BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI. Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal,

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB II SEJARAH SINGKAT KH. SYAMSUL ARIFIN ABDULLAH SEBAGAI PENGASUH PONDOK PESANTREN BUSTANUL ULUM PUGER JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan, beberapa

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

Meski siswa SMK pakainnya penuh oli lantaran bergelut dengan mesin otomotif, tetap tunaikan shalat tanpa alasan tanggung kotor.

BAB II BIOGRAFI KH. SULAEMAN

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Sabda Pembuka. Bengkel Sabda Foundation

BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM WISATA RELIGI (STUDI KASUS DI MAKAM KYAI AGENG MUHAMMAD BESARI TEGAL SARI JETIS PONORGO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Di hari berikutnya Nyai Maisarah bercerita tentang Sayyidah Aisyah ra. Semua santri memperhatikan Aisyah sehingga membuatnya malu.

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

APLIKASI GAGASAN FIQH SOSIAL KH SAHAL MAHFUDH DALAM DUNIA PENDIDIKAN (Studi Kasus di Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati)

PERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG

Perjanjian Aqabah I. Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi. Muhammad saw. menemui rombongan haji dari Yatsrib.

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

ANALISIS PENGARUH MERCHANDISING, PROMOSI, DAN ATMOSFER TOKO TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF (Studi Pada UD. Adijaya Teluk Wetan Jepara)

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

QADLA DAN QADAR. Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

Khaerul Khakim, S.Pd.I. Modul Kerifa iyahan. Studysinau Publishing

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

FATWA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG PEMAHAMAN, PEMIKIRAN, PENGAMALAN DAN PENYIARAN AGAMA ISLAM DI ACEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA HAFLAH AKHIRUSSANAH, KHOTMIL QUR AN PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DAN HAUL KH.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

SAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015

CARA TINGKATKAN IMAN

BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2

I. PENDAHULUAN. khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan

BAB I PENDAHULUAN. dikenalkan dengan istilah sejarah yang pada saat Madrasah sudah menjadi mata pelajaran

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

: :

KH Raden Abdullah bin Nuh ( ) Ulama Besar dari Cianjur

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

BAB I PENDAHULUAN. besar di dunia. Hindu, Budha, Islam, Kristen Protestan dan Katholik.

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937. Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikemukakan oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Dalam bab ini juga akan memuat rekomendasi yang dapat digunakan oleh para pembaca. 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937 adalah sebagai berikut: Pertama, mengenai pemikiran KH. Asnawi dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Caringin-Banten. Pada saat itu, Belanda mempengaruhi masyarakat Caringin dengan menjauhkan dari norma-norma dan nilai-nilai agama Islam. Pada saat itu keadaan masyarakat Caringin sedang tidak menentu.. Hal ini membuat resah para ulama-ulama di Banten, sehingga mereka mulai berfikir untuk membuat kondisi buruk menjadi lebih baik. Cara yang dilakukan adalah dengan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode dakwah yang lemah lembut. Diharapkan dengan menggunakan metode dakwah tersebut dapat mengubah sedikit demi sedikit kebiasaan masyarakat Caringin yang buruk sehingga menjadi lebih baik. Selain itu untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan dari pengaruh kolonialisme Belanda, para ulama mendirikan Pondok Pesantren tradisional. Pesantren tersebut menggunakan ajaran tarekat untuk menyebarkan ajaran agama Islam. KH. Asnawi menggunakan tasawuf Qadiriyah wa Naqsibandiyah. KH. Asnawi menggunakan mazhab Syafi i yang sampai sekarang banyak digunakan di Indonesia. selain itu juga mengamalkan ketiga mazhab lainnya, seperti mazhab Al- Imam Malik, mazhab Al-Imam Hanafi, dan mazhab Al-Imam Hambali.

