrasing poetry into prose free of students of grade X in SMA Negeri 1 Ambarawa school year 2012/2013. This study aimed to describe the level of ability paraphrasing poetry into prose free grade X. This reasearch uses descriptive method. The population of this research were 280 students distributed in 8 classes, 40 (15%) of them were randomly chosen to be taken as the research sampel. The data were collected by using the technique of writing test. Based on the research results, the ability paraphrasing poetry into prose free of students of grade X in SMA Negeri 1 Ambarawa quite well with the average 68%. Keywords: ability, paraphrasing, and poetry. Abstrak Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan prosa bebas siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan prosa bebas siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa yang berjumlah 280 siswa yang tersebar dalam 8 kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini 15% dari jumlah siswa setiap kelas, sehingga jumlah sampelnya 40 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes tertulis. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan memparafrasakan puisi ke dalam bentuk prosa bebas siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tergolong baik dengan rata-rata 68%. Kata kunci : kemampuan, memparafrasakan, dan puisi. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 1

PENDAHULUAN Kemampuan adalah daya tanggap, pemahaman, penghayatan, dan keterampilan yang diperlihatkan oleh murid-murid SMA terhadap unsurunsur intrinsik yang signifikan dalam karya-karya sastra yang diapresiasinya. Kemapuan selalu dilihat dalam pengertian tingkat daya tanggap, pemahaman, penghayatan, dan keterampilan. Dengan demikian menyangkut pula pengertian tingkat kesiapan dalam menanggapi, memahami, menghayati, dan keterampilan mengapresiasi karya-karya sastra (Rachman, 1981:15). Sastra sangat penting untuk dipelajari karena sastra merupakan salah satu meteri penting yang ada di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ruang lingkup materi sastra dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mencakup puisi, prosa, dan drama. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang disajikan secara monolog. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu. Pembelajaran sastra merupakan bagian mutlak dari pembelajaran bahasa Indonesia. Tekanan pembelajaran sastra terletak pada kemampuan mengapresiasi kan sastra. Salah satu bentuk apresiasi sastra untuk siswa SMA adalah apresiasi sastra puisi. Salah satu bentuk dari kegiatan apresiasi puisi adalah memparafrasakan puisi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA/MA Kelas X (2006) terdapat butir yang menyebutkan salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung, dengan salah satu kompetensi dasar yaitu mengungkapkan isi puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman, dan salah satu indikator pembelajarannya yaitu mengungkapkan isi puisi dengan katakata sendiri. Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata sendiri disebut juga dengan memparafrasakan puisi. Parafrasa ialah menceritakan kembali sesuatu prosa atau puisi dengan kata-kata sendiri. Parafrasa itu selalu diikuti dengan penafsiran, sehingga kita bisa tepat mengatakan maksud sajak itu dengan bahasa kita sendiri dalam bentuk bahasa yang lebih sederhana, bebas, dan prosais. Memarafrasakan sebuah sajak haruslah didahului dengan pembacaan sajak itu secara keseluruhan hingga menimbulkan kesan yang bulat/utuh terhadap pembacanya (Situmorang,1983:34). Memparafrasakan puisi adalah kegiatan mengubah suatu puisi menjadi frasafrasa. Caranya yakni dengan menambah kata atau imbuhan yang cocok dan diperlukan agar puisi tersebut berbentuk menjadi frasa-frasa atau kalimatkalimat. Dengan cara demikian di harapkan pemahaman terhadap suatu teks puisi akan lebih mudah (Suroto, 1989:195). Memparafrasakan puisi merupakan suatu kegiatan mengubah puisi menjadi bentuk lain dengan katakata sendiri. Parafrasa bisa dilakukan dengan cara menambahkan kata-kata kiasan atau dengan cara menuliskannya kembali dengan bahasa kita sendiri. Perlu diketahui bahwa parafrasa merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya sastra. Dengan demikian, memparafrasakan puisi tetap dalam kerangka upaya memahami puisi. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 2

