BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi program Icip-icip di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang

BAB 3 METODE PENELITIAN ORGANISASI PT. TIGAMATA INDONESIA DALAM MENJALIN HUBUNGAN. DENGAN PELANGGAN (Periode Maret-Juni 2013), peneliti menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

Bab III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan salah satu langkah yang umumnya dilakukan untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SRI RAHAYU SI Konsep teknologi: (sistem). Teori sistem dan sibernetika

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. telah ditetapkan. Sugiyono (2010 : 6) menjelaskan bahwa: teknik analisis statistic yang akan digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik validasi hasil penelitian, dan instrumen penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

pertama di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui informasi terkait strategi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN

Nim : MIND MAP 6: Konsep teknologi: Sistem Teori system dan sibernetika Prinsip sibernetika: feedback, aksi mencapai tujuan, regulasi diri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. (Bandung :

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan penjabaran permasalahan yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian mengenai Peran Tim Kreatif Dalam Proses Produksi Program d SIGN di NET. dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif. Metode kualitatif mengharuskan peneliti menganalisis topik kajiannya melalui alat bantu pemahaman seperti cerita, mitos, tema.alat-alat ini membantu peneliti untuk memahami bagaimana orang memakai pengalamannya. Metode kualitatif tidak tergantung pada analisis statistik untuk mendukung sebuah interpretasi tetapi lebih mengarahkan peneliti untuk membuat pernyataan retoris atau argumen yang masuk akal mengenai temuannya. Metode kualitatif dianggap lebih tepat untuk peneliti yang memiliki pandangan positivistic atau empiris, dan metode kualitatif lebih tepat untuk peneliti interpretif dan kritis (Lindlof & Taylor, 2002) dalam West & Turner(2009: 77) 3.1.1Desain Penelitian Kualitatif 1. hal-hal umum yang perlu dipahami dalam membuat desain penelitian komunikasi dengan format kualitatif adalah : (Bungin, 206: 307-308) a) Rumusan permasalahan : dalam penelitian kualitatif rumusan permasalahan mempunyai karakteristiktidak terukur,menganggap teori yanga da mempunyai kemungkinan tidak cocok, tidak akurat, tidak betul dan cenderung bias, berusaha mengeksplorasi dan menggambarkan fenomena dan membangun teori baru. b) Peranan peneliti : penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretatif sehingga bias,nilai dan prasangka peneliti dinyatakan secara emplisit dalam laporan penelitian. Berlandaskan hal tersebut, maka peranan peneliti dalam penelitian kualitatif terbagi dalam dua elemen, yaitu menggunakan pengalaman masa lalu yang sesuai dengan topic penelitian, setting lapangan untuk mempertajam interpretasi data dan mengambil langkah-langkah untuk 33

34 memperoleh akses masuk ke lapangan dan menjamin dapat memperoleh dan yang diperlukan. 2. Prosedur Pengumpulan data : memuat langkah-langkah membuat batasan penelitian, pengumpulan informasi melalui wawancara, dokumen yang tersedia serta gambar-gambar yang berkaitan, serta membuat langkah-langkah memasukan data. a) identifikasi batasan-batasan pengumpulan data. Batasan data yang dikumpulkan harus memerhatikan tempat penelitian, siapa yang akan diteliti dan diwawancarai. Tema apakah yang akan menjadi topik wawancara, serta pemahaman asli orang yang akan diwawancarai terhadap topik penelitian. b) Membuat alasan pemilihan prosedur pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif prosedur pengumpulan data terbagi dalam beberapa metode penting, yaitu : observasi, wawancara, pengumpulan dokumen, visual citra, analisi isi dan focus group discussion (FGD). Dalam penelitian kualitatif juga dimungkinkan menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data, yang disebut juga dengan metode ganda, maupun triangulasi. 3.2 Tipe / Jenis Penelitian Sibernetika atau Cybernatics adalah salah satu dari tujuh tradisi komunikasi yang berangkat dari pemahaman terhadap sistem-sistem yang kompleks di mana di dalamnya terjadi interaksi antar individu yang saling mempengaruhi satu sama lain. Teori-teori dalam tradisi ini berupaya menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan prilaku bekerja. Hal lain yang penting dipahami dalam tradisi ini adalah sistem dipahami sebagai suatu sistem yang bersifat terbuka sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi di lingkungan akan diproses di dalam internal sistem sebagai sebuah proses resepsi terhadap pesan yang berlangsung dalam diri khalayak.(littlejohn & Foss, 2011: 62) Dalam teori sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagianbagian atau variabel-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya,

