POLA SINTAKSIS PADA POSTER DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STRUKTUR KALIMAT DALAM TEKS ANEKDOT PADA SURAT KABAR TEMPO EDISI NOVEMBER Oleh

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNANETRA

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

KESALAHAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TEKS ANEKDOT KARYA SISWA KELAS X SMAN 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE

III. BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER: VII/2

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2015

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat ditempuh melalui formal dan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

Transkripsi:

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014 POLA SINTAKSIS PADA POSTER DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP Oleh Leny Gustina Yunregiarsih Wini Tarmini Ali Mustofa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : lenyunregiarsih@ymail.com Abstract The problem of this research is how the syntactic patterns at poster in Kabupaten Pringsewu and its implication in learning Indonesia language at Senior Hight School. The aim is to investigate the syntactic patterns at posters of learning Indonesia language at class VII of SMP. This research uses qualitative descriptive method. The data source research is posters in Kabupaten Pringsewu. It is found that there are 13 incomplete sentences, based on the clause sum 2 simple sentence and 4 complex sentence, based on the syntax type best part imperative sentence. Posters in Kabupaten Pringsewu as the materials in SMP. Keywords: implication teaching, poster, syntactic patterns. Abstrak Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pola sintaksis pada poster di Kabupaten Pringsewu dan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola sintaksis pada poster dan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP kelas VII. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah poster di Kabupaten Pringsewu. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan 13 kalimat taklengkap, berdasarkan jumlak klausa 2 kalimat tunggal dan 4 kalimat majemuk, berdasarkan bentuk sintaksis poster sebagian besar termasuk kalimat perintah. Poster di Kabupaten Pringsewu sebagai materi pembelajaran siswa di SMP. Kata kunci: pola sintaksis, poster, implikasi pembelajaran. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 1

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014 PENDAHULUAN Bahasa merupakan ciri khas (2006: 115-117), poster merupakan yang hanya dimiliki oleh manusia. iklan atau pengumuman yang Bahasa merupakan suatu sistem diproduksi secara missal. Biasanya, komunikasi yang mempergunakan poster ditulis atau dicetak di atas kertas simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) berukuran besardan di pasang di tempat yang bersifat arbitrer, yang diperkuat umum. Poster biasanya berisi gambar dengan gerak-gerik badaniah yang nyata warna-warni atau ilustrasi dan juga (Keraf, 1994: 2). Bahasa sebuah simbol suatu teks pendek menarik tertentu. yang diucapkan oleh alat ucap manusia Pada umumnya, poster memiliki tujuan yang disepakati oleh para pemakai komersial untuk mengiklankan produk bahasa, simbol-simbol tersebut atau mengumumkan suatu pentas memiliki makna dan tujuan yang hiburan. Melalui poster seseorang dapat berbeda sesuai dengan kesepakatan menyampaiakan apa yang ada di dalam pemakainya. pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bahasa sebagai alat interaksi Seseorang dapat membujuk, merayu, dapat dikaji secara internal dan dan mengingatkan orang lain, karena eksternal. Secara internal kajian salah satu tujuan poster adalah untuk dilakukan terhadap struktur bahasa. memengaruhi orang lain. Kajian secara eksternal berkaitan Kurikulum 2013 merupakan dengan hubungan bahasa itu dengan penyempurna kurikulum Tingkat Satuan faktor-faktor atau hal-hal yang ada Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 diluar bahasa secara internal salah merupakan kurikulum terbaru yang satunya dengan kajian sintaksis. berbasis teks. Kebanyakan materi yang Verhaar menyatakan bahwa, sintaksis diajarkan merupakan analisis teks. adalah tatabahasa yang membahas Kurikulum ini juga menugaskan siswa hubungan antar-kata dalam tuturan. untuk mengobservasi sendiri materimateri Sintaksis berurusan dengan tatabahasa yang diberikan. Adanya di antara kata-kata dalam tuturan (1999: kurikulum ini diharapkan siswa dapat 161). menemukan ciri atau keunikan masingmasing Sintaksis adalah telaah teks yang berbeda. Begitu pula mengenai pola-pola yang dipergunakan dengan materi mengenai poster sebagai sebagai sarana untuk menggabungkan salah satu teks observasi, dengan kata menjadi kalimat, Stryker dalam penelitian ini, guru dapat menugasi para (Tarigan, 2009: 4). Menurut Blonch dan siswanya untuk mencari, Trager (dalam Tarigan, 2009: 4), mengobservasi, kemudian menganalisis analisis mengenai konstruksi-konstruksi poster yang terdapat di dalam sekolah yang hanya mengikutsertakan bentukbentuk maupun yang terdapat di luar sekolah. bebas disebut sintaksis. Metode seperti itu diharapkan dapat Poster merupakan salah satu membangkitkan minat belajar siswa dan bahasa tulis, merupakan media yang siswa diharapkan dapat lebih berperan digunakan sebagai alat komunikasi aktif. untuk menarik minat masyarakat. Hal inilah yang menjadi alasan Pengertian poster menurut Trianto penulis tertarik meneliti pola sintaksis Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 2

