BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Pemerintah telah berupaya meningkatkan produksi tanaman pangan guna mendukung ketahanan pangan nasional dengan mengalokasikan dana subsidi benih pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan. Selama Tahun Anggaran 2013 sampai dengan 2015, Pemerintah telah mengalokasikan dana subsidi benih melalui mekanisme PSO dalam APBN/APBNP masing-masing pada Tahun 2013 sebesar Rp 1.141.346.300.000,00, Tahun 2014 sebesar Rp1.088.571.735.000,00 dan Tahun 2015 sebesar Rp938.327.500.000,00. Untuk melaksanakan program subsidi benih tersebut, selama Tahun 2013 sampai dengan 2015, Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara telah menugaskan BUMN sebagai pelaksana PSO subsidi benih, yaitu pada tahun 2013 menugaskan PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero), Tahun 2014 hanya menugaskan PT Sang Hyang Seri (Persero), dan Tahun 2015 kembali menugaskan PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero). PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional II Klaten yang memiliki wilayah kerja di empat provinsi (Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan), selama Tahun 2013 sampai dengan 2015 mendapatkan alokasi anggaran subsidi benih masing-masing Tahun 2013 sebesar Rp94.852.298.375,00, Tahun 2014 sebesar Rp139.906.579.900,00, dan Tahun
2 2015 sebesar Rp91.517.603.100,00. Dalam perkembangannya, realisasi penyerapan dana subsidi benih melalui PSO Tahun 2013 sampai dengan 2015 sangat rendah. Pada Tahun 2013 terserap 37,67%, Tahun 2014 terserap 31,97%, dan Tahun 2015 sampai dengan Bulan Juni terserap 2,05%. Dalam kondisi perekonomian saat ini, variabel pendorong pertumbuhan adalah faktor konsumsi, sehingga belanja pemerintah yang merupakan konsumsi pemerintah turut menjadi penentu pertumbuhan tersebut. Kegagalan target penyerapan anggaran, termasuk anggaran subsidi benih bisa berakibat hilangnya manfaat belanja. Dengan rendahnya penyerapan anggaran subsidi benih maka petani kehilangan kesempatan untuk mendapatkan benih varietas unggul dengan mutu terjamin dan harga terjangkau guna meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan. Dengan adanya fenomena ini, peneliti ingin meneliti bagaimana mekanisme pencairan dana subsidi benih melalui PSO dilaksanakan, dan apa faktor-faktor yang menyebabkan penyerapan dana subsidi benih rendah. Penelitian dirancang dengan menggunakan penelitian evaluasi bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan praktik yang dilakukan dengan kriteria/ketentuan yang seharusnya dilaksanakan. Perbedaan yang ditemukan akan dikonfirmasikan kepada pihak yang terkait dengan pelaksanaan subsidi benih melalui wawancara mendalam. Selanjutnya, hasil wawancara akan dilakukan proses reduksi, kategorisasi dan sintesisasi. Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi adalah sebagaimana tersaji pada simpulan. 7.2. Simpulan
3 Hasil Penelitian atas pelaksanaan subsidi benih melalui mekanisme PSO dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Keterlambatan terbitnya juknis subsidi benih mempengaruhi penyerapan Juknis subsidi benih Tahun 2013 baru terbit bulan Juli dan juknis subsidi benih Tahun 2015 baru terbit bulan Maret. Setelah juknis terbit, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menerbitkan SK Penugasan kepada produsen benih pelaksana PSO subsidi benih sebagai dasar penyaluran dan pencairan dana subsidi benih. Keterlambatan juknis mengakibatkan penerbitan SK Penugasan juga terlambat. Sementara, musim tanam petani biasanya jatuh pada bulan Oktober-Maret (Okmar) atau April-September (Apsep), sehingga ketika ada penugasan subsidi benih, petani sudah tutup tanam. Dengan demikian, petani/kelompok tani telah kehilangan manfaat dari program subsidi benih tersebut. Akibatnya penyerapan dana subsidi benih menjadi rendah. 2) Kemampuan keuangan atau ketersediaan modal kerja PT Sang Hyang Seri (Persero) mempengaruhi penyerapan Keterbatasan modal kerja yang dialami PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional II sejak Tahun 2013 sampai dengan 2105 membuat perusahaan tidak bisa optimal dalam melaksanakan pembelian benih dari mitra kerjasama penangkaran, stok benih sedikit sehingga tidak bisa memenuhi semua kebutuhan petani, akibatnya penyerapan anggaran subsidi benih menjadi rendah. 3) Kepercayaan petani/kelompok tani kepada PT Sang Hyang Seri (Persero) menurun mempengaruhi penyerapan
4 Kesulitan keuangan PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional II selama Tahun 2013 sampai dengan 2105 berpengaruh juga terhadap tingkat kelancaran pembayaran perusahaan kepada para petani penangkar benih sebagai mitra kerjasama dalam memproduksi benih bersubsidi. Keterlambatan pembayaran tersebut, lama-kelamaan membuat kepercayaan petani terhadap perusahaan jadi menurun. Perusahaan jadi kesulitan membangun mitra kerjasama dengan petani penangkar benih. Tingkat produksi benih bersubsidi tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan untuk memenuhi kebutuhan petani. Akibatnya penyerapan anggaran subsidi benih menjadi rendah. 4) Mekanisme subsidi benih kurang efektif, mempengaruhi penyerapan Mekanisme subsidi benih terutama terkait dengan proses administrasi di tingkat petani yang cukup rumit dan proses verifikasi rekapitulasi faktur penjualan secara berjenjang yang memakan waktu cukup lama mempengaruhi penyerapan 7.3. Keterbatasan Penelitian Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian hanya dilakukan pada penyerapan dana subsidi benih oleh PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional II Klaten yang membawahi wilayah kerja di Provinsi Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga simpulan yang berbeda mungkin terjadi untuk penyerapan dana subsidi benih oleh Kantor Regional yang lain. Selain itu, penelitian hanya dilakukan di lingkungan PT Sang Hyang Seri (Persero), sehingga hasil penelitian tidak bisa
5 digeneralisasikan untuk penyerapan dana subsidi benih yang dilaksanakan oleh PT Pertani (Persero) yang juga ditugaskan oleh pemerintah sebagai pelaksana dari program subsidi benih. 7.4. Rekomendasi Sesuai dengan simpulan di atas, maka direkomendasikan kepada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional II Klaten agar: 1) Mengusulkan kepada Kementerian Pertanian agar dalam penerbitan petunjuk teknis subsidi benih tidak terlambat. 2) Mengusulkan kepada Kementerian Pertanian agar dalam pembuatan juknis subsidi benih bisa lebih menyederhanakan mekanisme pelaksanaan subsidi benih terutama proses administrasi dan proses verifikasi dokumen pencairan dana subsidi. 3) Mengusulkan kepada Kementerian Pertanian agar mensinergikan programprogram bantuan kepada petani baik berupa bantuan langsung maupun bantuan subsidi guna meningkatkan efektifitas dari program tersebut. 4) Mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar bisa memberikan uang muka kerja sebesar prosentase tertentu dari nilai kontrak sesuai dengan penugasan PSO subsidi benih yang diberikan kepada perusahaan. 5) Merealisasikan penyaluran subsidi benih untuk Tahun 2015 yang belum terealisir sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.