LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
|
|
- Doddy Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Iodometri Disusun Oleh : Rofiqoh Ghina R. Neng Erni Maryani Nia Sari Setyaningrum Elvita Wulandari H. Novita Alen F. Andita Hargiyanti Deti Nurhidayah Intan Purnamasari D. 1311C E E E E E C E2002 SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG 2014
2
3 I. JUDUL PRAKTIKUM : Penentuan [Na 2 S 2 O 3 ] ± 0,05 N II. TANGGAL PRAKTIKUM : Minggu, 22 Mei 2014 III. TANGGAL LAPORAN : Minggu, 6 Juni 2014 IV. TUJUAN PRAKTIKUM : Mengetahui dan memahami cara pembuatan larutan Na 2 S 2 O 3. Mengetahui dan memahami cara penentuan konsentrasi Na 2 S 2 O 3. Mengetahui langkah-langkah penentuan konsentrasi Na 2 S 2 O 3. V. PRINSIP PERCOBAAN : Sejumlah tertentu larutan K 2 Cr 2 O 7 standar direaksikan dengan KI berlebih pada suasana asam, I 2 yang terbentuk dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 yang akan ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan indikator amylum dalam suasana asam. Pada saat TA terjadi perubahan warna biru tepat menghilang. 2- Pada TE berlaku mek I 2 = mek S 2 O 3 2- = mek Cr 2 O 7, sehingga konsentrasi Na 2 S 2 O 3 dapat dihitung. VI. DASAR TEORI : PENGERTIAN TITRASI REDOKS Titrasi redoks itu melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit.titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat. Beberapa contoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate, penentuan besi(ii) dengan serium(iv), dan sebagainya. Karena melibatkan reaksi redoks maka pengetahuan tentang penyetaraan reaksi redoks memegang peran penting, selain itu pengetahuan tentang perhitungan sel volta, sifat oksidator dan reduktor juga sangat berperan. Dengan pengetahuan yang cukup baik mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah. Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan mebuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titrant, atau dapat juga menggunakan indicator. Dengan memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 1
4 titrasi redoks menggunakan warna titrant sebagai indicator contohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat. Beberapa titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indicator, khususnya titrasi redoks yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat reduktor/oksidator lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indicator diatas tidak dapat diaplikasikan, misalnya ferroin, metilen, blue, dan nitroferoin. Contoh titrasi redoks yang terkenal adalah iodimetri, iodometri, permanganometri menggunakan titrant kalium permanganat untuk penentuan Fe 2+ dan oksalat, Kalium dikromat dipakai untuk titran penentuan Besi(II) dan Cu(I) dalam CuCl. Bromat dipakai sebagai titrant untuk penentuan fenol, dan iodida (sebagai I 2 yang dititrasi dengan tiosulfat), dan Cerium (IV) yang bisa dipakai untuk titrant titrasi redoks penentuan ferosianida dan nitrit. Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, diantaranya : Permanganometri Cerimetri Iodimetri, iodometri, iodatometri Bromometri, bromatometri Nitrimetri MACAM-MACAM TITRASI REDOKS Dikenal berbagai macam titrasi redoks yaitu permanganometri, dikromatrometri, serimetri, iodo-iodimetri dan bromatometri. Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO 4 (oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri tidak dipeerlukan indikator, karena titran bertindak sebagai indikator (auto indikator). Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO 4 harus distandarisasi, antara lain dengan arsen(iii) oksida (As 2 O 3 ) dan Natrium oksalat (Na 2 C 2 O 4 ). Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi, kalsium dan hidrogen peroksida. Pada penentuan besi, pada bijih besi mula-mula dilarutkan dalam asam klorida, kemudian semua besi direduksi menjadi Fe 2+, baru dititrasi secara permanganometri. Sedangkan pada penetapan kalsium, mula-mula.kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat kemudian endapan dilarutkan dan Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 2
5 oksalatnya dititrasi dengan permanganat. Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat, tetapi lebih lemah dari permanganat. Kalium dikromat merupakan standar primer. Penggunaan utama dikromatometri adalah untuk penentuan besi(ii) dalam asam klorida. Titrasi dengan iodium ada dua macam yaitu iodimetri (secara langsung), dan iodometri (cara tidak langsung). Dalam iodimetri iodin digunakan sebagai oksidator, sedangkan dalam iodometri ion iodida digunakan sebagai reduktor. Baik dalam iodometri ataupun iodimetri penentuan titik akhir titrasi didasarkan adanya I 2 yang bebas. Dalam iodometri digunakan larutan tiosulfat untuk mentitrasi iodium yang dibebaskan. Larutan natrium tiosulfat merupakan standar sekunder dan dapat distandarisasi dengan kalium dikromat atau kalium iodidat. Dalam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari zat yang kemurniannya tidak pasti, perlu dilakukan pembakuan. Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku yang disebut larutan baku primer, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara penimbangan zat secara seksama yang digunakan untuk standarisasi suatu larutan karena zatnya relatif stabil. Selain itu, pembakuan juga bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan oleh larutan baku primer, karena sifatnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis (Khopkar, 1990). Syarat-syarat larutan baku primer yaitu : Mudah diperoleh dalam bentuk murni Mudah dikeringkan Stabil Memiliki massa molar yang besar Reaksi dengan zat yang dibakukan harus stoikiometri sehingga dicapai dasar perhitungan ( Day & Underwood, 2002 ). Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sabagai pentahidrat Na 2 S 2 O 3.5H 2 O. larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer, larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Tembaga murni dapat digunakan sebagi standar primer untuk natrium tiosulfat ( Day & Underwood, 2002 ). Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 3
6 Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk zat anorganik maupun organik. Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial, sehingga reaksi redoks dapat menggunakan perubahan potensial untuk mengamati titik akhir satu titrasi. Selain itu cara sederhana juga dapat dilakukan dengan menggunakan indikator. Iodimetri dan Iodometri Teknik ini dikembangkan berdasarkan reaksi redoks dari senyawa iodine dengan natrium tiosulfat. Oksidasi dari senyawa iodine ditunjukkan oleh reaksi dibawah ini : I e 2 I - Eo = + 0,535 volt Sifat khas iodine cukup menarik berwarna biru didalam larutan amilosa dan berwarna merah pada larutan amilopektin. Dengan dasar reaksi diatas reaksi redoks dapat diikuti dengan menggunaka indikator amilosa atau amilopektin. Analisa dengan menggunakan iodine secara langsung disebut dengan titrasi iodimetri. Namun titrasi juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan iodida, dimana larutan tersebut diubah menjadi iodine, dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan natrium tiosulfat, titrasi tidak iodine secara tidak langsung disebut dengan iodometri. Dalam titrasi ini digunakan indikator amilosa, amilopektin, indikator carbon tetraklorida juga digunakan yang berwarna ungu jika mengandung iodin. Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam analisis vitamin C (asam askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. Pertama-tama, sampel ditimbang seberat 400 mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas carbondioksida (CO2), selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sulfat encer sebanyak 10 ml. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa. Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 4
7 VII. ALAT DAN BAHAN : Alat Neraca analitis Labu ukur 100 ml Buret 50 ml Pipet seukuran 10 ml Botol semprot Labu Erlenmeyer bertutup asah Batang pengaduk Klem Buret Statif Sendok/spatula Tegel putih Bahan Larutan Na 2 S 2 O 3 ± 0,05 N Larutan standar primer K 2 Cr 2 O 7 Aqua dest KI H 2 SO 4 2N Amylum 1% Kertas timbang Kertas isap VIII. LANGKAH KERJA : A. Pembutan Larutan Na 2 S 2 O 3 Timbang ± 6,25 g Na 2 S 2 O 3.5H 2 O. Larutkan dan encerkan dengan air bebas O 2 sampai dengan volume 500 ml. Tetapkan konsentrasinya. B. Penentuan Konsentrasi Na 2 S 2 O 3 Timbang 0,25 g K 2 Cr 2 O 7 yang kering dan murni. Larutkan dan encerkan dalam labu ukur 100 ml. Pipet 10,00 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml bertutup asah. Tambahkan 1 g KI bebas iodat. Tambahkan pula 5 ml H 2 SO 4 2N. Titrasi s.d. hampir TA (kuning jerami) Tambahkan 3 tetes amylum. Lanjutkan titrasi s.d. TA (biru tepat menghilang). Hitung normalitas Na 2 S 2 O 3. Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 5
8 IX. DATA PENGAMATAN : A. Persamaan Reaksi 2- Cr 2 O 7 (aq) + 6I - (aq) + 14H + (aq) 3I 2 (aq) + 2Cr 3+ (aq) + 7H 2 O (l) (jingga) (tb) (tb) (coklat) (hijau) (tb) I 2 (aq) + 2Na 2 S 2 O 3 (aq) 2NaI (aq) + Na 2 S 4 O 6 (aq) (coklat) (tb) (tb) (tb) 2- I 2 amyl (aq) + Na 2 S 2 O 3 (aq) 2NaI (aq) + Amylum (aq) + S 4 O 6 (aq) (biru) (tb) (tb) (tb) (tb) B. Table Titrasi Penentuan [Na 2 S 2 O 3 ] Data Titrasi Titrasi Ke- 1 2 Skala Akhir 8,79 18,80 Skala Awal 0,00 10,00 V. Terpakai (ml) 8,79 8,80 Warna TA Biru Tepat Menghilang Rata-rata (ml) 8,80 C. Data Penimbangan Zat yang ditimbang K 2 Cr 2 O 7 KI Massa alat + zat (g) 0,7525 1,5246 Massa alat (g) 0,5024 0,5235 Massa zat (g) 0,2501 1,0011 D. Perhitungan Konsentrasi [ ] [ ] [ ] X. PEMBAHASAN : Pada awalnya warna kalium dikromat yang diencerkan dengan faktor pengencer 100/10 berwarna kuning ditambahkan H 2 SO 4 4N sebanyak 5 ml warnanya tidak berubah, kemudian setelah tambah KI 10% sebanyak 3 ml warnanya berubah menjadi coklat tua dan setelah kemudian setelah dititrasi Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 6
