REZAN NURFADLI EDMUND NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

PENERAPAN KENDALI CERDAS PADA SISTEM TANGKI AIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

Respon Sistem. Nuryono S.W., S.T., M.Eng. Dasar Sistem Kendali 1

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Bab IV Pengujian dan Analisis

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

Supervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor

BAB 2 LANDASAN TEORI

1.1 DEFINISI PROSES KONTROL

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Pengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor

Control II ( ADC DAC)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Telemetri dan Pengaturan Remote

SISTEM KENDALI DIGITAL

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

Sistem Kontrol Digital

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

Instrumentasi Sistem Pengaturan

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

KARAKTERISTIK DASAR SISTEM KENDALI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

1.1. Definisi dan Pengertian

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

IV. PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1

BAB III PERANCANGAN ALAT

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

MAKALAH SISTEM KENDALI CLOSE LOOP

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

PERANCANGAN PID SEBAGAI PENGENDALI ph PADA CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR)

Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

BAB III METODE PENELITIAN

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

ADC dan DAC Rudi Susanto

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran

5/12/2014. Plant PLANT

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

Pemodelan Sistem Pengatur Ketinggian Air pada Sebuah Tangki Tunggal

IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI

BAB II LANDASAN TEORI

ADC (Analog to Digital Converter)

Informatika Industri

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL

Pengenalan SCADA. Dasar Sistem Pengukuran

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

PERANCANGAN PENGENDALI PID PADA PROPORTIONAL VALVE

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

Dasar Sistem Pengukuran

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY-SUPERVISED PID BERBASIS PLC PADA SISTEM KONTROL LEVEL CAIRAN COUPLED-TANK

Transkripsi:

MEKATRONIKA Disusun oleh : REZAN NURFADLI EDMUND NIM. 125060200111075 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Respon berasal dari kata response, yang berarti balasan atau tanggapan (reaction). Respon adalah istilah yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang di terima oleh komponen pada mekatronika. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon adalah aksi yang diberikan. Respon pada prosesnya didahului karena adanya aksi yang mempengaruhi untuk suatu sistem meneruskan sebuah reaksi. Tanggapan (respon) output system yang muncul akibat diberikannya suatu sinyal masukan tertentu yang khas bentuknya (disebut sebagai sinyal uji). B. Rumusan Masalah 1. Penerapan sistem respon pada mekatronika? 2. Definisi steady satate error dan contohnya? 3. Siklus tertutup pada siklus respon? 4. Perbedaan sistem respon dan sensor? 5. Penjelasan grafik sistem respon? 6. Kapan penggunaan impuls signal, step signal dan ramp signal? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui penerapan sistem respon. 2. Untuk mengetahui sistem steady state dengan contohnya. 3. Untuk mengetahui siklus tertutup pada siklus respon. 4. Untuk mengetahui perbedaan sistem dan sensor. 5. Untuk mengetahui grafik sistem peralihan pada sistem respon. 6. Untuk mengetahui penggunaan 3 input sinyal pada sistem respon.

BAB II PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Respon dalam Mekatronika Model pengendalian tinggi air tangki terdiri dari sistem tangki air, sensor strain gage, penguat sensor, rangkaian penggerak motor pompa dan komputer PC yang berisi program akusisi data dan program kendali. Skema perangkat ini bisa dilihat pada Gambar 1. Sistem tangki air terdiri dari satu reservoar dan satu tangki air. Sistem pengaturan ini terdapat pada tangki air. Model tangki air berupa gelas ukur yang dilengkapi dengan sebuah katup dan slang. Katup yang digunakan adalah katup bola (ball valve) yang berfungsi sebagai pengatur keluarnya air dari tangki. Sebagai pendeteksi ketinggian air pada pengujian ini digunakan sensor strain gage jenis foil dengan sensitivitas 2.14 ±1%dan tahanan 120 ± 0.5%. Sensor ini dipasang pada sebuah balok kantilever dengan material pelat aluminium dan diletakkan pada bagian bawah tangki agar memudahkan sensor mendeteksi perubahan tinggi air. Sinyal analog dari strain gage dikondisikan dengan menggunakan sebuah rangkaian jembatan wheatstone dan dikuatkan dengan menggunakan strainmeter amplifier jenis TML Strainmeter model DC-92D. Pengolahan data dalam format analog dan digital dilakukan oleh sebuah kartu akusisi. Kartu akusisi ini memiliki 16 channel masukan ADC (Analog to Digital Converter) dan 1 channel keluaran DAC (Digital to Analog Converter), masingmasing memiliki resolusi 12 bit. Kartu akusisi data ini dipasang pada slot ISA komputer PC pentium I 100 Mhz. Gambar 1. Perangkat pengujian.

