Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik pada Porositas Hidrokarbon Batupasir (Sandstone)

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTANTA ELASTIK PADA POROSITAS HIDROKARBON BATUGAMPING DENGAN KONVERSI DINAMIK KE STATIK

STUDI KOMPARASI KONVERSI MODULUS YOUNG DINAMIK KE STATIK PADA BATUPASIR DAN BATUGAMPING

Fisika Batuan 2 sks/ MFG 2943

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR

SIFAT FISIK TANAH DAN BATUAN. mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

C iklm = sebagai tensor elastisitas

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia ISSN JTMGB. Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Society of Indonesian Petroleum Engineers

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

MAKALAH MEKANIKA BATUAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA UNTUK PENENTUAN SIFAT FISIS BATUAN

BAB III METODE KAJIAN

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Bab III Metodologi Penelitian

KUMPULAN ABSTRAK TESIS DISERTASI DOKTOR 2005 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-

Studi Modulus Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan Analisis Kecepatan Gelombang

BAB 3 TEORI DASAR. Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk

BAB II DASAR TEORI. Elastik Linier (reversible)

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) ABSTRACT

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

Acara Well Log Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi II

ANALISIS INDEPENDENT INVERSION GELOMBANG PP DAN PS DENGAN MENGGUNAKAN INVERSI POST-STACK UNTUK MENDAPATKAN NILAI Vp/Vs

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM SUMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

BAB III TEORI DASAR. dimensi pergerakan partikel batuan tersebut. Meskipun demikian penjalaran

BAB V ANALISA. dapat memisahkan litologi dan atau kandungan fluida pada daerah target.

DAFTAR ISI Halaman iv vii viii xiii 9

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

Cara uji tekan triaksial pada batu di laboratorium

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

BAB III METODE PENGUJIAN

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal

BAB IV PENGOLAHAN DATA

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar

Estimasi Porositas pada Reservoir KarbonatMenggunakan Multi Atribut Seismik

Deteksi Lapisan Hidrokarbon Dengan Metode Inversi Impedansi Akustik Dan EMD (Empirical Mode Decompotition) Pada Formasi Air Benakat Lapangan "X"

Metode Seismik Dalam Usaha Pendeteksian Reservoir Minyak Dan Gas Bumi (Penerapan Metode AVO)

KARAKTERISASI RESERVOIR MENGGUNAKAN METODE INVERSI LAMBDA MU RHO (LMR) DAN ELASTIC IMPEDANCE PADA LAPANGAN X

Analisis Atribut Seismik dan Seismic Coloured Inversion (SCI) pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

ANALISA INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT PADA LAPANGAN X FORMASI PARIGI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

IDENTIFIKASI JENIS BATUAN CANDI DUKUH, CANDI NGEMPON DAN CANDI GEDONG SONGO MENGGUNAKAN SONIC VIEWER-SX 5251

V. PEMBAHASAN. dapat teresolusi dengan baik oleh wavelet secara perhitungan teoritis, dimana pada

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )

Jurnal OFFSHORE, Volume 1 No. 1 Juni 2017 : ; e -ISSN :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

PEMODELAN RESERVOIR BATUPASIR A, FORMASI MENGGALA DAN PENGARUH HETEROGENITAS TERHADAP OOIP, LAPANGAN RINDANG, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Bab 10 Atenuasi Gelombang SEISMIK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

Karakterisasi Reservoar Menggunakan Inversi Deterministik Pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTIMASI FAKTOR KUALITAS SEISMIK SEBAGAI INDIKATOR ZONA GAS

Bab III Pengolahan dan Analisis Data

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN UTUH

IV.1 Aplikasi S-Transform sebagai Indikasi Langsung Hidrokarbon (DHI) Pada Data Sintetik Model Marmousi-2 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORITIS

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

BAB I PENDAHULUAN I-1

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN SG MENGGUNAKAN INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI)

III. TEORI DASAR. menjelaskan karakter reservoar secara kualitatif dan atau kuantitatif menggunakan

ANALISIS PETROFISIKA DAN PERHITUNGAN CADANGAN GAS ALAM LAPANGAN KAPRASIDA FORMASI BATURAJA CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi.

seekementerian PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK SOAL UJIAN PERIODE SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013

4/6/2011. Stress, DEFORMASI BAHAN. Stress. Tegangan Normal. Tegangan: Gaya per satuan luas TEGANGAN NORMAL TEGANGAN GESER. Stress.

