Hubungan Serapan Hara N, P, dan K dengan Hasil Gabah di Lahan Sawah Tadah Hujan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PETAK OMISI : DASAR PENETAPAN PEMBATAS HARA TANAH DAN EFISIENSI NITROGEN, FOSFOR, DAN KALIUM PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

PENGELOLAAN HARA TANAMAN PADI SISTEM GOGORANCAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN NUTRIENTS MANAGEMENT OF THE GOGO RANCAH RICE SYSTEM IN RAINFED SKRIPSI

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBENAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG, DI KECAMATAN JUNREJO, KOTA BATU.

PEMUPUKAN LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT 2:1 UNTUK PADI BERPOTENSI HASIL TINGGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EVALUASI KESUBURAN TANAH

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Surveying and Mapping the Nitrogen, Phosphorus, Potassium Nutrients and Soil ph of Rain Fed Lowland in Desa Durian Kecamatan Pantai Labu

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sukristiyonubowo, Suwandi, dan Rahmat H. Balai Penelitian Tanah ABSTRAK

KERAGAAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU ABSTRAK

TAKARAN PUPUK N, P, K, DAN S TANAMAN JAGUNG PADA BEBERAPA JENIS TANAH DI SULAWESI SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

Elfa Najata dan Sugiyanta *

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Contact Author : Keywords : Azolla inoculum, organic potassium, organic matter, fertilizers, soil fertility

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

PENGARUH ZEOLIT DALAM PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI

Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati

EFEKTNITAS PUPUK UREA-ZEOLIT TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAD1 SAWAH. Oleh NOVALLNA

Optimalisasi Pengelolaan Padi Sawah Tadah Hujan Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Jurnal Agrotek Indonesia 1 (1) : (2016) ISSN :

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

UJI EFEKTIVITAS KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK TERHADAP HASIL PADI

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

NERACA HARA N, P, DAN K PADA PENGELOLAAN HARA TERPADU LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT CAMPURAN DAN 1:1

Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Populasi Bakteri dan Produksi Tanaman Padi Gogorancah

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Tadah Hujan dengan Pemupukan Hara N, P, dan K dan Penggunaan Padi Varietas Unggul

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

Sumber : Nurman S.P. (

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

DAPATKAH STATUS UNSUR HARA DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) DITINGKATKAN?

The Effect of Trass and Its Combination with Volcanic Ash on Soil Chemical Properties and Plant Growth of Rice on Peat Soil from Kumpeh, Jambi

Respon Beberapa Sifat Kimia dan Hasil Tanaman Kakao terhadap Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

Transkripsi:

