BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

KERAGAAN DESAIN CANTRANG PADA KAPAL UKURAN < 30 GT DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH

Bentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar

Bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang

Bentuk baku konstruksi pukat hela arad

Bentuk baku konstruksi pukat hela ikan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk baku konstruksi pukat hela ganda udang (double rigger shrimp trawl)

KAJIAN TEKNIS PENGOPERASIAN CANTRANG DI PERAIRAN BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR NOVELDESRA SUHERY

BAB III BAHAN DAN METODE

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

KAJIAN TEKNIS DAN KARAKTERISTIK KAPAL LONGLINE DI PERAIRAN PALABUHAN RATU

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Ikan Alat tangkap cantrang Definisi dan klasifikasi alat tangkap cantrang

PENGARUH LAMA PENARIKAN PADA PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP CANTRANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN BRONDONG.

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

PSPK STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

STUDI PERBANDINGAN UKURAN ALAT TANGKAP DENGAN KEKUATAN MESIN KAPAL PUKAT UDANG

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP CANTRANG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN BULU KABUPATEN TUBAN

BAB III BAHAN DAN METODE

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

4 KONDISI PERIKANAN DEMERSAL DI KOTA TEGAL. 4.1 Pendahuluan

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN ALAT CANTRANG DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

PENINGKATAN EFISIENSI PENANGKAPAN PADA MODIFIKASI ALAT TANGKAP BOAT SEINE YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH

UJI OPERASIONAL ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN JARING CIKER (JARING TIGA LAPIS ATAU TRAMMEL NET)

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

SUATU TINJAUAN TENTANG MINI TRAWL DI MUARO ANAI KOTA PADANG DAN AIR HAJI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BULETIN PSP ISSN: X Volume 21 No. 1 Edisi April 2013 Hal 11-17

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Cantrang Alat tangkap cantrang

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI ALAT TANGKAP ARAD (GENUINE SMALL TRAWL) DAN ARAD MODIFIKASI (MODIFIED SMALL TRAWL) DI PPP TAWANG KENDAL

KESESUAIAN DESAIN DAN KONSTRUKSI CANTRANG PADA KAPAL 20 GT UNTUK PENINGKATAN PERFORMA OPERASIONAL

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

HASIL TANGKAPAN MINI TRAWL UDANG PADA BERBAGAI PANJANG WARP DAN LAMA TARIKAN

Jaring Angkat

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

STUDI PERIKANAN LORE DI KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG

PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

KAJIAN PENGELOLAAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN PUKAT UDANG: STUDI KASUS DI LAUT ARAFURA PROVINSI PAPUA AZMAR MARPAUNG

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Keywords: Konstruksi Alat Tangkap, Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse seine), Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP DOGOL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) UJUNG BATU JEPARA

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

: Perikanan Tangkap Udang Nomor Sampel Kabupaten / Kota : Kecamatan : Kelurahan / Desa Tanggal Wawancara : Nama Enumerator :..

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

3 METODOLOGI PENELITIAN

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap payang

Income Level Differences Fisherman and The Financial Feasibility of Fishing Industries Payang and Cantrang in Coastal Fishing Port Tawang Kendal

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN ONE DAY FISHING DENGAN ALAT TANGKAP MULTIGEAR DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

ABSTRACT. KAHARUDDIN SHOLEH. The Analysis of Ship Visits, Production and Fish Prices Relationship at Brondong Fishing Port. Under Supervision of EKO

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN CANTRANG DI PERAIRAN BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR ACHMAD ALEXANDER LEO

KARAKTERISTIK ARMADA PENANGKAPAN DOGOL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU KOTA SERANG-BANTEN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Technical Suitability Ratio Buoyancy Force and Sinking Force in Purse Seine Type Waring in TPI Sendang Sikucing, Kendal

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS ALAT TANGKAP JARING RAMPUS DI PPN KARANGANTU PROVINSI BANTEN YOHAN JIMMY RONALDO

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di TPI Ujong Baroh, Aceh Barat, Aceh

CANTRANG: MASALAH DAN SOLUSINYA

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

TEKNIS PENGOPERASIAN BOTTOM TRAWL DENGAN MENGGUNAKAN KR BARUNA JAYA IV DI PERAIRAN ARAFURA

PENGARUH PERIODE HARI BULAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN DAN TINGKAT PENDAPATAN NELAYAN BAGAN TANCAP DI KABUPATEN SERANG TESIS JAE WON LEE