BAB I PENDAHULUAN. Font Tulisan TNR 12, spasi 1,5 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik pada Porositas Hidrokarbon Batupasir (Sandstone) Mochammad Ahied Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jalan Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan, Madura E-mail: moch.ahied@trunojoyo.ac.id Abstrak Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofisika utamanya porositas sangat penting untuk penerapan penyebaran adanya reservoar. Sedangkan pengukuran statik biasanya dilakukan juga di dunia minyak bumi dan gas (migas) untuk mendapatkan parameter mekanika batuan seperti, modulus young (E), modulus onggok (K) dan nisbah poisson (ν), sehingga perlu dilakukan hubungan keduanya. Berdasarkan pengukuran dinamik dan statik dibuat model hubungan konstanta elastik seperti, modulus young (E), modulus onggok (K), dan nisbah poisson (ν) dengan porositas terhadap batupasir yang tersaturasi air secara penuh (S w = 100%). Sehingga dengan diketahuinya satu konstanta elastik dari pengukuran dinamik saja, maka dapat ditentukan pula semua konstanta elastik pada pengukuran statik tanpa mengukurnya. Kata kunci: Mekanika batuan, saturasi, porositas, modulus young, nisbah poisson, dan modulus onggok. Abstract Dynamic measurements to obstain the elastic constants associated with values of petrophysics especially porosity and water saturation is very important for applying the spread of the reservoir. While static measurements are usually done well in world oil and gas to get the parameter rock mechanics such as, young modulus (E), modulus bulk (K) and poisson ratio (ν), so we need both relationship. Based on dynamic and static measurements are made of constants elastic the relationship model such as, young modulus (E), modulus bulk (K) and poisson ratio (ν) the porosity of sandstone which are fully saturated by water (S w = 100%). So that, it new one the measurements of dynamic elastic constants only, it can be determined also all on the measurements of static elastic constants without measuring it. Keywords: rock mechanics, saturated, porosity, modulus young, poisson ratio, and modulus bulk. Pendahuluan Dalam dua dekade terakhir, banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan penggunaan data seismik untuk estimasi minyak bumi dan gas (migas). Secara umum para ahli mengukur dan menghasilkan waktu penjalaran gelombang seismik (travel time) dan impedansi akustik yang kemudian dapat mencerminkan litologi batuan [1]. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan usaha dikembangkannya cara untuk mengekstraksi data seismik lebih jauh guna mendapatkan parameterparameter petrofisika dari reservoar migas yang dalam hal ini disebut petrofisika seismik [ ]. Besaran petrofisika yang dimaksud di sini adalah porositas dan saturasi fluida reservoar dengan menggunakan model hubungan antara besaran elastik nisbah poisson dan impedansi akustik [2]. Jenis data lain yang semakin dirasakan pentingnya dalam dunia perminyakan dan gas adalah data mekanika batuan. Khususnya aplikasi dalam perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) dan aplikasi dalam operasi pemboran [3]. Perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) gunanya untuk merekahkan atau meluaskan rekahan pada batuan reservoar sehingga menambah laju minyak di sumur. Aplikasi dalam operasi pemboran membantu dalam pemilihan bit yang tepat. Parameter mekanik batuan yang diperlukan tersebut seperti kuat tekan (τ c ), nisbah Poisson (ν), modulus young (E), di samping parameter sifat mekanik yang lain umumnya diperoleh dari uji kompresi triaksial atas batuan perconto atau pengukuran statik. Modulus young (E) adalah parameter mekanik yang kerap dipakai dalam aplikasi perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) sedangkan nisbah Poisson (ν) sering