Hubungan Serapan Hara N, P, dan K dengan Hasil Gabah di Lahan Sawah Tadah Hujan I Putu Bagus Eliezer 1, Suprihati 2, Antonius Kasno 3 1 Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia. 2 Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia. 3 Balai Penelitian Tanah, jalan Tentara Pelajar No.12, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor 16114, Indonesia. Ipbeliezer@gmail.com Abstrak Pada lahan sawah tadah hujan kondisi lahan yang kering dan basah secara bergantian akan mempengaruhi serapan hara oleh padi yang berdampak pada produktivitas padi. Tujuan penelitian untuk mempelajari hubungan serapan hara N, P, dan K terhadap hasil gabah pada lahan sawah tadah hujan. Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali, dimulai bulan Oktober 2014 Februari 2015. Ketinggian tempat penelitian ± 300 mdpl. Perlakuan yang dicobakan berdasarkan metode petak omisi terdiri dari 6 perlakuan yaitu NPK, PK (-N), NP (-K), NK (-P), N (- PK), dan NPK dengan pengulangan sebanyak 3 kali yang dirancang menurut Rancangan Acak Kelompok. Hubungan serapan hara dengan hasil gabah (GKG) dilakukan uji korelasi dan regresi. Dosis pupuk yang digunakan 250 kg urea ha -1, 50 kg SP36 ha -1, dan 100 kg KCl ha -1 dengan varietas padi situ bagendit. Teknik tanam jajar legowo 4:1. Penelitian menunjukan bahwa serapan N, P dan K pada gabah+jerami sebesar 33,9 69,3 kg N ha -1, 18,4 64,5 kg P ha -1, dan 70 129 kg K ha -1. Hubungan antara serapan N gabah+jerami dinyatakan dengan y = -0,0011x 2 + 0,1722x 1,1925 (R² = 0,8428; n=18; y= t GKG ha -1 ; x= serapan gabah+jerami kg N ha -1 ). Hubungan antara serapan P pada gabah+jerami dinyatakan dengan y = - 0,0025x 2 + 0,2531x 1,0431 (R² = 0,8279; n=6; y= t GKG ha -1 ; x= serapan pada gabah+jerami kg P ha -1 ). Korelasi antara serapan K gabah+jerami dengan bobot gabah sebesar 0,41 (n=18). Kata Kunci : Serapan hara, pemupukan, lahan sawah tadah hujan, padi gogo. PENDAHULUAN Perubahan keadaan kering dan basah secara bergantian pada lahan sawah tadah hujan merupakan kendala utama dalam pengelolahan lahan sawah tadah hujan dan minimnya pengetahuan petani akan peningkatan potensi lahan sawah tadah hujan menjadikan produktivitas padi gogo pada lahan sawah tadah hujan rendah. Menurut hasil survey yang dilakukan Fagi dan Kartaatmadja (2002) menunjukkan bahwa padi varietas lokal yang ditanam dengan sistem gogo rancah secara tradisional pada lahan sawah tadah hujan menghasilkan 1,8 3,1 t ha -1 sedangkan pada keadaan yang sama, ditanam dengan teknologi yang modern menghasilkan 4,0 6,1 t ha -1. Penerapan teknologi modern sangat dibutuhkan dalam penetapan pemupukan. Pemupukan yang tepat dan berimbang sangatlah dibutuhkan untuk mecapai produktivitas yang maksimal. Pemupukan yang diberikan didasarkan dengan hara yang tidak cukup tersedia dalam tanah dalam jumlah yang tepat sesuai kebutuhan tanaman 1

untuk mencapai target hasil yang realistis (Suyamto, 2012). Pemupukan yang tepat akan meningkatkan serapan hara bagi tanaman padi tetapi kondisi kering dan basah yang bergantian berpotensi menurunkan serapan hara oleh padi. Padi tumbuh dengan baik pada kondisi tergenang dan permasalahan yang ditimbulkan ketika lahan tidak tergenang, menyebabkan pemupukan pada lahan sawah tadah hujan mengalami kendala. Kondisi tidak tergenang (oksidatif) di lahan sawah tadah hujan akan menyebabkan terjadinya peningkatan Al dan Fe serta kemasaman tanah yang dapat mengganggu ketersediaan hara terutama N, P, dan K sehingga akan menurunkan serapan hara oleh padi.menurut Munawar (2011) kemasaman tanah akan mempengaruhi hara N dan peningkatan Al dan Fe pada tanah masam akan berpengaruh pada ketersediaan P dan K. Serapan hara sangat mempengaruhi produktivitas padi. Menurunnya hara yang terserap oleh padi menyebabkan produktivitas padi rendah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan serapan hara N, P, dan K baik serapan pada gabah, jerami, maupun gabah+jerami dengan hasil gabah pada lahan sawah tadah hujan. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali. Ketinggian tempat penelitian ± 300 mdpl. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Oktober 2014 Februari 2015. Perlakuan yang dicobakanberdasarkanmetodepetakomisiterdiridari 6 perlakuanyaitu NPK, PK (-N), NP (-K), NK (-P), N (-PK), dan NPK denganpengulangansebanyak 3 kali yang dirancangmenurutrancanganacakkelompok.dosis pupuk yang digunakan adalah 250 kg Urea ha -1, 50 kg SP36 ha -1, dan 100 Kalium kg KCl ha -1. Pemupukan N dilakukandua kali.pemupukanpertamadiberikansaattanamanberumur 7 HST dengantakaran 125 kg ha -1 selanjutnyapemupukankedua pada 35 HST.Pemupukan SP-36 diberikansekaligussaattanamanberumur 7 HST dengantakaran 50 kg ha - 1 danpemupukan KCldiberikandua kali saattanamanberumur 7 HST sebanyak 50 kg ha - 1 dansaatfaseprimordiadengantakaran 50 kg ha -1. Dosis pupuk P dan K diberikan sesuai dengan status hara tanah, status hara P tinggi dan K rendah. Varietas padi yang digunakan adalah situ bagendit dengan teknik tanam jajar legowo 4:1. Untuk mengetahui Hubungan serapan N, P, dan K baik gabah, jerami, dan gabah+jerami dengan hasil padi dilakukan uji korelasi dan regresi sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data Hasil Padi dan Serapan Hara N, P, dan K di Lahan Penelitian Perlakuan bobot jerami bobot gabah serapan di gabah serapan di jerami Serapan gabah+jerami N P K N P K N P K t ha -1 kg ha -1 Kontrol 3,79a 3,06a 16,7 16,7 24,3 17,3 1,7 45,7 33,9 18,4 70,0 PK (-N) 4,48a 3,12a 18,8 23,1 27,3 13,9 3,0 51,9 32,7 26,1 79,2 NP (-K) 6,89b 5,08b 33,1 57,6 37,9 23,4 3,0 44,9 56,4 60,6 82,8 NK (-P) 7,80c 5,39b 35,2 53,9 43,3 32,4 4,8 85,7 67,6 58,7 129,0 N (-PK) 6,66b 5,21b 30,6 61,9 18,3 20,1 2,6 57,2 50,7 64,5 75,5 NPK 7,49c 5,19b 34,9 26,3 35,0 34,4 6,6 84,3 69,3 32,9 119,3 2