9 dengan larutan thiosulfat sebanyak ± 8mL warnanya berubah menjadi kuning kehijauan dan ditambahkan amilum sebanyak ±3 tetes warnanya berubah menjadi biru tua kehitaman kemudian dititrasi kembali dengan thio sebanyak ± 1mL larutannya berubah, perubahan yang terjadi adalah warna biru menghilang dan apabila warna birunya telah menghilang maka proses titrasi telah selesai dan hasil thio yang terpakai dijadikan sebagai volum titrasi serta untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat sebaiknya titrasi dilakukan lebih dari satu dan kita ambil hasil akhir dari titrasi adalah hasil rata-rata dari jumlah titrasi yang kita lakukan. Sebelum dilakukan titrasi iodometri larutan harus didiamkan beberapa menit ditempat yang gelap atau tidak terkena sinar hal ini disebabkan sifat dari larutan iodometri yang mengandung iodium yang sangat peka terhadap oksigen apabila dibiarkan terkena sinar akan menyebabkan ph asamnya terus naik dan itu sangat sulit untuk dilakukan titrasi dengan larutan thiosulfat karena untuk melakukan titrasi keadaan ph larutan iodium harus dalam keadaan sedikit basa (ph<8) tetapi apabila terlalu basa juga tidak bagus karena akan terjadi endapan iodium. XI. KESIMPULAN : Konsentrasi natrium tiosulfat yang didapat dari hasil praktikum adalah 0,0580 N XII. DAFTAR PUSTAKA : Underwood, A. L dan R. A. Day, JR Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga. Khopkar, S.M Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Basset, J., dkk Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi IV. Jakarta : EGC. Team Teaching Kimia Analitik Job Sheet Kimia Analitik Level II Argentometri. Bandung : SMKN 13 Bandung. Penentuan Konsentrasi Natrium Tiosulfat Page 7
10
11 I. JUDUL PRAKTIKUM : Penentuan Kadar KIO 3 II. TANGGAL PRAKTIKUM : Minggu, 22 Mei 2014 III. TANGGAL LAPORAN : Minggu, 6 Juni 2014 IV. TUJUAN PRAKTIKUM : Mengetahui dan memahami cara penentuan kadar KIO 3. Mengetahui langkah-langkah penentuan kadar KIO 3. V. PRINSIP PERCOBAAN : Sejumlah tertentu larutan sampel KIO 3 direaksikan dengan KI berlebih pada suasana asam, I 2 yang terbentuk dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 standar dengan menggunakan indikator amylum dalam suasana asam. Pada saat TA terjadi perubahan warna biru tepat menghilang. Pada TE berlaku mek I 2 = mek S 2 O 2-3 = mek IO - 3, sehingga kadar KIO 3 dapat dihitung. VI. DASAR TEORI : Reduksi oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi (Rivai, 1995). Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi (Siregar, 2010). Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut : 1. Reaksi harus cepat dan sempurna, 2. Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor, 3. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau secara potentiometric (Siregar, 2010). Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 1
12 Banyak unsur-unsur mempunyai lebih dari satu tingkat oksidasi, maka dikenal beberapa macam titrasi redoks yaitu : 1. Titrasi permanganometri 2. Titrasi Iodo-Iodimetri 3. Titrasi Bromometri dan Bromatometri 4. Titrasi serimetri (Siregar, 2010). Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Basset, 1994). Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na 2 S 2 O 3.5H 2 O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (Day & Underwood, 2001) Ion iodida adalah agen pereduksi lemah dan akan mereduksi agen oksidasi yang kuat. Ini tidak digunakan sebagai titran terutama karena kurangnya sistem indikator visual yang tepat, serta faktor-faktor lain seperti kecepatan reaksi. Ketika kelebihan iodida ditambahkan ke dalam larutan agen pengoksidasi, iodium diproduksi dalam jumlah yang setara dengan saat ini agen pengoksidasi. Iodium ini bisa dititrasi dengan agen pereduksi, dan hasilnya akan sama seperti jika agen pengoksidasi yang dititrasi secara langsung. agen titrasi yang digunakan adalah natrium tiosulfat. Iodat dapat ditentukan secara iodometri: IO I - + 6H + 3I 2 + 3H 2 O Masing-masing iodat menghasilkan 3 yodium, yang bereaksi lagi dengan 6 tiosulfat, dan milimol iodat diperoleh dengan mengalikan milimol tiosulfat yang digunakan dalam titrasi dengan 1 / 6 (Christian,1994). Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada 25 o C), tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 2
13 penembahan iodium. Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer, As 2 O 3 yang paling biasa digunakan (Day & Underwood, 2001). Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day & Underwood, 2001). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam titrasi iodometri dan iodimetri : Oksigen error, terjadi jika dalam larutan asam, maka oksigen dari udara akan mengoksidasi iodide menjadi iod (kesalahan makin besar dengan meningkatnya asam). Reaksi iodometri dilakukan dalam suasana asam sedikit basa (ph <8) Larutan kanji yang sudah rusak akan memberikan warna violet yang sulit hilang warnanya, sehingga akan mengganggu peniteran. Pemberian kanji terlalu awal akan menyebabakan iod menguraikan amilum dan hasil peruraian menggangu perubahan warna pada titik akhir. Penambahan KI harus berlebih, karena I 2 yang dihasilkan sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam KI. Larutan Thiosulfat dalam suasana yang sangat asam dapat menguraikan larutan thiosulfat menjadi belerang, pada suasana basa (ph>9) thio sulfat menjadi ion sulfat (Perdana, 2009). Kekurangan kanji sebagai indicator adalah : Kanji tidak larut dalam air dingin. Suspensinya dalam air tidak stabil. Bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan I 2 akan membentuk kompleks iod-amilum.jika dalam titrasi menggunakan indicator kanji maka penambahan kanji dilakukan pada saat mendekati ttitik ekivalen. Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 3
