BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh : Ir. Saptawati

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR

BAB IV ANALISIS DATA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB V PENUTUP Kesimpulan

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membangun Akhlak. aqidah akhlak bertugas menjalankan program-program yang telah

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

AGAMA ISLAM KOMPETENSI YANG DIUJIKAN INDIKATOR

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS IV - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam pendidikan sangat diutamakan dan ditekankan dalam rangka

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Tahun 2017

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

Transkripsi:

45 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG A. Analisis Materi Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang Banyak pendapat pendidikan yang dikemukakan para ahli tentang struktur agama Islam, di antaranya menyebutkan bahwa ajaran Islam itu terdiri atas aqidah dan syariah, sementara ahli yang lain menyebutkan i tikad, akhlak dan amal shaleh. Aqidah, syariah dan akhlak merupakan tiga hal yang tak bisa dipisahkan. Dalam prakteknya ketigannya menyatu secara utuh dalam peribadi seorang muslim. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa, hakikat pendidikan akhlak adalah inti pendidikan semua jenis pendidikan karena ia mengarahkan pada terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam arti terhadap dirinya maupun terhadap luar dirinya. Dengan demikian, pendekatan pendidikan akhlak bukan monolitik dalam pengertian harus menjadi nama bagi suatu mata pelajaran atau lembaga, melainkan terintegrasi kedalam bagian mata pelajaran atau lembaga. Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru di MI Islamiyah Kluwih, mengenai materi pendidikan akhlak, maka dapat dianalisis sebagai berikut.

46 1. Materi ritual pagi meliputi berdoa pagi, membaca Qs. Al-Fatihah, membaca asmaul husna, dan membaca do a kepada kepada kedua orang tua 2. Materi ritual khusus setiap pulang sekolah, yaitu membaca surat Al-Ashr, membaca syi ir tanpa waton karangan Kyai Haji Abdul Wachid alias mbah Gusdur 3. Materi ritual khusus Jum at Kliwon pagi yaitu pembacaan ayat mujahadah dan istoghotsah 4. Materi hafalan surat-surat pendek bagi kelas I, II dan III, yaitu Qs. Al- Fatihah, Qs. An-Nas, Qs. Al-Falaq, Qs. Al-Ikhlas, Al-Lahab, Qs. An-Nasr, Qs. Al-Kautsar 5. Materi hafalan hadits-hadits yaitu hadits tentang keutamaan sholat berjamaah, hadits tentang kebersihan, hadits tentang keutamaan memberi 6. Materi bertutur sapa yang baik ketika berada di sekolah dengan menggunakan bahasa krama yang baik, tidak memakai bahasa ngoko 7. Materi tentang bertingkah laku yang baik kepada kedua orang tua, guru di sekolah dan dengan teman sekolah 8. Materi praktek ibadah, seperti wudlu, sholat dilaksanakan setiap pulang sekolah, khususnya bagi peserta didik kelas IV, V dan VI dan ntuk pelaksanaan praktek puasa dan zakat dilaksanakan khusus pada bulan ramadhan.

47 B. Analisis Metode pendidikan akhlak di MI Islamiyah Kluwih Bandar Batang Metode pendidikan akhlak sudah diterapkan di MI Islamiyah Kluwih sejak madrasah lahir. Penerapan metode dalam pendidikan akhlak tidak hanya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak saja, tetapi di semua bidang mata pelajaran. Terbukti dalam hal kenaikan kelas peserta didik yang tidak memiliki akhlakul karimah tidak akan naik kelas, walaupun ia memiliki prestasi mata pelajaran yang baik. Dari sini terlihat jelas betapa pentingnya menanamkan akhlakul karimah. Ternyata dalam prakteknya MI Islamiyah Kluwih banyak melahirkan alumni yang berprestasi tinggi dan berakhlakul karimah. Hal ini dibuktikan dengan prestasi MI Islamiyah Kluwih baik akademik maupun non akademik. Padahal MI Islamiyah Kluwih tergolong dalam madrasah yang berada di pedesaan. Peneliti berergumen bahwa MI Islamiyah Kluwih harus mempertahankan nilai-nilai akhlakul karimah. Tidak perlu menjadikan faktor penghambat sebagai beban, tetapi jadikan itu sebagai tanggungjawab madrasah yang harus dihadapi. Hal ini akan memicu kepercayaan dari masyarakat akan pentingnya pendidikan di MI Islamiyah Kluwih. Dengan selalu berpegang teguh pada perjuangan menegakkan akhlakul karimah, maka segala amal ibadah yang dilakukan akan membekas di masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru di MI Islamiyah Kluwih, mengenai metode yang digunakan dalam pendidikan akhlak, maka dapat dianalisis sebagai berikut.