(isi kalimat dalam poster). Penulis klausa, dan kalimat berdasarkan bentuk tertarik meneliti pola sintaksis pada sintaksis). Menurut Alwi, dkk. (2003), poster karena penggunaan bahasa dalam jenis kalimat dapat ditinjau dari sudut poster yang singkat, padat, jelas, dan (a) jumlah klausanya, (b) bentuk menarik. Peneliti mengangkat pola sintaksisnya, (c) kelengkapan unsurnya, sintaksis sebagai objek penelitian dan (d) susunan subjek dan predikatnya. mengimplikasikannya dalam Penelitian ini hanya meneliti pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. kalimat pada poster, mutlak meneliti Penelitian ini sangat penting kebahasaan, tanpa mengaitkan antara dilakukan karena, untuk mengetahui poster (gambar, warna, dll) dengan isi kelengkapan kalimat yang terdapat poster (secara semantk). dalam poster dengan meneliti pola Peneliti memilih Kabupaten sintaksisnya. Sedangkan implikasinya Pringsewu sebagai tempat penelitian terhadap pembelajaran Bahasa karena Kabupaten Pringsewu Indonesia di SMP, poster dikaitkan merupakan kabupaten baru yang masih dengan Kompetensi Inti dan berkembang. Namun demikian Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Kabupaten Pringsewu memiliki pada kelas VIII yaitu teks hasil beberapa sekolah unggulan. Kabupaten observasi. Poster dapat digunakan Pringsewu banyak mendulang sebagai salah satu contoh teks observasi keberhasilan terutama dalam ranah baik oleh guru maupun oleh siswa. pendidikan. Oleh karena itu peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memilih Kabupaten Pringsewu sebagai bermanfaat bagi guru mata pelajaran daerah untuk melakukan observasi bahasa Indonesia agar menggunakan penelitian. poster untuk menyampaikan materi teks Objek penelitian ini adalah pola observasi. Guru dapat menggunakan sintaktis pada poster di Kabupaten poster sebagai media luar ruangan guna Pringsewu. Penelitian ini menekankan menghidupkan minat belajar siswa pada pola sintaksis yaitu: 1) kalimat dengan mengobservasi dan memilih berdasarkan kelengkapan unsur yaitu sendiri poster yang akan digunakan kalimat taklengkap, 2) kalimat sebagai media observasi. Pada berdasarkan jumlah klausa yaitu kalimat penelitian ini penulis lebih menekankan tunggal dan kalimat majemuk, 3) pola sintaksis tulisan atau isi yang kalimat berdasarkan bentuk sintaksis terdapat pada poster namun tidak yaitu kalimat perintah, kalimat berita, mengaitkan dengan visual, warna, kalimat seruan, dan kalimat tanya.. maupun gambar pada poster. Penelitian ini menekankan bahasa METODE secara internal melalui kajian sintaksis. Metode penelitian ini adalah Peneliti menekankan penelitiannya pada metode deskriptif kualitatif. Penelitian pola sintaksi pada poster. Pola sintaksis kualitatif adalah penelitian yang sangatlah luas, oleh karena itu peneliti bermaksud untuk memahami fenomena membatasi ruang lingkup penelitian tentang apa yang dialami oleh subjek pada jenis kalimat (kelengkapan unsur penelitian, misalnya perilaku, persepsi, kalimat, kalimat berdasarkan jumlah motivasi, tindakan dan lain-lain, secara Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 3

