Teori Heckscher-Ohlin didasarkan pada asumsi-asumsi berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik

MATERI III: KURVE PENAWARAN DAN DASAR TUKAR

Teori Hecksher-Ohlin (H-O)

Model Perdagangan Hecksher-Ohlin (Teori, Kritik dan Perbaikan) Darwanto, S.E., M.Si. FE UNDIP

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

B. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Perdagangan antarnegara atau dikenal dengan perdagangan internasional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdagangan internasional membahas alasan alasan serta pengaruh pembatasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

3 KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh ekonomi internasional terhadap keseimbangan ekonomi. Hariyatno Meet-2

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TEORI TEORI BISNIS INTERNASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

Organizational Theory & Design

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang didasarkan pada kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Pertukaran yang

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Bisnis Internasional Pertemuan Ketiga Bab 5 Teori Perdagangan Internasional

TEORI KLASIK : ADAM SMITH

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN (Pendekatan Error Correction Model) Erikson Manurung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

Konsep Dasar Ekonomi Internasional. Abdillah Mundir, SE, MM

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

Pertemuan 3 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAGIAN SATU : TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 27

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

EKONOMI INTERNASIONAL. Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sugiarto (2007), produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Merkantilisme Penganut merkantilisme memiliki pendapat bahwa satu-satunya cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian dan Asal Usul Perdagangan Internasional

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

Universitas Bina Darma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor dan impor suatu negara terjadi karena adanya manfaat yang diperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing

Transkripsi:

UTS EKONOMI INTERNASIONAL NAMA : ROZILAWATI BP : 1210512057 1. Benar,karena ada negara yang disebut labor abundant (disebut A) dan ada negara yang disebut kapital abundant (disebut B). Ada dua cara untuk mendifinisikan faktor abundance ini. Physical definition yaitu keseluruhan jumlah kapital dan labor yang tersedia di tiaptiap negara. (K/L) A < (K/L) B Price definition yaitu harga kapital dan harga labor pada masing-masing negara. (w/r) A < (w/r) B Menurut Physical definition,negara B adalah capital abundant jika rasio dari total jumlah kapital terhadap total jumlah labor yang tersedia di negara B lebih besar dari yang tersedia di negara A. Bukan jumlah absolutnya,tetapi rasio antara jumlah kapital terhadap total labor masing-masing negara. Negara B bisa saja memiliki sedikit kapital dari negara A dan masih menjadi negara yang kapital abundant jika total kapital dibanding total labor negara B lebih besar dari rasio total kapital terhadap total labor di negara A. Sedangkan menurut Price definition,negara B adalah kapital abundant jika rasio harga sewa kapital terhadap harga upah tenaga kerja (P K /P L ) lebih rendah di negara B dari negara A. Sama halnya,bukanlah nilai absolut yang dilihat,tetapi rasio keduanya. Harga sewa biasanya disebut r (rent) dan tingkat upah disebut w (wage),p K /P L = r/w. Bisa saja r lebih rendah di negara B dari negara A,tapi negara B masih dikatakan kapital abundant jika r/w rendah di negara B dari negara A. Jadi,negara A adalah negara kapital abundant,karena lebih kaya tenaga kerja relatif dibandingkan negara B. Sehingga negara A akan memproduksi lebih banyak X karena X adalah labor intinsive comodity. Dan negara B adalah kapital abundant,yang relatif lebih kaya modal dari negara A,sehingga akan memproduksi lebih bantak Y karena Y adalah kapital intensive comodity. Y N B N A Negara A adalah labor abundant dan akan memproduksi lebih banyak X karena X adalah labor intensive comodity, Ini dapat dilihat dari sumbu horizontal yang mengukur komoditi X. Negara B adalah kapital abundant dan akan memproduksi lebih banyak T karena Y adalah kapital intensive comodity. Ini dapat dilihat dari sumbu vertikal yang mengukur komoditi Y. ASUMSI : Teori Heckscher-Ohlin didasarkan pada asumsi-asumsi berikut : X