dan imajinatif. Secara bebas dapat dikatakan bahwa puisi adalah karangan yang singkat, padat, dan pekat (Suroto, 1989:40). Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo, 1987:25). Setelah kita mengenal atau mengetahui pengertian puisi ada baiknya lagi kita mengetahui unsur-unsur pembetuk puisi. Secara garis besar unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik terdiri atas empat unsur yaitu diksi, pengimajian, gaya bahasa, dan ritme atau rima. Unsur batin terdiri atas empat unsur yaitu tema, rasa, nada, dan amanat. Puisi akan lebih mudah dipahami apabila diparafrasakan. Dalam penelitian ini, parafrasa merupakan salah satu cara yang digunakan penulis untuk menguji pemahaman siswa dalam menangkap dan menguraikan makna yang terkandung dalam puisi. Penelitian tentang kemampuan memparafrasakan puisi pernah dilakukan oleh Siti Aminah dengan judul Kemampuan Memparafrasakan Puisi Siswa Kelas X MAN I Bandar Lampung 2008/2009. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada subjek penelitian. Subjek penelitian kali ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa. Dalam penelitian ini parafrasa puisi yang penulis pilih untuk diujikan kepada siswa adalah parafrasa bentuk bebas, yaitu mengubah puisi menjadi paragraf dengan menggunakan katakata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan atau tidak digunakan, dan boleh ditukar, ditambah, atau dikurangi. Jadi, siswa memiliki kebebasan dalam menafsirkan makna puisi tersebut sesuai dengan pemahamannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013 dalam memparafrasakan puisi menjadi sebuah paragraf (prosa bebas). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa yang tersebar dalam 8 kelas yang berjumlah 280 siswa. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 15% dari jumlah populasi sehingga jumlah sampel sebanyak 40 siswa. Untuk memperoleh data mengenai kemampuan prosa bebas siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013 penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan tes. Tes dilakukan sebanyak satu kali dengan cara menyebar instrumen. Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan sebagai berikut. 1. Membaca hasil kerja siswa yaitu berupa parafrasa bebas yang dituangkan ke dalam 3-4 paragraf dengan menggunakan kata-kata sendiri secara keseluruhan. 2. Mengoreksi dan memberi nilai/skor parafrasa puisi siswa berdasarkan indikator penilaian pada tabel 3. 3. Menentukan rerata kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi dengan rumus sebagai berikut. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 3

Frekuensi Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) 1 Juli 2013 Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal 100 X 4. Menetapkan tingkat kemampuan siswa memparafrasakan puisi berdasarkan Pendekatan Acuan Patokan (PAP) dengan tolok ukur sebagai berikut Tabel: 3.4 Tolok Ukur Penilaian Interval Presentasi Tingkat Keterangan Kemampuan 68%-100% Baik 34%-67% Cukup 0%-33% Kurang (Arikunto, 2006:264). HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil kemampuan prosa bebas siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013 tergolong kategori baik dengan rata-rata 68%. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Interval Tabel: 4.1 Hasil Tes Kemampuan Memparafrasakan Puisi Kateg ori Frek. Prese ntase 68% 22 Baik 100% 55% 34% 18 Cukup 67% 45% 0% - Kurang 33% 0% Jumlah 40 100% Rata-Rata Baik 68% Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik berjumlah 22 orang (55%), siswa yang mendapatkan skor dengan kategori cukup berjumlah 18 orang (45%), dan siswa yang mendapatkan skor dengan kategori kurang tidak ada (0%). Di bawah ini akan disajikan hasil tes kemampuan memparafrasakan puisi ke dalam bentuk prosa bebas siswa kelas X pelajaran 2012/2013 dalam bentuk diagram batang. 25 20 15 10 5 0 Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Diagram 4.1 Hasil Kemampuan Memparafrasakan Puisi Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan prosa bebas siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa. Berikut ini akan dipaparkan hasil kemampuan memparafrasakan puisi per indikator meliputi kesesuaian tema, ketepatan amanat, diksi, kepaduan kalimat, dan EYD. 4.1.1 Kesesuaian Tema Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 4