Keterangan : 1. Komputer PC 2. Kartu akusisi AD/DA 3. Box berisikan motor amplifier dan power supply 4. Pompa motor DC 5. Sensor strain gage 6. Jembatan wheatsone 7. Strainmeter amplifier 8. Katup 9. Tangki 10. Reservoar Untuk menaikkan air dari reservoar ke tangki, digunakan sebuah aktuator berupa pompa. Pompa ini digerakkan oleh sebuah motor DC yang dikendalikan oleh algoritma pengendali. Pompa motor DC ini memiliki masukan tegangan listrik maksimum 12 volt. Tegangan listrik di atas 12 volt tidak boleh diberikan ke motor karena dapat menyebabkan kerusakan (terbakar). Namun tegangan yang diterima motor berada dalam batasan 8.5 volt yang disesuaikan dengan tegangan maksimum yang mampu diterima kartu akusisi. Debit yang berubah-ubah akan dikeluarkan oleh pompa sesuai dengan variasi tegangan masukan ke motor pompa sebagai akibat dari aksi kendali melalui komputer. Pompa dan motor (tidak dapat dipisahkan) dilengkapi dengan sebuah rangkaian penggerak motor (driver motor). Rangkaian ini berfungsi memperkuat arus keluaran DAC sebelum masuk ke motor pompa. Komputer PC berisi program akusisi data dan algoritma pengendali. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Turbo Basic V.1. Tegangan analog dari sensor akan dibaca oleh program kendali, kemudian dikonversikan ke dalam format digital, selanjutnya dilakukan analisis fuzzy berdasarkan tegangan yang terbaca dari sensor. Hasil analisis adalah berupa perintah pada sistem aktuator untuk menurunkan dan menaikkan tegangan listrik agar mencapai kenaikan air yang diinginkan dalam tangki. Pengendalian sistem tangki air merupakan sistem pengendalian lup tertutup.

B. Steady State Error Spesifikasi Respon Steady State, adalah spesifikasi respon sistem yang diamati mulai saat respon masuk dalam keadaan steady state sampai waktu tak terbatas (dalam praktek waktu pengamatan dilakukan saat T S t 5T S ). Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas respon steady state ini antara lain; eror steady state baik untuk eror posisi, eror kecepatan maupun eror percepatan. Suatu sistem dikatakan mencapai steady state jika sistem dapat mempertahankan kestabilannya pada saat t = tidak terhingga. Karena suatu sistem kontrol melibatkan penyimpanan energi, maka output tidak dapat langsung mengikuti perilaku input tetapi dapat memperlihatkan respon peralihan (transient response) sebelum sistem mencapai kestabilannya. Respon peralihan ini dapat menyebabkan error pada sistem. Jika output pada steady state tidak sama dengan perilaku input, maka sistem dikatakan berada dalam keadaan error (steady state error). Kesalahan sistem (system error) : untuk sistem kontrol umpan-balik didefinisikan sebagai selish antara keluaran yang diharapkan (r(t)) dan keluaran aktuan (c(t)) Steady-state error : Didefinisikan sebagai selisih antara keluaran yang diharapkan dan keluaran actual pada t Dari sejumlah sinyal uji (test input) untuk analisis sistem kontrol, yang telah dibahas sebelumnya, yaitu impuls, step, ramp, parabola, dan sinusoidal, akan digunakan tiga sinyal uji untuk menilai kinerja steady-state sistem kontrol dan hubungannya dengan steady-state error. Ketiga sinyal input tersebut adalah input step input ramp, dan input parabolik

Contoh 1: Gambar 2 menunjukkan sistem dengan gain pada forward loop. Bagaimana steady- state error-nya untuk input step. Jawab : Gambar 2. Sistem closed-loop dengan gain dalam forward-loop Digunakan input step r(t) = u(t), c(t) = Kc(t), sehingga steady-state error 0 jika c(t) 0. Semakin besar nilai K, semakin kecil steady-state error (1/(1 + K)), Gambar 3. Sistem closeloop dengan integrator dalam forward loop tetapi tidak pernah menjadi nol. Dengan demikian, untuk sistem dengan gain murni pada arah maju (forward), steady-state-error tidak nol untuk input step. Contoh 2: Integrator dalam forward-loop terlihat pada gambar 4. Tentukan steady-state error- nya. Gambar 3. Sistem closed-loop dengan integrator dalam forward loop Jawab : Digunakan input step. Steady-state-error sekarang bernilai nol. Ini karena keluaran blok, c(t) = K e(t) dt, dapat bernilai bukan nol, meskipun inputnya bernilai nol. Jika c(t) naik, c(t) = r(t) - c(t) turun. Jika c(t) = 0, masih bisa terdapat ouput untuk c(t) (K 0 dt = 0 + bil.konstan). Sebaliknya, jika tidak ada error, integrator akan membentuk lerengan naik dan turun (K a dt = at + bil. konstan), meningkatkan c(t) yang kembali akan menurunkan e(t) hingga nol.

