Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut.

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

MODUL PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA. Disusun oleh : Anna I. S. Purwiyanto, M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

3. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2010 hingga November 2011.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin)

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

Laporan Kimia Analitik KI-3121

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

DO = ml sampel. ml titran x Normalitas thiosulfat x 8 x (ml botol BOD ml reagen terpakai ) ml botol BOD

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN


Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

III. METODE PENELITIAN. B. Materi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan terlampir (Lampiran 1 dan 2). bio.unsoed.ac.id

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN. 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l. Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

MEASUREMENT OF DISSOLVED INORGANIC NUTRIENT IN EUPHOTIC ZONE THE BANTEN BAY

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

4 Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Sulistyani, M.Si.

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Pupuk super fosfat tunggal

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi 59 Foto kegiatan survei Kapal survei. Persiapan sebelum survei. Pemindahan contoh air laut dari sampler ke dalam botol. Penyaringan contoh air laut. Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut.

lanjutan lampiran 1 60 Makan siang bersama dengan staf peneliti P2O-LIPI. Foto alat-alat penelitian Spektrofotometer. Kolom reduksi. Pipet otomatis 5 ml. Buret + vibrator.

lanjutan lampiran 1 61 Vacuum pump. Nansen. Botol polyetilen. Botol BOD 100 ml. Personal Computer (PC) untuk simulasi model.

Lampiran 2. Prinsip Pengukuran Kualitas Air Laut. 62 Prinsip-prinsip pengukuran kualitas air laut untuk parameter kimia seperti oksigen terlarut (dissolved oxygen), fosfat, nitrat, dan amonium dideskripsikan sebagai berikut (Strickland dan Parsons, 1968; Hutagalung dan Rozak, 1997) : Oksigen terlarut ( O 2 ) Prinsip penentuan kadar oksigen dalam air laut dilakukan dengan metode titrasi (iodometri) yaitu didasarkan pada pembentukan molekul iodin ( I 2 ). Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Winkler yang didasarkan pada terbentuknya endapan putih mangan hidroksida ( Mn OH 2 ) yang merupakan hasil reaksi suatu hidroksida ( NaOH ) dengan mangan klorida MnCl ) dalam larutan basa kuat. Endapan pereduksi ( Mn OH 2 ( 2 ) dalam larutan yang bersifat basa kuat merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga segera dioksidasi oleh oksigen yang terdapat dalam contoh air laut membentuk endapan kuning kecoklatan ( Mn OH 3 ). Banyaknya Mn OH 3 yang terbentuk ekivalen dengan banyaknya O 2 yang terdapat dalam contoh air laut. Persamaan reaksi kimia yang terjadi adalah : MnCl 2 2 NaOH Mn( OH ) 2 2NaCl (endapan putih) 1 2 Mn( OH ) 2 O2 H2O 2Mn OH 3 2 (endapan coklat) Setelah proses pengendapan sempurna, larutan contoh diasamkan dengan asam kuat ( H2SO 4). Dalam larutan yang bersifat asam kuat, endapan

lanjutan lampiran 2 63 ( 3 3 Mn OH ) larut kembali dan melepaskan ( Mn ) yang bersifat oksidator kuat, sehingga akan mengoksidasi ion iodida ( I ) dari garam ( KI ) menjadi iodin ( I 2 ) bebas membentuk larutan berwarna kuning kecoklatan. 2 Mn( OH ) 3 3H2SO4 2KI 2MnSO 4 6H2O K2SO4 I2 (larutan kuning kecoklatan) Iodin ( I 2 ) kemudian dititrasi dengan natrium tio-sulfat ( Na2S2O 3 ), sehingga natrium tiosulfat teroksidasi menjadi natrium tetrationat sedangkan iodin tereduksi menjadi ion iodida ( I ). Untuk menentukan titik akhir titrasi menggunakan indikator kanji (amilum). Iodin ( I 2 ) bereaksi dengan kanji membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Titrasi dihentikan pada saat warna biru hilang dan larutan contoh menjadi tidak berwarna. Banyaknya iodin ( I 2 ) yang terbentuk ekivalen dengan banyaknya larutan natrium tiosulfat yang terpakai dalam titrasi. Dengan demikian banyaknya molekul oksigen terlarut ( O 2 ) dalam contoh air laut ekivalen dengan banyaknya larutan natrium tiosulfat yang dipakai untuk titrasi. I2 2Na2S2O3 Na2S4O8 2NaI (larutan tidak berwarna) Fosfat (P-PO 4 ) Fosfat yang diukur adalah dalam bentuk ortofosfat menggunakan metode spektrofotometrik dengan panjang gelombang 885 nm. Prinsipnya didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks fosfomolibdat berwarna biru. Dalam suasana asam kuat, senyawa ortofosfat dalam contoh air laut bereaksi dengan amonium molibdat membentuk senyawa kompleks

