mendukung pertumbuhan dari mikroorganisme. Karena keragaman mikroorganis

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES. IDENTITAS PRAKTIKAN : Lily Diana Novitasari NIM :

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA DAN TEKNIK PEMINDAHAN SECARA ASEPTIK

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

LEMBAR PENGESAHAN. Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi Umum dengan judul MEDIUM. disusun oleh : : Abdul Wahab Hadada NIM :

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

MEDIA DAN ZAT WARNA YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Oleh : Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si.

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

Laporan Pembuatan Media Mikrobiologi Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

NUTRISI DAN MEDIUM MIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Kultur Starter (modifikasi Koroleva, 1991) S. thermophillus (St) L. bulgaricus (Lb) atau Bifidobacterium BBIV (Bb)

MAKALAH MIKROBIOLOGI ( MEDIA KULTIVASI ) Oleh: Kelompok

Gambar 6. Hasil uji biokimia Bacillus cereus pada nasi putih non organik: (a) metode tradisional (dandang) (b) Dengan metode modern (rice cooker)

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI STERILISASI DAN MEDIA PERTUMBUHAN. Oleh: TRI OKTOVIANA LABAGAI Dosen pembimbing: DR.DANIEL LANTANG,M.

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

Sterilisasi dan Pembuatan Medium

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Tabel Karakteristik Bakteri Asam Laktat. Tabel 7. Karakteristik Bakteri Asam Laktat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

Media Kultur. Pendahuluan

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

PEMBUATAN MEDIA PDA (POTATO DEXTROSE AGAR) Kelompok I (Genap)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

LAMPIRAN 1. Pembuatan Media yang Digunakan dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

Y ij = µ + B i + ε ij

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR PERCOBAAN 2 DAN 4 MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA DAN ISOLASI MIKROORGANISME OLEH : Ange Cindi Angriani ( )

Penyiapan Kultur Starter. Bioindustri Minggu 6 Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan (Uji Rambut)

Oleh Mochamad Nurcholis. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Transkripsi:

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Ummu Fithanah NIM : 03031281320011 Shift/Kelompok : Kamis siang/5 (Lima) I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Medium II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Dapat membuat media untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikrobia. 2. Mengetahui syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat medium yang baik bagi pertumbuhan mikrobia. 3. Mengetahui cara mensterilkan medium agar mikrobia dapat berkembang biak. III. DASAR TEORI Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Di dalam laboratorium, persiapan gizi yang digunakan untuk menum buhkan mikroorganisme disebut media (tunggal, sedang). Tiga bentuk fisik yang digunakan cair atau kaldu, media; media setengah padat dan media padat. Perbedaan utama antara media-media ini adalah media padat dan setengah padat berisi bahan pemadat (biasanya agar-agar), sedangkan media cair tidak. Media untuk budidaya mikroorganisme mengandung zat-zat yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dari mikroorganisme. Karena keragaman mikroorganis 1

me dan jalur metabolik mereka yang beragam, ada berbagai media. Bahkan se dikit perbedaan komposisi medium bisa menghasilkan perbedaan secara dramatis pertumbuhan karakteristik mikroorganisme. Ketika metode untuk kultur mikro organisme pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, sebagian besar oleh Robert Koch dan rekannya, jaringan hewan dan tumbuhan yang terutama di gunakan sebagai sumber nutrisi yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan mikroba. Salah satu penemuan utama Fanny Hesse di laboratorium Koch adalah bahwa agar-agar dapat digunakan untuk membentuk kultur media dimana mikro organisme dapat tumbuh. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Ekstrak tumbuhan dan jaringan hewan disusun sebagai kaldu atau dicampur dengan agar-agar untuk membentuk berbagai kultur media. 3.1. Medium Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media yaitu: 2

1. Agar, agar-agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada ph yang asam. 2. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya. 3. Ekstrak daging. Ekstrak daging mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi. 4. Ekstrak ragi. Ekstrak ragi terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex). 5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, sukrosa, dan lain-lain 3.2. Jenis-jenis Medium Medium yang umum digunakan digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu medium berdasarkan sifat fisiknya adalah sebgai berikut: 1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi yang padat. 2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit 3

oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh. 3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). Medium berdasarkan komposisinya adalah sebagai berikut: 1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Agar glukosa, Agar Mac Conkey. 2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya. 3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung saja diekstrak dari bahan-bahan dasarnya, misalnya contoh dari agar jus tomat, agar dari infuse hati & otak, ekstrak dari pankreatik. Medium berdasarkan tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Media untuk isolasi, media isolasi ini mengandung semua senyawa esensial yang berguna untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, agar darah. 2. Media selektif/penghambat, media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah medium Luria Bertani yang ditambah Amphisilin untuk merangsang resisten antibotik E.coli dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam. 3. Media diperkaya (enrichment), media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk 4

berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya agar darah telurit, agar Bile, agar serum, dll. 4. Media untuk peremajaan kultur, media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur 5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon. 6. Media untuk karakterisasi bakteri, media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar. 7. Media diferensial, media ini bertujuan mengidentifikasi mikroba dari campurannya yang berdasarkan karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya sebuah TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobakteria dari berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan juga perubahan warna media yang terdapat di sekeliling koloni. 3.3. Media yang sering digunakan secara umum Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi: a) Lactose Broth Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (preenrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak daging sapi menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah tes awal untuk 5

koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% senyawa dari laktosa. b) EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfer mentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan methilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat me nimbulkan keraguan. Bagaimanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin blue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemampuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah banyaknya bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air. c) Nutrient Agar Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa 6

dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk per tumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/l. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121 C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan. d) Nutrient Broth Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut: 1. Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades. 2. Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama. 3. Atur ph sampai 7,0. 4. Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml. 5. Sterilisasi dengan autoklaf. e) MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape(1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis bakteri Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth. MRS agar mengandung: protein dari kasein 10 g/l, ekstrak daging 8,0 g/l, ekstrak ragi 4,0 g/l, d(+)glukosa 20 g/l, magnesium sulfat 0,2 g/l, agar-agar 14 g/l, dipotassium hidrogen phosphate 2 g/l, tween 80 1,0 g/l, diamonium hidrogen sitrat 2 g/l, natrium asetat 5 g/l, dan mangan sulfat 0,04 g/l. f) TSB (Trypticase Soy Broth) TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk 7

isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan. g) PCA (Plate Count Agar) PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (enzim hidrolisa kasein, ekstrak ragi, dekstrosa, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/l kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121 C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi enzim hidrolisa kasein yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks. h) APDA Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan ph rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat. i) Potato Dextrose Agar (PDA) PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi 8

pada suhu 121 C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45 C dan tuang dalam cawan petri dengan ph akhir. j) VRBA (Violet Red Bile Agar) VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Entero bactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu,glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian di campur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60 C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, ph akhir adalah 7,4. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B- kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. k) PGYA Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO 3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer setelah itu disumbat dengan kapas secukupnya lalu disterilisasi pada suhu 121 C selama 15 menit. 3.4. Cara Mensterilkan Medium 1. Sterilisasi sederhana Mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut, se lama beberapa jam lamanya, maka semua benih kehidupan yang ada akan mati, hal ini telah di lakukan oleh ilmuwan Spallanzani (1729 1788) untuk membuktikan tidak mungkinnya abiogenesis. 2. Tyndallisasi Mendidihkan medium dengan uap dalam beberapa menit. Didiamkan 1 hari, spora akan tumbuh menjadi bakteri vegetatif dan medium dididihkan lagi 9

beberapa menit. Pada hari ketiga medium tersebut di didihkan lagi, dengan jalan inilah diperoleh medium yang steril. 3. Dengan Autoklaf Autoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang diisi uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam autoklaf selama 15-20 menit, tergantung banyaknya medium. Medium yang disterilkan sebaiknya diletakkan dalam botol agak kecil, setelah pintu autoklaf ditutup rapat, baru kran pipa uap dibuka dan temperatur akan naik sampai 121 o C. Setelah cukup waktu, kran uap ditutup, suhu mulai turun sedikit demi sedikit. Autoklaf dibuka secara perlahan bila termometer telah menunjukkan angka nol, setelah dingin dikeluarkan dari autoklaf dan setelah stabil disimpan dalam lemari es. 4. Dengan Penyaringan (Filtrasi) Medium disaring dengan saringan porselin, maka zat organik tidak mengalami penguraian sama sekali, sehabis penyaringan medium masih perlu dipanasi dalam autoklaf meskipun tidak selama 15 menit dan temperatur 121 o C. Penyaringan dilakukan dengan saringan yang terbuat dari asbes karena mudah untuk dapat dibersihkan setelahnya. 3.5. Penyiapan Media Media alamiah, misalnya susu skim, tidak begitu sulit di dalam penyiapannya sebagai media pertumbuhan mikroba, karena hanya cukup dengan dituang ke dalam wadah yang telah disterilkan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar, disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya, semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, seperti PCA (Plate Count Agar), NA (Nutrient Agar), TSA (Trypticase Soy Agar) dan lain lain. Penyiapan media komersial ini pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Setiap komponen atau medium terhidrasi (bubuk) dilarutkan ke dalam aquades atau air suling pada volume yang tepat dan sesuai. 10