Transkripsi:

BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 97-104 KAJIAN TEKNIS PENGOPERASIAN CANTRANG DI PERAIRAN BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR (Technical Analysis on The Operation of Danish Seine Net in Brondong Waters, Lamongan Regency, East Java) Oleh: Mochammad Riyanto 1, Ari Purbayanto 1, Wazir Mawardi 1, dan Noveldesra Suheri 2 ABSTRACT The use of cantrang grows up as an alternative fishing replacing trawl. Cantrang has different nomenclature used by fishers all Indonesia regions, however there are any regions using the name of cantrang as camouflage of a trawl. National Standardization Agency issued a standard form of cantrang construction (SNI 01-7236-2006) to standardize the gear of cantrang in Indonesia. The objectives of this research are to examine the cantrang construction, and operation aspects of cantrang fisheries in Brondong Waters, Lamongan, East Java. This research was conducted measuring the construction of cantrang, direct by observation following fishing operation trips and interview to the owner and crew of the vessel. The result showed that construction of cantrang in Brondong has differences on some parts to SNI 01-7236-2006, but these differences did not change the form of cantrang. The use of winch to pull the rope is able to accelerate the process of fishing operation thus was increasing the catch. Key words: cantrang, construction, form, PPN Brondong, SNI 01-7236-2006 ABSTRAK Penggunaan alat tangkap cantrang semakin berkembang sebagai alternatif teknologi penangkapan ikan pengganti trawl. Cantrang memiliki nomenklatur yang berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia, namun ada di beberapa daerah yang menggunakan nama cantrang untuk menyamarkan alat tangkap trawl. Badan Standardisasi Nasional mengeluarkan bentuk baku cantrang dengan SNI 01-7236-2006 untuk menstandarkan alat tangkap cantrang di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konstruksi, pengoperasian, perikanan cantrang yang terdapat di perairan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur konstruksi cantrang, observasi dengan mengikuti trip operasi penangkapan dan mewawancarai pemilik serta ABK kapal. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa cantrang yang terdapat di PPN Brondong memiliki perbedaan pada beberapa bagian konstruksi dengan SNI 01-7236-2006, namun perbedaan tersebut tidak merubah bentuk dari alat tangkap cantrang. Penggunaan gardan/winch untuk menarik tali selambar mampu mempercepat proses operasi, sehingga meningkatkan hasil tangkapan. Kata kunci: cantrang, kontruksi, bentuk, PPN Brondong, SNI 01-7236-2006 1 Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan; FPIK IPB Korespondensi: mh_ryn@yahoo.com 2 Alumni Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan; FPIK IPB