14 Dalam proses titrasi iodo dan iodimetri sebaiknya menggunakan indicator larutan Natrium Amylumglikolat. Indicator ini dengan I2 tidsk akan membentuk kompleks Iod-amilum sehingga dapt ditambahkan pada awal titrasi (Perdana, 2009). VII. ALAT DAN BAHAN : Alat Neraca analitis Labu ukur 100 ml Buret 50 ml Pipet seukuran 10 ml Botol semprot Labu Erlenmeyer bertutup asah Batang pengaduk Klem Buret Statif Sendok/spatula Tegel putih Bahan Larutan Na 2 S 2 O 3 0,0580 N Sampel KIO 3 Aqua dest KI H 2 SO 4 2N Amylum 1% Kertas timbang Kertas isap VIII. LANGKAH KERJA : A. Penentuan Kadar KIO 3 Timbang 0,5 gram KIO 3. Larutkan dalam labu ukur 100 ml, tanda bataskan. Pipet 10 ml, masukkan kedalam labu Erlenmeyer bertutup asah. Tambahkan 1 g KI bebas iodat. Tambahkan pula 5 ml H 2 SO 4 2N. Titrasi s.d. hampir TA (kuning jerami) Tambahkan 3 tetes amylum. Lanjutkan titrasi s.d. TA (biru tepat menghilang). Hitung kadar KIO 3. Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 4
15 IX. DATA PENGAMATAN : A. Persamaan Reaksi - IO 3 (aq) + 5I - (aq) + 6H + (aq) 3I 2 (aq) + 3H 2 O (l) (tb) (tb) (tb) (coklat) (tb) I 2 (aq) + 2Na 2 S 2 O 3 (aq) 2NaI (aq) + Na 2 S 4 O 6 (aq) (coklat) (tb) (tb) (tb) 2- I 2 amyl (aq) + Na 2 S 2 O 3 (aq) 2NaI (aq) + Amylum (aq) + S 4 O 6 (aq) (biru) (tb) (tb) (tb) (tb) B. Table Titrasi Penentuan Kadar KIO 3 Data Titrasi Titrasi Ke- 1 2 Skala Akhir 24,00 49,05 Skala Awal 0,00 25,00 V. Terpakai (ml) 24,00 24,05 Warna TA Biru Tepat Menghilang C. Data Penimbangan Zat yang ditimbang KIO 3 KI Massa alat + zat (g) 0,1125 1,5006 Massa alat (g) 0,5024 0,5005 Massa zat (g) 0,5101 1,0001 D. Perhitungan Kadar KIO 3 [ ] X. PEMBAHASAN : Titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion Iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya Iodium dibebaskan secara kuantatif dan dititrasi dengan larutan Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 5
16 standar atau asam. Titrasi Iodometri ini termasuk golongan titrasi redoks dimana mengacu pada transfer electron. I 2 + 2e - 2I - (Day & Underwood,2001). Disini Iod merupakan oksidator lemah sedangkan ion Iodida sering bertindak sebagai reduktor. Oleh karena itu iodium dapat digunakan sebagai reduktor dan oksidator. Pada percobaan ini akan menentukan konsentrasi larutan kalium iodat dengan larutan natrium tiosulfat menggunakan sebuah indikator kanji yang tentunya menggunakan metode titrasi iodometri yang berprinsipkan berdasarkan reaksi redoks yaitu serah terima elektron dimana elektron diberikan oleh pereduksi dan diterima oleh pengoksidasi. Dalam prosedurnya akan melakukan dua titrasi yaitu standarisasi larutan natrium tiosulfat oleh larutan kalium iodat dan penentuan kadar sampel kalium iodat oleh larutan natrium tiosulfat. Sebelum melakukan percobaan, semua alat gelas yang akan digunakan dalam percobaan harus dicuci terlebih dahulu dan setelah itu dikeringkan. Alat gelas yang digunakan dalam percobaan harus dalam keadaan bersih dan kering agar kuantitatif, bebas dari zat-zat pengotor yang dapat mengganggu percobaan sehingga hasilnya tidak akurat. Titrasi pertama yaitu stadarisasi disini menggunakan larutan kalium iodat sebagai larutan standar atau larutan baku primer karena sudah diketahui konsentrasinya dan sifat-sifatnya sesuai dengan syarat larutan baku primer yaitu tidak higrokopis( stabil terhadap udara) dan kemurniannya yang baik. Larutan kalium iodat dipipet dan dimasukan kedalam labu titrasi, setelah itu ditambahkan padatan kalium iodida. Padatan kalium iodida ini sangat bersifat higrokopis oleh karena itu setelah penimbangan padatan kalium iodida harus ditutup dengan plastik karena berkurangnya iodium akibat penguapan dan oksidasi udara dapat menyebabkan banyak kesalahan untuk analisis selanjutnya. Fungsi penambahan padatan kalium iodida ini untuk memperbesar kelarutan iodium yang sukar larut dalam air dan kalium iodida ini untuk mereduksi analit sehingga bisa dijadikan standarisasi. Kemudian ditambahkan larutan asam sulfat karena titrasi ini dilakukan di suasana asam (ph < 8,0), bila pada ph > 8,0 maka akan bereaksi dengan hidroksida, dengan reaksi : I 2 + 2OH - I - + IO - + H 2 O Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 6