48 1. Metode pembiasaan yaitu dengan memberikan latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti sholat, do a, membaca al-qur an (menghafalkan ayat-ayat atau surat-surat pendek), sholat berjamaah 2. Metode keteladanan dengan memberikan contoh keteladanan cara berpakaian, cara berbicara, dan cara mendidik 3. Metode demonstrasi yaitu dengan cara praktek wudhu yang benar, praktek sholat yang benar 4. Metode kisah/sebuah cerita yang nantinya dapat diaktifkan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya kisah Qorun yang dengan ketamakannya, sehingga kita perlu menjauhi sikap tamak 5. Metode nasehat, di mana nasehat guru adalah hal yang penting agar memperoleh nilai yang baik, sehingga para guru diharapakan dapat memberikan nasehat sebagaimana mestinya 6. Metode perhatian, di sini guru diharapkan untuk memperhatikan dan senantiasa mengikuti dan mengontrol peserta didiknya dalam berbagai kegiatan di sekolah, baik itu kegiatan rutinitas maupun bagaimana bersikap dan bertutur kata dengan warga sekolah yang lain 7. Metode pemberian hadiah dan hukuman. Bagi peserta didik yang memiliki akhlak yang baik mereka diberi hadiah berupa nilai/angka plus, sedangkan bagi peserta didik yang kurang berakhlakul karimah mereka diberi hukuman. Hukuman di sini, bukan berupa hukuman fisik namun lebih kepada hukuman guna pembelajaran.

49 C. Analisis Faktor Penunjang dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Segenap pelaksana pendidikan di MI Islamiyah Kluwih selalu memberikan pengarahan kepada seluruh masyarakat bahwa sekolah di MI setara dengan Sekolah Dasar (SD) bahkan MI memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh SD. Dari sini dapat diambil analisa bahwa masyarakat Desa Kluwih dalam memasukkan anaknya ke sekolah selalu mempertimbangkan efek keduniawian. Terlihat jelas bahwa masyarakat lebih memilih sekolah di sekolah Negeri yang menjanjikan lulus dengan prestasi tinggi dan bisa melanjutkan ke jenjang sekolah yng lebih tinggi di sekolah negeri pula, yang pada ujungnya berharap anaknya akan mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Masyarakat belum sepenuhnya menyadari betapa pentingnya akhlakul karimah putra-putrinya. Jika dikaitkan dengan kerangka teoritis yang peneliti sampaikan, maka dapat dianalisa bahwa metode pendidikan akhlak memberikan dampak yang positif, terutama bagi akhlak peserta didik. Melalui metode pendidikan akhlak seorang guru tidak perlu bersusah payah menjelaskan bagaimana seharusnya bersikap. Seorang guru dapat mempraktekkan secara langsung kepada peserta didik. Dengan seperti itu maka peserta didik akan sangat mudah untuk meneladani perilaku guru. Apalagi di zaman sekarang, di mana pergaulan dan peradaban seakan tanpa filter. Satu-satunya alternatif yang dapat diambil oleh guru ialah melalui sikap dan perilaku keteladanan.

50 Nampak jelas bahwa peribahasa jawa yang mengatakan guru adalah sosok orang yang digugu dan ditiru. Dengan kata lain bahwa guru atau pendidik harus mempunyai prinsip yang dapat diterima oleh peserta didik. Selain itu segala perbuatan, sikap, dan perilaku guru harus mencerminkan akhlakul karimah yang dapat diikuti atau dicontoh oleh peserta didik. Seperti yang sudah berlangsung di MI Islamiyah Kluwih, observasi yang peneliti lakukan menunjukkan adanya hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan gurunya. Tidak ada seorang peserta didik pun yang memiliki rasa takut kepada gurunya, yang ada justru peserta didik bertawadhu, rendah diri, dan menghormati guru-gurunya. Pendidik atau guru di MI Islamiyah Kluwih tidak pernah menunjukkan perilaku yang membuat peserta didik mempunya rasa takut, karena semenjak kelas I peserta didik sudah dibiasakan menyandarkan rasa takutnya hanya kepada Allah Swt. Tiada dzat yang pantas ditakuti kecuali Allah Swt. MI Islamiyah Kluwih pada saat liburan, baik libur semester maupun libur hari raya, madrasah bekerja sama dengan TPQ dan Madrasah Diniyah sekitar untuk mengadakan serangkaian kegiatan Islami, misalnya: Pengajian, Kajian kitab, Batsul masail, pesantren kilat, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta didik agar tidak terjerumus dengan pergaulan budaya yang dibawa oleh masyarakat yang pulang dari tanah rantau. Melihat kondisi peserta didik yang sudah terbiasa dengan kegiatan yang padat, maka tidak seorang peserta pun yang tidak mengikuti kegiatankegiatan yang dibuat oleh madrasah. Dalam menyusun rencana kegiatan

