Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Girsang

dokumen-dokumen yang mirip
Rahmad Kartolo Silitonga Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Dalam Mengungkapkan Pengalaman Oleh Siswa Kelas VII SMP TPI Al-Hasanah Pematang Bandar

Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Prama Artha Naga Jaya I

Kemampuan Menulis Artikel Siswa Kelas XI SMA Surya Murni Pematangsiantar

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

MAKALAH PENELITIAN. Nama : ENDAH RUHAENDAH NIM :

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PENGESAHAN.ii. DAFTAR ISI..iii. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL...iv. ABSTRAK...v. A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengaruh Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Metode Gambar Siswa Kelas VII SMP Tamansiswa Tapian Dolok Tahun Pelajaran 2014/2015

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

Oleh Dian Surya Ningsih

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Kemampuan Menulis Iklan Baris Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Jorlang Huluan Pematang Sidamanik

Hubungan Kemampuan Membaca Intensif Terhadap Kemampuan Ide Pokok Dalam Wacana Siswa Kelas VII MTs Muhammadyah 25 Marubun Jaya

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 3, No 1 Januari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Desi Khairani Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

DAFTAR ISI. III DASAR TEORI Aspek Teknis Aspek Ekonomi...22

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) MELALUI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

LAMPIRAN A FREKUENSI SAMPEL PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. masalah, perencanaan tindakan penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian.

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Media Animasi

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

LAMPIRAN 1: KISI-KISI KUESIONER SIKAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pengaruh Penerapan Strategi Kecerdasan Majemuk terhadap. Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa kelas X SMA Negeri 1. Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT

KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII.C SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

PDF created with pdffactory Pro trial version

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

ANALISA SOAL PELUANG PADA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh Dra Theresia Widyantini, MSi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

TIKA LESTARI SIMANJUNTAK ABSTRAK

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

SKRIPSI. Disusun oleh DANANG A DAN DAERAH

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Transkripsi:

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Rosmeri Saragih Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemanpuan mengubah narasi menjadi puisi siswa SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat. Metode yang dipergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subjek / objek penelitian ( seseorang, lembaga masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif karena penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran kemampuan siswa dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi. Teknik pengolahan data dilakukan dengan pengujian hipotesis diperoleh dengan skor / penilaian, menghitung skor penilaian hasil siswa dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi, mencari mean tiap item yang dinilai, mencari standar deviasi, dan menghitung skor penilaian tiap siswa. Dari hasil keseluruhan skor penilitian hasil akhir yaitu kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi siswa umum setelah dibagikan sampel adalah 79,37 yang berarti tergolong baik, maka terbukti bahwa siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon mampu dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi. Jadi, Ha diterima dan Ho ditolak kebenarannya. --------------------------------------------------------------------- Kata kunci : wacana narasi, puisi, bahasa Indonesia PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum berbasis kompetensi di SMA kelas X, teridentifikasi mengharapkan siswa mengenal wacana narasi, bahkan diharapkan agar siswa dapat menulis sebuah narasi. Di dalam kelas atau di luar kelas siswa sering bercerita dengan teman-teman sebayanya mengenai suatu hal. Tetapi, cerita tersebut jika ditransformasikan dalam bentuk tulisan berupa karangan, siswa merasa kesulitan terutama dalam pemilihan kata dan kalimat. Hal ini menuntut guru untuk membina dan merangsang kreativitas siswa dalam membuat karangan narasi. Penggunaan model bahasa petunjuk yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi, siswa akan lebih mengembangkan ide-idenya dengan kreatif dalam menulis karangan narasi. Narasi merupakan suatu 1

Jurnal Elektronik ARTIKULASI - Vol. 3 No. 2 Tahun 2015 ISSN. 2302-6545 bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kisah kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Salah satu pilar pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMA adalah menulis puisi. Menulis puisi sangat berbeda dengan menulis prosa. Dalam menulis puisi, dengan satu atau dua kata saja, dapat mengantarkan makna yang sangat luas bagi pembacanya. Menulis puisi memerlukan ruang dan waktu yang cukup. Pada dasarnya puisi adalah sebuah luapan ekspresi dari sebuah emosional jiwa. Puisi merupakan gambaran dari apa yang ingin disampaikan dengan lugas. Isi disampaikan dengan nilai imajinasi dan nilai estetika sehingga pembaca perlu menggunakan daya imajinasi untuk memahami makna puisi yang sebenarnya. Puisi dikatakan sebagai karya sastra yang paling unik karena tercipta dari kontemplasi terdalam penyairnya. Namun, dalam memahami maknanya, kita mesti mengkaitkan puisi dengan riwayat pengarang serta kondisi yang menjadi konteks penciptaan karya. Dari berbagai cabang ilmu dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA, puisi merupakan bagian yang digemari oleh siswa. Tapi kegemaran siswa akan puisi di sekolah masih rendah. Mengapa demikian? Pada umumnya, pembelajaran puisi dilakukan secara monoton dan kurang menarik. Siswa tidak diajak menjelajahi dan menggauli keagungan nilai dalam puisi, tetapi sekedar membaca dan mengaji puisi dari permukaannya saja. Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku teks. Media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Menulis puisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa, tetapi kenyataannya kemampuan siswa menulis puisi masih rendah Ini disebabkan oleh beberapa hambatan. Siswa kurang berminat pada pembelajaran 2

