BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian.

BAB III FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING KARYA KOMIKUS. 1. Deskripsi Melati Komik Studio Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB V PENUTUP. MaharAgung Organizer. Peneliti juga mendapatkan data dan fakta. penggunaan media sosial Instagram dalam proses rekrutem batch 3 oleh

BAB I PENDAHULUAN. rokok tembakau ataupun yang telah beralih ke rokok elektrik, hal ini

BAB V. dan dilaksanakan, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan. Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

BAB V KESIMPULAN. tak terpisahkan dari kehidupan riil mereka di realitas fisik. Hasil studi

BAB IV PENUTUP. dengan penelitian mengenai strategi promosi Indie Book Corner dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Bonvieux adalah sebuah online shop yang khusus menyediakan produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Konten promosi yang dibuat oleh team sosial media PT. Monica Hijau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia tidaklah pernah dalam kondisi statis. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Menggunakan server dengan spesifikasi sebagai berikut : - Processor 1.2 GHz 2007 Opteron or 2007 Xeon processor

, 2015 PENGARUH PERFORMANCE EXPECTANCY, EFFORT EXPECTANCY, DAN SOCIAL INFLUENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

Tetapi pada dasarnya media cetak pada saat ini tetap menjadi pilihan bagi masyarakat tertentu, dan media cetak yang dari dulu hingga sekarang masih ba

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

DESAIN MODEL A. MODEL E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Kompetisi #PRUSyariahJingleCover

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Teknik marketing yang menggunakan Social Media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa, atau produk lainnya secara lebih

PENGGUNAAN GAMBAR MEME TERHADAP KEPUASAN KHALAYAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : tempat makan di Semarang karena :

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Mendaftar dan Menggunakan Fasilitas Akun Facebook 2009 PUSKOM UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

INSTAGRAM CAROUSEL, FITUR TERBARU DARI INSTAGRAM

UPAYA MERAIH PELUANG DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA DENGAN MEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI BERBASIS MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Keistimewaan web ceritaresep.com ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. terlebih kehidupan manusia. Komunikasi sendiri merupakan topik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah

LOMBA HARI ULANG TAHUN DJKN KE-11

The IFP Legacy Website merupakan sarana untuk membangun komunitas global berbasis online bagi Alumni IFP.

2. Anda mengisi draft konten di words atau powerpoint. File yang bisa diterima dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

ABSTRAKSI. Nama: Yudo Aryo Wicaksono NIM: Kelas: S1-TI-2A

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

INOVASI PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL INOVASI. Budi Harsanto. Budi Harsanto PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. dengan pembeli dan memungkinkan mereka untuk melakukan transaksi yang aman dan

Artikel EVALUASI WEBSITE PPPPTK MATEMATIKA. Oleh Muda Nurul khikmawati

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

KARYA BIDANG PEMBUATAN DAN PENGELOLAAN WEBSITE WAWASAN.CO (REPORTER 2, ADMIN 2, DAN VIDEOGRAPHER) ABSTRAK

Digital Marcomm. Karakteristik Media & Pemasaran Digital. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB II OBJEK PENELITIAN. dalam penelitian ini, yaitu Takofeitodemao berdasarkan data-data yang peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow. Aktualisasi Diri. Penghargaan. Kasih Sayang. Rasa Aman. Kebutuhan Fisiologis

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN ONLINE BERUPA PERJANJIAN ENDORSE MELALUI INSTAGRAM

platform komunitas bisnis online

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB II OBJEK PENELITIAN. gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook dan gambaran

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

Dessy Irmawati, M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Siapa yang tidak memiliki akun social media? Pertanyaan ini rasanya menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era globalisasi dengan perkembangan jaman yang semakin modern

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB I PENDAHULUAN. sosial merupakan saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB II SUBJEK PENELITIAN. digunakan online seller dalam mempromosikan produknya, serta sekilas mengenai latar

