HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP INTERNA DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

IVANA KUSUMA PARAHITA J

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI NON-VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

FIFI AZISYAH NIM : S

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Pengaruh Fasilitas Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN RESIKO KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

Transkripsi:

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP INTERNA DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR Mar ah Tussaleha 1, Erna Kadrianti 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Metode tim adalah Metode penugasan pemberian asuhan keperawatan, dimana kepala ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat pelaksana terdiri dari berbagi latar belakang pendidikan dan kemampuannya (Manurung, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan metode tim dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap interna di. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Juli 2013 sampai 23 Juli 2013. Penelitian ini mengunakan metode penelitian Deskritif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 responden. Pemilihan sampel dilakukan dengan Purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji statistic chi-square, dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal, komunikasi, tanggung jawab dengan kinerja perawat, dengan nilai kemaknaan p=0,032, p=0,013, p=0,013, dimana nilai p lebih kecil dari a=0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal, komunikasi, tanggunggung jawab dengan kinerja perawat pelaksana diruang rawat inap interna di. Adapun saran, perlunya perawat melakukan upaya peningkatan diri baik pengetahuan maupun keterampilan melalui jenjang formal dan non formal guna mendukung upaya pencapaian kinerja yang lebih baik lagi.. Kata Kunci : Hubungan Interpersonal, Komunikasi, Tanggung Jawab, Kinerja Perawat PENDAHULUAN Kinerja perawat merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas (Swanburg, 1987). Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi (Nursalam, 2011: 287). Perawat merupakan sumber daya manusia terpenting di rumah sakit karena selain jumlahnya yang dominan (55-65%) juga merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus menerus 24 jam kepada pasien setiap hari. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan jelas mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Achir Yani, 2007). World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 tersebut menjelaskan bahwa India telah menghasilkan sekitar 1,7 juta perawat terlatih sejak tahun 1947 sedangkan di Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami penurunan 29 persen jumlah perawat hingga tahun 2020 (Kumar, 2013). Menurut data PPNI, jumlah perawat di indonesia saat ini 625.000 orang. Jumlah ini sebenarnya masih jauh dari jumlah ideal perawat jika dibandingkan dengan jumlah penduduk.idealnya dengan jumlah penduduk 241 juta jiwa. maka jumlah perawat seharusnya 2 juta orang. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan World Health Organization (WHO) tahun 2000 di Provinsi Kalimantan Timur,Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menemukan bahwa 70% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan, 39,8% masih melakukan tugas-tugas kebersihan, 47,4% perawat tidak 278