98 BULETIN PSP XIX (1), April 2011 PENDAHULUAN Cantrang merupakan salah satu jenis alat tangkap yang termasuk ke dalam pukat kantong (seine net) (Nomura dan Yamazaki, 1997 dan Subani dan Barus, 1989). Alat tangkap ini berfungsi untuk menangkap sumberdaya ikan demersal yang dioperasikan dengan cara dilingkarkan pada perairan dan kemudian ditarik ke atas kapal dengan menggunakan tenaga manusia ataupun bantuan mesin. Berdasarkan bentuknya alat tangkap ini mirip dengan payang, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Secara konstruksi cantrang terbuat dari jaring dengan dua panel (seam), memiliki bentuk dan ukuran sayap yang sama pada dua buah sisinya tanpa dilengkapi alat pembuka mulut jaring (otter board). Cantrang merupakan alat tangkap yang berkembang dengan pesat sebagai pengganti trawl, dimana trawl telah dilarang beroperasi di wilayah Indonesia sejak diterbitkannya Keppres No. 39 tahun 1980. Teknologi ini berkembang dari Pantai Utara Jawa bagian timur menyebar ke wilayah barat, bersamaan dengan penggunaan winch berporos gardan mobil untuk penarikan tali selambar sewaktu hauling (Bambang, 2006). Cantrang merupakan jenis alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Terdapat 1.441 unit cantrang dari total 1.528 unit alat tangkap yang beroperasi di PPN Brondong (PPN Brondong, 2008). Alat tangkap cantrang yang berkembang di seluruh wilayah Indonesia memiliki nomenklatur yang berbeda-beda. Nelayan di Lamongan menyebut alat tangkap cantrang dengan nama payang dan dogol meskipun sejatinya alat tangkap tersebut adalah cantrang. Namun, di beberapa daerah lain seperti Selat Malaka dan beberapa daerah di Pulau Jawa nama cantrang digunakan untuk jenis alat tangkap trawl. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penggunaan nama berbagai jenis alat tangkap, Badan Standardisasi Nasional mengeluarkan standar baku konstruksi dari beberapa jenis alat tangkap, salah satunya adalah standar bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang yang dikeluarkan pada tahun 2006 dengan nomor SNI 01-7236-2006. Melalui standar bentuk baku konstruksi ini diharapkan tidak ada lagi pengelabuan terhadap penggunaan nama dari berbagai jenis alat tangkap khususnya cantrang. Perlunya kajian teknis baik secara konstruksi maupun operasional dari jenis alat tangkap cantrang ini penting dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai alat tangkap cantrang yang semakin berkembang. Informasi mengenai aspek teknis operasional ini diperlukan untuk kepentingan pengelolaan dan evaluasi kinerja teknis dari alat tangkap cantrang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis spesifikasi teknis unit penangkapan cantrang, mengkaji aspek teknis pengoperasian cantrang yang berbasis di PPN Brondong Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009 di PPN Brondong, Lamongan, Jawa Timur dengan melakukan pengukuran terhadap alat tangkap cantrang dan mengikuti trip operasi penangkapan ikan selama satu minggu dengan alat tangkap cantrang di perairan selatan Pulau Bawean, Jawa Timur. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran dan jangka sorong untuk mengukur bagian-bagian alat tangkap, tachometer untuk mengukur kecepatan rpm mesin kapal, kamera untuk dokumentasi, GPS untuk menetukan titik-titik daerah penangkapan ikan, stopwatch untuk menghitung waktu masing-masing tahapan operasi

M. Riyanto et.al- Kajian Teknis Pengoperasian Cantrang di Perairan Brondong 99 penangkapan ikan, buku identifikasi untuk mengidentifikasi jenis hasil tangkapan, timbangan untuk mengukur bobot hasil tangkapan, dan kuisioner untuk mengumpulkan data dari responden. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) satu unit penangkapan cantrang yaitu kapal KM Semijaya dengan ukuran dimensi kapal (L x B x D) 10 x 5 x 1, 75 m, bobot kapal 6 GT, motor penggerak 2 unit Yanmar 30 PK dan 1 unit Yanmar 23 PK, Mesin bantu Gardan 30 PK (stationary diesel engine), (2) Alat tangkap pukat tarik cantrang dengan ukuran panjang total 52,9 m. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan studi kasus. Survei dilakukan terhadap kondisi perikanan cantrang yang terdapat di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Metode studi kasus diterapkan pada kajian operasional unit penangkapan cantrang KM. Semi Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan pukat tarik cantrang KM Semijaya dan wawancara kepada nelayan pemilik, nahkoda dan ABK kapal cantrang di PPN Brondong. Data sekunder didapatkan dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Lamongan dan Tempat Pelelangan Ikan PPN Brondong. Bentuk konstruksi cantrang dianalisis dengan cara membandingkan hasil pengukuran konstruksi pukat tarik cantrang di PPN Brondong dengan standar bentuk baku pukat tarik cantrang yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui SNI 2006 dengan nomor SNI 01-7236-2006. Kriteria perbandingan meliputi perbandingan bagian-bagian pukat kearah memanjang dan perbandingan kearah melintang. Perbandingan juga dilakukan terhadap bahan material dan ukuran mata jaring (mesh size) serta jumlah kisi (lembaran jaring) pada masingmasing bagian pukat tarik cantrang. Analisis penggunaan alat bantu penangkapan (gardan/kapstan) dilakukan untuk mendapatkan nilai kecepatan penarikan gardan/kapstan, dihitung dengan rumus teoritis sebagai berikut (BBPPI, 2005): Dimana: V = π x n x d V = kecepatan tarik kapstan (m/menit), π = 3,14, n = putaran kapstan (rpm), dan d = diameter kapstan (0,22m). HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Pukat Tarik Cantrang Alat tangkap cantrang terdiri atas bagian utama yaitu: sayap, badan jaring, dan kantong. Selain itu, terdapat bagian-bagian lain yaitu: tali selambar, tali ris atas, tali ris bawah, pemberat, pelampung, dan danleno. Berdasarkan hasil pengukuran pukat tarik cantrang di PPN Brondong didapatkan ukuran panjang masing-masing bagian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