prosa bebas untuk indikator kesesuaian tema tergolong baik dengan presentase 74%. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik berjumlah 22 orang (55%), siswa yang mendapatkan skor dengan kategori cukup berjumlah 13 orang (32,5%), dan siswa yang mendapatkan skor dengan kategori kurang berjumlah 5 orang (12,5%). 4.1.2 Ketepatan Amanat Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan prosa bebas untuk indikator ketepatan amanat tergolong cukup dengan presentase 62%. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik berjumlah 13 orang (32,5%), siswa yang mendapatkan skor dengan kategori cukup berjumlah 18 orang (45%), dan siswa yang mendapatkan skor dengan kategori kurang berjumlah 9 orang (22,5%). 4.1.3 Diksi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan prosa bebas untuk indikator diksi tergolong baik dengan presentase 70%. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik berjumlah 10 orang (25%), siswa yang mendapatkan skor dengan kategori cukup berjumlah 30 orang (75%), dan siswa yang mendapatkan skor dengan kategori kurang tidak ada (0%). 4.1.4 Kepaduan Kalimat Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan prosa bebas untuk indikator diksi tergolong baik dengan presentase 74%. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik berjumlah 15 orang (37,5%), siswa yang mendapatkan skor dengan kategori cukup berjumlah 24 orang (60%), dan siswa yang mendapatkan skor dengan kategori kurang berjumlah 1 orang (2,5%). 4.1.5 EYD Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan prosa bebas untuk indikator diksi tergolong baik dengan presentase 70%. Siswa yang mendapatkan skor dengan kategori baik berjumlah 17 orang (42,5%), siswa yang mendapatkan skor dengan kategori cukup berjumlah 11 orang (27,5%), dan siswa yang mendapatkan skor dengan kategori kurang berjumlah 12 orang (30%). 4.2 Pembahasan Berdasarkan analisis data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013 dalam memparafrasakan puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya karya Hartoyo Andangjaya menjadi bentuk prosa bebas tergolong baik dengan presentase penguasaan 68%. Hal ini disebabkan siswa dapat memahami tema dan amanat yang terkandung dalam puisi dan guru sudah memberikan pembelajaran memparafrasakan puisi dengan baik. Berikut ini akan dibahas kemampuan memparafrasakan puisi per indikator meliputi kesesuaian tema, ketepatan amanat, diksi, kepaduan kalimat, dan EYD. 4.2.1 Kesesuaian Tema Tingkat kemampuan memparafrasakan puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya karya Hartoyo Andangjaya siswa kelas X pelajaran 2012/2013 ditinjau dari indikator kesesuaian tema tergolong Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 5

baik dengan skor rata-rata 74%. Hal ini disebabkan siswa dapat memahami tema yang terkandung dalam puisi dan dapat menuangkannya ke dalam kalimat yang mudah dipahami. Secara teoretis tema dalam puisi lebih mudah dipahami dibandingkan dengan unsur batin lainnya. Berikut ini adalah contoh hasil parafrasa siswa yang mendapat skor dengan kategori baik untuk indikator kesesuaian tema. Perasaan yang ada di dalam hati seorang guru yaitu bukan untuk memikirkan dirinya sendiri, tetapi seorang guru selalu memikirkan seorang siswa, bagaimana seorang guru dapat mengajarkan ilmunya kepada siswanya. Dengan kerendahan hati seorang guru, walaupun selain buku dan sedikit ilmu yang ada pada guru menjadi sumber pengabdiannya untuk mencerdaskan siswa atau pelajar dengan ilmu yang ia punya. Contoh paragraf di atas dikatakan sudah benar karena ide pokok yang dituangkan dalam paragraf tersebut sudah sesuai dengan tema yang terkandung dalam puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya, yaitu pengabdian dan penderitaan seorang guru. Seorang guru selalu memikirkan anak didiknya. 4.2.2 Ketepatan Amanat Tingkat kemampuan memparafrasakan puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya karya Hartoyo Andangjaya siswa kelas X pelajaran 2012/2013 ditinjau dari indikator ketepatan amanat tergolong cukup dengan skor rata-rata 62%. Hal ini disebabkan siswa kurang memahami amanat yang terkandung dalam puisi. Amanat dalam puisi memang sulit untuk dipahami, karena membutuhkan pemahaman yang mendalam untuk menemukan amanat dalam puisi. Siswa seringkali kurang teliti dan hanya membaca sekilas untuk menemukan amanat dalam puisi. Berikut ini adalah contoh hasil parafrasa siswa yang mendapat skor dengan kategori cukup untuk indikator ketepatan amanat. Tetapi tentang kehidupannya guru tidak pernah bercerita di depan kelas kepada murid-muridnya. Bagaimanapun keadaannya dia tetap memandangi wajah-wajah para remaja itu, karena bagi guru senyuman mereka sudah cukup untuk menyejukkan hatinya, karena mereka bagaikan horizon yang selalu biru untuk guru. Karena guru tahu, anak-anaknya masih terlalu muda dan belum saatnya mereka tahu, karena mereka masih lugu dan polos sehingga masih terlalu bersih dari dosa untuk mengetahui tentang kehidupan sang guru dan keadaannya. Contoh paragraf di atas dikatakan kurang tepat karena amanat yang disampaikan dalam paragraf tersebut kurang sesuai dengan maksud puisi Dari Seorang Guru kepada Murid- Muridnya, yaitu hormatilah guru yang hidup menderita dan jangan menilai guru dari harta materinya, tetapi nilailah ia dari ilmu dan pengabdiannya. Pesan yang terkandung dalam paragraf tersebut hanya seorang guru tidak akan pernah menceritakan penderitaannya kepada muridnya karena mereka masih terlalu polos dan bersih dari dosa. 4.2.3 Diksi Tingkat kemampuan memparafrasakan puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya karya Hartoyo Andangjaya siswa kelas X Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 6

