PEMERIKSAAN VISUAL PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBEREAKTOR KARTINI DENGAN METODE UJI TIDAK MERUSAK BORESCOPE EVEREST XLG3

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN PROBE EDDY CURRENT DIFFERENSIAL

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN PROSES

proses oksidasi Butana fase gas, dibagi dalam tigatahap, yaitu :

EVALUASI KINERJA ALAT PENUKAR PANAS RSG-GAS PASCA INSPEKSI. Djunaidi, Aep Saepudin Catur, Syafrul *)

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

MONITORING KETEBALAN PIPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR G.A. SIWABESSY

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODOLOGI PENELITIAN

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

PEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

EVALUASI KEGAGALAN KINERJA SISTEM PENANGKAP BOLA SPONGE SISTEM PEMBERSIH MEKANIK PENUKAR PANAS RSG-GAS

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

INTISARI. iii. Kata kunci : Panas, Perpindahan Panas, Heat Exchanger

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS MATA KULIAH PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

LABORATORIUM PILOT PLAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berlangsung di Laboratorium Sistem Produksi Teknik

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

Prarancangan Pabrik Kimia Propilena Oksida dengan proses Hydroperoxide Kapasitas ton/tahun BAB III

Transkripsi:

PEMERIKSAAN VISUAL PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBEREAKTOR KARTINI DENGAN METODE UJI TIDAK MERUSAK BORESCOPE EVEREST XLG3 Wantana, Marsudi, Wahyu Iman Wijaya -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSRAK PEMERIKSAAN VISUAL PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE REAKTOR KARTINI DENGAN METODE UJI TIDAK MERUSAK BORESCOPE EVEREST XLG3. Telah dilakukan pemeriksaan visual tabung penukar panas tipe shell and tube dengan alat BORESCOPE EVEREST XLG3 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi tabung-tabung penukar panas pada sisi primer dan sisi sekunder serta bufflebuffleyang berada dalam shell (cangkang) bekerja dengan aliran fluida (air) yang kemungkinan terjadi endapan kotoran pada buffle dan lapisan kotoran yang menempel pada dinding tabung. Pemeriksaan meliputi seluruh tabung penukar panas yang sejumlah 72 tabung atau 144 lubang tabung. Untuk pemeriksaan tabung bagian dalam dimulai dari yang lurus sampai bagian U-bend, sedangkan untuk tabung dinding luar dan buffle melalui lubang pipa input sekunder. Dari hasil pemeriksaan terdapat 9 lubang tabung secara visual tampak jelas ada kotoran yang menempel pada dinding tabung sedangkan sisanya yang lain masih bersih. Secara umum kondisi dari tabung penukar panas tipe shell and tube reaktor Kartini masih bersih, meskipun diketahui bahwa ada beberapa tabung secara visual tampak ada kotoran yang menempel pada dinding tabung. PENDAHULUAN P emeriksaan visual alat penukar panas shell and tube reaktor Kartini adalah sebagai satu metoda Uji Tidak Merusak (UTM) dengan menggunakan Boroscope Everest XLG3. Sering kali metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil dalam melaksanaknan Uji Tak Merusak (UTM). Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi serta endapanpada material. Dalam hal ini tentu saja adalah retak, cacat yang tidak dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan bantuan alat seperti boroscopes. Uji Insveksi visual pada alat penukar panas shell and tube reaktor Kartini sangat penting karena untuk menentukan kondisi alat untuk dilakukan uji dengan metode yang lain. Metoda Uji Tidak Merusak (UTM) pada sistem pendingin reaktor kartini sangat perlu dilakukan secara berkala karenamenyangkut keselamatan operasi reaktor. Reaktor Kartini menggunakan pendingin primer dan pendingin sekunder untuk mengambil panasnya secara terpisah antara sistem primer dan sekunder, selanjutnyan panas tersebut dikeluarkan melalui menara pendingin/ (cooling tower) dan masalah yang dihadapi bisa timbul korosi. Inspeksi visual penukar panas tipe shell and tube Reaktor Kartini, telah dilakukan terhadap tabungtabungnya. Pemeriksaan ini perlu dilakukan mengingat penukar panas tipe shell and tube reaktor Kartini telah digunakan lebih dari 20 tahun (dioperasikan tidak kontinyu). Untuk mengetahui status keselamatan serta menjamin operasi penukar panas ini, maka perlu dilakukan inspeksi terhadap tabung-tabungnya. Inspeksi visual meliputi seluruh tabung-tabung penukar panas yang berjumlah 72 tabung atau 144 lubang tabung. TATA KERJA Penentuan Lokasi inspeksi visualtabung HE Ada beberapa lokasi yang perlu diinspeksi pada tabung penukar panas reaktor Kartini Tabung bagian dalam mulai dari tube aliran dingin sampai ke tube aliran panas U-bend (belokan tube) tabung bagian luar (out side tube) posisi dan kondisi buffle Wantana, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 495