Produksi (t GKG ha -1 ) Prosiding Seminar Nasional dalam Ekspose Inovasi Teknologi BPTP Jawa Tengah Keterangan: angka dalam kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata berdasarkan analisis DMRT pada kepercayaan 5%. Hasil gabah dan Jerami Padi. Hasil gabah panen merupakan gabah kering giling (GKG) dengan kadar air 14%. Dari data bobot gabah pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pupuk N memberikan hasil gabah yang terendah yaitu 3,06 t ha -1 pada kontrol dan 3,12 t ha -1 pada PK (-N). Hal tersebut juga didukung dengan hasil analisis yang menyatakan bahwa pemberian pupuk N (NP, NK, N dan NPK) sangat berbeda nyata daripada tanpa pupuk N (Kontrol, dan PK). Hara nitrogen sangat penting dalam peningkatan produktivitas padi lahan sawah tadah hujan.sedangkan untuk hara P, pada data bobot gabah dapat terlihat bahwa pemberian P dalam lahan penelitian cenderung akan menekan bobot gabah, terlihat dari bobot gabah NPK 5,19 t ha -1 lebih rendah dari pada bobot gabah NK (-P) yaitu 5,38 t ha -1. Hal tersebut disebabkan kandungan P dalam tanah tinggi sehingga penambahan hara P akan menekan produktivitas padi. Eliezer dkk (2016) melaporkan bahwa Kadar P total (HCl 25%) yaitu 82,92 mg 100 g -1 sangat tinggi dan P tersedia (Bray 1) 26,25 mg P 2 O 5 kg -1 sangat tinggi di lahan penelitian. Pemberian pupuk K cenderung akan meningkatkan produktivitas padi terlihat dari rendahnya hasil panen perlakuan NP (-K) 5,08 t ha -1 dibandingkan dengan perlakuan NPK 5,19 t ha -1. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa kekurangan hara kalium menyebabkan produksi merosot karena organ penyimpanan memiliki bobot yang rendah. Dari data bobot jerami pada Tabel 1 juga menunjukkan hal yang sama yaitu perlakuan tanpa pupuk N (Kontrol, dan PK) menghasilkan bobot jerami lebih rendah daripada perlakuan dengan pupuk N (NP, NK, N dan NPK). Pada data bobot jerami juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk P tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan bobot jerami terlihat pada perlakuan NK (-P) jika dibandingkan dengan NPK, tidak berbeda nyata. Peranan K juga terlihat pada perlakuan NP (-K) berbeda nyata dengan perlakuan NPK terlihat bahwa tanpa pemberian pupuk K akan menurunkan bobot jerami. y = -0.1126x 2 + 1.8641x - 2.4083 R² = 0.8077; n=18 6,50 8,50 10,50 Bobot jerami Kering (t ha -1 ) Gambar 1. Hubungan regresi antara bobot jerami kering dengan bobot gabah (GKG). Peningkatan bobot gabah juga diikuti dengan meningkatnya bobot jerami panen sehingga dua variabel ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan nilai 3

