BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Toleransi Isolat Bakteri Asam Laktat asal Daging pada ph Lambung dan ph Usus

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Pertumbuhan Lactobacillus plantarum (Gambar 4.1) ditandai dengan

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI POTENSI PROBIOTIK Lactobacillus plantarium SECARA IN-VITRO. Anik Maunatin 1, Khanifa 2

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kesejahteraan mereka, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

I. PENDAHULUAN. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan

I. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

tumbuhan (nabati). Ayam broiler merupakan salah satu produk pangan sumber

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Morfologi Sel dan Pewarnaan Gram

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

SEBAGAI PROBIOTIK SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Umumnya bakteri hidup secara berkoloni dan hidup. berkumpul di dalam suatu medium yang sama (Zaif, 2006).

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

BAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penurunan ini disebabkan proses fermentasi yang dilakukan oleh L. plantarum

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

BABI PENDAHULUAN. dengan cara menyadap tangkai bunga tanaman siwalan yang dipotong. Nira

HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014

VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL ASI TERHADAP ph ASAM LAMBUNG DAN GARAM EMPEDU Sri Sinto Dewi*, Herlisa Anggraini **

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatif dan oksidase positif, dengan asam laktat sebagai produk utama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Volume Usus Besar Pasca Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah. Tabel 7. Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah Usus Besar

BAB V PEMBAHASAN. aktivitas antimikroba ekstrak daun panamar gantung terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan (living fluid) yang

KETAHANAN BAKTERI ASAM LAKTAT HASIL ISOLASI DARI FESES BROILER TERHADAP KONDISI SALURAN PENCERNAAN BROILER

I.PENDAHULUAN. peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya.sektor. perunggasanterutamaayamrasmasihmenjadiprioritasutamauntuk

Transkripsi:

36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai kultur probiotik umumnya diberikan melalui sistem pangan. Untuk itu bakteri harus tahan terhadap berbagai kondisi yang ekstrim di sepanjang saluran pencernaan, salah satunya adalah pada lambung. Menurut Kimoto et al., (1999), toleransi terhadap asam merupakan salah satu syarat penting suatu isolat untuk dapat menjadi probiotik. Hal ini disebabkan bila isolat tersebut masuk ke dalam saluran pencernaan manusia, maka ia harus mampu bertahan dari ph asam lambung yaitu sekitar 3-5. Uji ketahanan L. plantarum terhadap asam dalam penelitian ini dilakukan terhadap ph 2, 3 dan 4. Menurut Kimoto et al., (1999), sebelum mencapai saluran pencernaan bakteri probiotik harus mampu bertahan saat melewati lambung dimana ph rendahnya dapat mencapai 2. Hasil ketahanan isolat L. plantarum terhadap ph 2, 3 dan 4 dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Uji Ketahanan L. plantarum Terhadap Asam ph Jumlah BAL (cfu/ml) Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata 2 4,5. 10 6 7,1. 10 7 4,2. 10 6 2,7. 10 7 3 4,8. 10 7 6,2. 10 5 4,4. 10 7 3. 10 7 4 1,3. 10 8 7. 10 7 6,3. 10 7 4,9. 10 7 Kontrol (MRSB) 9. 10 8 2,9. 10 8 4,1. 10 8 5,3. 10 8 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seiring dengan kenaikan ph maka jumlah L. plantarum yang hidup semakin meningkat. Rata-rata jumlah