lanjutan lampiran 2 64 amonium fosfomolibdat berwarna kuning. Dengan adanya reduktor asam askorbat, senyawa amonium fosfomolibdat direduksi menjadi senyawa kompleks fosfomolibdat berwarna biru. Absorbansi senyawa fosfomolibdat tersebut berbanding lurus dengan kadar ortofosfat dalam contoh air laut. Nitrat (N-NO 3 ) Penentuan kadar nitrat dalam contoh air laut menggunakan metode spektrofotometrik dengan panjang gelombang 543 nm. Prinsipnya didasarkan pada reduksi nitrat menjadi nitrit. Kadar nitrat ini tidak dapat secara langsung diketahui namun terlebih dahulu direduksi menjadi nitrit menggunakan kolom berisi kadmium (Cd). Senyawa nitrit yang terbentuk bereaksi dengan larutan sulfanilamid membentuk senyawa diazonium. Banyaknya senyawa diazonium ekivalen dengan senyawa nitrit yang terbentuk dalam contoh air laut. Dalam suasana asam lemah senyawa diazonium bereaksi dengan larutan N-(1-naptil)-etilendiamindihidroklorid atau NED membentuk senyawa kompleks azo berwarna merah muda. Banyaknya senyawa kompleks azo ekivalen dengan banyaknya senyawa diazonium sehingga ekivalen dengan senyawa nitrit dalam contoh air laut. Absorbansi senyawa kompleks azo berbanding lurus dengan kadar nitrit dalam contoh air laut. Kadar nitrat dalam contoh air laut adalah selisih kadar nitrit hasil kolom reduksi dengan kadar nitrit dalam contoh air laut. Amonium (N-NH 4 ) Penentuan kadar amonium dalam contoh air laut tidak dapat diukur secara langsung namun terlebih dahulu melalui metode penentuan amoniak

lanjutan lampiran 2 65 berdasarkan metode spektrofotometrik dengan panjang gelombang 630 nm. Prinsipnya didasarkan pada pembentukan senyawa indofenol berwarna biru. Dalam suasana basa, amoniak dalam contoh air laut bereaksi dengan fenol dan hipoklorit membentuk senyawa indofenol berwarna biru. Untuk mempercepat reaksi pembentukan senyawa indofenol biru dan meningkatkan sensitifitasnya ditambahkan katalisator ion nitropusside. Absorbansi senyawa indofenol berbanding lurus dengan kadar amoniak dalam contoh air. Metode ini menghasilkan kandungan total amoniak, dimana mengandung NH dan NH 4 3. Penghitungan kadar amonium dalam contoh air laut dapat diekspresikan sebagai berikut : 4 NH = (absorbansi contoh absorbansi blanko) x 5 (absorbansi contoh + absorbansi standar) absorbansi contoh