17 3IO - 2I IO 3 (Day & Underwood,2001). Larutan kalium iodat asam mulai dititrasi dengan larutan baku sekunder natrium tiosulfat. Larutan natrium tiosulfat perlu distandarisasikan karena sifatnya belum stabil dalam waktu yang lama dan larutan ini bersifat reduktor didalam air dengan adanya CO 2 terjadi reaksi: S 2 O H + --> HSO S (endapan koloid yang dapat membuat larutan keruh) (Svehla, 1990). Penguraian ini dapat juga ditimbulkan oleh mikroba Thiobacillus thioparus bila larutan dibiarkan lama, selain itu kestabilan larutan natrium tiosulfat dipengaruhi oleh ph rendah dan lamanya terkena sinar matahari oleh karena itu pada penyimpanan natrium tiosulfat ditempat dengan ph 7-10 karena pada ph yang berkisar sekitar itu aktivitas bakteri minimal. Sehingga pada saat pembuatannya, natrium tiosulfat ditambahkan dengan natrium karbonat untuk menjadikan ph larutan berkisar antara Titrasi iodometri dilakukan pada suasana asam. Pereaksi yang digunakan untuk membuat suasana larutan menjadi asam adalah asam sulfat 2N yang dibuat dari pengenceran asam sulfat pekat. Pengenceran harus dilakukan dalam ruang asam, karena asam sulfat bersifat eksotermis. Penambahan sedikit demi sedikit asam sulfat pekat ke dalam air akan menyebabkan pelepasan kalor dan gas sulfide yang berbahaya bila terhirup manusia, maka pengenceran asam sulfat dilakukan dalam ruang asam. Penambahan asam sulfat dalam pelarut air dilakukan melalui dinding gelas kimia dan sedikit demi sedikit. Karena bila ditambahkan langsung pada pelarut tanpa melalui dinding dikhawatirkan akan terjadi percikan karena sifat eksotermis tadi. Asam sulfat yang ditambahkan air bukan sebaliknya. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan kedalam asam sulfat pekat, akan mendidih dan bereaksi dengan keras. Asam sulfat adalah zat penghidrasi yang sangat baik, afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikian hingga atom hydrogen dan oksigen dari suatu senyawa dapat terpisah. Proses titrasi harus cepat dilakukan karena kalium iodida dalam larutan masih bisa menguap yang dapat mengakibatkan warna titik akhir akan hilang sebelum waktunya. Warna awal yaitu cokelat menuju jingga yang setelah dititrasi menjadi warna kuning. Pada kondisi ini ditambahkan indikator kanji. Indikator kanji ini Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 7
18 digunakan karena sensitivitas warna biru-tua yang mempermudah pengamatan perubahan pada titik akhit titrasi selain itu kompleks antara iodium dan amilum memiliki kelarutan yang amat kecil dalam air apalagi dalam larutan asam iodida mudah untuk dioksidasikan menjadi iod bebas dengan sejumlah zat pengoksid, sehingga iod bebas ini mudah diidentifikasi dengan larutan indikator sebagai uji kepekaan terhadap iod dari pewarnaan biru-tua yang dihasilkan oleh indikator kanji. Indikator kanji ditambahkan pada saat akan menjelang titik akhir agar amilum tidak mengikat atau membungkus Iodida yang dapat menyebabkan sulit untuk lepas kembali sehingga warna biru sulit untuk lenyap atau hilang sehingga dapat menganggu pengamatan perubahan warna pada titik akhir yaitu larutan yang tak berwarna. Perubahan warna itu terjadi dari warna biru karena masih ada iodium, dimana larutan sampel kalium iodat dipipet dan dimasukan kedalam labu titrasi kemudian diencerkan dengan air suling jangan terlalu banyak kemudian ditambahkan padatan kalium iodida agar iodium larut dalam air dan tambahkan juga asam sulfat agar media bersifat asam sehingga iodida dapat dioksidasikan menjadi iod-iod bebas yang mudah untuk diidentifikasi nantinya kemudian mulai dititrasi cepat-cepat dengan larutan natrium tiosulfat sebagai peniter, titrasi cepat-cepat agar kalium iodida tidak habis menguap, pada titik akhir berubah menjadi warna kuning kemudian ditambahkan indikator kanji sehingga kanji dengan adanya iodida, ioidum dapat bereaksi membentuk kompleks berwarna biru tua disebabkan iodium diadsorpsi oleh larutan kanji kemudian dititrasi lagi sehingga warna dari biru menjadi tak berwarna menandakan iodium hasil reaksi habis semua dititrasi oleh larutan natrium tiosulfat. Larutan I 2 dalam larutan KI encer bewarna coklat muda. Bila 1 tetes larutan I 2 0,1 N dimasukkan kedalam 100 ml aquades akan memberikan warna kuninng muda, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu larutan yang tidak berwarna I 2 dapat berfungsi sebagai indicator. Namun demikian, warna terjadi dalam larutan terszebut akan lebih sensitive dengan menggunakan larutan kanji sebagai katalisatornya, karena kanji dengan I 2 dalam larutan KI bereaksi menjadi suatu kompleks Iodium yang berwarna biru. Amilum dengan iodium dapat membentuk kompleks biru. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Betuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 8
