6 KONDISI PENGELOLAAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Pemangku Kebijakan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

Bab I PENDAHULUAN. perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pariwisata secara etimologi berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 TOLERANSI PENGUNJUNG DAN WISATAWAN TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA BANDUNG

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk

HASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah

Kecamatan Amahai. Pantai Kuako

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

BAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

Lampiran 1 Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 2011

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Resha Febriyantika Yussita, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

Selamat liburan di Pulau Bali...

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Adapun gambaran umum yang dibahas antara lain kondisi geografis, kondisi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR PERTANYAAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM TANGKUBAN PERAHU

Transkripsi:

6 KONDISI PENGELOLAAN WISATA PANTAI PANGANDARAN 6.1 Aktivitas Wisata Pantai 6.1.1 Taman wisata cagar alam Taman wisata cagar alam merupakan suatu taman konservasi yang dikelola oleh perhutani dengan luas mencapai 640 Ha. Letak Cagar Alam ini berada di antara Pantai Barat dan Timur tepatnya berada di antara Teluk Pananjung. Tempat ini merupakan areal konservasi rusa dan monyet ekor panjang. Selain keunikan satwa yang mendiami areal konservasi tersebut, kawasan ini juga memiliki gua-gua alam yang mamiliki kekhasan tersendiri antar gua, keberadaan gua-gua tersebut memberikan daya tarik tersendiri untuk wisatawan yang mengunjungi Pangandaran. Di samping gua-gua alam, juga terdapat guagua buatan peninggalan jaman Jepang. 6.1.2 Wisata air Wisata air yang ada di Pangandaran cukup beragam dan unik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu keunikan yang ada adalah dua pantai yang berdekatan yaitu Pantai Timur dan Pantai Barat, tetapi dengan karakteristik yang berbeda. Pantai Timur mempunyai karateristik dasar pantai yang curam, tetapi ombaknya kecil, sedangkan Pantai Barat mempunyai karateristik dasar pantai yang landai, tetapi memiliki ombak yang besar. Dengan karateristik yang berbeda tersebut secara alamiah terjadi pemanfaatan pantai yag berbeda pula, Pantai Timur lebih banyak digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan, sedangkan Pantai Barat cenderung dipergunakan sebagai lokasi wisata air khususnya berenang dan naik perahu. Keunikan lain dari pantai Pangandaran dengan adanya dua pantai tersebut adalah dapat melihat matahari terbit dan matahari terbenam di satu tempat, Pantai Timur untuk melihat matahari terbit pada pagi hari dan Pantai Barat untuk melihat matahari terbenam pada sore hari. Dengan memiliki dua pantai yang memiliki karakteristik berbeda sangat menguntungkan bagi Pangandaran, karena kegiatan wisata yang dilakukan

menjadi semakin beragam. Aktivitas wisata air yang dilakukan di pantai timur adalah berupa olah raga air speed boat, paralayang, banana boat, dan perahu layar, sedangkan kegiatan wisata yang dilakukan di pantai barat adalah berenang, surfng, bermain pasir, bola voli pantai, sepak bola dan berkelling pantai menggunakan sepeda tandem, kuda poni, maupun ATV. 6.2 Fasilitas Objek Wisata Fasilitas-fasilitas yang tersedia di kawasan wisata Pantai Pangandaran antara lain terdiri atas fasilitas umum dan fasilitas wisata. Fasilitas umum adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, sedangakan fasilitas wisata adalah fasilitas yang disediakan sebagai sarana untuk rekreasi. 6.2.1 Fasilitas umum 1). Areal parkir Areal parkir merupakan hal yang penting diperhatikan untuk kenyamanan wisatawan. Pantai Pangandaran sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat memiliki tempat parkir yang terletak di sebelah barat Cagar Alam. Kondisi tempat parkir tersebut tidak terlalu luas dan pada umumnya hanya mobil-mobil pribadi atau carteran/sewaan yang memarkir kendaraan di tempat tersebut. Dengan sifat kedatangan wisatawan yang musiman dengan puncak kedatangan tertinggi pada waktu Idul Fitri tempat parkir tersebut tidak mampu menampung kendaraan yang datang ke Pantai Pangandaran, sehingga wisatawan biasanya memarkir mobilnya di pantai atau di hotel- hotel yang disewa, selain itu, di Pantai Pangandaran tidak terdapat tempat parkir khusus kendaraan roda dua yang dikelola oleh pemerintah, sehingga pemilik kendaraan roda dua umumnya memarkir kendaraannya di tempat penitipan swasta yang berada di tepi pantai. 2). Air bersih dan tampat ibadah Kebutuhan sanitasi merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan pengelola kawasan wisata, di kawasan wisata Pantai dan Cagar Alam Pangandaran telah tersedia fasilitas MCK dan tempat ibadah dengan kapasitas yang sangat memadai. Fasilitas MCK banyak terdapat di pantai barat hingga