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi... Rosmeri Saragih menulis puisi. Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan/ide ke dalam larik-larik puisi, kurang memiliki perbendaharaan kata yang memadai, kurang dapat memilih kata-kata dengan tepat serta kurang memahami bagaimana merangkaikan katakata ke dalam sebuah puisi. Hambatan lain berasal dari guru. Guru kurang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Guru kurang mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan variatif. Pembelajaran puisi di sekolah masih sebatas akan pemenuhan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran puisi di kelas belum menyentuh pada adanya keinginan siswa untuk menulis sebuah puisi tanpa latar belakang tugas, tetapi merupakan wujud atau gambaran yang ada dalam hatinya tentang sesuatu hal yang ia rasakan. Selain itu penilaiannya hanya bertumpu pada aspek pengetahuan dan konsep saja. Hal yang diungkapkan di atas merupakan sebuah tantangan yang perlu mendapat perhatian serius, khususnya pemerhati pendidikan, bahkan lebih khusus lagi adalah guru-guru yang mengajarkan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA. Ada indikasi bahwa pembelajaran puisi berjalan di tempat. Pembelajaran puisi digemari hanya sebatas saja. Siswa enggan masuk terlalu dalam untuk memahami puisi itu secara menyeluruh. Permasalahan ini merupakan bagian dari alasan penulis untuk meneliti tantang menulis puisi siswa. Sesuai alasan pemahaman wacana narasi dan pemahaman puisi, penelitian ini dapat dilakukan dengan relevan, karena siswa tidak buta lagi dengan pelajaran wacana narasi, dan juga tidak buta lagi dengan pelajaran menulis puisi. Maka penelitian tentang penulisan puisi berdasarkan pembacaan wacana narasi tidak akan timpang. Siswa akan paham akan arah apa yang mereka lakukan dalam menulis puisi. Artinya, ada koridor yang mereka miliki yaitu sebuah wacana narasi yang harus mereka baca dan mereka pahami sebagai dasar untuk menulis sebuah puisi. 3

Jurnal Elektronik ARTIKULASI - Vol. 3 No. 2 Tahun 2015 ISSN. 2302-6545 A. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi siswa SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon. B. Metode Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian harus ditentukan metode yang di gunakan. Hal ini penting karena menentukan tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang akan di laksanakan metode yang di gunakan hendaknya sesuai dan cocok dengan masalah yang di bahas, agar tujuan penelitian tersebut dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan. Syamsuddin (2010: 14) menyatakan Metode penelitian adalah cara kerja yang dilaksanakan secara terencana dan cermat agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan. Prosedur pelaksanaan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subjek / objek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Penelitian 1. Deskripsi Data Data yang disajikan pada bagian ini adalah data tentang kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi pada SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Penelitian ini adalah penelitian deskriptif tentang mengubah wacana narasi menjadi puisi. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh setelah diadakan sebuah penelitian. Data ini diperoleh setelah dilakukan berbagai kegiatan yaitu dengan membaca semua teks wacana narasi yang disediakan oleh peneliti, kemudian siswa menulis sebuah puisi sesuai atau berdasarkan teks wacana narasi yang di baca siswa. Puisi 4