37 L. plantarum yang tumbuh pada ph 2 adalah 2,7. 10 7 cfu/ml, pada ph 3 sebanyak 3. 10 7 cfu/ml dan pada ph 4 sebanyak 4,9. 10 7 cfu/ml, sedangkan pada kontrol sebanyak 5,3. 10 8 cfu/ml. L. plantarum pada media MRS broth yang dipakai sebagai kontrol mempunyai ph 6,5. Menurut Kimoto et al., (1999), bakteri probiotik akan mempunyai efek pada lingkungan usus apabila jumlah populasi dari bakteri tersebut mencapai minimal 10 6-10 8 cfu/ml. Berdasarkan hasil pengujian terhadap ph 2, 3 dan 4 menunjukkan bahwa isolat L. plantarum mampu melewati lambung yang menghasilkan asam sehingga mampu sampai pada usus bagian bawah untuk dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen. Menurut Todorov,et al., (2003), L. plantarum bersifat homofermentatif (memfermentasi gula menjadi asam laktat sebagai produk utama) dan tahan terhadap kadar asam yang cukup tinggi. L. plantarum dapat meningkatkan keasaman sebesar 1,5 sampai 2,0% pada substrat. L. plantarum mampu bertahan pada ph 2,3 dan 4. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Mourad et al., (2006), menyatakan bahwa 4 strain L. plantarum indigenus yang diisolasi dari fermentasi zaitun mampu bertahan pada ph 2,3 dan 4. Kusumawati (2002), dalam penelitiannya menunjukkan strain L. plantarum indigenus dari berbagai makanan fermentasi tradisional Indonesia mempunyai persen ketahanan yang tinggi pada ph rendah. Tercatat sebagian besar L. plantarum yang ada mengalami penurunan log tidak sampai 1 unit log/ml.

38 Isolat L. plantarum dapat bertahan pada kondisi ph 2, 3 dan 4 kemungkinan karena kemampuan isolat tersebut untuk mempertahankan ph dalam selnya lebih netral dari pada lingkungan, dapat juga dikarenakan membran sel dari bakteri tersebut lebih tahan dari paparan asam pada lingkungan. Menurut Jay (1992), ketika mikroba hidup pada kondisi di atas atau di bawah netral, kemampuan mereka untuk berpoliferasi tergantung pada kemampuan mereka untuk membuat ph lingkungannya lebih netral. Ketika hidup pada kondisi asam, sel harus menjaga H + untuk tidak masuk atau mengeluarkan H + secepatnya setelah ion itu masuk. ph internal dari mikroorganisme mendekati netral. Menurut Bender dan Marquis (1987), ketahanan Laktobasili pada ph rendah terjadi karena (1) kemampuannya dalam mempertahankan ph internal lebih alkali dari pada ph eksternal.(2) mempunyai membran sel yang lebih tahan terhadap kebocoran sel akibat terpapar ph rendah. Menurut Hong et al., (1999), bila sel bakteri terpapar pada kondisi yang sangat asam, maka membran sel dapat mengalami kerusakan dan berakibat pada hilangnya komponen-komponen intraseluler, seperti Mg, K dan lemak dari sel. Menurut Kimoto et al., (1999), paparan pada kondisi yang sangat asam dapat mengakibatkan kerusakan membran dan lepasnya komponen intraseluler yang mampu menyebabkan kematian bakteri yang tidak tahan asam. Sedangkan bakteri tahan asam memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap kerusakan membran akibat terjadinya penurunan ph ekstraseluler dibandingkan dengan bakteri yang tidak tahan terhadap asam.

39 Alam semesta beserta isinya diciptakan Allah SWT untuk manusia. Makhluk ciptaannya tersebut terdiri dari berbagai macam jenis tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme. Allah telah menyatakan dalam surat Al-Baqarah :26 sebagai berikut: Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik (Q.S. Al-Baqarah 2: 26). Berdasarkan firman Allah: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu, dalam surat Al-Baqarah ayat 26 di atas, Qatadah menafsirkan: Artinya, Allah tidak pernah merasa malu atas nama kebenaran, tidak sebagimana orang yang malu-malu membuat permisalan dengan makhluk kecil ini, Allah tetap tidak segan-segan membuat perumpamaan nyamuk, bahkan dengan makhluk yang lebih kecil dari nyamuk seperti bakteri, dengan demikian, ayat di atas dapat dimaknai bahwa Allah SWT tidak pernah menganggap remeh sesuatu yang dijadikan perumpamaan walaupun terlihat kecil, seperti halnya nyamuk (Ahmad, 2008).