pantai timur, sedangkan tempat ibadah terdapat di dalam dan di luar kawasan cagar alam Pangandaran. 3). Sarana Telekomunikasi Fasilitas komunikasi yang terdapat di Pantai Pangandaran sampai saat ini sudah cukup lengkap, termasuk sinyal semua operator telpon seluler telah menjangkau kawasan wisata Pantai Pangandaran. Kondisi ini sangat memudahkan para wisatawan. Selain sarana telekomunikasi jaringan internet juga sudah tersedia di Pangandaran. 6.2.2 Fasilitas wisata 1). Penginanpan, hotel dan rumah makan Tempat penginapan, hotel dan rumah makan di kawasan wisata Pangandaran menyebar dari pantai barat hingga pantai timur. Secara keseluruhan hotel, penginapan dan rumah makan ada dalam keadaan baik, walaupun beberapa bulan yang lalu sempat terjadi bencana tsumani yang menghancurkan sebagian sebagian besar penginapan, hotel dan rumah makan yang berada di pantai barat dan sebagian kecil di pantai timur. Secara umum kerusakan yang dialami hotelhotel dan rumah makan di Pangandaran yang diakibatkan oleh bencana tsunami telah diperbaiki dan dibangun kembali, sehingga saat ini sudah dapat dioperasionalkan kembali untuk menerima dan melayani wisatawan yang datang ke pantai Pangandaran. 2). Pasar seni Pasar seni merupakan pusat souvenir kawasan wisata Pangandaran. Pembangunan kawasan pasar seni tersebut didasari untuk menata pedagangpedagang souvenir yang tidak tertatap rapi di kawasan Pantai Pangadaran. Pasar seni ini berada di Jalan Pramuka sebelah barat kawasan Pantai Pangandaran yang selalu dilalui oleh rute masuk wisatawan ke kawasan Pantai Pangandaran, sehingga memudahkan para wisatawan mencari oleh-oleh taua souvenir khas Pangandaran. 6.3 Jumlah Pengunjung/Wisatawan

Menurut Disparbud Ciamis (2007), jumlah pengunjung ke objek Wisata Pantai Pangandaran tahun 2007 yaitu sebanyak 257.244 orang wisatawan. Jumlah wisatawan tersebut terdiri atas 252.893 orang wisatawan nusantara (wisnu) yang mengalami penurunan dibanding tahun 2006 sebesar 14,3% dan 4.351 orang wisatawan mancanegara yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 63,0%. Tabel 18 dan Gambar 11 menunjukkan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke objek Wisata Pangandaran pada kurun waktu 2003 2007. Tabel 18 Data jumlah kunjungan wisatawan ke objek Wisata Pantai Pangandaran kurun waktu tahun 2003 2007 Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Pertumbuhan (%) Wisnu Wisman Jumlah Wisnu Wisman Jumlah 2003 972.804 1.381 974.185 - - - 2004 968.297 3.145 971.442-0,47 56,09-0,28 2005 381.631 2.573 384.204-153,73-22,23-152,85 2006 289.102 1.608 290.710-32,01-60,01-32,16 2007 252.893 4.351 257.244-14,32 63,04-13,01 Sumber : Disparbud Kabupaten Ciamis (2008) diolah kembali Sumber : Disparbud Kabupaten Ciamis (2008) diolah kembali Gambar 12 Trend perkembangan jumlah kunjungan wisatatawan ke objek Wisata Pantai Pangandaran kurun waktu tahun 2003-2007 Berdasarkan Tabel 19 dan Gambar 12 terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke objek Wisata Pantai Pangandaran khususnya wisatawan nusantara cenderung