holistik, dan dengan cara deskripsi 3. Mengidentifikasi kalimat yang dalam bentuk kata-kata dan bahasa, terdapat dalam poster. pada suatu konteks khusus yang 4. Menganalisis pola sintaksis pada alamiah dan dengan memanfaatkan poster, penelitian ini ditekankan berbagai metode alamiah (Moleong, pada jenis-jenis kalimat. 2011:6). a. Pertama menganalisis kalimat Penggunaan metode ini pada poster berdasarkan bertujuan untuk mendeskripsikan pola kelengkapan unsurnya. Jika sintaksis pada poster di Kabupaten dalam kalimat tersebut tidak Pringsewu dan implikasinya pada terdapat unsur-unsur utama pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. subjek predikat, maka kalimat Sumber data dalam penelitian ini berupa pada poster tersebut akan 13 poster (sampel) yang terdapat diklasifikasikan ke dalam disepanjang jalan protokol di kalimat taklengkap dan tidak Kabupaten Pringsewu. Adapun data dianalisis lebih lanjut yang dianalisis dalam penelitian ini berdasarkan jumlah klausa. Jika berupa kalimat yang digunakan dalam dalam kalimat poster telah poster serta implikasi pola sintaksis terdapat subjek dan predikat,yang dianalisis berdasarkan jenis-jenis sebagai unsur utama maka kalimat, pada teks observasi kelas VII kalimat tersebut akan dianalisis SMP. lebih lanjut berdasarkan jumlah Langkah-langkah teknik analisis klausa (kalimat tunggal dan data penelitian ini adalah sebagai kalimat majemuk). berikut. b. Selanjutnya, setelah menentukan 1. Mengelompokkan poster kelengkapan unsur kalimat, berdasarkan jenis-jenis poster yang apabila unsur subjek predikat tersebar di kabupaten pringsewu. ada maka kalimat tersebut 2. Melakukan sampel acak, peneliti dianalisis kedalam kalimat memperoleh 53 poster kemudian di berdasarkan jumlah klausa. kelompokkan berdasarkan jenis Berdasarkan jumlah klausa, poster. Peneliti memilih secara acak kalimat akan diklasifikasi poster dengan cara membalik foto berdasarkan kalimat tunggal atau poster kemudian di pilih secara acak kalimat majemuk. berdasarkan jenis poster. Kemudian c. Setelah itu, masing-masing diperoleh 3 poster pendidikan, 3 kalimat pada poster poster kegiatan, 3 poster lingkungan, diklasifikasikan ke dalam jenis dan 7 poster penerangan. Di kalimat berdasarkan bentuk kabupaten pringsewu didominasi sintaksis, yaitu: (1)kalimat oleh poster penerangan, oleh karena berita atau deklaratif; (2) itu peneliti mengambil sampel poster kalimat perintah atau imperatif; penerangan paling banyak. Setelah (3) kalimat tanya atau dilakukan sampel acak, diperoleh 16 interogatif; dan (4) kalimat poster yang dianalisis berdasarkan seruan atau eksklamatif. pola sintaksisnya. 5. Menyimpulkan hasil penelitian. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 4