35 membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. Ide sistem inilah yang membentuk inti pemikiran Sibernetika.Sistem merupakan seperangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang bersama membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian-bagian.bagian apapun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah yang mengatur sistem itu sendiri. Namun sistem tidak akan bertahan taanpa mendatangkan asupan-asupan baru dalam bentuk input. Karenanya, sebuah sistem mendapatkan input dari lingkungan, memproses dan menciptakan timbal balik berupa hasil kepada lingkungan. Input dan output terkadang berupa materi-materi nyata atau berupa energi dan informasi. Karena sifat ketergatungan inilah yang kemudian sistem memiliki ciri khas berupa regulasi, diri dan kontrol. Dengan lain kata, monitor sistem, mengatur dan mengontrol keluaran mereka agar stabil serta mencapai tujuan. Terdapat 4 variasi teori sistem, yaitu: teori sistem dasar (basic system theory), sibernetika (cybernetics), teori sistem umum (general system theory) dan sibernetika tingkat kedua (second order cybernetics).dalam penelitian ini Teori sistem dasar(basic system theory) lah yang paling sesuai menggambarkan penelitian ini dimana sistem-sistem sebagai bentuk-bentuk nyata yang dapat dianalisis dan diobservasi dari luar.kita dapat melihat bagian-bagian dari sistem dan bagaimana semuanya berinteraksi.kita dapat mengobservasi dan dengan objektif mengukur kekuatan-kekuatan di antara semua bagian dari sistem dan Anda dapat mendeteksi input dan output sebuah sistem. Jelasnya, kita dapat mengoperasikan atau memanipulasi sistem dengan mengubah input sistem tersebut dan mengerjakannya dengan sembarangan dengan mekanisme pemrosesannya. Sibernetika sebagai wilayah kajian, merupakan cabang dari teori sistem yang memfokuskan diri pada putaran timbal balik dan proses-proses kontrol. Konsep ini mengarahkan pada pertanyaan bagaimana sesuatu saling memengaruhi satu sama lainnya dalam cara yang tidak berujung, bagaimana sistem mempertahankan kontrol, bagaimana mendapatkan keseimbangan, serta bagaimana putaran timbal-balik dapat mempertahankan keseimbangan dan membuat perubahan. Keunggulan teori tradisi

36 sibernetika sangat cocok untuk memahami sebuah hubungan, namun kurang efektif dalam memahami perbedaan-perbedaan individu di antara bagian sistem.(littlejohn & Foss, 20011: 63) 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dibuat menggunakan metode penelitian deskriptif.penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan-hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis dan eksperimental. Mereka menyebut metode yang melulu deskriptif sebagai penelitian survei (Issac dan Michael, 1981: 46) atau penelitian observasional (Wood, 1997: 29) dalam Rakhmat, 2012: 24. Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiz, Wrightsman, dan cocok sebagai penelitian insightstimulating. Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau darahkan oleh teori.ia tidak bermaksud menguji teori sehingga persfektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah,dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian, hipotesis-hipotesis baru muncul dalam penelitian. Jadi penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan(analitis), tetapi juga memadukan (sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi.dari penelitian deskriptiplah dikembangkan berbagai penelitian korelasional dan eksperimental. (Rakhmat, 2012: 26) Menurut Moh. Nazir (2005:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Oleh karena itu penelitian ini memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah yang terjadi selama penelitian berlangsung. Dikatakan deskriptif karena bertujuan memperoleh penjelasan atau pemaparan yang objektif, khususnya mengenai perantim kreatif dalam program d SIGN di NET.