pelajaran 2012/2013 ditinjau dari indikator diksi tergolong baik dengan skor rata-rata 70%. Hal ini disebabkan siswa mampu menempatkan diksi dengan baik dalam paragraf secara keseluruhan dan guru sudah memberikan pembelajaran mengenai diksi dengan baik. Secara teoretis menempatkan diksi dalam parafrasa bebas lebih mudah dibandingkan dengan mengungkapkan atau menemukan unsur pembentuk puisi yang lain, karena diksi yang terdapat dalam puisi dapat dituliskan kembali dalam parafrasa tersebut. Berikut ini adalah contoh hasil parafrasa siswa yang mendapat skor dengan kategori baik untuk indikator diksi. Perasaan seorang guru sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa, yang mengabdikan semua yang dia punya kepada anakanaknya. Ia tidak mempunyai apaapa selain buku dan sedikit ilmu. Bagi seorang guru itulah sumber pengabdiannya pada anak muridnya. Bila hari minggu anak murid mendatangi seorang guru yang mendidiknya, seorang gurupun merasakan ketakutannya atas kursi-kursi tua dan meja tulis yang sederhana, dan ditemani jendela yang tidak pernah diganti kainnya yang telah kumuh. Ketakutan seorang guru adalah apabila suatu saat nanti semua yang ada di rumahnya akan bercerita tentang hidup serta kebiasaannya di dalam rumah tangga. Contoh paragraf di atas dikatakan sangat variatif karena siswa sudah mampu menempatkan diksi secara keseluruhan dalam paragraf. 4.2.4 Kepaduan kalimat Tingkat kemampuan memparafrasakan puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya karya Hartoyo Andangjaya siswa kelas X pelajaran 2012/2013 ditinjau dari indikator kepaduan kalimat tergolong baik dengan skor rata-rata 74%. Hal ini disebabkan siswa mampu membuat kalimat yang membentuk satu kesatuan yang padu dan lengkap dalam paragraf dan guru sudah memberikan pembelajaran mengenai penggunaan kalimat dalam paragraf secara mendalam. Berikut ini adalah contoh hasil parafrasa siswa yang mendapat skor dengan kategori baik untuk indikator kepaduan kalimat. Perasaan yang ada di dalam hati seorang guru yaitu bukan untuk memikirkan dirinya sendiri, tetapi seorang guru selalu memikirkan seorang siswa, bagaimana seorang guru dapat mengajarkan ilmunya kepada siswanya. Dengan kerendahan hati seorang guru, walaupun selain buku dan sedikit ilmu yang ada pada guru menjadi sumber pengabdiannya untuk mencerdaskan siswa atau pelajar dengan ilmu yang ia punya. Seorang guru mempunyai perasaan yang sangat sedih, jika muridnya mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Dia takut bahwa setelah murid-muridnya mengetahui keadaan rumahnya yang sudah banyak yang rusak, kursi-kursi yang sudah tua, meja tulis yang sederhana, dan jendela-jendela yang telah rusak dan tidak pernah diganti kainnya. Seorang guru takut jika seorang siswa sudah mengetahui semua itu, muridmuridnya tidak akan mau belajar lagi. Karena telah melihat seorang yang berprofesi sebagai guru terpuruk dalam kemiskinan. Dia takut jika siswa berpikir ilmu itu tidak penting. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 7