6. Mengimplikasikan hasil penelitian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu pada KI 3 dan KI 4 pada kurikulum 2013. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mencakup deskripsi pola sintaksis dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Berfokus pada jenis-jenis kalimat yang digunakan dalam poster dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. pola sintaksis yang diteliti tidak berdasarkan struktur kalimat fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Namun penelitian ini menganalisis pola sintkasis berdasarkan jenis-jenis kalimat, diantaranya: jenis kalimat berdasarkan kelengkapan unsur (kalimat tidak lengkap), jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa (kalimat tunggal dan kalimat majemuk), dan yang terakhir jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis (kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seruan). Berikut pembahasan Pola Sintaksis Pada Poster di Kabupaten Pringsewu dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. 1. Kelengkapan Unsur Kalimat Kelengkapan unsur pada kalimat didasarkan pada ada atau tidaknya subjek dan predikat sebagai unsur wajib pada kalimat. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa kebanyakan poster tidak memiliki unsur wajib (subjek). Setelah menganalisis kalimat peneliti mengklasifikasikan poster termasuk kalimat taklengkap apabila dalam poster tersebut tidak memiliki subjek. Peneliti mengambil enam belas poster sebagai sampel penelitian di Kabupaten Pringsewu. Hasil analisis penelitian kelengkapan unsure kalimat pada poster, peneliti menemukan 13 (tiga belas) kalimat termasuk kategori kalimat taklengkappenggunaan konjungsi subordinatif ketika pada data (1) merupakan konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa-klausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan makna waktu bersamaan. Hubungan waktu bersamaan menunjukan bahwa peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam klausa utama dan klausa bawahan terjadi pada waktu bersamaan atau hampir bersamaan. Contoh: Poster pendidikan kode 1 (1) Ayo!!! (2) Kita Wujudkan Anak-Anak Asuh Menuju Pendidikan Menengah Universal 12 tahun Sebagai Generasi Penerus Bangsa. Poster pendidikan dengan kode 1, ini memiliki dua kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat taklengkap sedangkan kalimat (2) merupakan kalimat majemuk. Kalimat (1) hanya memiliki satu kata yaitu ayo oleh karena itu diklasifikasikan dalam kalimat taklengkap. Kata ayo merupakan kata seruan untuk mengajak atau memberikan dorongan. Walaupun hanya terdiri atas satu kata namun bisa dikatakan sebagai kalimat, karena diawali dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca kalimat titik Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 5

(.). Kalimat taklengkap seperti ini sering ditemui dalam poster. 2. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa Kalimat berdasarkan jumlah klausa diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu: kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Pembahasan sampel poster berdasarkan jumlah klausa adalah sebagai berikut. A. Kalimat Tunggal Penelitian mengenai pola sintaksis pada poster di Kabupaten Pringsewu berdasarkan kalimat tunggal, peneliti hanya menemukan dua poster yang termasuk kalimat tunggal. Poster yang memiliki kalimat tunggal adalah sebagai berikut. Poster penerangan dengan kode 13. Masyarakat yang beragama dan berbudaya adalah jati diri masyarakat Lampung. Kalimat pada poster penerangan kode 14 peneliti klasifikasikan pada kalimat tunggal. Sama halnya dengan kalimat poster kode 13, poster ini tidak memiliki predikat ganda. Frasa Masyarakat yang beragama dan berbudaya merupakan subjek kalimat. Frasa adalah merupakan predikat pada poster ini, dan frasa jati diri masyarakat Lampung adalah objek kalimat. B. Kalimat Majemuk Penelitian dengan 16 sampel poster di Kabupaten Pringsewu berdasarkan kalimat majemuk menemukan empat poster memiliki kalimat majemuk. Contoh: Poster pendidikan dengan kode 1 Kabupaten pringsewu jejama secancanan bersenyum manis menyukseskan KB. Kalimat pada poster penerangan kode 13 diklasifikasikan dalam kalimat tunggal karena hanya memiliki satu predikat. Apabila dianalisis lebih lanjut, frasa Kabupaten Pringsewu jejama secancanan bersenyum manis adalah subjek kalimat. Kata menyukseskan merupakan predikat, dan KB adalah objek kalimat. Poster tersebut tidak terdapat predikat ganda oleh karena itu poster penerangan kode 13 diklasifikasikan ke dalam kalimat tunggal. Poster penerangan dengan kode 14 Kita wujudkan anak-anak asuh menuju pendidikan menengah universal 12 tahun sebagai generasi penerus bangsa. Kalimat pada poster pendidikan kode 1 di atas merupakan kalimat majemuk. Peneliti menglasifikasikan poster tersebut ke dalam kalimat majemuk karena memiliki predikat lebih dari satu. Subjek kalimat poster tersebut adalah kata kita. Predikat 1 adalah kata wujudkan, predikat 2 adalah kata menuju, dan predikat 3 adalah kata penerus. Pada poster tersebut terdapat konjungtor pembandingan/ kemiripan sebagai, yaitu ciri kalimat majemuk. Oleh karena itu, peneliti menglasifikasikan poster pendidikan kode 1 termasuk kalimat majemuk. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 6