mengalami penurunan terutama tahun 2003-2005 dan tahun 2005-2007. Penurunan kunjungan wisatawan ke Pangandaran baik yang terjadi pada tahun 2005 maupun tahun 2007 sangat berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di Pangandaran sendiri maupun di luar Pangandaran. Penurunan jumlah wisatawan tahun 2005 lebih terkait dengan terjadinya bencana tsunami di Nangroe Aceh Darusalam, sedangkan tahun 2007 penurunan kunjungan terjadi karena bencana tsunami di Pangandaran tahun sebelumnya tepatnya tanggal 17 Juli 2006. Pengamatan selama penelitian memperlihatkan bahwa wisatawan sudah mulai berdatangan kembali (cukup ramai) ke objek wisata Pantai Pangandaran. 6.4 Karakteristik Wisatawan Karakteristik wisatawan pada saat penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 diperoleh dari hasil wawancara. Karakteristik wisatawan terdiri atas umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, sifat kedatangan, lama kunjungan, dan daerah asal wisatawan. 6.4.1 Umur dan jenis kelamin Karateristik responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran pada bulan Desember 2007 berdasarkan kelompok umur menunjukkan bahwa pengunjung dari kelompok umur 20 25 mempunyai persentase terbesar, yaitu 36% hal ini dikarenakan sebagian besar responden adalah mahasiswa dan pelajar (umur produkstif). Pengunjung pada kelompok umur 14 19 tahun mempunyai persentase 18,33%, pengunjung pada kelompok umur 26 31 tahun mempunyai persentase 20%, pengunjung pada kelompok umur 32 37 tahun mempunyai persentase 10%, pengunjung pada kelompok umur 38 43 tahun mempunyai persentase 6,67%, dan sebesar 5,00% pengunjung dengan kelompok umur 44 49 tahun. Pengunjung wisata Pantai Pangandaran yang paling sedikit berada pada kelompok umur 50 55 tahun. Tabel 20 dan Gambar 13 menunjukkan karakteristik pengunjung wisatawan Pantai Pangandaran. Berdasarkan Tabel 19 dan Gambar 12 terlihat bahwa karateristik responden pengunjung objek wisata Pantai Pangandaran didominasi oleh kelompok umur produktif, hal ini dikarenakan

sebagian besar pengunjung wisata Pantai Pangandaran masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa. Tabel 19 Kelompok umur responden pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Kelompok Umur Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 14 19 11 18,33 2 20 25 22 36,67 3 26 31 12 20,00 4 32 37 6 10,00 5 38 43 4 6,67 6 44 49 3 5,00 7 50 55 2 3,33 Jumlah 60 100,00 10% 20% 7% 5% 3% 18% 14-19 20-25 26-31 32-37 38-43 37% 44-49 50-55 Gambar 13 Sebaran kelompok umur resonden pengunjung wisata Pangandaran, Desember 2007 Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran ternyata didominasi oleh pengunjung berjenis kelamin lakilaki yaitu sebesar 63,33%, sedangkan pengunjung berjenis kelamin perempuan hanya sebesar 36,67% saja, hal ini menunjukkan bahwa memang secara alamiah

kaum laki-laki lebih menyukai kegiatan-kegiatan rekreasi terutama untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan setelah bekerja atau hanya sekedar untuk melepaskan lelah sambil melihat pemandangan laut dan pantai Pangandaran. Tabel 20 dan Gambar 14 menunjukkan tingkat kunjungan responden ke wisata pantai Pangandaran berdasarkan jenis kelamin. Tabel 20 Jenis kelamin responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Jenis Kelamin Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 Laki laki 38 63,33 2 Perempuan 22 36,67 Jumlah 60 100,00 37% 63% Laki - laki Perempuan Gambar 14 Sebaran jenis kelamin pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Dengan melihat Tabel 20 dan Gambar 14 terlihat bahwa kebanyakan pengunjung wisata Pantai Pangandaran berjenis kelamin laki-laki. Hal ini erat kaitannya dengan jenis aktivitas wisata pantai yang kebanyakan memang cenderung lebih cocok untuk kaum laki-laki, seperti bermain bola di pantai, berenang dan surfing. Di samping itu juga, kaum laki-laki jiwa bepetualangnya

lebih besar dibandingkan kaum perempuan, sehingga pegunjung ke objek Wisata Pantai Pangandaran lebih didominasi oleh kaum laki-laki. 6.4.2 Tingkat pendidikan dan status perkawinan Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung wisata Pantai Pangandaran dengan persentase terbesar adalah pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebesar 40,00%, dan yang mempunyai persentase terkecil adalah pengunjung dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 8,33%. Hal ini sesuai dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan responden yang sebagian besar adalah PNS dengan tingkat golongan III ke bawah. Disamping itu juga pengujung objek Wisata Pantai Pangandaran sebagian besar masih berstatus seagai pelajar dan mahasiswa, sehingga jika melihat Tabel 21 dan Gambar 15 terlihat bahwa sebagian besar pengunjung memiliki tingkat pendidikan SMU dan Perguruan Tinggi.. Tabel 21 Tingkat pendidikan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 SD 5 8,33 2 SMP 12 20,00 3 SMU 19 31,67 4 Perguruan Tinggi 24 40,00 Jumlah 60 100,00