Contoh paragraf di atas dikatakan sudah padu karena semua kalimat dalam paragraf tersebut membentuk satu kesatuan yang padu dan lengkap. 4.2.5 EYD Tingkat kemampuan memparafrasakan puisi Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya karya Hartoyo Andangjaya siswa kelas X pelajaran 2012/2013 ditinjau dari indikator EYD tergolong baik dengan skor rata-rata 70%. Hal ini disebabkan siswa mampu menggunakan EYD secara baik dan benar dalam paragraf dan guru sudah memberikan pembelajaran mengenai penggunaan EYD dengan baik dan mendalam. Selama proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa selalu diajarkan untuk menggunakan EYD secara baik dan benar, sehingga pemahaman siswa dalam penggunaan EYD cukup baik. Berikut ini adalah contoh hasil parafrasa siswa yang mendapat skor dengan kategori baik untuk indikator EYD. Perasaan seorang guru yang sederhana. dia hanya mempunyai buku dan sedikit ilmu untuk anak didiknya. Walaupun demikian, dengan keadaan yang sederhana ia tetap memberikan ilmu dan pengabdiannya kepada murid-muridnya. Bila disela-sela hari ia kedatangan anak didiknya, seperti hari minggu. Beliau takut dengan keadaan kondisi rumahnya yang sangat sederhana. Hanya ada kursi-kursi tua yang berdiri di ruang tamu, dan meja tulis yang sederhana. bahkan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya. Akan tetapi jika di depan kelas beliau tidak pernah menceritakan keadaannya kepada muridnya. Karena beliau takut semua akan mengetahuinya. Karena melihat wajah-wajah remaja yang sangat muda. Mereka masih terlalu muda dan bersih dari dosa, untuk mengenal ini semua. Contoh paragraf di atas dikatakan sudah benar karena dalam paragraf tersebut tidak terdapat kesalahan dalam penggunaan EYD. SIMPULAN DAN SARAN 4.3 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan prosa bebas siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013 tergolong baik dengan presentase 68%. Dilihat dari per indikator diketahui bahwa kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi untuk indikator kesesuaian tema tergolong baik dengan presentase 74%, kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi untuk indikator ketepatan amanat tergolong cukup dengan presentase 62%, kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi untuk indikator diksi tergolong baik dengan presentase 70%, kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi untuk indikator kepaduan kalimat tergolong baik dengan presentase 74%, dan kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi untuk indikator EYD terolong baik dengan presentase 70%. 4.4 Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Dilihat dari per indikator diketahui bahwa nilai terendah terletak pada indikator ketepatan amanat yaitu tergolong cukup dengan presentase 62%. Berdasarkan hal itu, guru Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 8

sebaiknya memperbaiki pembelajaran mengenai unsur-unsur pembentuk puisi, khususnya unsur amanat. 2. Kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Ambarawa diharapkan: a. lebih meningkatkan lagi intensitas pembelajaran memparafrasakan puisi agar kemampuan siswa lebih terasah lagi; b. memberikan lebih banyak lagi materi tentang parafrasa puisi dan juga perbanyak contoh untuk parafrasa puisi; dan c. lebih sering memberikan tugas langsung kepada siswa untuk membuat parafrasa puisi. 3. Kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa diharapkan untuk lebih mempelajari dan memahami berbagai bentuk parafrasa serta perbanyak latihan membuat parafrasa puisi khususnya parafrasa bebas. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 9

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakata: Rineka Cipta. 370 hlm. Rachman, dkk.1981. Kemampuan Apresiasi Sastra Murid SMA Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Situmorang. 1983. Puisi dan Metodelogi Pengajaranya. Flores NTT: Nusa Indah.78 hlm. Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU. Jakarta: Erlangga. 226 hlm. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 343 hlm. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 10