2. ph media ditentukan dan disesuaikan dengan nilai optimum pertumbuhan mikroba sebagaimana tertera pada kemasan media komersial. 3. Dituang ke dalam media yang sesuai, seperti erlenmeyer atau tabung labu dan disumbat dengan penutup yang kuat. 4. Disterilisasi dengan suhu dan waktu yang adequate (memadai) sesuai dengan yang tertera pada kemasan. (Umumnya di suhu 121 o C, 15 menit). Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar untuk mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan phnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami bakteri. Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama ekstrak daging sapi 5 g, pepton 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium nutrien agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N 2. Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium. IV. ALAT DAN BAHAN 4.1. Alat 11

1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Kompor Listrik 4. Autoklaf 5. Spatula IV.2. Bahan 1. Kentang yang bagus 100 gr 2. Agar-agar 10 gr 3. Dekstrose 5 gr 4. Air suling/akuades 500 ml V. PROSEDUR PERCOBAAN 5.1. Agar kentang dekstrosa (AKD)/Potato Dekstrose Agar (PDA) untuk menumbuhkan jamur. 1. Cucilah kentang kemudian dipotong-potong kecil dan masak selama 1 jam. Volume air dijaga supaya tetap dengan menambah air suling. 2. Saringlah kentang yang telah dimasak tadi dan masukkan dekstrosa ke dalam filtrate kentang serta agar-agar sampai larut dengan baik. 3. Tuangkan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan, sumbatkan kapas. 4. Sterilkan dengan autoklaf (121 oc/15 lbs) selama 15 menit. 5.2. Sterilisasi dengan autoklaf 1. Isi autoklaf dengan air suling sebanyak 3-5 liter, panaskan sampai semua udara keluar dari autoklaf. 2. Siapkan alat/bahan yang akan disterilkan dan letakkan pada rak dari autoklaf. 3. Masukkan rak tersebut ke dalam autoklaf, tutup rapat kecuali klep udara supaya udara yang masih ada dalam autoklaf dapat keluar, karena jika dalam autoklaf masih ada udara sedangkan klep sudah ditutup rapat, maka sterilisasi tidak mencapai suhu dan tekanan yang diharuskan (121 o C/15) 12

13

14

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Pembuatan media untuk menumbuhkan atau mengembangbiakan mikroba pada percobaan ini adalah dengan membuat medium semi padat-cair dengan 15

bahan yang digunakan yaitu kaldu kentang, agar-agar dan dextrose dan dilakukan pemanasan hingga mengental. 2. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pembuatan medium adalah medium yang dibuat harus mengandung unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, memiliki cahaya yang cukup, suhu harus terjaga, ph harus sesuai dengan kebutuhan mikroba dan medium harus dalam keadaan steril. 3. Cara mensterilkan medium agar mikroba dapat berkembang biak adalah sterilisasi dengan autoklaf, medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoklaf dengan temperatur 121 o C selama 15-20 menit, tergantung banyaknya medium. 4. Pada saat pembuatan medium harus dalam keadaan steril agar medium tidak ditumbuhi mikroba yang tidak diinginkan. 5. Pada pembuatan medium ini kaldu kentang berfungsi sebagai unsur hara yang diperlukan mikroba untuk berkembangbiak, dextrose berfungsi sebagai penutrisi dan memberikan energi untuk mikroba agar dapat berkembangbiak, dan agar-agar berfungsi sebagai pengental. 8.2. Saran 1. Pada saat praktikum alat, bahan-bahan maupun praktikan harus dalam keadaan bersih dan streril agar medium tidak ditumbuhi mikroba yang tidak diinginkan. 2. Sebaiknya praktikan menggunakan masker dan sarung tangan agar terhindar dari jamur Aspergillus niger yang berbahaya bagi tubuh. 3. Pengadukan medium ketika dipanaskan harus konstan pada suhu yang dijaga untuk mencegah mengerasnya medium sebelum dipindahkan kedalam tabung reaksi. 16

DAFTAR PUSTAKA Indriati, N. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. (online:staff.uny.ac.id/sites /default/files/annappm-2012-bahan-segar.pdf) (Diakses pada 12 Maret 2016) Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta. Ratna, H. 2011. Teknik Isolasi Bakteri.(online:biologicasman.file.wordpress.com. 2011/10/teknik-isolasi-bakteri.pdf) (Diakses pada tanggal 12 Maret 2016) Rusli. 2011.Fakultas Farmasi. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar Universitas Muslim Indonesia. Makassar. Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar I. Jakarta: Erlangga. 17