Gambar 1. Penukar Panas Tipe Shell and Tube Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan untuk inspeksi visual alat penukar panas tipe shell and tube reaktor Kartini terdiri dari: - Borescope longsteer XLG3 - Guide tube/(pengarah probe) - Kompresor - Penyimpan data (flashdisk) - Alat ukur panjang (meteran) - Gambar peta kerja HE tube Spesifikasi Penukar Panas reaktor Kartini Tipe : Shell and Tube Jumlah tabung : 72 tube 144 lubang Material tabung : SS304 Diameter dalam : 16 mm Diameter luar : 19mm Material buffle : Carbon steel Jumlah buffle : 16 buah RUANG LINGKUP Inspeksi visual meliputi seluruh dinding tabung dalam penukar panas dan dinding luar tabung serta buffle. Jalannya probe inspeksi dimulai dari lubang tabung pada sisi panas pendingin primer yang terletak pada bagian ujung tube sheet sampai bagian lurus terbatasan U-bend, dan dilanjutkan dari sisi dingin pendingin primer sampai bagian lurus terbatasan U-bend, sesuai pada Gambar. 1. yang menunjukkan alat penukar panas reaktor Kartini tipe shell and tube. Pemeriksaan Visual Tabung Penukar Panas Penomoran tabung Tabung penukar panas tipe shell and tube reaktor Kartini terdiri dari 72 tabung dengan salah satu bagian ujungnya berbentuk U (U-bend) atau dengan kata lain jumlah lubang tabung (tubehole)ada 72x2 = 144 lubang tabung. Susunan tabung-tabung tersebut dibagi dalam zone meliputi bagian atas zone 1 dan zone 4, dibagian tengah zone 2 dan zone 5, sedangkan bagian bawah zone 3 dan zone 6. Penomoran lubang tabung dimulai dari bagian kiri dalam format tube/coulum (kolom) dan dari arah atas dalam format row (baris). Lay out penomoran lubang tabung dapat dilihat pada Gambar.2. Gambar 2 : Lay Out Penomoran Lubang HE Shell and Tube Probe adalah pemeriksaan visual kemungkinan ada cacat, korosi, kotoran pada lubang tabung bagian dalam dan pelapisan kotoran pada dinding tabung bagian luar serta kemungkinan terjadi endapan kotoran pada buffle-buffle tempat pembelokan aliran air. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan tabung penukar panas tipe shell and tube reaktor Kartini denganmetoda Uji Tidak Merusak Inspeksi Visual dapat ditabelkan pada Tabel 1 meliputi: 1. Jumlah total tabung yang diperiksa 2. Jumlah tabung yang teridentifikasi ada kotoran Buku II hal. 496 ISSN 1410 8178 Wantana, dkk