memiliki uraian tugas dan belum dikembangkan monitoring dan evaluasi kinerja perawat khususnya mengenai keterampilan, sikap, kedisiplinan dan motivasi kerjanya (Jaiz, 2007) Berdasarkan informasi dari seksi kepegawaian mengatakan bahwa jumlah perawat di rawat inap interna di RSUD Daya Kota Makassar berjumlah 35 orang, distribusi status kepegawaian perawat kedua ruangan keperawatan tersebut, diruang rawat inap interna Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 16 perawat, Pegawai Tidak Tetap (PTT) berjumlah 12 perawat dan 7 dan latar belakang pendidikan dari kedua ruang rawat inap tersebut rata rata DIII Keperawatan dan untuk S1 dan Nersnya sangat kurang (Data,2012). Penerapan metode keperawatan tim, anggota staf dibagi ke dalam kelompok kecil yang bertanggung jawab secara penuh terhadap keperawatan dibeberapa pasien.salah satu tujuan dari metode tim adalah mengurangi fragmen keperawatan yang ditemukan pada metode fungsional juga lebih memberikan pendekatan komprehensif, perawatan holistic (Marquis,2000 :189) Sheward, (2005) dalam Achir Yani (2007) mengatakan bahwa perawat yang bekerja lembur terus menerus atau bekerja tanpa dukungan yang memadai cenderung untuk banyak tidak masuk kerja dan kondisi kesehatan yang buruk. Hasil penelitian Puskesmas terpencil di 10 Propinsi, 20 Kabupaten dan 60 Puskesmas, oleh Depkes. RI dan Universitas Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa : (1) 69% menyatakan Puskesmas tidak mempunyai sistem penghargaan bagi perawat; (2) 78,8% melaksanakan tugas petugas kebersihan; (3) 63,6% melakukan tugas administrasi; (4) lebih dari 90% perawat melakukan tugas non keperawatan (menetapkan diagnosis penyakit, membuat resep obat, melakukan tindakan pengobatan), sementara hanya sekitar 50% melakukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan peran dan fungsinya. Penerapan metode tim menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbedabeda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.perawatan ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri dari perawatan profesional,tehnikal dan pembantu dalam satu group kecil yang saling membantu.metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Tuntutan kerja terhadap kinerja perawat dirasa tidak cukup sebanding dengan kompensasi yang diberikan rumah sakit. Keluhan perawat akan kondisi pekerjaan dan belum adanya penghargaan atas hasil kerja merupakan salah satu pemicu rendahnya kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja perawat adalah dengan menerapkan suatu metode dan memberikan penghargaan secara adil. Selain itu, meningkatkan kesejahteraan perawat dan memberikan kesempatan perawat untuk mengembangkan diri atau dengan cara-cara yang lain dalam usaha meningkatkan kepuasan perawat. Pimpinan rumah sakit dituntut untuk peka terhadap kepentingan karyawannya. Disini pendekatan bukan hanya terhadap karyawan tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungan. Pimpinan rumah sakit harus memberikan cukup perhatian pada kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan ketidakpuasan kerja sehingga dapat menurunkan kualitas asuhan keperawatan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Hubungan Penerapan Metode Tim Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Interna Di RSUD Daya Kota Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptive Analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Daya Kota Makassar Sulawesi Selatan pada tgl 16 Juli 23 Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai interna RSUD Daya Kota Makassar, dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi 1. Perawat pelaksana di ruang inap interna 2. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien. 3. Bersedia untuk menjadi responden. Kriteria Ekslusi 1. Perawat yang tidak hadir pada saat pengumpulan data 279

2. Perawat yang tidak memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien 3. Tidak bersedia menjadi responden Pengumpulan data 1. Data Primer. Pengumpulan data melalui kuesioner di maksudkan untuk mengetahui hubungan antara interpersonal, komunikasi, tanggung jawab personil dengan kinerja perawat pelaksana di ruang inap interna dirumah sakit, sehingga dapat dipertanggung jawabkan. 2. Data Sekunder. Data ini diperoleh dari instansi yang terkait, yaitu RSUD Daya Kota Makassar. Pengolahan data Adapun langkah pengolahahan data dilakukan dengan : 1. Editing Setelah data terkumpul, maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan pengisian kuesioner, kejelasan dan keseragaman data. 2. Koding Tahap pengkodean kuesioner dengan memberikan tanda atau kode tertentu terhadap data yang telah diedit sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya. 3. Tabulasi Data Tabulasi data dilakukan dengan mengelompokkan data ke dalam bentuk tabel yang memuat sifat masing-masing variabel untuk memudahkan dalam pengolahan data. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian untuk memperlihatkan distribusi n dan persentase dari setiap variabel. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dari tiap variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05). HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Perawat Kelompok Umur 22-26 27-30 >30 13 14 8 37.1 40.0 22.9 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan kelompok umur antara 22-26 tahun berjumlah 13 orang (37,1%), kelompok umur 27-30 tahun berjumlah 14 orang (40,0%), dan kelompok umur >30 tahun berjumlah 8 orang (22,9%). Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 33 5.7 94.3 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 2 orang (5,7%), dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 33 orang (94,3%). Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Perawat Pendidikan SPK D3 Kep S1 Kep SKM 1 17 16 1 2.9 48.6 45.7 2.9 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan SPK dan SKM masing-masing berjumlah 1 orang (2,9%), sementara yang berpendidikan D3 Kep berjumlah 17 orang (48,6%), dan yang berpendidikan S1 Kep berjumlah 16 0rang (45,7%). Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal Perawat Perlaksana di Ruang Rawat Inap Interna Hubungan Interpersonal 28 7 80.0 20.0 280