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING A. Temuan Penelitian Pada penelitian kualitatif dibutuhkan analisis data berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan membantu peneliti untuk menginterpretasi hasil penelitian dengan memilah dan memilih data yang telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung. Media baru yang terus berkembang menawarkan kemudahan bagi manusia untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Salah satu jenis media baru adalah Facebook dan Instagram yang termasuk dalam kategori media online (media sosial). Facebook merupakan salah satu jenis media sosial yang diciptakan untuk memberikan fasilitas teknologi agar penggunanya dapat berinteraksi melalui internet. Facebook memiliki fungsi terlengkap karena penggunanya dapat berbagi berbagai macam hal seperti tulisan, foto, tautan artikel, bahkan video. Selain digunakan untuk kepentingan perseorangan, Facebook juga dapat digunakan untuk kepentingan kelompok dimana user dapat membuat akun grup atau page (halaman) bagi komunitas yang diikuti. Selain Facebook, Instagram juga merupakan media sosial yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan. Pada dasarnya, instagram merupakan jenis media sosial yang memudahkan penggunanya untuk berbagi moment lewat foto atau video yang diunggahnya. Instagram terus 90

91 memperbarui fitur-fitur yang dimilikinya mulai dari instastory, live streaming video, sampai fitur yang paling baru yakni carousel dimana pengguna Instagram dapat meng-upload sampai 10 foto dalam satu kali upload. Facebook dan Instagram dengan kelebihannya masing-masing itu membuat para penggiat industri kreatif dalam hal ini kreator komik menggunakannya sebagai media publishing karya mereka. Berikut ini paparan hasil temuan peneliti: 1. Penggunaan Facebook dan Instagram sebagai Media publishing karya komikus Penggunaan Facebook dan Instagram sebagai media publishing karya yang dilakukan oleh komikus Melati komik studio didasari oleh efektivitas kedua media sosial tersebut. Komikus berpendapat bahwa saat ini media sosial seperti Facebook dan Instagram sangat efektif bagi komikus khususnya bagi komikus-komikus baru. Karena media sosial tersebut jangkauannya luas dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan di Indonesia. Jadi komikus bisa mengenalkan ataupun menunjukkan karya dengan meng-upload karya tersebut melalui Facebook dan Instagram. Melati komik studio menggunakan fitur page yang ada di Facebook. Salah satu kelebihan page Facebook ini, pengguna bisa melihat perkembangan grafik page yang dibuat. Komikus bisa mengetahui berapa banyak pengguna Facebook yang like, share dan komentar karya-karya mereka. Sedangkan Instagram karena pada dasarnya merupakan media berbagi foto, maka banyak

92 fitur di dalamnya yang bisa membuat karya-karya komikus lebih tersebar luas sesuai dengan topik terkait dengan menggunakan fitur hashtag ataupun mention akun komikus lainnya. Sehingga bisa tersebar lebih mudah sesuai sasarannya. Tidak bisa dipungkiri pengguna Facebook dan Instagram semakin meningkat dari waktu ke waktu. Komik Indonesia yang sebelumnya kurang dikenal publik karena kalah bersaing dengan komik luar, kini justru semakin dikenal berkat penggunaan media sosial sebagai media publishing karya. Pemanfaatan Facebook dan Instagram oleh komikus Indonesia ini menimbulkan tren di kalangan kreator komik. Pasalnya beberapa komikus lokal yang mengunggah karya di Facebook dan Instagram walaupun hanya iseng-iseng saja, karyanya bisa dikenal luas di jagat maya. Karena banyak pembaca yang menyukainya akhirnya dia berhasil populer lewat karya yang dia upload. Mengunggah karya di Facebook dan Instagram dengan rutin hingga memperoleh banyak like, share, comment, bahkan followers dari pembaca khususnya pecinta komik maupun ilustrasi dapat menarik minat penerbit untuk menerbitkan karya komikus tersebut. Karena jumlah like, share, comment, dan followers dapat dijadikan patokan bagi penerbit apabila komik itu diterbitkan seberapa banyak orang yang akan membeli komik tersebut. Apalagi jika komentar dari pembaca banyak yang meminta untuk diterbitkan, semakin banyak peluang komik tersebut untuk dilirik penerbit. Hal-hal itulah yang