19 dapat masuk kedalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut (Sumardjo,2009). Kalium iodide merupakan yang higroskopis, mudah dioksidasi oksigen dari udara dengan reaksi berikut : 4H + + 4I - + O 2 2I - + 2H 2 O (Sumardjo, 2009). Reaksi berjalan cepat dalam suasana asam. Sehingga saat kalium iodide dimasukkan kedalam larutan kalium iodat dalam suasana asam, harus terhindar dari kontak dengan udara, karena akan mengakibatkan iodium yang terbentuk akan lebih banyak dari yang seharusnya, yaitu iodium hasil dari reaksi redoks antara kalium iodat dan kalium iodide, juga iodium dari hasil reaksi oksidasi kalium iodide oleh udara. Pada titrasi iodometri ini, standarisasi natrium tiosulfat dapat juga digunakan kalium dikromat yang berwarna jingga sebagai larutan baku primer. Pada titik akhir terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau. Warna hijau ini berasal dari ion Cr 3+ hasil dari oksidasi dikromat. Sebelum ditambah amilum pada saat mendekati titik ekivalen, warna larutan adalah kuning kehijauan, karena masih terkandung iodium didalam larutan yang akan membentuk kompleks amilum-iod yang berwarna biru dengan penambahan amilum pada saat mendekati titik ekivalen. Pada saat dititrasi kembali dengan natrium tiosulfat maka akan terjadi reaksi redoks antara iodium dan tiosulfat sehingga yang tersisa hanya larutan Cr 3+ yang berwarna hijau saat titik akhir. Perbedaan antara titrasi standarisasi natrium tiosulfat oleh kalium iodat dan kalium dikromat adalah pereaksi pembuat suasana asamnya. Pada kalium iodat digunakan asam sulfat, sedangkan pada kalium dikromat digunakan asam klorida pekat. Pada reaksi redoks antara kalium dikromat dengan kalium iodide, reaksi berjalan pada suasana asam, dibutuhkan 14H +. Cr 2 O H + + 5e - 2Cr H 2 O (Day & Underwood, 2001). Ion klorida tidak akan mempengaruhi reaksi redoks antara dikromat dengan iodide, karena kalium dikromat merupakan oksidator kuat, dan energy potensial reduksi iodide lebih kecil dari klorida, sehingga iodide lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan dengan klorida. Selain itu ion klorida juga membantu dalam penentuan titik akhir. Ion Cr 3+ akan bereaksi dengan ion klorida Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 9
20 membentuk kompleks berwarna hijau, yang akan terlihat jelas bila iodium yag terikat oleh amilum tepat bereaksi (redoks) dengan tiosulfat. Kekurangan kanji sebagai indicator adalah : Kanji tidak larut dalam air dingin. Suspensinya dalam air tidak stabil. Bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan i 2 akan membentuk kompleks iod-amilum. Jika dalam titrasi menggunakan indicator kanji maka penambahan kanji dilakukan pada saat mendekati ttitik ekivalen. Karena hal-hal diatas maka, dalam proses titrasi iodo dan iodimetri sebaiknya menggunakan indicator larutan Natrium Amylumglikolat. Indicator ini dengan I 2 tidak akan membentuk kompleks Iod-amilum sehingga dapat ditambahkan pada awal titrasi. XI. KESIMPULAN : Kadar kalium iodat yang didapat dari hasil praktikum adalah 97,52 %. XII. DAFTAR PUSTAKA : Underwood, A. L dan R. A. Day, JR Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga. Khopkar, S.M Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Basset, J., dkk Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi IV. Jakarta : EGC. Team Teaching Kimia Analitik Job Sheet Kimia Analitik Level II Argentometri. Bandung : SMKN 13 Bandung. Penentuan Kadar Kalium Iodat Page 10
KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH
KIMIA KUANTITATIF Makalah Titrasi Redoks Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH MUHAMMAD AGUNG PRASETYO PUTRIANTI Tingkat : IA AKADEMI FARMASI JAMBI KATA PENGANTAR
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA
MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN 1213041019 PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013
Lebih terperinciMacam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya
Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri
PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L
Lebih terperinciTitrasi IODOMETRI & IOdimetri
Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri
MAKALAH KIMIA ANALITIK 1 Iodo Iodimetri OLEH KELOMPOK 5 1. Dwivelia Aftika Sari (1201495) 2. Uswatun Hasanah (1205736) 3. Margarita Claudya Maida (1205696) Dosen Pembimbing: Dr.Mawardi, M.Si JURUSAN KIMIA
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
Lebih terperinciAnalisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam
Analisis Vitamin C Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI
MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI Di Susun Oleh : Ida Ayu Laksmi Dewi (12330057) Dina Rachmawati (12330060) Ade Andriyani (12330081) Rizky Nasurullah (12330086) Yeni Apri Anwarwati
Lebih terperinciTITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini
TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat
Lebih terperinciTITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION
TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Pendahuluan Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 2. Aini Nadhokhotani Herpi 3. Rhendika Taufik
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI Senin, 28 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Titrasi Permanganometri Selasa, 6 Mei 2014 Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050 Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Huda Rahmawati Aida Nadia Rizky Harry Setiawan. PROGRAM
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciSophie Damayanti / SF ITB