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki hubungan interpersonal yang baik berjumlah 28 orang (80,0%), sedangkan yang memiliki hubungan interpersonal yang kurang berjumlah 7 orang (20,0%). Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Komunikasi Perawat Komunikasi 27 8 77.1 22.9 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki komunikasi yang baik berjumlah 27 orang (77,1%), sedangkan yang memiliki komunikasi yang kurang berjumlah 8 orang (22,9%). Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Perawat Tanggung Jawab 30 5 85.7 14.3 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tanggung jawab yang baik berjumlah 30 orang (85,7%), sedangkan yang memiliki komunikasi yang kurang berjumlah 5 orang (14,3%). Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kinerja Perawat Perlaksana di Ruang Rawat Inap Interna RSUD Daya Kota Makassar Kinerja Perawat 19 16 54.3 45.7 Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kinerja yang baik berjumlah 19 orang (54,3%), sedangkan yang memiliki kinerja yang kurang berjumlah 16 orang (45,7%). 2. Analisis Bivariat Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Interna Di Kinerja Perawat Total Hubungan Interpersonal 18 51.4 10 28.6 28 80.0 1 2.9 6 17.1 7 20.0 Total 19 54.3 16 45.7 35 100 p = 0,032 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 28 responden (80,0%) memiliki hubungan interpersonal yang baik dimana 18 responden (51,4%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 10 responden (28,6%) memiliki kinerja yang kurang. Sedangkan yang memiliki hubungan interpersonal yang kurang sebanyak 7 responden (20,0%), dimana 1 responden (2,9%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 6 responden (17,1%) memiliki kinerja yang kurang. Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Komunikasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Interna Di Kinerja Perawat Total Komunikasi 18 51.4 9 25.7 27 77.1 1 2.9 7 20.0 8 22.9 Total 19 54.3 16 45.7 35 100 p = 0,013 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 27 responden (77,1%) memiliki komunikasi yang baik dimana 18 responden (51,4%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 9 responden (25,7%) memiliki kinerja yang kurang. Sedangkan yang memiliki komunikasi yang kurang sebanyak 8 responden (22,9%), dimana 1 responden (2,9%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 7 responden (20,0%) memiliki kinerja yang kurang. Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Tanggung Jawab Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Interna Di RSUD Daya Kota Makassar 281