37 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan guna mendapatkan data-data yang diperlukan dalam sebuah penelitian.observasi, wawancara, dokumen pribadi dan resmi, foto, rekaman, gambar, dan percakapan informal semua merupakan sumber data kualitatif (Emzir, 2012:37).Maksud dari pengumpulan data agar peneliti mendapatkan data-data dari berbagai sumber yang dapat digunakan dalam analisis penelitian.pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. 3.4.1 Data Primer 1. Observasi : Menurut Sutrisno Hadi (1987) dalam Andi Prastowo (2010:27) menjabarkan observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terbuka, dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya kepada sumber data, bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti (Moleong, 2007:176) Salah satu peran ketika mengumpulkan data observasional lapangan yaitu sebagai pengamat pengamat partisipan (Sekaran, 2006:103).Pengamat Partisipan (Participant-Observer)peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan menjadi bagian tim kerja. Misalnya peneliti bergabung dengan organisasi sebagai seorang karyawan dan mengobservasi dinamika dalam kelompok sambil menjadi bagian dari organisasi kerja dan kelompok kerja. Berikut ini kekuatan dan kelemahan dari studi observasional yang dijelaskan dalam tabel: (Sekaran, 2006:105)

38 Tabel 3.1 Kekuatan dan Kelemahan Observasi Kekuatan Data yang diperoleh apa adanya, dan pada umumnya lebih dapat dipercaya dan bebas dari bias responden Lebih mudah untuk mencatat akibat dari pengaruh lingkungan pada hasil spesifik Lebih mudah untuk mengobservasi kelompok individu tertentu Kelemahan Pengamat harus hadir secara fisik untuk periode waktu yang panjang Waktunya lama, membosankan, dan mahal Proses pemikiran kognitif individu tidak dapat ditangkap 2. Wawancara : Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. (Moleong, 2007:186) Wawancara Mendalam (Depth Interview) Dalam buku Riset Komunikasi (Kriyantono, 2008 : 102), wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulangulang) secara itensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarari hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset diketahui/pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). Karena ini disebut juga wawancara itensif (Intensive-Interview).Biasanya menjadi alat utama pada riset kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipan. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban.karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam,

39 bila perlu tidak ada yang disembunyikan.caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol. Teknik wawancara yang dirasa tepat untuk penelitian ini menurut penulis adalah wawancara mendalam.karena dengan mewawancarai dengan lengkap dan mendalam serta sangat pas dihubungkan dengan observasi partisipan yang dilakukan oleh penulis. Narasumber (Informan) dalam penelitian ini diantaranya adalah : Informan 1 - Nama : Zaldy Handi Aditia - Pendidikan : S1 - Status Jabatan : Creative d SIGN Informan 2 - Nama : Shelly Yunita - Pendidikan : S1 - Status Jabatan : Produser d SIGN Informan 3 - Nama : Nur Asfin M. - Pendidikan : S1 - Status Jabatan :Executive Producer 3.4.2 Data Sekunder Data penunjang sebagai pendukung dari data primer serta untuk melengkapi jawaban dari fokus penelitian atau tujuan penelitian yang dilakukan. Data sekunder bisa berupa teks, audio,visual, ataupun audiovisual seperti foto, buku, jurnal, reakaman suara dan video.(sugiyono, 2012 :240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

40 seseorang.dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, criteria, biografi, peraturan, kebijakan. 3.5 Teknik Analisis Data Menurut Bogan (1982) dalam Sugiyono (2012:88) menyatakan bahwa analisi data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Strauss dan Corbin (1990:57) terdapat tiga macam jenis proses analisis data : 1. Open Coding : proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data (The process of breaking down, examing, comparing, conceptualizing and categorizing data). 2. Axial Coding : Seperangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan membuat kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan memandaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi kondisi-kondisi, kontekskonteks, aksi strategi-strategi interaksi dan konsekuensi-konsekuensi. 3. Selective Coding : Proses seleksi kategori inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan. 3.6 Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2007:330)

41 Analisa Triangulasi yaitu menganalisis jawaban subyek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Menurut Dwidjowinoto (Kriyanto, 2008: 72-74) ada beberapa jenis triangulasi, yaitu: 1) Triangulasi sumber : membandingkan atau mengecheck ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. 2) Triangulasi Teori : memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komperhensif. 3) Triangulasi Waktu : Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah stiap waktu. Oleh karena itu, periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali. 4) Triangulasi Periset : menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara karena masing-masing periset mempunyai gaya, sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena, maka hasil pengamatannya bisa berbeda meski menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. 5) Triangulasi Metode : Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkaninformasi yang sama. Dalam penelitian ini penulis lebih banyak menggunakan triangulasi metode dan sumber karena penulis ikut berperan serta dalam penelitian dan mecantumkan dokumentasi.

42