Lampiran 3. Pengkonversian satuan 66 Komponen-komponen ekosistem baik diperoleh dari pengamatan lapangan maupun literatur terlebih dahulu dilakukan konversi satuan kedalam bentuk mmol N m -3 sebelum dimasukkan ke dalam model sebagai data masukan/input. Proses konversi satuan tiap komponen-komponen ekosistem dijelaskan sebagai berikut : 1. Nutrien (nitrat, amonium, fosfat) Data nutrien yang diperoleh dari pengamatan lapangan dalam bentuk satuan gat.n-no 3 l -1 maka perlu dikonversi menjadi mmol N m -3. Nitrat 12.11 gat.n-no 3 l -1 =... mmol N m -3 Pertama dikonversi kedalam bentuk g N-NO 3 l -1 dengan mengalikan berat atom/atom relatif nitrogen, yaitu 14 12.11 gat.n-no 3 l -1 x 14 = 169.54 g N-NO 3 l -1 kemudian dikonversi kedalam bentuk mol N l -1 dengan membagi berat molekul/massa relatif NO 3, yaitu 62 169.54 gn-no 3 l -1 : 62 = 2.73 mol N l -1 setara dengan 2.73 mmol N m -3 Cara yang sama dilakukan untuk amonium dan fosfat. 2. Fitoplankton Data fitoplankton yang diperoleh dari literatur dalam bentuk satuan g Chl- l -1 maka perlu dikonversi menjadi mmol N m -3. 0.27 g Chl- l -1 =... mmol N m -3 Pertama dikonversi kedalam bentuk g C l -1 dengan mengalikan 50 (lihat subbab 3.4)

lanjutan lampiran 3 67 0.27 g Chl- l -1 x 50 = 13.5 g C l -1 kemudian dikonversi kedalam bentuk mol C l -1 dengan membagi berat atom/atom relatif karbon, yaitu 12 13.5 g C l -1 : 12 = 1.125 mol C l -1 selanjutnya dikonversi kedalam bentuk mol N l -1 dengan mengalikan 16 106 (lihat subbab 3.4) 1.125 mol C l -1 x 16 106 = 0.17 mol N l-1 setara dengan 0.17 mmol N m -3 3. Zooplankton Zooplankton yang diperoleh dari literatur dalam bentuk ind. m -3 maka perlu dikonversi menjadi mmol N m -3. 13200 ind. m -3 setara dengan 13200 g C m -3 (lihat subbab 3.4) 13200 g C m -3 =... mmol N m -3 Pertama dikonversi kedalam bentuk mol C m -3 dengan membagi berat atom/atom relatif karbon, yaitu 12 13200 g C m -3 : 12 = 1100 mol C m -3 kemudian dikonversi kedalam bentuk mol N m -3 dengan mengalikan 16 106 (lihat subbab 3.4) 1100 mol C m -3 x 16 106 = 166.04 mol N m-3 selanjutnya dikonversi kedalam bentuk mmol N m -3 dengan mengalikan 10-3 166.04 mol N m -3 x 10-3 = 0.17 mmol N m -3