Tanggung Jawab Kinerja Perawat Total 19 54.3 11 31.4 30 85.7 0.0 5 14.3 5 14.3 Total 19 54.3 16 45.7 35 100 p = 0,013 Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 30 responden (85,7%) memiliki tanggung jawab yang baik dimana 19 responden (54,3%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 11 responden (31,4%) memiliki kinerja yang kurang. Sedangkan yang memiliki tanggung jawab yang kurang sebanyak 5 responden (14,3%), dimana 0 responden (0,0%) yang memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 5 responden (14,3%) memiliki kinerja yang kurang. PEMBAHASAN 1. Hubungan Interpersonal dengan Kinerja Perawat Berdasarkan hasil tabulasi bivariat menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 28 responden (80,0%) memiliki hubungan interpersonal yang baik dimana 18 responden (51,4%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 10 responden (28,6%) memiliki kinerja yang kurang. Sedangkan yang memiliki hubungan interpersonal yang kurang sebanyak 7 responden (20,0%), dimana 1 responden (2,9%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 6 responden (17,1%) memiliki kinerja yang kurang. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square terhadap 35 responden maka diperoleh nilai p = 0,032, dimana nilai p lebih kecil dari α = 0,05 maka Ha diterima dan Ho di tolak. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal dengan kinerja perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Luthfah Nurfaizah (2009), tentang hubungan budaya organisasi dengan komitmen organisasi perawat bagian rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dimana berdasarkan hasil uji statistik didapat nilai P 0,024 < α 0,05 artinya secara statistik ada hubungan yang bermakna antara persepsi mengenai hubungan interpersonal dengan komitmen organisasi. Sudiro (2005), menyebutkan untuk menumbuhkan kepuasan kerja karyawan, maka diperlukan suatu peningkatan n dalam komunikasi baik keatas maupun kebawah secara terus menerus. Lebih lanjut Sardinah (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa hubungan interpersonal yang baik antar rekan sejawat merupakan kebutuhan agar dapat bekerja dengan semangat tinggi, disiplin, dan saling berbagi informasi. Berdasarkan hasil penlitian dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dengan hubungan interpersonal yang baik maka akan tercipta suasana saling terbuka, kakraban, nilai kebersamaan yang memungkinkan sseorang dapat bekerja dengan lancer dan dapat menghindari terjadinya konflik, serta kesulitan diantara mereka dapat diatasi, sehingga tujuan dapat dicapai sebagaimana dengan yang diharapkan. 2. Hubungan Komunikasi dengan Kinerja Perawat Berdasarkan hasil tabulasi bivariat menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 27 responden (77,1%) memiliki komunikasi yang baik dimana 18 responden (51,4%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 9 responden (25,7%) memiliki kinerja yang kurang. Sedangkan yang memiliki komunikasi yang kurang sebanyak 8 responden (22,9%), dimana 1 responden (2,9%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 7 responden (20,0%) memiliki kinerja yang kurang. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square terhadap 35 responden maka diperoleh nilai p = 0,013, dimana nilai p lebih kecil dari α = 0,05 maka Ha diterima dan Ho di tolak. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara komunikasi dengan kinerja perawat. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anis Rosiatul (2011), tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang, dimana berdasarkan uji statistik tentang hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien menunjukan korelasi yang bermakna dimana uji statistik dengan rho Spearman,s test asymp sign = 0,007 < ά 0,05. 282

Hal ini sesuai dengan pendapat Griffith (1987), yang menyatakan salah satu aspek yang mempengaruhi perasaan puas seseorang adalah sikap dan pendekatan staf kepada pasien yaitu sikap dan kemampuan staf dalam memberikan informasi kepada pasien ketika pertama kali datang ke rumah sakit. Sedangkan Purwanto (1998), menyatakan bahwa pengobatan melalui komunikasi yang disebutnya komunikasi terapeutik sangatlah penting dan berguna bagi pasien sebab dengan komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian bahwa persoalan yang dihadapi pasien pada tahap perawatan dapat diatasi oleh perawat. Valent (2009), juga menyatakan dengan adanya proses komunikasi akan memungkinkan terbentuknya suatu iklim komunikasi organisasi yang didalamnya terdapat keppercayaan, partisipasi pembuatan keputusan bersama, kejujuuran, keterbukaan komunikasi, kerelaan menerima komunikasi, dan komitmen untuk berkinerja tinggi. Berdasarkan hasil penlitian dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa jika komunikasi terapeutik diterapkan dengan konsisten oleh perawat didalam meberikan pelayanan keperawatan maupun dalam hubungan antar sesama perawat maka akan meberikan pencapaian kepuasan pada pasien dan juga akan meningkatkan hubungan yang lebih harmonis dan saling percaya antar sesama perawat maupun pasien. 3. Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Perawat Bahwa dari 35 responden terdapat 30 responden (85,7%) memiliki tanggung jawab yang baik dimana 19 responden (54,3%) memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 11 responden (31,4%) memiliki kinerja yang kurang. Sedangkan yang memiliki tanggung jawab yang kurang sebanyak 5 responden (14,3%), dimana 0 responden (0,0%) yang memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 5 responden (14,3%) memiliki kinerja yang kurang. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square terhadap 35 responden maka diperoleh nilai p = 0,013, dimana nilai p lebih kecil dari α = 0,05 maka Ha diterima dan Ho di tolak. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tanggung jawab dengan kinerja perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mutia (2004), yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara tanggung jawab dengan motivasi kinerja pada perawat di instalasi rawat inap RSUD Cianjur tahun 2004, penelitian Hamzah (2001), yang menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan salah satu yang memberikan rasa puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh perawat, serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanasari (2005), yang mendapatkan data adanya hubungan yang signifikan antara tanggung jawab dengan motivasi kinerja perawat pelaksana di RS. Islam Jakarta tahun 2005. Sullivan dan Decker (1985), dalam Hamzah (2001), mengemukakan bahwa perawat yang diberi tugas sebagai tanggung jawabnya, harus spesifik, tujuan jelas dan realistis dan mengharapkan penampilan yang tinggi pada setiap situasi. Dengan demikian pengelola perawatan harus mampu menyesuaikan kemampuan pendidikan dan pengalaman yang dimiliki perawat sesuai dengan tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil penlitian dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa bahwa dengan adanya tanggung jawab yang diberikan kepada seseorang individu maka seseorang tersebut akan berusaha dan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sesuai dengan harapan dan tanggung jawab yang diberikan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan penerapan metode tim dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap interna di, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan interpersonal dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. 2. Ada hubungan komunikasi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. 3. Ada hubungan tanggung jawab personil dengan kinerja perawat di ruang rawat inap. SARAN 1. Bagi bidang keperawatan, dalam rangka penciptaan kualitas kerja yang maksimal sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas perlunya membuat perencanaan tenaga keperawatan yang akan mengikuti pendidikan berkelanjutan, pelatihan, atau seminar-semninar sebagai bentuk penghargaan sebagai staf yang telah bekerja dengan baik dan berprestasi. 283