produksi (t GKG ha -1 ) produksi (t GKG ha -1 ) Prosiding Seminar Nasional dalam Ekspose Inovasi Teknologi BPTP Jawa Tengah korelasi 0.80 dengan kriteria hubungan sangat kuat. Pada gambar 1 juga menunjukkan hubungan bobot jerami kering panen dengan bobot gabah (GKG) yang bersifat kuadratik dinyatakan dengan persamaan y = -0,1126x 2 + 1,8641x 2,4083 (R² = 0,8077; n=18; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= bobot jerami kering t ha -1 ). Hubungan serapan N terhadap bobot gabah (GKG) Menurut penelitian Gupta dan Toole (1986) menyatakan bahwa pemberian pupuk nitrogen akan meningkatkan gabah panen dinyatakan dalam persamaan y= 715,9 + 15,96x 0,005x 2 (y= gabah panen t ha -1 ; x= jumlah N kg ha -1 ). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pupuk N sangat berpengaruh terhadap hasil gabah panen karena N merupakan hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. hasil penelitian amin dkk. (2013) juga menegaskan bahwa tanpa pemberian pupuk N akan menurunkan produktivitas komponen hasil padi. Pada data serapan gabah+jerami dalam Tabel 1 menunjukkan jumlah N yang diserap oleh gabah dan jerami yaitu 33,9 kg ha -1 69,7 kg ha -1. Menurut Doberman dan Fairhust (2000) hara N yang terangkut saat panen dengan kondisi laha yang optimum sekitar 14 kg N t -1. Terdapat hubungan antara serapan N pada gabah, jerami, maupun gabah+jerami terhadap bobot gabah. y = -0.0042x 2 + 0.3488x - 1.7257 2,00 R² = 0.9443; n=18 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 y = -0.0011x 2 + 0.1722x - 1.1925 R² = 0.8428; n=18 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 Serapan N gabah (kg N ha -1 ) serapan N gabah+jerami (kg N ha -1 ) Gambar 2. Hubungan serapan N gabah dengan bobot gabah (GKG) (kiri), dan Hubungan serapan jerami+gabah dengan bobot gabah (GKG) (kanan). Peningkatan produktivitas padi juga dipengaruhi oleh serapan hara N oleh tanaman sehingga pemberian pupuk N sangat dibutuhkan. Menurut Soplanit dan Nukuhaly 2012 menyatakan bahwa perlakuan pupuk N berpengaruh nyata terhadap serapan N tanaman. Grafikbagian kiri pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara serapan N gabah. Dari grafik hubungan antara serapan N gabah dengan bobot gabah dinyatakan dengan persamaan y = -0,0042x 2 + 0,3488x 1,7257(R² = 0,9443; n=18; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= serapan N gabah kg ha -1 ). Sedangkan Hubungan serapan N jerami dengan bobot gabah dinyatakan dengan nilai korelasi 0,66 dan R 2 = 0,43. Korelasi serapan N gabah+jerami dengan bobot gabah memiliki nilai korelasi 0,86. hal ini menunjukan bahwa hubungan antara serapan N gabah+jerami dengan bobot gabah sangatlah kuat sehingga serapan N gabah+jerami sangat mempengaruhi bobot gabah. Selanjutnya pada Grafik bagian kanan pada gambar 2, menunjukkan hubungan serapan N gabah+jerami dengan bobot gabah dinyatakan 4