40% 8% 32% 20% SD SMP SMU Perguruan Tinggi Gambar 15 Sebaran tingkat pendidikan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Berdasarkan status responden, dari 60 responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran 36 orang responden atau 60,00% pengunjung berstatus belum menikah, hal ini disebabkan sebagian besar pengunjung adalah pelajar dan mahasiswa serta kelompok umur usia produkstif, sedangkan sisanya sebesar 40,00% pengunjung berstatus sudah menikah atau dengan kata lain kelompok usia yang sudah mapan atau sudah memiliki penghasilan sendiri Tabel 22 dan Gambar 16 menunjukkan tingkat kunjungan responden pengunjung Pantai Pangandaran berdasarkan status perkawinan. Tabel 22 Status perkawinan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Status Perkawinan Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 Menikah 24 40,00 2 Belum Menikah 36 60,00 Jumlah 60 100,00

60% 40% Menikah Belum Menikah Gambar 16 Sebaran status perkawinan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 6.4.3 Jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan Berdasarkan jenis pekerjaannya, dari 60 responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran persentase terbesar adalah PNS/TNI yaitu sebesar 35,00% sedangkan pengunjung dengan presentase terkecil adalah pengunjung yang masih berstatus pelajar yaitu sebesar 6,67%. Hal ini disebabkan karena penelitian dilakukan pada saat liburan sekolah sehingga banyak dari pengunjung berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa serta PNS yang jika dilihat kebanyakan juga bersifat rombongan atau datang dengan keluarganya, seperti terlihat pada Tabel 23 dan Gambar 17. Tabel 23 Jenis pekerjaan responden pengunjung pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 Pelajar 4 6,67 2 Mahasiswa 16 26,67 3 PNS/TNI 21 35,00 4 Karyawan 11 18,33 5 Wiraswasta 8 13,33 Jumlah 60 100,00

18% 13% 7% 27% Pelajar Mahasiswa PNS/TNI Karyawan 35% Wiraswasta Gambar 17 Sebaran jenis pekerjaan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Tingkat pendapatan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran sangat beragam. Jenis pekerjaan sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh wisatawan. Pendapatan wisatawan mempengaruhi tingkat pengeluaran atas pembelian jasa wisata di pantai. Idealnya semakin tinggi pendapatan, maka semakin tinggi pula daya beli terhadap jasa wisata yang ada di objek wisata pantai Pangandaran. Berdasarkan Tabel 24 dan Gambar 18, dapat dilihat bahwa tingkat pendapatan wisatawan didominasi oleh wisatawan yang memiliki pendapatan Rp1.500.001,00 Rp2.000.000,00 dengan persentase sebesar 25,00%, dilanjutkan dengan wisatawan yang memiliki pendapatan Rp0,00 R500.000,00 dan wisatawan yang memiliki pendapatan Rp2.000.001,00 Rp2.500.000,00 dengan persentase sebesar 20,00%, Rp1.000.001,00 Rp1.500.000,00 dengan persentase sebesar 15,00%, Rp500.001,00 Rp1.000.000,00 dengan persentase sebesar 11,67%, serta wisatawan yang memiliki pendapatan > Rp5.000.000,00 memiliki persentase sebesar 8,33%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk pendapatan menengah ke bawah apabila dilihat dari jennis pekerjaan sebagian besar adalah PNS golongan III ke bawah.

Tabel 24 Tingkat pendapatan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 0 500.000 12 20,00 2 500.001-1.000.000 7 11,67 3 1.000.001-1.500.000 9 15,00 4 1.500.001-2.000.000 15 25,00 5 2.000.001-2.500.000 12 20,00 6 > 2.500.000 5 8,33 Jumlah 60 100,00 20% 25% 8% 0-500.000 20% 500.001-1.000.000 1.000.001-1.500.000 12% 1.500.001-2.000.000 2.000.001-2.500.000 15% > 2.500.000 Gambar 18 Sebaran tingkat pendapatan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 6.4.4 Sifat kedatangan dan lama kunjungan wisatawan Sifat kedatangan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran didominasi oleh wisatawan yang datang bersama keluarga dengan persentase sebesar 45,00%.. Wisatawan yang datang bersama pasangan memiliki persentase sebesar 30,00%, dilanjutkan oleh wisatawan yang datang bersama teman dengan persentase sebesar 20,00%, dan wisatawan yang berkunjung sendiri dengan