110 Kedua salah satu tokoh ulama yang berusaha untuk membuat keadaan menjadi lebih baik melalui ajaran tasawuf adalah Syeikh KH. Asnawi, Syeikh KH. Asnawi dilahirkan di lingkungan keluarga Ulama pada tahun 1850 M, dimana ayahandanya disamping seorang ulama yang disegani, juga beliau menjabat sebagai Qadhi (Penghulu Ladraat) Kabupaten Caringin, yang bernama KH. Abdurrahman, dan ibundanya salah seorang keturunan dari Kesultanan Banten yang bernama Nyai Hj. Ratu Sabi ah (keturunan ke 17 dari Sultan Ageng Mataram atau Raden Fattah). Berkat ketekunan dan kecerdasan akalnya, dalam usia sebelas tahun beliau telah hafal Al-Quran dan menguasai berbagai cabang Ilmu Agama. Sejak kecil beliau mempunyai keistimewaan serta kelebihan yang tidak lumrah dilakukan oleh anakanak sebaya lainnya, dimana beliau mempunyai perangai yang baik, berbudi luhur, murah senyum, ramah dan suka bertegur sapa, serta taat melakukan ibadahnya. Pada tahun 1862 M, KH Asnawi pergi ke Tanah Suci Makkatul Mukarromah. Di sanalah beliau mendapat bimbingan untuk mengaji berbagai cabang Ilmu Agama dari Syeikh Hasabullah Al-A ma juga salah seorang Ulama Banten Syeikh Nawawi Tanahara, dan beliau mempelajari ilmu Al-Quran dengan tafsirnya secara takhassus dari seorang Al- Hafidz yang bernama Syeikh Abdul Hamid Makki, serta beliau mempelajari ilmu Tarekat dan ilmu Tasawuf dari Syeikh Ahmad Khatib As-Syambasi. Setelah berlalu masa tiga tahun beliau bermukim di Mekkah, ketika beliau telah berusia 15 tahun beliau mendapat izin dari para gurunya untuk turun ke Tanah Jawa pada tahun 1865 M. Tujuan KH. Asnawi menyebarkan agama Islam dengan menggunakan metode dakwah karena untuk member pengetahuan terhadap masyarakat tentang ajaran Islam secara Kaffah (Paripurna) sehingga lambat laun masyarakat menyadari kekeliruan mereka, sehingga adat istiadat yang penuh dengan khurofat tersebut lambat laun lenyap dengan sendirinya. Dakwah yang KH. Asnawi laksanakan dengan cara pengajian dan juga dengan perilaku beliau yang lemah lembut, dimana beliau tidak pernah melakukan sesuatu hal yang buruk. Sehingga masyarakat dengan kesadaran hatinya mau meniru apa yang dilakukan beliau, baik berupa tutur kata serta akhlaqul

111 karimah lainnya, karena metode dakwah melalui ceramah di depan umum itu sangat dilarang oleh pemerintah Kolonial Belanda. Keadaan masyarakat Caringin yang masih kental dengan animisme membuat KH. Asnawi sehingga menyebarkan agama Islam di daerah tersebut adalah karena KH. Asnawi terlahir di Caringin dan merupakan warga Caringin, dengan demikian beliau mempunyai kewajiban serta bertanggung jawab untuk membimbing masyarakat Caringin yang masih tidak menentu. KH. Asnawi dalam perjuangan beliau dalam menyebarkan ajaran agama Islam sehingga mendirikan Masjid dan Pondok Pesantren banyak sekali rintangan-rintangan yang dihadapi terutama dari pihak Belanda, tentu Belanda tidak setuju didirikan Pondok Pesantren oleh KH. Asnawi, karena Belanda ingin tetap menjajah masyarakat pada saat itu dengan cara membiarkan mereka tetap dalam kebodohan dan jauh dari norma agama. Selain itu, Belanda menganggap apabila ada perkumpulan seperti itu dicurigai sebagai pemberontak pemerintahan Kolonial Belanda. Salah satu contoh penolakan yang dilakukan Belanda adalah dengan memasukan KH. Asnawi ke dalam penjara dengan alasan terlalu banyak melakukan dakwah dan menyiarkan agama Islam. Dalam peranannya untuk menyebarkan agama Islam, KH. Asnawi menyebarkan ajaran tasawuf atau tarekat. Ajaran tarekat yang dianut oleh KH. Asnawi adalah Qadiriyah wan Naqsibandiyah. Ajaran tarekat tersebut di ajarkan ke seluruh masyarakat Caringin- Banten. Sistem ini diajarkan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada Syaidina Ali kemudian Syaidina Ali mengajarkan kepada putra-putranya serta keturunannya sehingga sampailah kepada Syeikh Abdul Qadir Jaelani. Syeikh Abdul Qadir Jaelani bukan hanya menyebarkan kepada keturunannya saja melainkan kepada masyarakat. Maka itulah yang dinamakan tarekat Qadiriyah wa Naqsibandiyah. Qadiriyah diambil dari nama Syeikh Abdul Qadir Jaelani sedangkan Naqsabandi berasal dari ajaran Nabi Muhammad yang di ajarkan kepada Syaidina Abu Bakar, Abu Bakar mengajarkan secara rahasia. Karena ada kedekatan antara cara menerapkan dzikir, maka KH