138 Rekayasa, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2010 digunakan untuk mengestimasi gradien tekanan rekah (Fr). Namun pengukuran statik tersebut tidak banyak dilakukan karena hanya mengkonsentrasikan pada deformasi, kekuatan batuan (strength), dan keruntuhan batuan utuh (failure of intact rock) [7] dan oleh karena itu maka data statik tersebut, pada umumnya, masih kurang tersedia di lapangan. Data-data elastik diperoleh berdasarkan kelakuan kurva tegangan (stress) regangan (strain) dari batuan. Alternatif lain adalah dengan melakukan pengujian dinamis yaitu melalui uji akustik baik di laboratorium, survei seismik, maupun log akustik, secara umum dapat diperoleh secara luas. Permasalahannya adalah survei dinamik sering dianggap tidak representatif dan tidak menunjukkan perilaku elastik batuan yang sesungguhnya. Untuk ini survei statik tetap dianggap terbaik. Dengan bertolak dari kenyataan di atas maka perlu untuk mencari hubungan statik-dinamik. Tujuan dari makalah ini adalah membuat pemodelan porositas dan konstanta elastik yang didapat dari pengukuran akustik di laboratorium (dinamik) dan parameter mekanik (statik) dari uji triaksial untuk batupasir. Dengan menggunakan hubungan tersebut, diharapkan akan mempermudah para praktisi lapangan migas untuk memperoleh data mekanika batuan statik dari data mekanika batuan dinamik yang secara umum lebih mudah diperoleh dan lebih murah. Metodologi Penelitian Metodologi penulisan makalah ini terdiri dari tahap-tahap untuk mempelajari tentang mekanika batuan, yang terdiri dari pengukuran dinamik (acoustic test) dan statik (uji kompresi triaksial) serta memahami keterkaitan dari penjalaran gelombang dilatasi t p dan t s dari pengukuran dinamik (acoustic test) terhadap konstanta elastisitas dan hubungannya dengan statik (uji kompresi triaksial). Adapun bagan alir dari metode penulisan makalah dapat dilihat pada gambar 1. Untuk mendapatkan pemahaman tentang keterkaitan data pengukuran dinamik dan statik dari batupasir (sandstone), maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembuatan plot silang antara lain, E d (dari pengukuran dinamik) vs porositas (j) yang tersaturasi air secara penuh (S w = 100%), E s (dari pengukuran dinamik) vs porositas (j) yang tersaturasi air secara penuh (S w = 100%), juga modulus onggok (K) vs porositas (j). 2. Pemodelan antara data dinamik dan statik untuk semua konstanta elastik dengan porositas. (Misalnya plot silang antara porositas vs E dinamik dan E statik, porositas vs K dinamik dan K statik, Poisson vs E dinamik dan E statik. Gambar 1. Bagan alir penelitian Hubungan antara konstanta-konstanta elastik Perbandingan properti batuan dari laboratorium dinamik (kecepatan gelombang akustik) dan pengukuran statik telah banyak dilakukan karena antara keduanya selalu terdapat perbedaan yang cukup berarti. Beberapa peneliti menyatakan bahwa parameter elastik batuan yang diturunkan dari pengukuran dinamik selalu lebih besar daripada pengukuran statik [5]. King dalam Cheng dan Johnston [6] merekomendasikan modulus onggok dinamik selalu lebih besar daripada statik mulai dari confining pressure 6000 Psia. Penelitian tersebut hanya dijelaskan tentang perbandingan pengukuran statik dan dinamik modulus onggok yang didapatkan pada deformasi maksimum dari berbagai jenis material. Tidak ditemukan hubungan secara teoretis antara pengukuran statik dan dinamik. Sedangkan dalam makalah ini terdapat hubungan keduanya sehingga akan mempermudah nantinya praktisi lapangan untuk mengkonversi antara keduanya.