40 Kata بعوضة (nyamuk) dalam ayat di atas berposisi sebagai badal (keterangan tambahan), artinya, perumpamaan itu bisa berupa nyamuk atau hewan yang lebih kecil daripada nyamuk. Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah mengistimewakan nyamuk dan hewan lain yang lebih kecil dengan jalan membuang rasa malu dan keseganan untuk mengambilnya sebagai perumpamaan. Allah sama sekali tidak meremehkan nyamuk, bahkan makhluk yang memiliki dampak berbahaya yang sama dengan nyamuk, baik makhluk yang lebih kecil maupun yang lebih besar daripada nyamuk (Ahmad, 2008). Menurut Ahmad (2008), huruf ما pertama (م ث اڶ.ما) menunjukkan hewan-hewan yang setara atau lebih besar dari nyamuk, sedangkan kata ما yang kedua ( فو ق ها ف م ا ) menunjukkan hewan-hewan yang lebih kecil daripada nyamuk. Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa pada lafadz فم ا فو ق ها ( yang lebih rendah dari itu ) yaitu sesuatu yang diumpamakan nyamuk karena nyamuk adalah makhluk kecil. Adapun makhluk Allah yang lebih kecil dari nyamuk adalah bakteri. Tidak semua bakteri merugikan tetapi ada juga yang menguntungkan contohnya adalah L. plantarum yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini tidak ada yang sia-sia dan menjadi fasilitas bagi manusia dalam mengarungi kehidupan sebagai khalifah di muka bumi ini.

41 4.2 Uji Ketahanan L. plantarum Terhadap Garam Empedu Lactobacillus adalah mikroflora normal yang terdapat di dalam saluran pencernaan dan mempunyai ketahanan yang bervariasi terhadap garam empedu. Ketahanan isolat klinis BAL terhadap garam empedu juga merupakan syarat penting untuk probiotik, seperti halnya ketahanan terhadap asam. Konsentrasi garam empedu sebesar 0,3% merupakan konsentrasi yang kritikal, nilai yang cukup tinggi untuk menyeleksi galur yang resisten terhadap garam empedu (Gilliland et al., 1984). Cairan empedu merupakan campuran dari asam empedu, kolesterol, asam lemak, fosfolipid dan pigmen empedu. Sekresi pankreas juga mengandung serangkaian enzim pencernaan. Kombinasi tersebut bersifat bakterisidal bagi mikroorganisme dalam tubuh manusia kecuali beberapa genus penghuni usus yang tahan terhadap garam empedu. Ketahanan terhadap garam empedu merupakan prasyarat suatu isolat untuk dapat membentuk koloni dan melakukan aktivitas metabolisme pada inang (Havenaar et al., 1992). Menurut Bezkorovainy (2006), Halangan yang paling serius bagi ketahanan probiotik pada usus halus adalah garam empedu. Studi resistensi probiotik pada garam empedu secara in vitro dapat dibagi menjadi dua tipe: studi ketahanan dan pertumbuhan. Studi ketahanan pada Lactobacillus dan Bifidobacterium dengan konsentrasi 0-1,5% selama kurang dari 3 jam, karena Lactobacillus kebanyakan lebih tahan dari pada Bifidobacterium, konsentrasi yang digunakan untuk Lactobacillus lebih tinggi yaitu sekitar 0,3% Oxgall (Bezkorovainy, 2006). Penelitian ini menggunakan konsentrasi garam empedu

42 sebesar 0,3% (b/v). Hasil uji ketahanan L. plantarum terhadap garam empedu dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Uji Ketahanan L. plantarum Terhadap Garam Empedu 0,3% (b/v) Perlakuan Jumlah BAL (cfu/ml) Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata Kontrol (MRSB) 2,9. 10 10 5. 10 10 9,2. 10 9 2,9. 10 10 Garam bile 9,1. 10 9 5,3. 10 8 7. 10 9 5,5. 10 9 Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa isolat L. plantarum mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap garam empedu 0,3% (b/v). Rata-rata jumlah L. plantarum yang tumbuh adalah 5,5. 10 9 cfu/ml, sedangkan pada kontrol sebanyak 2,9. 10 10 cfu/ml. Menurut Du Toit et al., (1999), ketahanan bakteri BAL terhadap garam empedu berkaitan dengan enzim bile salt hidrolase (BSH) yang membantu menghidrolisa garam empedu terkonjugasi, sehingga mengurangi efek racun bagi sel. Menurut Smet et al., (1995), L. plantarum mempunyai enzim dengan aktivitas untuk menghidrolisa garam empedu (bile salt hydrolase/bsh). Selanjutnya enzim yang lebih dikenal dengan singkatan BSH ini mampu mengubah kemampuan fisik- kimia yang dimiliki oleh garam empedu, sehingga tidak bersifat racun bagi L. plantarum. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya adalah suatu hikmah yaitu kemampuan memahami dan mendalami kebenaran ajaran Allah yang telah diberikan kepada manusia, sebagaimana hikmah yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu dalam mengkaji potensi L.plantarum sebagai probiotik secara in vitro yang meliputi uji toleransi L.plantarum terhadap asam, uji toleransi L.plantarum terhadap garam empedu dan uji penghambatan