1 METODE ANALISIS REAKSI OKSIDASI REDUKSI (REDOKS) 2 REAKSI OKSIDASI REDUKSI (REDOKS) PROSEDUR ANALITIK VOLUMETRI diterapkan untuk SENYAWA ANORGANIK 3 SENYAWA ORGANIK REAKSI DALAM SISTEM IONIK BERLANGSUNG
Lebih terperinciModul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA
Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad
Lebih terperinciUNIVERSITAS BRAWIJAYA
IODIMETRI Disusun oleh: EKA RATRI NOOR W. INDAH AR YUDHA IKOMA I. TRIAS ISTINA R. ALFIN YUNIARTI VIDIA NISA N. WINDA D. ANANDHIEKA M. TALITHA ARDIYAN SUKMA NIO HOKI PRATIWI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciKIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)
KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur
Lebih terperinciTITRASI KOMPLEKSOMETRI
TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah
Lebih terperinciPEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI
PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI A. PRAKTIKAN Nama : CHICI WULANDARI NIM : P07 134 012 007 B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Tujuan : Menghitung Jumlah Sisa Klor dalam Air PAM b. Waktu : Senin, 6 Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang
Lebih terperinciASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciA. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat
A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat mengetahui: 1. Prinsip dasar permanganometri. 2. Standarisasi
Lebih terperinciMetode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri
Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri? yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume. 1 Macam Analisa Volumetri 1. Gasometri adalah volumetri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KADAR NaClO PADA PEMUTIH Disusun oleh : Latifah Suryaningrum (24 / XII IPA 1) SMA Negeri 1 Klaten Jl. Merbabu No. 13 Klaten 2012 / 2013 A. Tujuan Menentukan kadar NaClO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3
Lebih terperinciModul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA
Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun Oleh: Siwi Aji Widhi Astuti (10515026) Irin Safitri (10515029) Yasmine Sophi Damayanti (10515031)
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal
Lebih terperinciMODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :
MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik Percobaan P02 Penentuan Kandungan Asam Askorbat dalam YOU C-1000 secara Iodometri Kelompok 2 : 1. Ryan Permana - 10515014 2. Ghumaydha Adha T - 10515024 3. Syafiqa Ulfa
Lebih terperinciPenentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung
Laporan Praktikum Nama : Linda Trivana Kimia Analitik 1 NRP : G44080075 Kelompok : B-Siang Asisten : Yuyun Yunita Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2010 PJP : Zulhan A, S.Si Penentuan Kadar Vitamin C dengan
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan
BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrogen Peroksida Hidrogen peroksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida, hidrogen dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan bening, tidak
Lebih terperinciTugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI
Tugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI DISUSUN OLEH : Kel IV Dahlia 081304028 Yuliyta Samara 081304038 Andi Ayyub Ansar 081304014 Arianto 081304074 Muh. Rizal Hardiansyah 081304058 JURUSAN KIMIA
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciANION TIOSULFAT (S 2 O 3
ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN
BAB V PEMBAHASAN Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI O L E H KELOMPOK : I (SATU) GOLONGAN : II (DUA) LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FIKES UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SAMATA GOWA
Lebih terperinciTITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR
TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014
LAPORAN PRAKTIKU KIIA KIIA ANALITIK II ETODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOPOK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini Nadhokhotani Herpi 1112016200016
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciMODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory
MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C-1000 Kurnia Sandwika 10515048 Henry Liyanto 10515049 Ignatio Glory 10515062 Christopher Chandra 10515071 Dita Nurkhusis 10515073 Bayu Andi Saputra 10515074
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperinciUJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE
UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE Kelompok : Kelompok 5 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Sahlillah Dwi
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi
Lebih terperinciII. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN
I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat alat 1. Neraca Analitik Metter Toledo 2. Oven pengering Celcius 3. Botol Timbang Iwaki 4. Desikator 5. Erlenmayer Iwaki 6. Buret Iwaki 7. Pipet Tetes 8. Erlenmayer Tutup