1. Hanya ada dua negara,dua comoditas(x dan Y),dan dua faktor produksi (tenaga kerja dan modal). 2. Kedua negara menggunakan teknoligi yang sama dalam produksi. 3. Komoditi X intensif tenaga kerja,komoditi Y intensif modal pada kedua negara. 4. Kedua komoditi diproduksi dengan skala constan return to scale pada kedua negara. 5. Spesialisasi produksi kedua negara sama-sama tidak komplet. 6. Selera yang sama pada kedua negara. 7. Persaingan sempurna pada kedua komoditi dan pasar faktor di kedua negara. 8. Mobilitas faktor yang sempurna di setiap negara tapi bukan mobilitas faktor internasional. 9. Tidak ada biaya transportasi,tarif,atau hambatan lain dalam aliran bebas perdagangan internasional. 10. Semua sumber di kedua negara dikerahkan secara penuh dalam kegiatan produksi. 11. Perdagangan internasional diantara dua negara seimbang. 12. No factor intensity reversal. Maksud dari asumsi adalah : 1. Asumsi pertama ini sudah jelas bahwa di dunia hanya ada dua negara,dua komoditas,dan dua faktor produksi. 2. Kedua negara dapat mengakses dan menggunakan teknik produksi yang sama. Jika faktor harga yang sama dikedua negara,produser di kedua negara akan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang sama disetiap komoditas. Karena faktor harga yang selalu berbeda,produser setiap negara akan menggunakan faktor yang relatif lebih murah di negaranya untuk meminimalkan biaya produksi. 3. Komoditi X memerlukan relatif lebih banyak tenaga kerja untuk memproduksi dari pada modal,sedangkan komoditi Y lebih banyak modal dari pada tenaga kerja. 4. Constan return scale maksudnya peningkatan jumlaj tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam produksi semua komoditi akan meningkatkan output komoditi dalam proporsi yang sama. Contohnya : jika negara A menungkatkan 10% penggunaan tenaga kerja dan jumlah modal dalam produksi X,maka output X akan naik 10%. Begitu juga dengan komoditi Y. 5. Incomplete specilization maksudnya walaupun sudah terlibat dalam perdagangan internasional kedua negara tetap akan memproduksi kedua komoditi. Artinya ia akan tetap memproduksi X dan Y sekaligus. Kedua negara tidak ada kekuatan ekonominya yang terlalu kecil. 6. Selera permintaan,sebagai gambaran dalam bentuk dan lokasi kurva indiferen yang identik di kedua negara. Ketika harga relatif komoditi sama di kedua negara,kedua negara akan mengkonsumsi X dan Y dalam proporsi yang sama. 7. Semua produser,konsumer,dan pemilik faktor produksi memiliki pengetahuan sempurna tentang harga komoditi. 8. Faktor produksi dapat bebas bergerak dalm lingkup negara,namun tidak mobilitas faktor internasional. 9. Kegiatan spesialisasi produksi akan terus berlangsung sampai harga relatif dan absolut di kedua negara sama. Jika kita hitung biaya transportasi dan tarif,maka spesialisasi sudah akan terhenti bila harga relatif dan absolut dari berbagai komoditi memilki

selisih yang tidak lebih biaya transportasi dan tarif itu sendiri. Jadi,meskipun harga masing negara masih berlainan, spesialisasi bisa saja terhenti. 10. Tidak diperhitungkan adanya sumber negara yang menganggur di negara tersebut. Semua sumber daya dapat diserap oleh setiap sektor industri di kedua negara. 11. Total nilai ekspor suatu negara sama dengan total impornya dari negara lain. PERBEDAAN DENGAN PANDANGAN KLASIK Dalam pandangan klasik,pertama dalam teori absolut bahwa perdagangan internasional hanya akan terjadi jika suatu negara dapat memproduksi barang dengan harga yang paling murah. Harga ini ditentukan oleh tingkat tenaga kerja yang diperlukan,semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan maka harga semakin tinggi,begitu juga sebaliknya semakin sedikit tenaga kerja maka akan semakin murah harga barng tersebut. Sedangkan asumsi yang dipakai adalah: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja. karena harga ditentukan oleh tenaga kerja yang terkandung untuk memproduksi suatu barang. Semakin banyak tenaga kerja maka akan semakin tinggi harga barang tersebut begitu juga sebaliknya. Dan dalam perhitun gan keuntungan absolut ini tenaga kerjanya adalah tetap. Artinya yang dibandingkan adalah dalam tenaga kerja yang sama suatu negara dapat menghasilkan barang yang lebih banyak dari negara lain. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. hanya dengan mengexport barang yang memiliki keuntungan absolut negara A ke negara B maka negara B akan mengimport barang mereka dengan keuntungan absolut juga ke negara A. Tidak ada arus uang dalam perdagangan ini. Biaya transport diabaikan. Jika dihitung biaya transport maka bisa jadi tidak ada lagi keuntungan yang diperoleh dari pertukaran barang tersebut,karena bisa saja transport ke/dari negara lain lebih besar dari keuntungan absolut yang mereka miliki. Sedangkan menurut keunggulan komparatif,meskipun salah satu negara yang berdagang memiliki keunggulan absolut pada kedua barang,namun jika dibandingkan dengan negara lain bila masih ada perbedaan harga relatif antara keduanya perdagangan tetap dapat terjadi. Negara yang memilki kerugian absolut paling kecil pada produksi komoditinya relatif dari negara lain,berarti ia memilki keunggulan komparatif pada komoditi tersebut. Bisa dilihat pada tabel : Amerika Inggris Gandum(kg/jam) 6 1 Kain (meter/jam) 4 2