112 Asnawi menggabungkan ajaran tarekatnya. Namun ciri khusus Qadiriyah menggunakan Laa Illahailallah, sedangkan Naqsibandiyah menggunakan Allahu Allahu, akhirnya Yahuu Yahuu. Kalimat gtersebut senantiasa agar ingat kepada Allah. Ajaran ini sangat berdampak baik dengan ingat kepada Allah. Inti dari ajaran tasawuf ini ungtuk mendekatkan diri dan senantiasa mengingat kepada Allah SWT. Dengan cara begitu, masyarakat Caringin akan jauh dari hal-hal buruk. Ketiga, upaya yang dilakukan KH. Asnawi dalam menyebarkan agama Islam di Caringin-Banten oleh KH. Asnawi memang tidak semudah yang dibayangkan. Ada beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi selama menyebarkan agama Islam. Namun, dengan kesabaran dan pantang menyerah KH. Asnawi, dapat menyebarkan ajaran agama Islam melalui ajaran tasawuf, strategi dakwah samapi mendirikan pondok pesantren. Bukti peninggalan sejarah dalam penyeabaran agama Islam di Caringin terdapat Masjid Agung Caringin yang dibangun oleh KH. Asnawi. Ajaran tasawuf yang dipakai adalah Qadiriyah wa Naqsibandiyah, yaitu ajaran yang mengingat mendekatkan diri dengan Allah SWT, sehingga apabila kita ingat dan dekat akan terhindar dari hal-hal yang diluar norma-norma agama. Strategi dakwah yang dipakai melaui pengajian di Masjid Agung Caringin dan terkadang dilaksanakan di rumahnya. Namun, apabila mengadakan pengajian pada saat itu khawatir akan dibubarkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Karena pada saat itu, apabila mengadakan perkumpulan oleh masyarakat pribumi akan dibubarkan dan dianggap sebagai pemberontak. Hambatan lain dalam menyebarkan agama Islam di Caringin adalah KH. Asnawi sampai dipenjara karena dianggap pemberontak pemerintah Kolonialisme Belanda. Agama Islam yang diambil oleh KH. Asnawi berasal dari Mekah, ia langsung belajar ilmu agama ke Mekah. Dengan demikian ajaran Islam yang digunakan oleh KH. Asnawi berasal dari Mekah. Perjuangan KH. Asnawi dalam menyebarkan agama Islam di Caringin- Banten, bahwa masyarakat sudah kembali ke jalan yang di ridhai Allah SWT. Dengan berdirinya Pondok Pesantren masyarakat Caringin bisa lebih baik dalam segi kehidupan, yang tadinya keadaan masyarakat tidak menentu lambat laun mulai

113 membaik keadaanya. Bahkan dampak dari perjuangan KH. Asnawi ini masih terasa sampai saat ini, karena kenyataanya yang terjadi masih banyak santri yang menuntut ilmu agama dan ilmu umum. Selain itu, makam KH. Asnawi sering dikunjungi oleh para peziarah. Sosok KH. Asnawi masih tetap terasa eksistensinya ditengah masyarakat dan semakin berkembang melalui ajaran tasawufnya. Peran KH. Asnawi dalam menyebarkan ajaran agama Islam sangat besar untuk masyarakat Caringin- Banten. Syeikh KH Asnawi merupakan tokoh agama yang memperjuangkan masyarakat Caringin-Banten agar kembali kepada syariat Islam, pejuang sosial, tokoh pendidikan dan pejuang kemerdekaan. 5.2. Saran Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pembelajaran sejarah di lembaga persekolahan khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas kelas XI semester I karena sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Kepada Disbudpora Kabupaten Pandeglang, lebih memperhatikan lagi situs sejarah yang ada di daerah Pandeglang. Sehingga situs sejarah tersebut dapat dipublikasikan ke luar Banten. Selain itu dari segi tempat parkir lebih diperhatikan agar tertib, supaya pengunjung dapat tenang dan merasa aman. Tidak lupa juga perhatian kepada para ahli waris dari KH. Asnawi, terutama bantuan bagi kelangsungan yayasan Masyariqul Anwar. Pemerintah harus lebih peduli kepada wisata religi ini dan patut untuk dikembangkan terutama dari segi fasilitas. Kepada pemerintah Provinsi Banten, khususnya dinas sosial Kabupaten Pandeglang. KH Asnawi merupakan pejuang penyebar agama Islam di Caringin- Banten untuk mengusulkan bahwa KH. Asnawi diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Kontribusi yang diberikan kepada masyarakat Caringin-Banten besar sekali dalam bidang ilmu agama, pendidikan, sosial dan perjuang kemerdekaan.

114 Bagi generasi muda Pandeglang, khususnya Caringin untuk lebih peduli kepada tokoh agama Islam di wilayah Caringin. Mulai menjaga kebersihan, bantuan gotongroyong dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat dalam menjaga cagar budaya di Caringin. Tanpa kehadiran tokoh tersebut, proses Islamisasi di Caringin- Banten tidak berjalan lancar dan tidak ada masyarakat Caringin yang seperti sekarang ini, kental dengan nuansa Islami. Saran terakhir bagi para peziarah, agar lebih tertib dari segi waktu kedatangannya. Selain itu untuk lebih menjaga kebersihan di sekitar makam dan Masjid Agung Caringin. Tidak lupa juga agar para peziarah lebih meluruskan niatnya dalam mengunjungi makam. Bukan untuk meminta yang macam-macam sehingga terhindar dalam kemusyrikan.