produksi (t GKG ha -1 ) Produksi ( t GKG ha -1 ) Prosiding Seminar Nasional dalam Ekspose Inovasi Teknologi BPTP Jawa Tengah denganpersamaan y = -0,0011x 2 + 0,1722x 1,1925(R² = 0,8428; n=18; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= serapan N gabah+jerami kg ha -1 ). Hubungan Serapan P terhadap bobot gabah (GKG) Selain hara N, hara P juga memiliki peran yang sangat vital bagi tanaman. Menurut Munawar (2011) menyatakan bahwa kecukupan P dapat memacu kemasakan tanaman, terutama pada biji-bijian dan mengurangi masa untuk pemasakan biji. Pada Tabel 1 menunjukkan serapan P pada gabah dan jerami padi yaitu 18,4 kg ha -1 64,5 kg ha -1 pada lahan sawah tadah hujan. Terdapat hubungan serapan P pada gabah, jerami dan gabah+jerami dengan bobot gabah. y = -0.0029x 2 + 0.2744x - 0.8236 R² = 0.7537; n=6 10 30 50 70 Serapan P Gabah (kg ha -1 ) y = -0.0025x 2 + 0.2531x - 1.0431 R² = 0.8279; n=6 15,0 35,0 55,0 75,0 Serapan P Gabah+Jerami (kg ha -1 ) Gambar 3. Hubungan serapan P gabah dengan bobot gabah (GKG) (kiri), dan Hubungan serapan P gabah+jerami dengan bobot gabah (GKG) (kanan). Pergantian kondisi kering dan basah yang berkepanjangan pada lahan sawah tadah hujan akan menurunkan persentase P disebabkan oleh fiksasi oleh Al pada keadaan tanah masam dan pada keadaan tanah masam yang digenangi difiksasi oleh Fe. Fiksasi oleh Ca pada keadaan tanah alkalis (basa) (Goswami, 1986; Hardjowigeno, 2010). Sehingga serapan P sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah dan jumlah hujan selama masa tanam.serapan P gabah dan bobot gabah pada lahan sawah tadah hujan memiliki hubungan yang kuat dengan niai korelasi 0,77. Grafik bagian kiri pada gambar 3 menunjukkan hubungan serapan P gabah dengan bobot gabah dinyatakan persamaan y = -0,0029x 2 + 0,2744x 0,8236 (R² = 0,7537; n=6; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= serapan P gabah kg ha -1 ). Sedangkan serapan P jerami dengan bobot gabah menunjukkan hubungan yang sedang nilai korelasi 0,51 dengan R 2 = 0,26. Untuk serapan P gabah+jerami dengan bobot gabah memiliki hubungan yang sangat kuat nilai dengan nilai korelasi 0,82. Grafik bagian kanan pada gambar 3 menunjukkan hubungan serapan P gabah+jerami dengan bobot gabah dinyatakan dengan persamaan y = -0,0025x 2 + 0,2531x 1,0431 (R² = 0,8279; n=6; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= serapan P gabah+jerami kg ha -1 ). 5