C. Siklus Tertutup pada Sistem Respon Siklus tertutup pada suatu sistem respon tidak akan berpengaruh dengan lingkungan sekitar namun hanya pada linhgkup sistem tersebut. Sistem tertutup sering digunakan pada sistem respon dengan aksi yang konstan dan tidak berubah-ubah meskipun mengalami penambahan waktu. Maka dari itu pada sistem respon dengan siklus tertutup tidak terlalu sensitive terhadap perubahan karena cenderung terjadi feedback/monitoring balik. D. Perbedaan Sistem Respon dan Sensor Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi. Sensor akan bereaksi jika diberi aksi, aksi tersebut dapat berbagai wujud seperti gerakan sentuhan atau yang lain dimana sensor tersebut akan menerima aksi tersebut yang disebut respon sehingga sensor dapat merealisasikan respon tersebut untuk menjadi reaksi. Sedangkan apabila sistem respon adalah sistem yang dilakukan oleh suatu komponen yang ada pada sensor atau pada sistem kontrol yang ada pada mekatronika ketika komponen tersebut diberi aksi dari luar. E. Sinyal Input Sinyal input pada sistem control dan sistem respon terbagi menjadi 3 yaitu : input step input ramp, dan input parabolic a. Input Step Sinyal adalah Sinyal input ini merepresentasikan kebutuhan akan posisi yang konstan dan sangat berguna untuk melihat kemampuan sistem kontrol dalam memposisikan dirinya relatif terhadap "target" stasioner, seperti satelit geostasioner

Gambar 4 : Sinyal Input Step Jadi sinyal input step berlangsung ketika suatu posisi benda mengalami perubahan yang konstan terhadap sistem kontrolnya. b. Input Ramp Sinyal adalah Sinyal input ini merepresentasikan kebutuhan akan kecepatan dan sangat berguna untuk melihat kemampuan sistem kontrol dalam melacak target yang bergerak dengan kecepatan konstan. Sebagai contoh, pesawat ruang angkasa yang bergerak dengan kecepatan konstan di orbit. Gambar 5 : Sinyal Input Ramp Jadi sinyal input ramp berlangsung ketika suatu kemampuan sistem kontrol dalam melacak target yang bergerak dengan kecepatan konstan.

c. Input Parabolik Sinyal adalah Sinyal input ini merepresentasikan kebutuhan akan akselerasi dan pengujian kemampuan sistem kontrol untuk melacak obyek yang bergerak dengan kecepatan berubah-ubah. Sebagai contoh, pelacakan peluru kendali yang sedang terbang. Gambar 6 : Sinyal Input Parabolik Jadi sinyal input ramp berlangsung ketika kemampuan sistem kontrol dalam melacak target yang bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah. F. Grafik Sistem Respon Peralihan Spesifikasi Respon Transient, adalah spesifikasi respon sistem yang diamati mulai saat terjadinya perubahan sinyal input/gangguan/beban sampai respon masuk dalam keadaan steady state. Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas respon transient ini antara lain; rise time, delay time, peak time, settling time, dan overshoot. 1. Rise Time (TR) : Ukuran waktu yang di ukur mulai respon mulai t= 0 s/d respon memotong sumbu steady state yang pertama. 2. Settling Time (TS): Ukuran waktu yang menyatakan respon telah masuk 5% atau 2% atau 0,5% dari respon steady state

3. Delay Time (TD) : Ukuran waktu yang menyatakan faktor keterlambatan respon output terhadap input, di ukur mulai t = 0 s/d respon mencapai 50% dari respon steady state. 4. Overshoot (MP) : Nilai relatif yang menyatakan perbandingan harga maksimum respon yang melampaui harga steady state dibanding dengan nilai steady state. 5. Time Peak (TP) : Ukuran waktu diukur mulai t = 0 s/d respon mencapai puncak yang pertama kali (paling besar). Ketika input sebuah sistem berubah secara tiba-tiba, keluaran atau output membutuhkan waktu untuk merespon perubahan itu. Bentuk respon transient atau peralihan bisa digambarkan seperti berikut: Gambar 6 Jenis-jenis Respon peralihan: overdamped, underdamped, critical damped dan overshoot Bentuk sinyal respond transient ada 3: 1. Underdamped response, output melesat naik untuk mencapai input kemudian turun dari nilai yang kemudian berhenti pada kisaran nilai input. Respon ini memiliki efek osilasi

2. Critically damped response, output tidak melewati nilai input tapi butuh waktu lama untuk mencapai target akhirnya. 3. Overdamped response, respon yang dapat mencapai nilai input dengan cepat dan tidak melewati batas input. 4. Overshoot, Adalah nilai relatif yang menyatakan perbandingan harga maksimum respon yang melampaui harga steady state. 5. Steady state error, apabila output pada steady state tidak sama dengan perilaku input yang diberikan pada sistem Fasa peralihan kemudian akan berhenti pada nilai dikisaran input/target dimana selisih nilai akhir dengan target disebut steady state error.jika dengan input atau gangguan yang diberikan pada fasa transient kemudian tercapai output steady state maka dikatakan sistem ini stabil. Jika sistem tidak stabil, output akan meningkat terus tanpa batas sampai sistem merusak diri sendiri atau terdapat rangkaian pengaman yang memutus sistem.