100 BULETIN PSP XIX (1), April 2011 Tabel 1 Ukuran panjang setiap bagian konstruksi jaring jaring Nama bagian Panjang bagian (m) a Panjang mulut jaring 55,000 b Panjang total jaring 51,494 c Panjang bagian sayap atas 25,965 d Panjang bagian sayap bawah 25,965 e Panjang bagian badan jaring 22,529 f Panjang bagian kantong jaring 3,000 g1 Lebar ujung belakang sayap atas 18,400 g2 Lebar ujung depan sayap atas 19,000 h Setengah keliling mulut jaring 27,500 h1 Lebar ujung belakang sayap bawah 18,400 h2 Lebar ujung depan sayap bawah 19,000 i Lebar ujung depan badan 44,220 i1 Lebar ujung belakang badan 7,500 j1 Lebar ujung belakang kantong 4,000 l Panjang tali ris atas 51,300 m Panjang tali ris bawah 51,300 Tabel 2 Perbandingan secara memanjang bagian-bagian jaring Unsur perbandingan Standar SNI Nilai aktual Keterangan l/m 0,890-1,035 1,000 Sesuai l/b 0,935-1,090 0,996 Sesuai m/b 0,970-1,130 0,996 Sesuai a/b 1,095-1,275 1,068 Lebih kecil c/b 0,535-0,625 0,504 Sayap lebih pendek d/b 0,535-0,625 0,504 Lebih kecil Sqr/b - - - e/b 0,340-0,395 0,438 Badan lebih panjang f/b 0,050-0,060 0,058 Sesuai Tabel 3 Perbandingan secara melintang bagian-bagian jaring Unsur perbandingan Standar SNI Nilai aktual Keterangan g2/h 0,535-0,625 0,691 Lebih besar g1/h 0,935-0,840 0,669 Lebih kecil h2/h 0,535-0,625 0,691 Lebih besar h1/h 0,725-0,840 0,669 Lebih kecil i/h 1 1,608 Lebih besar i1/h 0,160-0,185 0,273 Lebih besar j/h 0,070-0,080 0,145 Lebih besar j1/h 0,070-0,080 0,145 Lebih besar Berdasarkan hasil perbandingan bagian-bagian jaring cantrang sesuai kriteria SNI 01-7236-2006 secara memanjang dan melintang didapatkan hasil seperti ditunjukkan pada pada Tabel 2 dan Tabel 3.

M. Riyanto et.al- Kajian Teknis Pengoperasian Cantrang di Perairan Brondong 101 Berdasarkan hasil perbandingan bagian-bagian cantrang secara memanjang dapat diketahui bahwa nilai a/b (panjang mulut terhadap panjang total jaring) memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai SNI dengan selisih 0,027. Begitu juga dengan nilai c/b dan d/b (panjang sayap terhadap panjang total jaring) memiliki nilai yang lebih kecil 0,0031. Hal ini berarti bahwa cantrang di PPN Brondong ini memiliki konstruksi yang sedikit lebih pendek pada bagian sayap dari standar SNI. Nilai e/b (badan jaring terhadap panjang total jaring) memiliki nilai yang lebih besar 0,043. Hal ini menunjukkan bahwa konstruksi cantrang di PPN Brondong memiliki bagian badan jaring yang lebih panjang dibandingkan standar SNI. Tujuan pembuatan badan yang lebih panjang ini adalah agar ikan yang sudah tertangkap sulit untuk meloloskan diri. Batas atas SNI Nilai aktual Batas bawah SNI l/m 1.5 e/b 1 0.5 l/b 0 d/b m/b c/b a/b Gambar 1 Perbandingan cantrang di PPN Brondong dengan SNI secara memanjang Batas atas SNI Nilai aktual Batas bawah SNI j/h j1/h 1.5 1 0.5 g2/h 2 0 g1/h h2/h i1/h h1/h i/h Gambar 2 Perbandingan cantrang di PPN Brondong dengan SNI secara melintang Secara melintang konstruksi pukat tarik cantrang yang terdapat di PPN Brondong memiliki ukuran yang lebih besar daripada standar baku konstruksi SNI. Perbedaan ukuran yang lebih besar ini bertujuan supaya mampu menghadang ikan dengan sapuan yang lebih lebar. Perbandingan jumlah kisi (lembaran jaring) yang digunakan pada masing-masing bagian pukat tarik cantrang yang terdapat di PPN Brondong dengan SNI 2006 disajikan pada Tabel 4.