93 mendasari penggunaan Facebook dan Instagram oleh komikus Melati komik studio. Jika dulu komikus yang mengirimkan naskah ke penerbit untuk diterbitkan, itu pun belum tentu diterima. Namun, saat ini penerbit mencari komikus lewat karya-karyanya yang telah diunggah di media sosial. Dari data-data tersebut peneliti berasumsi bahwa hal yang paling mendasari alasan penggunaan media sosial sebagai media publishing karya komikus adalah eksistensi diri komikus melalui karya. Komikus membuat suatu karya dan mengunggahnya di media sosial dengan tujuan agar keberadaannya sebagai kreator komik diakui oleh khalayak dibuktikan dengan karya-karya yang diunggah tersebut. Sehingga ketika karya itu diakui dan banyak yang menyukai, maka komikus akan semakin produktif dan memperoleh banyak keuntungan juga baik dari segi materi maupun popularitas. 2. Proses Publishing Karya Komikus Proses publishing karya yang dilakukan Melati komik studio terdiri dari 2 tahap. Yang pertama adalah tahap cetak secara indie dimana naskah komik yang sudah selesai dibuat akan dikirim ke tempat percetakan. Dan yang kedua adalah meng-upload karya melalui media sosial Facebook dan Instagram dengan jadwal yang telah ditentukan. Selama proses pembuatan karya tersebut, yang diutamakan dalam karya komik dari komunitas komikus Melati komik studio adalah tema lokalitas. Tema lokalitas ini menjadi hal yang wajib

94 dimunculkan dalam komik. Karena komunitas Melati komik studio ingin menjadikan tema lokalitas tersebut sebagai salah satu ciri khas karya komunitasnya. Sehingga dalam karya komik yang dibuat, baik dari segi cerita, maupun penggambaran tokoh mengandung tema-tema lokal budaya yang kuat. Proses pembuatan komik oleh komunitas komikus Melati studio membutuhkan jangka waktu yang yang beragam. Komik Hari yang Indah memakan waktu yang tidak terlalu lama karena merupakan jenis komik strip yang terdiri dari 4 panel. Hal yang perlu dilakukan komikusnya adalah memperbanyak ide cerita. Lain halnya dengan komik Kidangmas dan Babad Jahiliyah yang proses pembuatannnya membutuhkan waktu lama. Komik Kidangmas membutuhkan waktu satu tahun untuk selesai, sedangkan komik Babad Jahiliyah membutuhkan waktu setengah tahun untuk bisa dicetak. Dua komik tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena dibutuhkan riset dan refrensi dalam pembuatan ceritanya. Tahap kedua yang dilakukan oleh Melati komik studio adalah mempublish karya melalui Facebook dan Instagram. Karya yang diunggah adalah komik Hari yang Indah di upload setiap hari Minggu. Kemudian Kitab Melati diupload setiap hari Sabtu. Sampai saat ini sudah ada 751 like page Facebook Melati komik studio dan 78 followers Instagram (@melatistudio) dengan 55 kiriman yang telah diupload. Berdasarkan pengamatan peneliti, komentar pada karya-

95 karya Melati komik studio yang sudah diupload di Instagram masih belum terlalu banyak karena akun tersebut terbilang baru. Begitu juga dengan jumlah like pada setiap karya yang di-upload masih sedikit. Namun, dibandingkan Instagram, komentar dan like di page Melati komik studio lebih banyak. Hal ini terjadi karena akun Facebook dibuat terlebih lebih dulu sehingga peminatnya lebih banyak mengenal Melati komik studio dari page Facebook. Berdasarkan observasi melalui media sosial peneliti menemukan bahwa sebagian komikus Surabaya terlebih dulu membuat akun Facebook sehingga karya-karya mereka lebih banyak diunggah di Facebook. Namun, ada pula yang aktif di kedua media sosial tersebut dengan memanfaatkan fitur share otomatis. Fitur ini dimiliki Instagram dimana saat komikus mempublish karya di Instagram dan menggunakan fitur share dengan memilih Facebook, maka karya itu akan otomatis terunggah juga di Facebook. Dalam page Facebook Melati komik studio, setiap karya dikelompokkan dalam album berdasarkan judul komik karya komikusnya. Sedangkan dalam akun Instagram @melatistudio setiap karya yang diunggah memanfaatkan optimalisasi hashtag (#) dan mention. Optimalisasi hashtag yang terdapat dalam caption (tulisan dibawah gambar) dan biasa digunakan oleh admin @melatistudio adalah #komikhariyangindah #melatistudio #comic #komikstrip #komikindonesia #lokal #instacomic #comedy #komikkomedi #humor #receh #duniakomik #komiksederhana #komiklucu #funcomic

