BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah :

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

Pengukuran dalam Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk indonesia Menurut Pulau Tahun 1930, 1961, 1971, 1980, dan 1990 (juta)

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Demografi. By. Irma Nurianti, SKM. Mkes

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh Negara - Negara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demo adalah rakyat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

Ruang Lingkup dan Fungsi Dasar Mempelajari Ilmu Kependudukan

K A T A P E N G A N T A R

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

BAB III TELAAH DEMOGRAFIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Suatu perencanaan kependudukan adalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya.

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

DEMOGRAFI. Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat

Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

PENDAHULUAN SUMBER DATA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

PERTEMUAN 6 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antar antara

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi

Kota Administrasi Jakarta Utara. Data Agregat per Kecamatan

Ditulis oleh Administrator Senin, 26 Desember :43 - Terakhir Diperbaharui Senin, 09 Januari :16

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang artinya rakyat atau penduduk dan Grafien yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan mengenai rakyat atau penduduk. Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk dan pengaruhnya dari proses demografis itu sendiri, yakni: fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Menurut Hawthorn, demografi adalah ilmu mengenai interaksi tingkat perkembangan dari kelahiran, kematian, dan migrasi serta dampak dari perubahan tersebut dan perkembangannya. Menurut Philip M.Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas, mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial.

Ketiga defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut. Pertama, mempelajari jumlah dari hasil distribusi suatu daerah. Kedua, mendeskripsikan pertumbuhan dan persebaran pada masa lampau dengan sebaikbaiknya. Ketiga, mengembangkan sebab akibat dari perkembangan penduduk dan aspek organisasi lain. Keempat, memprediksi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dari hasil telaah yang sudah ada. 2.1.1 KomposisiPenduduk Komposisi penduduk adalah perbandingan atau susunan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan ekonomi Ada dua bagian yang dibahas dalam komposisi penduduk, yaitu komposisi penduduk menurut umur dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Usia belum produktif (kelompok umur <14 tahun) 2. Usia produktif (kelompok umur antara 15-64 tahun), dan 3. Usia tidak produktif (kelompok umur > 64 tahun)

Komposisi menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan penduduk. 2.1.2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk dan luas wilayahnya. Satuan luas wilayah yang umumnya digunakan adalah km 2. Kepadatan penduduk (KP) dapat dihitung menggunakan rumus: Kepadatan penduduk (KP) = Jumlah Penduduk suatu wilayah Luas wilayah Kepadatan penduduk di suatu daerah tidaklah sama. Ada beberapa macam kepadatan penduduk, yaitu: 1. Kepadatan penduduk Aritmatik 2. Kepadatan penduduk Agraris

3. Kepadatan penduduk Fisiologis 4. KepadatanpendudukEkonomis 2.1.3 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio=SR) Rasio jenis kelamin/sex Ratio merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio=SR) dapat ditulis dengan rumus: SR = Male Female x 100 Keterangan: SR = Rasio jenis kelamin Male = Jumlah penduduk laki-laki Female = Jumlah penduduk peerempuan

2.1.4 Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR) Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR) adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan usia subur (usia melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Rasio anak perempuan merupakan salah satu ukuran kelahiran yang sederhana dan datanya didapat dari hasil sensus penduduk. Makin besar angka rasio anak perempuan memberikan gambaran semakin tinggi tingkat kelahiran. Rasio anak perempuan dapat dihitung dengan rumus: CWR = P(0 4) Pf (15 49) x 100 Keterangan : CWR = Rasio Anak Perempuan ( Child Women Ratio) P(0-4) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun Pf(15-49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun

2.2 Manfaat proyeksi penduduk Proyeksi penduduk adalah perhitungan kondisi masa depan yang mungkin terjadi dengan menggunakan asumsi, seperti angka kelahiran, kematian, dan migrasi saat ini tidak berubah. Manfaat proyeksi penduduk, yaitu: 1. Mengetahui keadaan penduduk pada masa kini, yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat pelayanan yang ideal. 2. Mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang, yaitu berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana. 3. Mengetahui pengaruh berbagai kejadian terhadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. 2.3 Metode yang digunakan Metode Eksponensial memiliki asumsi bahwa persentase pertumbuhan penduduk sama setiap hari. Metode eksponensial dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

P t = P o.e rt Keterangan: P t : jumlah penduduk tahun ke t (jiwa) P o : jumlah penduduk tahun ke awal (jiwa) r : laju pertumbuhan penduduk (% pertahun) t : rentang waktu antara Po dan Pt (tahun)