yang dihasilkan siswa akan dinilai oleh peneliti berdasarkan criteria yang telah di tentukan sebelumnya. Data yang dihasilkan adalah gambaran sejauh mana siswa memahami apa yang diinginkan oleh peneliti dsn sejauh mana sampel penelitian. Dalam hal ini Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi... Rosmeri Saragih adalah siswa melakukan kemampuan mereka dalam menjawab permasalahan yang di berikan oleh peneliti. Dari alat penjaringan yang telah dilakukan diperoleh data nilai kemanpuan mengubah narasi menjadi puisi pada tabel berikut. Tabel 1 Hasil Tes Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Nilai No Nama Siswa Tema Amanat Isi Diksi Majas Jumlah 1 A 18 12 15 17 18 80 2 B 15 18 10 10 12 65 3 C 18 15 10 17 18 78 4 D 20 17 18 17 18 90 5 E 20 20 20 18 18 96 6 F 15 12 16 15 17 75 7 G 16 15 18 20 18 87 8 H 17 18 15 17 15 82 9 I 20 18 20 18 18 94 10 J 18 10 18 15 12 71 11 K 18 15 20 20 10 83 12 L 15 10 15 12 18 70 13 M 20 16 16 14 14 80 14 N 5 10 12 12 8 47 15 O 20 15 20 18 18 91 16 P 18 20 18 17 18 91 17 Q 18 10 15 12 15 70 18 R 20 17 17 15 12 81 19 S 18 18 16 17 17 88 20 T 17 15 15 15 15 77 21 U 17 10 15 10 12 64 22 V 19 14 16 15 16 80 23 W 20 20 20 18 18 96 5

Jurnal Elektronik ARTIKULASI - Vol. 3 No. 2 Tahun 2015 ISSN. 2302-6545 24 X 10 12 10 17 10 59 25 Y 20 15 16 15 16 84 26 Z 20 20 20 18 18 96 27 AA 15 12 18 12 19 67 28 AB 10 15 12 14 17 68 29 AC 20 18 15 17 18 88 30 AD 20 18 17 15 14 84 31 AE 18 20 18 18 17 91 32 AF 20 15 13 14 10 72 33 AG 20 15 18 12 18 83 34 AH 20 15 18 15 14 82 35 AI 15 15 18 10 12 70 36 AJ 20 20 20 15 17 92 37 AK 18 10 10 12 13 62 38 AL 17 14 18 12 10 71 39 AM 17 13 15 14 15 74 40 AN 20 18 18 13 14 83 41 AO 18 15 18 17 18 86 42 AP 10 18 10 18 18 74 43 AQ 17 10 18 20 10 75 44 AR 20 20 20 19 18 97 45 AS 15 15 14 13 14 69 46 AT 20 17 18 17 15 87 47 AU 20 18 16 13 10 77 48 AV 18 18 15 17 18 86 49 AW 10 10 10 12 15 57 50 AX 20 15 18 15 16 84 51 AY 19 14 16 15 16 80 52 AZ 18 18 16 17 17 82 53 BA 18 12 18 15 17 80 54 BB 20 18 20 18 14 90 JUMLAH 945 828 859 828 823 4286 2. Distribusi rata-rata ( mean) Skor Per Aspek yang Dinilai Dari data yang didapatkan sebelumnya, dapat digambarkan rata-rata peritem perolehan siswa dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi sebagai berikut 6

Tabel 2 Rata-Rata Per Item No Item Skor Mean (Skor/ n) 1 Tema 945 17,5 2 Amanat 828 15,33 3 Isi 859 15,90 4 Diksi 828 15,33 5 Majas 823 15,24 Ket : n = jumlah sampel Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Kemanpuan penyesuaian tema dalam mengubah wacana narasi ke menjadi puisi dikatakan baik, dengan rata-rata skor 17,5 2. Kemanpuan penyesuaian amanat dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata 15,33 3. Kemampuan penyesuaian isi dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata skor 15,90 4. Kemampuan pemilihan diksi dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata 15,33 5. Kemampuan penggunaan majas dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata 15,24. 3. Skor dan Mean Per sampel Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat digambarkan pemerolehan skor dan rata-rata skor per sampel penelitian. Gambaran itu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Skor Kumulatif Sampel NO NAMA SKOR X SKOR X² 1 A 80 6400 2 B 65 4225 3 C 78 6084 4 D 90 8100 5 E 96 9216 7

Jurnal Elektronik ARTIKULASI - Vol. 3 No. 2 Tahun 2015 ISSN. 2302-6545 6 F 75 5625 7 G 87 7569 8 H 82 6724 9 I 94 8836 10 J 71 5041 11 K 83 6889 12 L 70 4900 13 M 80 6400 14 N 47 2209 15 O 91 8281 16 P 91 8281 17 Q 70 4900 18 R 81 6561 19 S 88 7744 20 T 77 5929 21 U 64 4096 22 V 80 6400 23 W 96 9216 24 X 59 3481 25 Y 84 7056 26 Z 96 9216 27 AA 67 4489 28 AB 68 4624 29 AC 88 7744 30 AD 84 7056 31 AE 91 8281 32 AF 72 5184 33 AG 83 6889 34 AH 82 6724 35 AI 70 4900 36 AJ 92 8464 37 AK 62 3844 38 AL 71 5041 39 AM 74 5476 40 AN 83 6889 41 AO 86 7396 42 AP 74 5476 43 AQ 75 5625 44 AR 97 9409 45 AS 69 4761 8