96 #karyaindonesia. Penggunaan hashtag dalam Instagram memudahkan pembaca saat melakukan pencarian di kolom search berdasarkan topik yang diinginkan. Misalnya, ketika pembaca komik menulis #komikkomedi maka hasil pencarian akan memunculkan semua kiriman yang menggunakan #komikkkomedi dalam caption-nya. Selain memanfaatkan hashtag dan caption, admin Melati komik studio juga menyebutkan nama akun komik lain seperti mention @komikindostrip sehingga pemilik akun tersebut akan menerima pemberitahuan mengenai gambar yang telah diunggah oleh @melatistudio. Memanfaatkan hashtag dan mention akun sejenis merupakan salah satu bentuk promosi agar karya Melati komik studio dapat dikenal lebih luas lagi khususnya bagi pecinta komik di jagat maya. 3. Faktor yang perlu diperhatikan dalam Publishing Karya Faktor yang paling menentukan suatu karya layak di-publish atau tidak adalah tergantung pada kualitas karya. Kualitas karya diukur dari bagaimana komikus bisa menggambarkan ide cerita dengan baik dan pesan yang ingin disampaikan oleh komikus bisa tersampaikan pada pembaca dengan baik juga. Antara kemampuan menggambar dengan kemampuan meramu cerita yang dimiliki komikus haruslah seimbang. Karena dalam suatu komunitas komikus terdiri dari orangorang yang memang berpengalaman di bidang komik, maka karya komik yang sudah selesai dibuat akan ditunjukkan pada setiap anggota. Setelah itu, akan muncul pendapat dari masing-masing anggota. Dari

97 pendapat tersebut, komikus dapat merevisi komik karyanya apabila dianggap masih kurang layak untuk di-publish. Sehingga, dalam membuat komik, komikus memikirkan dengan seksama mulai dari konsep, plot cerita, penokohan, storyboard sampai pada tahap pembuatan komik. B. Konfirmasi dengan Teori Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, peneliti telah memperoleh data-data, kemudian melakukan analisis untuk menguji hasil data yang diperoleh dengan teori yang digunakan. Pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori ekologi media. Salah satu sifat dari teknologi komunikasi baru adalah demassification atau yang bersifat massal. Maksudnya, kontrol atau pengendalian sistem komunikasi massa biasanya berpindah dari produsen kepada konsumen media. 1 Komunitas komikus sebagai konsumen media bisa mengendalikan media dan bertindak sebagai produsen media dan memberikan informasi pada konsumen media yang lain. Konsumen media yang lain ini adalah para pecinta komik yang aktif menggunakan Facebook dan Instagram. Komunitas komikus sebagai produsen media, mengkomunikasikan karya mereka melalui media sosial dengan tujuantujuan tertentu, kemudian karya-karya tersebut akan tersebar secara luas melalui media sosial dan memperoleh feedback langsung oleh pembaca. 1 Anis Hamidati, Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2011), hlm. 8

98 Teori ekologi media merupakan teori yang memusatkan banyak jenis media dan memandang media sebagai sebuah lingkungan. Teori yang dicetuskan oleh McLuhan ini memiliki 3 asumsi sebagai berikut: a. Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat. b. Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita c. Media menyatukan seluruh dunia. 2 Asumsi pertama teori ekologi media menekankan bahwa media melingkupi seluruh keberadaan masyarakat yang artinya masyarakat tidak bisa melarikan diri dari media. Setiap kegiatan yang dilakukan masyarakat akan selalu berhubungan dengan media. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, kemudahan dan kelebihan media sosial Facebook dan Instagram telah membuat suatu kelompok komikus untuk memanfaatkannya sebagai tempat untuk mem-publish karya mereka. Komikus mem-publish karya berupa gambar, ilustrasi dan komik melalui Facebook dan Instagram untuk menunjukkan eksistensinya sebagai komikus dibuktikan melalui kualitas karya yang di-upload di media sosial. Keberadaan media sosial membantu para komikus untuk mengangkat industri komik Indonesia yang sebelumnya mati suri. Hal tersebut telah dibuktikan beberapa komikus yang berhasil terkenal karena karya-karya yang diunggah secara rutin di Facebook dan Instagram dan 2 Richard West, dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3, diterjemahkan oleh Maria Natalia dkk, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 140