2. Bagi peneliti selanjutnya, variabel yang belum diteliti di sarankan untuk diteliti lebih lanjut dan dibutuhkan lebih banyak responden dan alat ukur yang lebih baik untuk meningkatkan keakuratan hasil penelitian, dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam instrumen penelitian sehingga reliabilitas dan validitas tidak diragukan DAFTAR PUSTAKA Alwi Agustina. 2009. Faktor faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Alimul, Aziz.A., 2007. Riset Keperawatan dam Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Anis Rosiatul. 2011. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. FakultasIlmu Kesehatan UM Surabaya. Dep Kes RI. 2000. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan., Jakarta: Direktorat Yan Kep. Dirjen Yan. Med. Feist, Jess., dan Gregory J.Feist. 2009. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Gilles D A. 1989. Manajemen Keperawatan, Edisi 2. Philedeplia: WB Sounder Company. Hamzah, H. 2001. Hubungan Supervise, Tanggung Jawab Dan Pengembangan Diri Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Labuan Baji Makassar 2001. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Inbdonesia. Lanasari. 2004. Hubungan Karakteristik Demografi Dan Persepsi Terhadap Reward System Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RS Islam Jakarta. Tesis Program Pascasarjana FIK. UI. Luthfah Nurfaizah (2009). Hubungan Budaya Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Perawat Bagian Rawat Inap Kelas II Dan III Rumah Sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan.Yogyakarta Machfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta: Ganbika. Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rasdakarya. Manurung, Santa. 2011. Keperawatan Profesional. Jakarta Timur: Tim. Muadi. 2009. Hubungan Iklim Dan Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap BRSUD Waled Kabupaten Cirebon. Tesis Pascasarjana FIK. UI. Notoadmojo I. 2000. Sumber daya Manusia. Jakarta: Renika Cipta.. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan/Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba.. 2013. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Perry, dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Purwanto, H. 1998. Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan konseling. Jakarta: Salemba Medika. Robins, S. P. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Lengkap, Edisi Kesepuluh, PT Index, Jakarta Surachmad, W. 1982. Pengantar Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Swarburg R C. 2000. Pengaturan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta: Kedokteran EGC. 284