3. Bentuk Sintaksis 2. Kalimat Perintah (Imperatif) Analisis poster berdasarkan Analisis bentuk sintaksis pada bentuk sintaksis adalah analisis pada poster di Kabupaten Pringsewu ranah sintaksis hanya mengungkapkan memperoleh 13 poster yang termasuk tujuan informasi yang terkandung kalimat perintah. Jumlah tersebut dalam sebuah kalimat berdasarkan merupakan jumlah terbanyak. Oleh bentuk. karena itu, sebagian besar kalimat pada Berdasarkan bentuk sintaksis poster termasuk dalam kalimat perintah atau tujuan kalimat dapat (imperatif). Contoh: diklasifikasikan menjadi empat yaitu: 1) Poster penerangan kode 10 ditinjau (1) kalimat berita (deklaratif); (2) dari segi bentuk memiliki modus kalimat perintah (imperatif); (3) kalimat makna kalimat perintah (imperatif). tanya (interogatif); dan (4) kalimat Perhatikan kalimat berikut: seruan (eksklamatif). Bayarlah PBB Anda Tepat Waktu 1. Kalimat Berita (Deklaratif) Analisis bentuk sintaksis poster di Kabupaten Pringsewu memperoleh empat poster yang termasuk kalimat berita. Contohnya: a. Poster penidikan kode 3 Kalimat pertama diklasifikasikan dalam kalimat berita atau deklaratif karena secara bentuk kalimatnya berisi sebuah informasi. Kalimatnya berbunyi Kabupaten Pringsewu Siap Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Siap Mensukseskan Ujian Nasional (UN) Tahun 2014. Apabila dipahami secara bentuk, tujuan kalimat tersebut adalah berupa informasi memberitahu kepada pembaca poster. Kalimat pada poster tersebut hanya memberikan sebuah berita atau informasi bahwa Kabupaten Pringsewu siap melaksanakan Kurikulum 2013 dan siap menyukseskan Ujian Nasional (UN). Kalimat tersebut tidak memiliki perintah atau seruan, jadi peneliti mengklasifikasikan kalimat tersebut termasuk kalimat berita. Kalimat poster di atas terdapat penambahan partikel [ lah] pada kata bayar. Kata [bayar + -lah] akan menjadikan kata perintah yang dapat diartikan menyuruh untuk membayar. Secara keseluruhan bentuk kalimat pada poster tersebut termasuk kalimat perintah (imperatif). 3. Kalimat Tanya (Interogatif) Penelitian kalimat pada poster di Kabupaten Pringsewu, peneliti tidak menemukan kalimat tanya (interogatif). Secara keseluruhan sampel poster yang di dapat hanya terdapat kalimat berita (deklaratif), seruan (eksklamatif), dan paling banyak adalah kalimat perintah (imperatif). 4. Kalimat Seruan (Eksklamatif) Penelitian poster di Kabupaten Pringsewu hanya ditemukan satu kalimat termasuk kalimat seruan (eksklamatif) yaitu poster Pendidikan kode 3. Poster pendidikan kode 3, memiliki dua kalimat. kalimat yang pertama merupakan kalimat berita (deklaratif), sedangkan kalimat yang ke- Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 7