Mochammad Ahied, Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik 139 Perhitungan dan Analisis 1. Perhitungan kecepatan gelombang Berdasarkan pengukuran akustik didapat t, dari gelombang akustik yang merambat sepanjang batuan, sehingga diperoleh kecepatan rambat (v): V = L /t... (1) L : panjang sampel batuan (meter) t : t p untuk waktu rambat gelombang primer dan t s untuk waktu rambat gelombang sekunder (detik) Namun dalam penghitungannya sendiri terdapat banyak koreksi berkenaan dengan presisinya alat, sehingga penghitungan t sendiri sebagai berikut. t = T + t d t instrumen T + t d = time arrival, yaitu time pada waktu mendekati gelombang dengan saat gelombang itu diterimanya. T adalah waktu yang dibaca dari CRT (Cathode Ray Tube), sehingga: T = t osciloscop. time/dive, dalam μs T d = t delay 0,5, dalam μs Sedangkan t instrumen adalah 2,8 μs untuk waktu rambat gelombang primer dan 3,4 μs untuk waktu rambat gelombang sekunder. Perhitungan Pengukuran Statik Berdasarkan pengukuran statik, dapat dihitung konstanta elastik seperti, modulus young (E), modulus onggok (K), dan nisbah poisson (ν). Perhitungan modulus young sesuai dengan rumus: K d : modulus onggok batuan berpori dalam keadaan kering K f = =...(4) S w : saturasi air S hc : saturasi hidrokarbon C w : kompresi air C hc : kompresi hidrokarbon Sedangkan, Nisbah Poisson (ν) adalah perbandingan antara regangan lateral (ε l ) dengan delta regangan vertikal (ε v ) yang diukur pada suatu delta tegangan vertikal saat terjadi tahapan elastis pada batuan. Dapat dituliskan, sebagai berikut: Nisbah Poisson (ν) =... (5) Hubungan porositas dengan konstanta elastik dinamik dan statik. Sesuai tujuan penulisan makalah ini untuk mendapatkan model dengan hanya didapat satu pengukuran dinamik maka didapat semua konstanta elastik statik, dengan adanya koreksi, model terlihat bagus. Gambar 2. Pada porositas tertentu dengan ditarik garis horisontal dari porositas dan ditarik vertikal ke bawah didapat E dinamik dan ditarik ke atas didapat E statik batupasir tersaturasi air secara penuh (S w = 100%) dengan P overburden = 1000 Psia dengan validitasnya terhadap pengukuran laboratorium. E = s xx... (2) e xx σ xx : perubahan tegangan aksial saat elastis, pada tekanan overburden 1000 Psia ε xx : regangan, μs Hasil perhitungan K (modulus onggok) untuk batuan berpori tersaturasi air penuh, dapat dituliskan sebagai berikut [7]: Gambar 2. Hubungan modulus young dinamik, statik dengan porositas batupasir S w = 100% pada P overburden = 1000 psia K = K d +... (3) Hubungan porositas dengan K statik dan K dinamik Gambar 3. dengan validasi Φ = 26% dan Φ = 7% dari laboratorium.

140 Rekayasa, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2010 Gambar 3. Hubungan modulus onggok dinamik, statik porositas batupasir S w P overburden = 1000 psia Perbedaan pengukuran dinamik dan statik Tidak dapat dipungkiri bahwa secara laboratorium hasil dari pengukuran dinamik dan statik pada batupasir terdapat perbedaan. Adapun faktor-faktor yang membedakan dipengaruhi antara lain: 1. Prosedur eksperimen Awalnya prosedur eksperimen antara statik dan dinamik sangat kontras untuk perbandingan modulus elasik dinamik dengan secant dan statik dengan = 100% pada tangen. Ternyata dari waktu ke waktu ditemukan bahwa koreksi untuk panjang pada per contoh batuan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dalam makalah ini ternyata pengukuran statik masih bisa dilakukan sampai 1000 psia sedangkan pada dinamik sampai 5000 psia. Dan koreksi panjang batuan memang masih belum diperhatikan benar, karena pengukuran dinamik telah dilakukan sedangkan pengukuran statik dalam tahap belajar but this is not to say that there will not be experimental error. Gambar 4. Hubungan modulus young statik, modulus onggok statik dengan porositas batupasir S w = 100% pada P overburden = 1000 psia Dengan adanya konstanta elastik modulus onggok (K) dan modulus young (E), maka didapat nisbah poisson Gambar 4. didapat hubungan E statik dengan K statik dan poisson, Gambar 5. didapat E statik, K statik dengan porositas terlihat bahwa semakin besar K statik terdapat jarak yang semakin besar ke Poisson dan E statik. Gambar 5. Hubungan modulus Young statik, mod. onggok statik dengan porositas batupasir S w = 100% pada P overburden = 1000 psia 2. Penjalaran gelombang Persepsi akurasi eksperimen pengukuran statik dan dinamik adalah fundamental pada hubungan stress - strain dari batuan, pada kenyataannya tidak hanya perbedaan amplitudo strain, dispersi, dan atenuasi tapi disebabkan kecepatan batuan dalam keadaan kering tidak terpengaruh frekuensi dan frekuensi yang dipakai dalam saturasi meminimalkan efek hamburan pada frekuensi tinggi. Pengukuran dinamik (pengukuran akustik) dalam penelitian ini dipakai frekuensi 400 khz untuk gelombang kompresi dan 150 khz untuk gelombang shear. Gelombang akustik frekuensi tinggi (ultrasonik) cenderung mengalami atenuasi oleh faktor-faktor non geometrik seperti osilasi fasa fluida dan padatan yang tidak sempurna, Johnston dkk [9] sehingga akan memperlambat Vp. Waktu selama putaran gelombang pada frekuensi rendah tercukupi untuk aliran terjadi, sehingga tekanan fluida akan seimbang dan batuan akan relaks. Sedangkan, pada frekuensi tinggi waktu tidak tercukupi untuk aliran terjadi sehingga batuan tidak relaks di tempatnya. Ini menyebabkan batuan akan lebih kaku pada frekuensi tinggi dan kecepatan gelombang akan lebih tinggi. Pengaruh pori dan struktur microcrack. Konfigurasiporidanstruktur mikrocracks berdampak pada nilai statik dan banyak juga dalam pengukuran