Pengaruh Serapan K terhadap bobot gabah (GKG) Hara K memiliki fungsi penting dalam osmoregulasi, aktivasi enzim, regulasi ph seluler, keseimbangan kation anion, dan pengaturan transpirasi stomata. Pada sawah tadah hujan kalium juga memiliki peran yang sangat menguntungkan terhadap keadaan kekeringan dan serangan penyakit (Goswami, 1986). Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa serapan hara K total (gabah+jerami) yaitu 70 kg ha -1 129 kg ha -1 pada lahan sawah tadah hujan. Serapan K lebih tinggi dibandingkan hara N dan P pada lahan sawah tadah hujan. Hal yang sama dilaporkan dalam percobaan Linquist dan Sengxua (2001) menyatakan dari hasil panen 2,4 ton di ketahui hara yang terangkut yaitu 29,8 kg N ha -1, 5,9 kg P ha -1, dan 34,4 kg K ha -1 pada lahan sawah tadah hujan. Hubungan serapan K dengan bobot gabah berbeda dengan hara N maupun P. Hubungan serapan K memiliki hubungan yang lebih rendah dalam peningkatan bobot gabah. Serapan K gabah dengan bobot gabah memiliki hubungan yang lemah dengan nilai korelasi 0,27. Sedangkan serapan K jerami terhadap bobot gabah terpantau memiliki hubungan yang lemah juga dengan nilai korelasi 0,32 dan hubungan serapan K gabah+jerami dengan bobot gabah memiliki hubungan yang sedang dengan nilai korelasi 0,41. Penelitian Razie dkk (2013) melaporkan hubungan serapan K dengan produksi padi memliki hubungan yang rendah dengan nilai R 2 = 0,34 daripada serapan hara N dan P. Kesimpulan 1. Serapan N, P dan K pada gabah+jerami sebesar 33,9 69,3 kg N ha -1, 18,4 64,5 kg P ha -1, dan 70 129 kg K ha -1. 2. Hubungan antara serapan N gabah dengan bobot gabah dinyatakan dengan persamaan y = -0,0042x 2 + 0,3488x 1,7257 (R² = 0,9443; n=18; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= serapan N gabah kg ha -1 ) dan Hubungan antara serapan N gabah+jerami dinyatakan dengan y = -0,0011x 2 + 0,1722x 1,1925 (R² = 0,8428; n=18; y= t GKG ha -1 ; x= serapan gabah+jerami kg N ha -1 ). 3. hubungan serapan P gabah dengan bobot gabah dinyatakan persamaan y = - 0,0029x 2 + 0,2744x 0,8236 (R² = 0,7537; n=6; y= bobot gabah t GKG ha -1 ; x= serapan P gabah kg ha -1 ) dan Hubungan antara serapan P pada gabah+jerami dinyatakan dengan y = -0,0025x 2 + 0,2531x 1,0431 (R² = 0,8279; n=6; y= t GKG ha -1 ; x= serapan pada gabah+jerami kg P ha -1 ). 4. Serapan K gabah dengan bobot gabah memiliki hubungan yang lemah dengan nilai korelasi 0,27 sedangkan serapan K gabah+jerami dengan bobot gabah memilik hubungan yang sedang dengan nilai korelasi 0,41 (n=18). Saran Pemupukan yang dianjurkan untuk lokasi adalah Nitrogen dan Kalium. Fosfor dapat ditunda pemberiannya guna menciptakan keseimbangan hara, karena status fosfor sangat tinggi didalam tanah. Pengembalian jerami akan sangat membantu sebagai pembenah tanah dan menciptakan keseimbangan hara serta mengurangi penggunaan pupuk anorganik pada lahan sawah tadah hujan. 6

Daftar Pustaka Amin, M.F., D. Nath, M.Sh. Islam and M.A. Saleque. 2013. Site Specific Nutrient Management in Ganges Tidal Floodplain Soil of Barisal for Rice (Oryza sativa). Eco-friendly Agril. J. 6(02), 21-24. Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Rice: Nutrient Disorber and Nutrient Management. Internasional Rice Research Instituse Potash & Phosphate Institute (PPI) Potash & Phosphate Institute of Canada (PPIC). Eliezer, IP.B., Suprihati, dan A. Kasno. 2016. Metode Petak Omisi: Penetapan Pembatas Hara Tanah dan Efisiensi Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Lahan Sawah Tadah Hujan. Skripsi program Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW. Salatiga. 34 hlm. Fagi, A.M. and S. Kartaatmadja. 2002. Gogorancah Rice in Indonesia: A Traditional Method in the Modern Era. In Direct Seeding: Research Strategies and Opportunities. Internasional Rice Research Instituse, Los Banos. Gupta, P.C. and J.C. Toole. 1986. Upland Rice : A Global Prespective. International Rice Research Institute, Laguna-Philippines. Goswami, N.N., S.K. De Datta and M.V. Rao. 1986. Soil Fertility and Fertilizer Management for Rainfed Lowland Rice. Progress in : Rainfed Lowland Rice. International Rice Research Institute, Laguna-Philippines. Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. Linquist B, Sengxua P. 2001. Nutrient management of rainfed lowland rice in the Laos PDR.International Rice Research Institute,Los Baños (Philippines). Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press, Bogor. Razie, F., I. Anas, A. Sutandi, Sugiyanta, dan L. Gunarto. 2013. Efisiensi Serapan Hara dan Hasil Padi pada Budidaya SRI di Persawahan Pasang Surut dengan Menggunakan Kompos diperkaya. Jurnal Agronomi Indonesia 41 (2), 89 97. Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Soplanit, R. dan S.H. Nukuhaly. 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara NPK terhadap Ketersediaan N dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Desa Waelo Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Jurnal Ilmu Budidaya tanaman Agrologia vol. 1 no. 1, 82-90. Suyamto. 2012. Konsep dan Penerapan Pemupukan Berimbang Rasional dan Spesifik Lokasi pada Padi Sawah. Membumikan Iptek Pertanian Seri 1. IAARD Press. Jakarta. 7