Tabel 1. Bagian tabung penukar panas tipe shell and Tube teridentifikasi ada kotoran No. Zone Jumlah. Posisi tube tabung Kolom Baris Lokasi obyek Keterangan 1 1 9 75Cm I 24 2 3 9 350 Cm 24 lubang diperiksa 3 5 2 185 Cm 4 5 2 195 Cm II 24 5 6 5 135 Cm 24 lubang diperiksa 6 7 2 40Cm 7 III 24 3 5 30Cm 24 lubang diperiksa 8 IV 24 7 9 350 Cm 24 lubang diperiksa 9 V 24 3 4 165 Cm 24 lubang diperiksa 10 VI 24 7 7 50Cm 24 lubang diperiksa Total 144 9 tabung dari 144 lubang teridentifikasiada kotoran yang menempel dinding tabung. Pemeriksaan visual tabung penukar panas dilakukan dengan memasukan Inspection probe kelubang tabung yang dilengkapi pengarah probe,dengan melihat layar penampil akan tampak secara keseluruhan kondisi dinding tabung dari cacat, korosi, kotoran yang menempel di dinding tabung bagian dalam, dan tabung dinding bagian luar tampak ada lapisan tipis kotoran yang menempel serta kondisi buffle-buffle masih dalam keadaan baik. Dari hasil pemeriksaan tabung penukar panas shell and tube reaktor Kartini didapatkan beberapa bagian tabung teridentifikasi ada kotoran yang menempel pada dinding tabung bagian dalam.yang harus dibersihkan seperti Tabel 1. KESIMPULAN Secara umum kondisi tabung-tabung penukar panas masih baik tidak ditemukan cacat maupun retak dan relatip bersih, meskipun dari hasil pemeriksaan visual untuk 144 lubang tabung bagian dalam dan tabung dinding luar serta bufflebuffle penukar panas dengan menggunakan inspection probeboroscope Everest XLG3 diketahui bahwa telah ada 9 tabung teridentifikasi kotoran yang menempel pada dinding tabung dan buffle. Tipe kotorannya adalah berupa lapisan tipis yang menempel dinding tabung yang mudah dibersihkan secara mekanik. Adapun lokasi lubang tabung yang teridentifikasi kotor adalah seperti pada Tabel 1, dan data pemeriksaan berupa gambar visual pada Tabel 2 lampiran. Untuk menjamin tabung-tabung penukar panas tipe shell and tube reaktor Kartini, disarankan untuk dilakukan pembersihan terutama pada tabung-tabung yang telah teridentifikasi dibeberapa lokasi tampak ada kotoranya. LAMPIRAN Tabel 2. Data pemeriksaan visual tabung penukar panas shell and tube reaktor Kartini. 1 Permukaan penukar panas tipe Shell and Tube 72 Tabung 144 lubang 2 Pemeriksaan visual HE shell and tube dengan inspection probe Wantana, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 497

3 Zone I kolom 1 baris 9 posisi 75 cm dari permukaan lubang tabung. 4 Zone I kolom 3 baris 9 posisi U-bend 350 cm dari permukaan lubang tabung. 5 Zone II, kolom 5, baris 2, posisi 185 cm dari ujung permukaan lubang tabung. 6 ZoneII, kolom 6, baris 5, posisi 135 cm dari ujung permukaan 7 ZoneII, kolom 5, baris 2, posisi 195cm dari ujung permukaan 8 ZoneII, kolom 7, baris 2, posisi 40 cm dari ujung permukaan 9 Zone III, kolom 2, baris 2, posisi 120 cm dari ujung permukaan 10 Zone III, kolom 3, baris 5, posisi 30 cm dari ujung permukaan Buku II hal. 498 ISSN 1410 8178 Wantana, dkk

11 ZoneIV, kolom 7, baris 9, posisi U-Bend 350 cm dari lubang tabung output primer 12 Zone V, kolom 3, baris 4, posisi 165 cm dari ujung permukaan lubang tabung output primer 13 Zone VI, kolom 7, baris 7, posisi 50 cm dari ujung permukaan lubang tabung output primer 14 Tabung dinding luar tampak ada lapisan tipis kotoran yang menempel 15 Kondisi buffle masih tampak pada posisinya Wantana, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 499