Mochammad Ahied, Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik 141 dinamik. Ide, 1936 menyatakan kecepatan gelombang dari penjalaran akustik kurang dipengaruhi oleh mikrocracks di contoh batuan. Strain disebabkan statik stress, karena dianggap energi akustik melewati banyak cracks, biasanya paralel dengan arah penjalaran [5]. Sedangkan menurut Walls, 1965 pada pengukuran statik berhubungan dengan menutupnya cracks,. Karenanya pengaruh mikrocracks dan pori menghasilkan perbedaan antara E dinamik dan E statik [3]. Pengaruh confining pressure Pada tekanan rendah sampai tidak adanya confining pressure, gelombang akustik dipengaruhi struktur cracks dan porositas. Semakin besar kecepatan akan melewati rekahan dan kecepatan tidak cukup kuat berpengaruh. Pada tekanan rendah sampai tidak adanya confining pressure, pembebanan statik (loading static) menjadikan menutupnya cracks sehingga akan mengecilkan kekakuan dan modulus dinamik akan meningkat. Pengaruh saturasi Jika cracks diisi fluida sekecil apapun akan memengaruhi modulus. Dalam pengukuran dinamik kecepatan akan semakin besar seperti dibahas sebelumnya sedangkan dalam pengukuran statik tidak begitu berpengaruh tergantung apakah medium dapat mengalir atau tidak. Pengukuran statik tergantung difusi dan pembebanan (loading). Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut: 1. Dengan dibuatnya pemodelan maka dengan hanya satu data dinamik (E dinamik ) dapat ditentukan data statik seperti E statik, K statik, dan nisbah Poisson pada batupasir tersaturasi air secara penuh (S w = 100%). 2. Modulus young (E) dinamik lebih besar daripada modulus Young (E) statik sama seperti penelitian terdahulu, sedangkan modulus onggok (K) dinamik lebih kecil daripada modulus onggok (K) statik sedangkan pada penelitian terdahulu dahulu lebih besar. 3. Kecepatan gelombang dari penjalaran akustik kurang dipengaruhi mikrocracks, energi akustik lewat begitu saja meskipun banyak mikrocracks. Sedangkan, pada statik berpengaruh pada saat menutupnya mikrocracks akan mengecilkan modulus young. 4. Untuk penelitian lebih lanjut mungkin perlu dicoba dengan meningkatkan tekanan overburden di atas 1000 psia dan diperbaiki kekurangan-kekurangan selama penelitian ini misalnya kesalahan prosedur seperti ketelitian sehingga tidak mengurangi sampel. 5. Memperbanyak sampel terutama yang dalam keadaan kering sehingga bisa dipasang strain gauge untuk mendapat nilai nisbah Poisson. Daftar Pustaka [1] Munadi, S., (2000), Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi, Program studi Geofisika, FMIPA- UI. [2] Saptono, F., (2001), Pemodelan Sifat Elastik dan Petrofisika Batuan untuk Penentuan Porositas dan Saturasi Fluida dengan Bantuan Data Seismik, Tesis Program Pascasarjana. Bidang Sains dan Matematika, Universitas Indonesia. [3] Hartawan, D., (2001), Pengolahan Data Uji Kekuatan Batuan dan Desain Alat Uji Triaksial, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan ITB. [4] Hudson, J dan Harrison, J, (1997), Engineering Rock Mechanics, Pergamon Press. [5] Gregory, A.R., (1981), Rock Physicks in Seismik Interpretation, Jurnal Geophysical, pp. 30 32. [6] Cheng, C.H. dan Johnston, D.H., (1981), Dynamic and Static Moduli, Geophysical. [7] Schőn, J.P., ( 999), Physical properties of Rocks Fundamental and Principles of Petrophysics, Handbook of geophysical exploration, vol. 18.