Lampiran 4. Data pengamatan lapangan 68 Tabel 1. Data hasil pengukuran nitrat, amonium, fosfat, dan oksigen terlarut (DO) pada bulan Maret (musim peralihan I) 2010 di Teluk Jakarta. Tanggal Jam Bujur Lintang Stasiun Fosfat Nitrat Amonium DO (µg at./l) (µg at./l) (µg at./l) ml/l 20 Maret 2010 10.00 106.775-6.100 26 0.144 12.11 5.02 3.16 20 Maret 2010 10.18 106.775-6.075 27 0.216 14.22 4.68 2.77 20 Maret 2010 10.50 106.725-6.075 33 0.264 1.40 12.00 2.49 20 Maret 2010 11.17 106.725-6.050 34 0.144 0.96 14.63 3.05 20 Maret 2010 11.40 106.725-6.025 35 0.048 1.53 10.00 2.26 20 Maret 2010 11.55 106.725-6.000 36 0.072 1.80 3.84 3.28 20 Maret 2010 12.25 106.725-5.975 37 0.120 3.98 3.13 3.39 20 Maret 2010 12.45 106.725-5.950 38 0.048 1.88 5.28 3.73 22 Maret 2010 7.45 106.775-5.950 32 0.028 4.81 5.14 4.24 22 Maret 2010 8.10 106.825-5.950 19 0.042 2.11 5.31 4.07 22 Maret 2010 8.40 106.875-5.950 18 0.014 1.18 5.45 4.19 22 Maret 2010 9.03 106.925-5.950 7 0.014 1.54 4.42 3.99 22 Maret 2010 9.30 106.975-5.950 6 0.014 20.18 4.92 4.27 22 Maret 2010 9.50 106.975-5.975 5 0.056 6.86 4.89 4.41 22 Maret 2010 10.10 106.925-5.975 8 0.028 2.65 4.41 4.02 22 Maret 2010 10.40 106.875-5.975 17 0.042 1.99 4.03 4.19 22 Maret 2010 11.10 106.825-5.975 20 0.014 2.74 4.10 3.91 22 Maret 2010 11.35 106.775-5.975 31 0.069 2.05 4.15 3.62 24 Maret 2010 8.13 106.775-6.000 30 0.011 3.98 4.54 4.7 24 Maret 2010 8.44 106.825-6.000 21 0.034 2.51 4.55 4.41 24 Maret 2010 9.00 106.825-6.025 22 0.042 4.07 4.90 4.38 24 Maret 2010 9.20 106.775-6.025 29 0.034 1.99 5.00 4.48 24 Maret 2010 9.45 106.775-6.050 28 0.011 2.85 5.28 4.5 24 Maret 2010 10.07 106.825-6.050 23 0.011 1.33 5.17 4.64 24 Maret 2010 10.24 106.825-6.075 24 0.046 1.93 12.00 4.47 24 Maret 2010 10.38 106.825-6.100 25 0.092 2.11 14.43 4.29 26 Maret 2010 8.45 106.875-6.000 16 0.009 10.52 5.00 4.75 26 Maret 2010 9.25 106.875-6.025 15 0.009 8.05 3.59 4.50 26 Maret 2010 9.50 106.925-6.000 9 0.017 6.39 4.90 4.24 26 Maret 2010 10.12 106.975-6.000 4 0.052 10.65 4.97 4.30 26 Maret 2010 10.40 106.925-6.025 10 0.035 9.46 5.03 4.55 26 Maret 2010 10.58 106.925-6.050 11 0.035 10.15 5.15 4.42 26 Maret 2010 11.20 106.975-6.050 2 0.017 28.71 4.98 2.57 26 Maret 2010 11.42 106.975-6.075 1 0.009 12.57 4.69 4.75 26 Maret 2010 12.07 106.925-6.075 12 0.017 12.71 4.67 4.48 26 Maret 2010 12.32 106.875-6.075 13 0.009 6.29 6.16 4.32 26 Maret 2010 12.48 106.875-6.050 14 0.017 6.69 5.00 4.41 Mei 2010 9.28 106.980-5.938-0.38 7.00 4.97 2.44

RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Sukabumi tanggal 10 Oktober 1988 dari pasangan Bapak Kusnadi dan Ibu Yani Rohayani. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 2006, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 97 (SMAN 97) Ciganjur, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, penulis meneruskan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengajar selama tiga tahun sebagai asisten beberapa mata kuliah, yaitu asisten mata kuliah Dasar-Dasar Instrumentasi Kelautan tahun 2008-2009, asisten luar biasa mata kuliah Oseanografi Kimia tahun 2009-2011, dan asisten mata kuliah Oseanografi Terapan tahun 2010-2011. Selain itu, penulis pernah menjadi anggota klub Marine Instrument and Telemetry (MIT) tahun 2008-2009, ketua panitia lapangan (fieldtrip) mata kuliah Pemetaan Sumber Daya Hayati Laut tahun 2009, dan koordinator asisten praktikum mata kuliah Oseanografi Kimia tahun 2010-2011. Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Pemodelan Sebaran Nutrien dengan Pendekatan Model Perata-rataan terhadap Kedalaman (Depth Averaged) di Teluk Jakarta sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.