99 memperoleh respon yang baik dari pembacanya. Jumlah like, comment, followers dan share yang dilakukan oleh pembaca karya komikus di media sosial membuat karya tersebut bisa tersebar luas di jagat maya. Sehingga, komikus saat ini khususnya yang masih baru dalam industri komik mau tidak mau akan bergantung pada media sosial sebagai media publishing karya mereka karena media sosial seperti Facebook dan Instagram jangkaunnya luas dan tidak membutuhkan biaya yang banyak untuk menggunakannya. Facebook dan Instagram memberikan peluang bagi karya komikus untuk bisa dikenal lebih luas lagi. Walaupun meng-upload karya di Facebook dan Instagram bukan satu-satunya cara untuk membuat komikus bisa menunjukkan eksistensinya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa di era digital seperti saat ini, untuk mendukung eksistensi identitas komikus maka komikus akan selalu bersinggungan dengan media. Memanfaatkan Facebook dan Instagram sebagai media publishing karya menjadi cara yang efektif untuk menunjukkan karya komikus secara meluas di kalangan pecinta komik. Identitas seorang komikus sebagai seniman dengan kemampuan menggambar dan bercerita membutuhkan pengakuan dari khalayak agar eksistensinya lebih dikenal luas. Oleh karena itu, komikus membuat karya kemudian mengkomunikasikannya melalui media sosial Facebook dan Instagram. Kedua media sosial tersebut menjadi media publishing bagi karya-karya yang dibuat oleh komikus. Kemudian, asumsi kedua media memperbaiki persepsi dan mengorganisasikan pengalaman kita. Mempublish karya komik di

100 Facebook dan Instagram memperbaiki persepsi konsumen sebagai pembaca. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dulu komik Indonesia pernah berada dipuncak kejayaannya dengan cerita pewayangan yang diangkat. Namun, setelah tahun 60-an komik Indonesia mulai tidak terlihat eksistensinya atau kurang dikenal khalayak lagi karena kalah dengan komik-komik dari luar. Kemudian, komik Indonesia kembali bangkit setelah media sosial digandrungi oleh masyarakat. Para komikus terus produktif membuat karya komik dan mempromosikannya melalui media sosial atau event-event industri kreatif. Melalui karya komikus yang diunggah di media sosial, komikus ingin membangun persepsi baru dan membagi pengalamannya kepada khalayak agar mereka bisa kembali menyadari bahwa komik Indonesia kualitasnya tidak kalah dengan komik luar. Karya komik yang di-upload oleh komikus telah mengubah persepsi pecinta komik mengenai komik lokal maupun indie. Tidak hanya mengubah persepsi khalayak tentang komik lokal, namun juga mengubah persepsi penerbit. Saat ini beberapa penerbit mencari karya komikus yang produktif di-upload di media sosial dan mendapatkan banyak comment, like, followers dan share dari pembaca untuk kemudian diterbitkan. Meskipun cara lama seperti komikus mengirimkan naskah komiknya ke penerbit itu masih dilakukan. Namun, karya komikus yang diunggah di media sosial juga menjadi acuan bagi penerbit untuk menerbitkan karya komik tersebut. Asumsi ketiga dari ekologi media adalah media menyatukan seluruh dunia. McLuhan menggunakan istilah Global Village untuk

101 mendeskripsikan bagaimana media mengikat dunia menjadi sebuah sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya yang besar. 3 Realitas dalam komunitas komikus yang menggunakan media sosial sebagai media publishing karya adalah bahwa media membuat karya seorang komikus dapat dikenal luas tidak hanya di Indonesia bahkan bisa menyatu dalam karya-karya sejenis dari seluruh dunia. Melati komik studio juga menjalin hubungan baik dengan komunitas komikus dan studio komik di Surabaya maupun di luar Surabaya. Komunikasi yang mereka lakukan juga melalui media sosial dan membangun relasi antar komikus lokal. Mereka saling mendukung karya satu sama lain dan juga bisa memperoleh pelajaran baru dari melihat karya komikus di luar Melati komik studio. Kehadiran media sosial Facebook dan Instagram membuat kreator komik baik yang terkenal maupun masih pendatang baru semakin produktif berkarya dan mempublish karya mereka di media sosial serta mencoba peruntungannya di industri komik. Facebook dan Instagram sebagai media publishing menjadi alat bagi komikus untuk mengkomunikasikan identitas melalui karya, sehingga dapat memperbaiki persepsi khalayak terhadap komikus maupun komunitasnya. Bagi komunitas komikus khususnya yang masih baru dan belum dikenal secara luas, kehadiran media sosial mempengaruhi eksistensi mereka. Melalui karya yang mereka upload di kedua media sosial tersebut, persepsi khalayak terhadap identitas dan eksistensi komikus dapat berubah. 3 Richard West, dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi..., hlm. 142