dua adalah kalimat seruan (eksklamatif). kalimat Jujur harus, prestasi pasti! tidak memiliki struktur kalimat yang sesuai dengan EYD. Namun modus makna ditinjau berdasarkan bentuk kalimat kalimat tersebut termasuk kalimat seruan. Kalimat tersebut tidak bisa digolongkan ke dalam kalimat berita, karena tidak ada informasi yang lengkap. Tidak pula bisa di klasifikasikan dalam kalimat tanya, karena tidak ada unsur-unsur kalimat tanya atau tanda tanya. Kalimat berita tersebut juga tidak bisa diklasifikasikan sebagai kalimat perintah, karena tidak ada kata perintah yang menandai sebagai kalimat perintah. Oleh karena itu kalimat pada poster pendidikan kode 2 kalimat ke dua termasuk dalam kalimat seruan karena hanya terdapat seruan yang menyerukan kejujuran dan prestasi. Implikasi Pola Sintaksis pada Poster dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Peneliti mengimplikasikan penelitiannya pada kurikulum 2013. Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Pelaksanaan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Untuk ketepatan penelitian implikasi sesuai dengan peneltian, peneliti mengimplikasikan hasil penelitian ke dalam silabus kelas VII. Pembelajaran merupakan proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan peserta didik dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling memengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Hal yang sangat memengaruhi berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran, yakni sumber belajar. Sumber belajar antara lain guru, buku, laboratorium, dan lain-lain. Sumber belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran karena sumber belajar memungkinkan peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Kunci pokok pembelajaran ada pada guru sebagai pengajar, tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedangkan peserta didik pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan dua belah pihak, yakni guru sebagai pengajar dan peserta didik sebagai pebelajar. Selain itu, pemanfaatan media belajar yang tepat dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangasang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajaran dapat berupa slide, audio, modul, majalah, buku, cerpen, novel, surat kabar, dan lain-lain. Media pembelajaran seperti buku, teks bacaan, poster, surat kabar, audio, buku, majalah, film, dan sebagainya. Peran media pembelajaran adalah sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran, sebagai alat untuk mengangkat dan menimbulkan persoalan untuk dikaji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 8