43 L.plantarum terhadap bakteri patogen. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 269 sebagai berikut: Artinya : Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, maka sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal (Q.S. Al-Baqarah 2: 269). Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang mendapatkan hikmah (berupa ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna) adalah orang-orang yang berakal dan mau belajar sehingga pada akhirnya akan mendapat kebijakan yang banyak (berupa kesejahteraan dan tingkat kehidupan yang lebih baik) (Wardhana, 2004). 4.3 Uji Penghambatan L. plantarum Terhadap Bakteri Patogen Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai probiotik adalah bakteri dari golongan Lactobacillus karena golongan bakteri ini memiliki hampir semua karakteristik yang diperlukan suatu bakteri untuk digunakan sebagai probiotik. Lactobacillus dapat menurunkan ph lingkungan usus dengan mengubah glukosa menjadi asam laktat. Kondisi seperti ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen (Pusponegoro, 2007). Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh BAL yang bersifat antimikroba diantaranya adalah asam-asam organik, hidrogen peroksida dan senyawa protein atau komplek protein spesifik yang disebut bakteriosin. Menurut Salminen dan

44 Wright (1993), asam laktat dan asetat adalah salah satu senyawa antimikroba yang dihasilkan BAL. BAL juga menghasilkan hidrogen peroksida yang cukup besar. Akumulasi senyawa tersebut di dalam sel terjadi karena bakteri asam laktat tidak menghasilkan enzim katalase. Pelczar et al., (1993) mengemukakan bahwa senyawa antimikroba dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuh mikroba dengan mekanisme berupa perusakan dinding sel yang dapat mengakibatkan lisis, atau penghambatan sintesis komponennya. Perubahan permeabilitas membran sitoplasma sehingga terjadi kebocoran zat nutrisi dari dalam sel dengan cara menghambat kerja enzim intraseluler. Salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh BAL yang berpotensi sebagai probiotik adalah kemampuannya untuk menghambat bakteri patogen dan mampu berkompetisi dengan bakteri patogen untuk mempertahankan keseimbangan mikroflora usus (Gildberg, 1997). Pengujian pada penelitian ini digunakan 3 spesies bakteri patogen yaitu Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan Salmonella typhi. Pemilihan bakteri patogen ini mewakili bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus, sedangkan yang mewakili gram negatif adalah Escherecia coli dan Salmonella typhi. Selain itu ketiga bakteri patogen ini merupakan mikroflora yang sering ditemukan pada saluran pencernaan manusia. Hasil uji penghambatan L. plantarum terhadap Staphylococcus aureus, Salmonella typhi dan Escherecia coli dapat dilihat pada Tabel 4.3

45 Tabel 4.3 Uji Penghambatan L. plantarum Terhadap Bakteri Patogen Bakteri patogen Diameter zona hambat (mm) Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rerata (mm) Staphylococcus aureus 5 8 6 6,3 Salmonella thypi 3 4 5 4 Eschericia coli 3 3 4 3,3 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengujian terhadap Staphylococcus aureus rata-rata diameter penghambatan sekitar 6,3 mm, terhadap Salmonella typhi menunjukkan diameter penghambatan sekitar 4 mm dan terhadap Escherecia coli menunjukkan rata-rata diameter penghambatan sekitar 3,3 mm. Hal ini menunjukkan bahwa L. plantarum lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus. Hasil uji penghambatan L. plantarum terhadap Staphylococcus aureus, Salmonella typhi dan Escherecia coli dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut: (a) (b) (c) Gambar 4.1 (a) Staphylococcus aureus, (b) Salmonella typhi, (c) Escherecia coli