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat - Buret 25 ml pyrex - Pipet ukur 10 ml pyrex - Gelas ukur 100 ml pyrex - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex - Labu ukur 100 & 1000 ml pyrex - Botol aquades
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN
PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN Pada percobaan ini dilakukan analisis vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu minuman dengan
Lebih terperinciGambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7
22 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV. 1 Hasil Penelitian IV.1. 1 Hasil Pengukuran Potensial Sel Larutan Pengukuran potensial sel larutan selama proses titrimetri redoks berlangsung dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI
BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR
Lebih terperinciPENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG
PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENDAHULUAN Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung.
Lebih terperinciPelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:
SOP KL.21108.05 PROSEDUR PRAKTIKUM TEKNIK DASAR ANALISIS KIMIA DAN APLIKASINYA UNTUK PENENTUAN KADAR SUATU ZAT (IODOMETRI DAN PENENTUAN KADAR OKSIGEN TERLARUT/DO DALAM AIR) 1. TUJUAN 1.1 Mahasiswa dapat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion
Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciBab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen
21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.
BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. 3.1 Bahan Buah jeruk nipis, belimbing, jeruk lemon, vitamin C baku (PPOMN),
Lebih terperinciMenentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik
PENENTUAN KADAR ION Br - DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI (METODE VOLHARD) Tujuan: Menentukan kadar ion Br- dalam larutan NaBr Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik Widya Kusumaningrum (1112016200005),
Lebih terperinciKIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA
KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK 02 REGULER KELOMPOK 6 Disusun oleh: 1. Jang Jin Joo 1306399071 (11) 2. Robby Samuel 1306402204 (12) TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL 2014 Pengertian Titrasi
Lebih terperinciTITRASI POTENSIOMETRI
TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN
Lebih terperinciStandarisasi Larutan
Standarisasi Larutan Kimia Analitik Kimia analitik: Cabang ilmu kimia yg bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponenkomponen, menentukan jenis serta jumlahnya. Kimia
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan
Lebih terperinciLaporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis
Lebih terperinciVALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI
VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI Oleh : WAHYU PURWANITA K100050239 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciREAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)
REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS) I. Judul eksperimen : Reaksi reduksi oksidasi. II. Tujuan : Mengamati terjadinya reaksi reduksi oksidasi dalam berbagai situasi lingkungan serta penyetaraan persamaan koefisien
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciLARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.
LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut
Lebih terperinci2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik
2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi
Lebih terperinciLaporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN
Laporan Analisis Anion Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. 1.2 Prinsip Percobaan
Lebih terperinciDAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN
DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :
Lebih terperinciBERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012
BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN PENENTUAN KADAR VITAMIN C DISUSUN OLEH : NAMA NIM KELAS PRODI DOSEN ASISTEN : MUHAMMAD ILHAM : D1C012033 : B : TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN : - Ir. Surhaini.M.P.
Lebih terperinciPERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
PERMANGANOMETRI A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik B. TUJUAN Menentukan normalitas KMnO 4 sesungguhnya. C. DASAR TEORI Permanganometri merupakan
Lebih terperinciSetiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem
Iodin Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun larut cukup banyak dalam larutan larutan yang mengandung ion iodida. IOdin membentuk kompleks triodida, dengan konstanta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI
MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI Disusun oleh: 1. SISCA ERICA (10515001) 2. DYAH AYU R. (10515003) 3. WANDA HIMAWAN (10515008) 4. VIORANTY
Lebih terperinci