lebih lanjut untuk diselesaikan oleh Kurikulum 2013. Berikut ini siswa, serta sumber belajar bagi siswa. paparan silabus kurikulum 2013 Artinya, media berisi bahan-bahan yang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dipelajari oleh siswa. kelas VII. Salah satu media pembelajaran Kompetensi Inti seperti poster dapat dimanfaatkan oleh 3 Memahami pengetahuan (faktual, guru Bahasa Indonesia dalam proses konseptual, dan prosedural) belajar mengajar. Poster dapat berdasarkan rasa ingin tahunya digunakan untuk mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, kebahasaan. Kalimat pada poster teknologi, seni, budaya terkait merupakan media yang digunakan fenomena dan kejadian tampak seseorang atau instansi untuk mata. mengemukakan pendapat atau gagasan kepada masyarakat luas. Dengan Kompetensi Dasar menggunakan poster sebagai media 3.1 Memahami teks hasil observasi, pembelajaran diharapkan siswa dapat tanggapan deskriptif, eksposisi, mencari dan menyelesaikan masalah eksplanasi, dan cerita pendek menggunakan media pembelajaran baik melalui lisan maupun tulisan tersebut. 3.2 Membedakan teks Guru diharapkan dapat hasil observasi, meningkatkan kemampuan siswa untuk tanggapan deskriptif, mencapai tujuan akhir dari keterampilan eksposisi, eksplanasi, berbahasa, yaitu mendengarkan, dan cerita pendek baik berbicara, membaca, dan menulis. Dari melalui lisan maupun hasil penelitian ini, diperoleh simpulan tulisan bahwa implikasi pola sintaksis pada 3.3 Mengklasifikasi teks hasil poster di Kabupaten Pringsewu, dapat observasi, tanggapan deskriptif, digunakan sebagai media dan atau eksposisi, eksplanasi, dan cerita sumber belajar dan sebagai materi teks pendek baik melalui lisan observasi kelas VII berdasarkan maupun tulisan kurikulum 2013. 3.4 Mengidentifikasi kekurangan Implikasi adalah keterkaitan antara teks hasil observasi, tanggapan objek yang diteliti dengan pembelajaran deskriptif, eksposisi, eksplanasi, di sekolah, khususnya pembelajaran dan cerita pendek berdasarkan bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini kaidah-kaidah teks baik melalui impikasi penggunaan poster dalam lisan maupun tulisan pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki dua fungsi, yaitu sebagai Kompetensi Inti materi pembelajaran dan sebagai media 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji pembelajaran. Berikut ini dalam ranah konkret penjelasannya. (menggunakan, mengurai, 1. Poster dapat dijadikan sebagai merangkai, memodifikasi, dan materi pembelajaran Bahasa membuat) dan ranah abstrak Indonesia. Sesuai dengan silabus (menulis, membaca, menghitung, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 9

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut Kompetensi Dasar 4.1 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan 4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan Sebagai media pembelajaran poster memunyi fungsi sebagai berikut, (a) sebagai pengembang ide, (b) bahan pelajaran dalam suatu masalah tertentu, (c) alat pengembang motivasi (Wetty, 2004: 72). Sebuah poster dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuah materi kepada siswa (poster sebagai media pembelajaran), begitu halnya siswa dalam mempelajari materi menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru haruslah sesuai dan relevan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Guru menyediakan poster sebagai media pembelajaran baik membuat sendiri ataupun menggunakan poster yang sudah ada. Penggunaan poster dalam proses belajar mengajar, guru dapat memasang poster yang sudah ada di tengah kelas, atau dengan menampilkan gambar poster melalui LCD misalnya guru membelajarkan mengenai menulis karangan naratif tentang aliran sungai hilang, bencana datang. Kemudian guru menampilkan akibat dari hilangnya aliran sungai. Guru menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut, kemudian siswa diperintahkan untuk membuat karangan berdasarkan tema yang sesuai dengan poster tersebut. Hasil penelitian ini dipaparkan bahwa poster dapat digunakan oleh guru Bahasa Indonesia sebagai media pembelarajan khususnya jenis poster dan jenis-jenis kalimat yang terdapat dalam poster. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian yang menemukan bahwa kalimat pada poster memiliki perbedaan dengan kalimat yang lain baik berdasarkan kelengkapan unsur kalimat, jumlah klausa, dan bentuk sintaksis kalimatnya. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti mengimplikasikan hasil penelitian dengan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Peneliti mengimplikasikan penelitiannya pada kurikulum 2013. Untuk ketepatan implikasi sesuai dengan penelitian, peneliti mengimplikasikan hasil penelitian ke dalam silabus kelas VII SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Poster yang diteliti pada penelitian ini ada 16 poster, terdiri atas 3 poster pendidikan, 3 poster lingkungan, 3 poster kegiatan, dan 7 poster penerangan. Semua poster di ambil di jalan protokol Kabupaten Pringsewu dan komplek Perkantoran Kabupaten Pringsewu. Peneliti mengambil sampel Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 10