51 liburan sekolah, pihak madrasah selalu berkoordinasi dan bermusyawarah dengan orang tua atau wali peserta didik, melalui rapat komite, musyawarah dewan alumni MI Islamiyah Kluwih. Dengan cara ini orang tua atau wali peserta didik dapat memberi semangat kepada putra putrinya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh madrasah. Jika ada permasalahan tentang pribadi peserta didik, madrasah selalu berkomunikasi dengan orang tua atau wali peserta didik. Apapun kegiatan yang direncanakan oleh madrasah dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan keikhlasan peserta didik. Peneliti menanggapi bahwa langkah tersebut merupakan langkah yang positif. Melalui langkah tersebut maka tindakan amoral dapat dihindari. Melihat betapa besar pengaruh budaya yang dibawa oleh para perantau, maka perlu adanya penanaman akhlak sejak dini. Terutama bagi peserta didik di MI Islamiyah Kluwih. Dengan demikian peserta didik tidak akan terjerumus dalam pergaulan budaya baru yang berdampak negatif bagi perkembangan peserta didik itu sendiri. Nampak jelas bahwa ruang gerak peserta didik dibatasi oleh kegiatankegiatan yang positif. Kajian ini menunjukkan bahwa semakin banyak waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik, maka semakin terbuka lebar kesempatan peserta didik untuk berbuat hal-hal yang kurang baik. Sebaliknya semakin sedikit waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik, maka kesempatan berbuat hal-hal yang tercela akan semakin berkurang, bahkan tidak ada kesempatan untuk itu.

52 Jika peneliti melihat dari sudut pandang peserta didik, peneliti menilai bahwa peserta didik merasa agak jenuh dan terkekang. Tetapi observasi peneliti menunjukkan bahwa madrasah tidak monoton mengadakan kegiatankegiatan yang menjenuhkan. Sesekali madrasah mengadakan refresing Islami, dengan berziarah ke makam wali, mengadakan outbond di luar madrasah dan lain sebagainya. Adapun perilaku-perilaku pendidik yang patut diteladani oleh peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Berkata jujur sopan dan santun kepada siapapun; 2. berjiwa besar dan sabar dalam menghadapi perilaku peserta didik; 3. Berpakaian rapi, sopan serta menutup aurat saesuai denagn tuntunan syariat Islam; 4. Tepat waktu dalam melaksanakan kegiatan termasuk kegiatan ibadah; 5. Menjaga kebersihan baik kebersihan badan, pakaian, dan perkataan; 6. Menyandarkan rasa takut hanya kepada Allah Swt; 7. Menghormati orang yang layak dihormati; 8. menghargai yang lebih muda; 9. menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku

53 Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru di MI Islamiyah Kluwih, mengenai faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan akhlak, maka dapat dianalisis sebagai berikut. 1. Faktor Penunjang a. Lingkungan madrasah yang merupakan lingkungan masyarakat yang memiliki kesadaran berakhlakul karimah tinggi b. Keberadan pengajar/guru madrasah yang memiliki latar belakang pondok pesantren c. Komitmen yayasan yang kuat dengan perpegang teguh pada nilai-nilai akhlakul karimah d. Sebagian besar peserta didik adalah putra alumni pondok pesantren, sehingga mereka memiliki bekal akhlakul karimah yang mapan e. Peserta didik yang sebagian besar mengisi waktu sore hari untuk sekolah di madrasah diniyah (Madin) dan TPQ yang ada di Desa Kluwih 2. Faktor Penghambat a. Sebagian kecil/sekelompok masyarakat yang masih berkeyakinan bahwa sekolah di MI tidak bisa melanjutkan ke sekolah menengah negeri b. Kondisi masyarakat Desa Kluwih yang sebagian besar merantau ke Jakarta, pada saat pulang kampung/mudik banyak yang membawa budaya baru yang kurang sesuai dengan syariat Islam, sehingga peserta didik dikhawatirkan akan mengikuti budaya tersebut

54 3. Solusi Pengarahan dari MI Islamiyah Kluwih a. Kurikulum ganda yakni kurikulum dari Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama. b. Melahirkan generasi penerus yang intelek dan berakhlakul karimah dengan berpedoman pada Al-Qur an, Hadits, Ijma, dan Qiyas. c. Memiliki jam tambahan khusus bagi peserta didik yang akan mendalami bidang tertentu, misalnya: BTQ, komputer, pelatihan bahasa Arab dan Inggris, dan pengembangan pendalaman Al-qur an. d. Pada saat liburan, baik libur semester maupun libur hari raya, madrasah bekerja sama dengan Madin dan TPQ untuk mengadakan serangkaian kegiatan Islami, seperti pengajian, kajian kitab, pesantren.