Dari tabel dapat dilihat bahwa : Inggris memiliki kerugian absolut dalam memproduksi kedua barang tersebut baik gandum maupaun kain dibandingkan dengan Amerika. Meskipun begitu,tenaga kerja Inggris dapat memproduksi kain ½ kali dibanding Amerika,sementara gandum 1/6 kali dibanding Amerika. Pada sisi lain,amerika memiliki keunggulan absolut keduanya,gandum dan juga kain dibanding Inggris. Tetapi keuntungan absolutnya lebih besar pada gandum yaitu (6:1) dari pada kain hanya (4:2). Jadi Amerika memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi gandum. Keunggulan absolut Amerika lebih besar pada gandum,jadi keunggulan komparatifnya berada pada produksi gandum. Kerugian absolut Inggris lebih kecil dalam produksi kain,jadi keunggulan komparatifnya adalah dalam produksi kain. Menurut hukum komparatif,kedua negara bisa mendapatkan untung jika Amerika berspersialisasi dalam memproduksi gandum,mengekspornya dan menukarkannya denga kain dari Inggris. Pada keadaan yang sama Inggris berspesialisasi dalam memproduksi kain dan mengekspornya ke Amerika. Catatan penting adalah bahwa dalam dua negara,dua komoditi dunia,jika salah satu negara dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam satu komoditi maka negara lain harus dikatakan juga memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi yang laingnya. 2. Nk 3. Penyamaan harga faktor Secara sederhana dapat dilihat dari gambar berikut : Px/py Px/py B px/py W Px/py A (w/r)a (w/r) W (w/r)b w/r Keterangan : : px(harga x) : w(upah) : py(harga y) : r(sewa) Sumbu horizontal menunjukkan harga relatif tenaga kerja (w/r),sumbu vertikal menunjukan harga relatif dari komodity X(px/py). Pada titik A (px/py) A merupakan harga barang x untuk negara A. Sedangkan titik B(px/py) B merupakan harga barang x di negara B. (w/r) A adalah harga upah di negara A dan (w/r) B adalah upah di negara B. Kerena setiap negara beroperasi pada persaingan sempurna dan

menggunakan teknologi yang sama,maka garis lurus menunjukkan hubungan positif searah antara tingkat harga barang(px/py) dengan tingkat upah tenaga kerja (w/r). Dari kurva dapat dilihat bahwa harga X di negara A lebih rendah dari harga x di negara B,yang diperlihatkan oleh (px/py) A < (px/py) B. Sehingga negara A itu memilki keunggulan kompareatif pada barang X. Karena negara A adalah negara yang relatif labor abundant sehingga akan memproduksi dan berspesialisasi pada komoditi X yang merupakan labor intensive komoditi dan akan mengurangi produksi Y. Sehingga harga komoditi X (px) akan meningkat menuju harga internasional (px/py)w. Upah relatif juga akan meningkat (w/r) A karena penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak dan harga sewa akan menurun karena penggunaan kapital akan diturunkan hingga menuju pada titikm harga internasional (w/r) W. sedangkan di negara B yang merupakan kapital abundant maka ia akan berspesialisasi pada produksi barang Y yang merupakan kapital intensive komoditi dan akan mengurangi produksi barang X. Ini menyebabkan harga barang Y akan naik(py) dan harga X(px) akan turun hingga menuju pada harga internasional (px/py) W. Upah relatif juga akan menurun dari (w/r) B dan harga sewa akan meningkat hingga menujun pada harga internasional(w/r) W. Sehingga terjadilah penyamaan harga harga komoditiuntuk negara A dan B pada tingkat harga internasional (px/py) W dan tingkat upah (harga faktor produksi) juga akan sama di negara A dan negara B pada tingkat upah internasional (w/r) W. 4. Perdagangan internasional akan menguntungkan factor abundance dan merugikan scare abundance,karena suatu negara akan mengekspor barang yang dalam produksi lebih banyak menggunakan faktor produksi yang melimpah di negaranya. Dengan faktor produksi yang melimpah di negaranya ia bisa memproduksi dalam jumlah yang besar dan harga yang relatif lebih murah di banding dengan negara lain. Sehingga ia dapat mengekspor ke negara lain yang secara otomatis harga jual internasional akan lebih tinggi dari harga jual dalam negeri. Maka ia akan mendapatkan keuntungan dalam perdagangan ini. Sementara negara yang scare abundance pasti tidak bisa memproduksi dengan harga yang murah,sebab harga faktor produksinya pasti lebih mahal. Untuk itu ia memerlukan biaya yang besar dalam memproduksi barang. Dalam perdagangan internasional,suatu negara akan mengekspor barang yang dapat di produksi dengan faktor produksi yang melimpah di negaranya dan akan mengimpor barang yang dalam produksinya membutuhkan faktor produksi yang langka dan mahal di negaranya. Berarti negara yang scare abundance hanya dapat mengimpor barangbarang karena mereka memiliki faktor produksi yang mahal. Sehingga ia tak dapat mengekspor barang ke negara lain karena biaya produksi dan harga barang tersebut pasti akan mahal jika dibandingkan negara lain,maka mereka tidak dapat bersaing harga dengan negara yang memproduksi barang yang memiliki faktor produksi yang melimpah. Hal ini telah di