poster paling banyak poster penerangan tidak termasuk diklasifikasikan ke karena sebagian besar poster di dalam kalimat tunggal dan majemuk. Kabupaten Pringsewu merupakan poster diperoleh dua kalimat tunggal dan penerangan. empat kalimat majemuk. Berdasarkan Penelitian pola sintaksis pada bentuk sintaksis sebagian besar poster di bagi atas tiga bagian, yaitu merupakan kalimat perintah. kelengkapan kalimat, bentuk kalimat, Dari hasil penelitian ini, diketahui dan makna sintaksis. Kelengkapan implikasi pola sintaksis pada poster di kalimat menganalisis kalimat lengkap Kabupaten Pringsewu cukup atau tidak berdasarkan unsur utama mempengaruhi pembelajaran Bahasa kalimat yaitu subjek dan predikat. Indonesia terutama ranah kebahasaan Bentuk kalimat meganalisis kalimat kelas VII Sekolah Menengah Pertama poster yang tidak termasuk kalimat tak (SMP). Kaitannya dengan kurikulum lengkap. Analisis berdasarkan bentuk 2013 yaitu KI 3 dan KI 4, mengenai kalimat mengklasifikasikan kalimat teks observasi, poster dapat digunakan berdasarkan kalimat tunggal dan sebagai teks hasil observasi yang kalimat majemuk. Sedangkan makna digunakan oleh siswa. Sedangkan untuk sintaksis mengkaji makna di ranah guru dapat digunakan sebagai materi sintaksis yaitu makna berdasarkan pembelajaran dan media pembelajaran, tujuan informasi atau bentuk kalimatnya sehingga siswa tidak merasa bosan bukan berdasarkan makna semantik dalam kegiatan pembelajaran yang yang sudah menganalisis berdasarkan hanya menggunakan materi dan media makna secara medalam. Makna yang ada di dalam ruangan saja. sintaksis yaitu mengklasifikasikan kalimat berdasarkan kalimat berita, B. Saran kalimat perintah, kalimat seruan, dan Berdasarkan hasil penelitian, kalimat tanya. penulis menyarankan hal-hal sebagai Dari hasil penelitian diperoleh berikut: kelengkapan kalimat pada poster di 1. Sebaiknya dalam menulis poster Kabupaten Pringsewu 13 kalimat pada menggunakan bahasa yang singkat, poster termasuk kalimat tidak lengkap. menarik, logis, menggunakan Berdasarkan bentuk kalimat diperoleh gambar atau ilustrasi yang logis dua kalimat pada poster termasuk dengan isi kalimat poster, dan kalimat tunggal, dan empat kalimat menggunakan bahasa sesuai dengan termasuk kalimat majemuk. kaidah bahasa Indonesia yang Berdasarkan makna sintaksis diperoleh berlaku. Karena, poster merupakan empat kalimat termasuk kalimat berita, media luar ruangan dengan tujuan tiga belas kalimat termasuk kalimat menarik perhatian masyarakat yang perintah, satu kalimat seruan, dan tidak sedang bergerak dan mungkin saja ditemukan kalimat tanya. Simpulan hanya melihat dari kejauhan. berdasarkan penelitian ini adalah 2. Disarankan kepada guru mata berdasarkan kelengkapan unsur kalimat pelajaran Bahasa Indonesia untuk pada poster sebagian besar adalah menggunakan poster sebagai salah kalimat tidak lengkap selebihnya yang satu materi dan media pembelajaran Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 11

di luar ruangan, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran di dalam ruangan saja. 3. Saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik kajian pada poster, sebaiknya mengkaji secara keseluruhan, baik dari sebi penggunaan bahasa (bentuk), kaitannya dengan pembelajaran di sekolah, makna secara sintaksis, dan makna secara semantik yang terkandung di dalam poster, sampai intepretasi pada pembaca posternya. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Prinsip- Prinpis Dasar. Bandung: Angkasa. Trianto, Agus. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Verhaar, J.M.W. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Ygyakarta: Gadjah Mada University Press. Wetty, Ni Nyoman. 2004. Media Pembelajaran. Lampung. Unila. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Halaman 12