102 BULETIN PSP XIX (1), April 2011 Tabel 4 Perbadingan jumlah kisi pada bagian jaring jaring Standar SNI Nilai aktual Keterangan sayap atas 4-6 kisi jaring 5 Sesuai sayap bawah 4-6 kisi jaring 5 Sesuai square - - - badan jaring 5-7 kisi jaring 15 Badan lebih panjang kantong 1-2 kisi jaring 1 Sesuai Perbandingan konstruksi pukat tarik cantrang berdasarkan jumlah kisi-kisi jaring menunjukkan bahwa secara umum pukat tarik cantrang di PPN Brondong sesuai dengan standar SNI, tetapi ada perbedaan pada bagian badan jaring yang memiliki jumlah kisi lebih banyak yaitu 15 sehingga badan jaring menjadi lebih panjang. Perbandingan bahan material dan ukuran mesh size yang digunakan pada masing-masing bagian jaring dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan bahan material yang digunakan, cantrang di PPN Brondong dominan menggunakan jenis bahan PE (Polyethylene), tetapi pada beberapa bagian kisi jaring menggunakan jenis bahan PA (Polyamide). Penggunaan bahan PA karena bahan ini merupakan bahan yang mudah tenggelam di dalam air. Tujuannya agar jaring lebih cepat tenggelam. Berdasarkan ukuran mata jaring (mesh size), cantrang di PPN Brondong sesuai dengan SNI, bahkan pada bagian kantong memiliki mesh size yang lebih besar agar ikan yang kecil dapat meloloskan diri. Tabel 5 Material dan ukuran mata jaring jaring Bahan material Ukuran mesh size Standar SNI Realisasi Standar SNI Realisasi sayap atas PE 380 d/6 - d/9 Atau R 280-420 Tex Ø = 0,64 ~ 0,83 mm PE Ø 18-24 dan PA 160 Ø 1,5 mm 101,6 ~ 203,3 mm (4 ~ 8 inch) 160-190 mm sayap bawah PE 380 d/6- d/9 Atau R 280-420 Tex Ø = 0,64 ~ 0,83 mm PE 185 - PE 190 Ø 18-24 dan PA 160 Ø 1,5 mm 101,6 ~ 203,3 mm (4 ~ 8 inch) 160-190 mm badan jaring PE380d/9 d12 PE Ø 12-18 PA Ø 1.5 mm 25,4 101,6 (1 ~ 4 inch) 30-134 mm kantong PE380d/9 d12 PE Ø 18 19,1 ~ 25,4 mm (¾ ~ 1 inch) 30 mm Penggunaan alat bantu penangkapan gardan/kapstan (winch) Gardan/kapstan (winch) adalah alat bantu penangkapan mekanis. Gardan/winch sebagai alat bantu penangkapan berfungsi untuk mempercepat proses penarikan tali selambar pada saat hauling. Dengan adanya garden/winch membuat proses penangkapan berlangsung lebih cepat dan mudah (Thomson, 1969; Bambang 2006; Taufiq, 2008). Spesifikasi garden yang digunakan sebagai berikut: (1) mesin: Donfeng, (2) kekuatan mesin 30 PK, (3) rpm maksimum 2400, (4) lebar kapstan 2,65 m, (5) panjang roda penggulung 30 cm, dan posisi garden dari buritan 5,93 m.