46 Hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan diameter penghambatan yang berbeda pada bakteri patogen walaupun keduanya merupakan gram yang sama. Gram negatif yang diwakili oleh Escherecia coli dan Salmonella typhi menunjukkan bahwa L. plantarum lebih mampu menghambat Salmonella typhi daripada Escherecia coli. Menurut Holt, et al., (1994), hal ini terjadi karena Salmonella typhi bisa tumbuh pesat pada media tertentu seperti media Hektoen Enteric Agar (HEA), Salmonella shigella agar (SSA), bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylos lysine deoxycholate (XLD) agar. Sedangkan E. coli bersifat aerob atau kualitatif anaerob, dapat tumbuh pada media buatan. Beberapa sifat E. coli antara lain pertumbuhan optimum pada suhu 37ºC, dapat tumbuh pada suhu 15ºC - 45ºC, tumbuh baik pada ph 7,0 tetapi tumbuh juga pada ph yang lebih tinggi. Secara umum apabila dibandingkan antara gram positif dan negatif, gram negatif relatif mempunyai diameter penghambatan yang lebih kecil dibandingkan dengan gram positif yang berarti gram negatif lebih tahan terhadap zat-zat yang bersifat antimikroba dari pada gram positif. Hal ini dikarenakan perbedaan susunan dinding sel dari bakteri gram negatif yang lebih tahan terhadap asam dibandingkan gram positif. Gram negatif mempunyai membran sel yang lebih bersifat semi permeabel sehingga zat antibakteri yang dihasilkan L.plantarum lebih sulit masuk terhadap bakteri gram negatif dibandingkan gram positif. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Kao dan Frazier (1998) yang menyatakan bahwa sifat ketahanan terhadap senyawa antimikroba yang dimiliki oleh gram positif dan gram negatif berbeda. Penyebab utama adalah perbedaan

47 komposisi senyawa penyusun dinding sel. Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh Jay (1992) yaitu, bakteri gram positif cenderung lebih sensitif dibanding bakteri gram negatif. Beberapa penelitian membandingkan kemampuan bakteri gram positif dan negatif untuk bertahan pada kondisi ekstrim. Greenacre et al., (2003) membandingkan antara Salmonella thyphimurium (gram negatif) dan Listeria monocytogenes (gram positif). Kemampuan asam organik (asam asetat dan asam laktat) untuk membunuh bakteri tergantung pada waktu adaptasi dan strain Salmonella thyphimurium mempunyai waktu adaptasi yang lebih lama dibandingkan dengan Listeria monocytogenes. Waktu adaptasi merupakan lama waktu dimana suatu bakteri mampu untuk mempertahankan ph intraselulernya lebih tinggi dari pada ph ekstraselulernya. Adaptasi suatu bakteri mempunyai keterbatasan, ketika bakteri tersebut melewati batas kritis dari adaptasi maka pertahanan bakteri tersebut akan lemah dan rentan terhadap efek lethal dari asam. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri gram negatif mampu lebih lama bertahan pada kondisi asam dari pada gram positif. Allah memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia sejak awal penciptaan manusia, yaitu sebagai pembeda dengan makhluk lainnya. Ilmu yang diberikan Allah kepada manusia hanya sebagian kecil saja dari seluruh ilmu Allah, seperti yang tercermin dalam Al-Qur an surat Al-Isra ayat 85:...... Artinya: dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" (Q.S. Al-Isra 17: 85).

48 Walaupun ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia hanya sebagian kecil saja dari seluruh ilmu Allah yang sangat luas, namun dari yang sedikit itu apabila manusia dapat memanfaatkan dengan baik akan dapat membawa manusia kepada kehidupan yang bahagia baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat (Wardhana, 2004). Memanfaatkan ilmu pengetahuan dengan baik dengan cara melakukan pengamatan secara empiris, akan lahir ilmu pengetahuan yang positif, yaitu pengetahuan tentang realitas objektif (ayatun bayyinah) yang menimbulkan ilmu biologi, kimia, fisika dan ilmu-ilmu lainnya, karena Allah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya untuk memberikan rangsangan kepada manusia agar menggunakan akalnya, berpikir dan merenungkannya (Yusuf, 2006). Firman Allah dalam Surat Al-Ankabut ayat 43: Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu (Q.S Al-Ankabut 29: 43). Ayat di atas menunjukkan bahwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia harus bisa lebih mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, karena di dalam Al-Qur an banyak sekali ayat-ayat yang menghargai orang-orang yang berilmu, yang dapat menunjukkan kehebatan dan keagungan ciptaan Allah (Wardhana, 2004).