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi... Rosmeri Saragih 46 AT 87 7569 47 AU 77 5929 48 AV 86 7396 49 AW 57 3249 50 AX 84 7056 51 AY 80 6400 52 AZ 82 6724 53 BA 80 6400 54 BB 90 8100 JUMLAH 4286 346474 Dilihat dari table di atas, terlihat bahwa skor tertinggi kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi adalah 97 dan skor terendah 47. Dapat diketahui bahwa skor tertinggi kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi adalah 97 dan terendah 47 dengan mean (M) adalah = 79,37 dan Standar Deviasi (SD) = 10,49 Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat diketahui rata-rata Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negri 1 Girsang Sipangan Bolon Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah 4286/54 = 79,37 B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang kemanpuan mengubah wacana narasi menjadi puisi pada siswa SMA Negri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat erdapat beberapa hasil yang dapat di deskripsikan berdasarkan hasil kemanpuan setiap aspek yang dinilai, penilaian secara menyeluruh didapatkan hasil sebagai berikut. 1. Kemanpuan penyesuaian tema dalam mengubah wacana narasi ke menjadi puisi dikatakan baik, dengan rata-rata skor 17,5 2. Kemanpuan penyesuaian amanat dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata 15,33 3. Kemampuan penyesuaian isi dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata skor 15,90 9

Jurnal Elektronik ARTIKULASI - Vol. 3 No. 2 Tahun 2015 ISSN. 2302-6545 4. Kemampuan pemilihan diksi dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata 15,33 5. Kemampuan penggunaan majas dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi dikatakan baik, dengan ratarata 15,24 Dari hasil kumulatif secara keseluruhan, didapatkan skor siswa keseluruhan sebesar 4286. Dari skor keseluruhan itu dapat diperoleh hasil akhir yaitu kemampuan menulis puisi siswa secara umum setelah dibagikan keseluruhan sampel adalah 79,37. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi sangat baik dan dapat digunakan sebagai sebagai bahan dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Nilai tertinggi yang diperoleh kemampuan siswa dalam mengubah wacana narasi menjadi puisi adalah 97 dan nilai terendah 47 2. Tingkat kesesuaian tema, amanat, isi, diksi dan majas tergolong baik 3. Dari skor yang diperoleh siswa secara keseluruhan, maka rata-rata nilai akhir siswa adalah 79,37. 4. Kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi pada Siswa Kelas X SMA Negri 1 Girsang Sipangan Bolon 5. Kemampuan mengubah wacana narasi menjadi puisi merupakan kesanggupan seseorang menjadikan sebuah karya sastra khususnya puisi dari sebuah puisi yang mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. 10

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi... Rosmeri Saragih 6. Terdapat kesesuaian antara hasil penelitian dengan berbagai penilaian dari pihak dan segi yang lain (dalam hal ini berdasarkan nilai pelajaran lain dan berdasarkan informasi dari berbagai guru bidang studi yang mengajar di kelas penelitian) seperti skor yang diperoleh oleh Sartika Simanjuntak sebagai pemerolehan nilai tertinggi dan Friska simbolon sebagai pemerolehan nilai terendah. B. SARAN Adapun saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1. Perlu ditingkatkan pemahaman siswa tentang menulis puisi, khususnya halhal yanh berhubungan dengan komponen puisi. 2. Siswa perlu meningkatkan kemampuan menulis puisi termasuk kemanpuan mengubah wacana narasi menjadi puisi sebagai aspek pendidikan dan hiburan dalam menyampaikan pikiran perasaan yang merupakan budaya cerminan masyarakat lama sehingga tidak hilang ditelan zaman. 3. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan guna memberikan masukan bagi dunia pendidikan khususnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Amsah, H.J.1987. Teras Kompesisi, Jakarta: Bandung Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka. Keraf Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Peorwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Ridwan, M.B.A, Dr. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta 11

Jurnal Elektronik ARTIKULASI - Vol. 3 No. 2 Tahun 2015 ISSN. 2302-6545 Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara 12