M. Riyanto et.al- Kajian Teknis Pengoperasian Cantrang di Perairan Brondong 103 1200 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 RPM Motor Penggerak RPM Kapstan Gambar 3 Perbandingan rpm motor penggerak dengan penggulung (kapstan) Pengoperasian gardan/winch dilakukan setelah cantrang terpasang di perairan, tali selambar pada masing-masing ujung digulung pada penggulung garden. Kemudian mesin garden dihidupkan dalam posisi stastioner (netral), setelah mendapat instruksi dari kapten kapal, ABK mulai menjalankan penarikan tali selambar dengan memindahkan perseneling mesin garden. Pada tahap awal beban penarikan sangat besar karena tali selambar di perairan masih berbentuk melingkar dan terbuka. Pada tahap ini mesin dijalankan dengan kecepatan rendah dengan kecepatan mesin rata-rata 419 rpm. Kecepatan seperti ini dipertahankan hingga 7 gulung tali selambar berhasil ditarik. Setelah gulungan ke-7 selesai. Kecepatan penarikan ditambah sehingga kecepatan putaran mesin menjadi rata-rata 584,5 rpm. Kecepatan putaran mesin terus-menerus ditingkatkan setiap pertambahan 1 gulung tali selambar hingga gulungan ke-12 sampai akhir kecepatan putaran mesin pada posisi maksimal yaitu 985,1 rpm. Mekanisme kerja mesin gardan yaitu poros mesin gardan akan menggerakkan poros kapstan yang berfungsi untuk menarik tali selambar. Pada poros ini terjadi reduksi putaran untuk menggerakkan penggulung (kapstan). Perbandingan antara rpm motor penggerak dengan rpm penggulung (kapstan) yang diukur dengan menggunakan alat tachometer dapat dilihat pada Gambar 3. Perbandingan kecepatan putaran mesin motor penggerak gardan dengan putaran penggulung (kapstan) yaitu 10:1. Artinya, 10 kali putaran mesin motor penggerak menghasilkan 1 kali putaran kapstan. Pengoperasian gardan/winch memiliki beberapa tahapan kecepatan penarikan. Tabel 6 Kecepatan penarikan tali selambar dengan gardan/winch Kondisi penarikan rpm Kecepatan tarik kapstan kapstan = (πxd xn) Stasioner/netral 0 0,00 Penarikan awal/rendah(7gulung tali selambar) 42 928,35 Penambahan kecepatan awal (gulungan 8-9) 58 39,16 Penambahan kecepatan (gulungan 9-10) 76 51,31 Penambahan kecepatan (gulungan 10-11) 84 56,71 Penarikan kecepatan maksimum (gulungan 12-20) 98 66,16 Penarikan akhir (gulungan 21) 42 28,35 Rata-rata 38,58 m/menit

104 BULETIN PSP XIX (1), April 2011 Untuk mengetahui kecepatan penarikan tali selambar dengan menggunakan gardan, maka dilakukan perhitungan kecepatan penarikan pada beberapa tingkatan kecepatan. Berdasarkan data pengukuran rpm didapatkan hasil perhitungan kecepatan penarikan gardan pada tingkat kecepatan penarikan yang berbeda-beda. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa rata-rata kecepatan penarikan dengan menggunakan gardan adalah 38,58 meter/menit atau 0,64 m/detik. Artinya bahwa untuk menggulung tali selambar sepanjang 1000 meter dalam keadaan normal dibutuhkan waktu rata-rata yaitu 26 menit. KESIMPULAN Cantrang yang terdapat di PPN Brondong memiliki perbedaan bentuk konstruksi dengan bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional tahun 2006 dengan nomor SNI 01-7236-2006. Penggunaan alat Bantu gardan membantu mempercepat proses operasi dengan kecepatan penarikan rata-rata 0,64m/detik. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada BBPPI (Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan) Semarang: Suparman Sasmita S,Pi M,Si, Fachruddin S,Pd, Sri Muryani, Sunarno, Sigit Priyo Wibowo, dan Rindra atas kesempatan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Ayodhyoa. 1973. Fishing methods. Fishing Gear dan Fishing Boat, Fakultas Perikanan IPB, Bogor. 92 hal. Bambang N. 2006. Petunjuk Pembuatan dan Pengoperasian Cantrang dan Rawai Dasar Pantai Utara Jawa Tengah. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan Perikanan. Semarang. [BBPPI] Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. 2005. Bahan Rancangan Standar Nasional Pukat Tarik Cantrang [tidak dipublikasikan]. Semarang: Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan Perikanan. 12 halaman. [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia Bentuk Baku Konstruksi Pukat Tarik Cantrang. SNI 01-7236-2006. Jakarta. BSN. 5 hal Nomura M. & T. Yamazaki. 1977. Fishing Techniques. Tokyo: Japan International Cooperation Agency (JICA). Pp. 206 [PPN Brondong] Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. 2008. Laporan Tahunan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong 2008. Lamongan: PPN Brondong. 70 hal. Subani W & Barus HR. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Lut di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen pertanian. 248 hlm. Taufiq. 2008. Cantrang. [terhubung tidak berkala] www.fiqrin.wordpress.com. [16 Februari 2009]. Thomson D. B. 1969. The Seine Net. London: Fishing News (Books) Ltd. 206 page.