persentase sebesar 5,00%. Sebaran sifat kedatangan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 25 dan Gambar 19. Tabel 25 Sifat kedatangan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Sifat Kedatangan Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 Sendiri 3 5,00 2 Teman 12 20,00 3 Pasangan 18 30,00 4 Keluarga 27 45,00 Jumlah 60 100,00 45% 5% 30% 20% Sendiri Teman Pasangan Keluarga Gambar 19 Sebaran sifat kedatangan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Daerah asal wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran mempengaruhi lama tidaknya kunjungan wisatawan di objek wisata ini. Karena sebagian besar berasal dari daerah yang relatif dekat dengan objek wisata Pantai Pangandaran seperti Ciamis, Tasikmalaya dan Cilacap, maka sebagian besar responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran kebanyakan tidak menginap. Tabel 26 dan Gambar 20 menunjukkan sebaran lama kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran.

Tabel 26 Lama kunjungan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Lama Kunjungan Jumlah Pengunjung Persentase (jam) (orang) (%) 1 2 4 8 13,33 2 5 7 12 20,00 3 8 10 23 38,33 4 > 11 17 28,33 Jumlah 60 100,00 28% 13% 20% 2-4 5-7 8-10 > 11 39% Gambar 20 Sebaran lama kunjungan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Lama kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran didominasi oleh wisatawan yang berkunjung selama 8-7 jam dengan persentase sebesar 38,33% dan lama kunjungan yang terendah 2-4 jam dengan persentase sebesar 13,33% atau dengan kata lain didominasi oleh wisatawan yang tidak menginap. Daerah asal wisatawan yang didominasi oleh wisatawan yang berdomisili di Ciamis dan sekitarnya menyebabkan para wisatawan lebih memilih untuk tidak menginap di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran karena jarak tempuh menuju pantai ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya serta hampir sebagian besar wisatawan yang berkunjung menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya. 6.4.5 Aktivitas wisata yang dilakukan dan asal daerah wisatawan

Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran datang dengan beragam aktivitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wisatawan, aktivitas wisata terbesar yang dilakukan wisatawan saat berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran ini adalah melakukan olahraga air dengan persentase sebesar 53,33%. Hal ini berkaitan dengan faktor umur dari wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran yang didominasi oleh wisatawan yang tergolong umur produktif, sehingga wisatawan memilih kawasan ini sebagai tempat untuk mengisi waktu liburan dengan olahraga air, walaupun sebenarnya para wisatawan merasa kurang nyaman terhadap kebersihan di sekitar pantai. Aktivitas melihat pemandangan memiliki persentase sebesar 18,33%, naik perahu sebesar 13,33%, main pasir sebesar 11,67% dan sisanya sebesar 3,33% melakukan aktivitas wisata lain seperti memancing dan mengambil kerang-kerang di pantai. Besarnya aktivitas olah raga air yang dilakukan oleh responden disebabkan karena sebagian besar responden berasal dari daerah yang secara geografis cukup jauh letaknya dari pantai, sehingga kunjungan ke pantai dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan melakukan kegiatan yang memang hanya bisa dilakukan di pantai. Hal ini juga disebabkan karena sebagian besar pengunjung wisata Pantai Pangandaran didominasi juga oleh kaum laki-laki yang memang lebih menyukai kegiatan maupun aktivitas yang bersifat menantang dan lebih bersifat petualangan misalnya naik perahu motor tempel ke tengah laut dengan ombak laut Pantai Barat Pangandaran yang cukup besar dan bermain jet ski yang sangat membutuhkan keberanian yang cukup tinggi untuk mencobanya. Tabel 27 dan Gambar 21 menunjukkan sebaran aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan di objek wisata pantai Pangandaran. Berdasarkan daerah asalnya, wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran umumnya berasal dari Ciamis dengan persentase sebesar 30,00%, Bandung dengan persentase sebesar 23,33%, Tasikmalaya dengan persentase sebesar 18,33%, Cilacap dengan persentase sebesar 15,00% dan Jakarta dengan persentase sebesar 6,67% serta sisanya berasal dari Sumedang dengan persentase sebesar 5,00% dan Kuningan dengan persentase sebesar 1,67%.

Tabel 27 Aktivitas wisata yang dilakukan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 Aktivitas Wista Jumlah Pengunjung Persentase No. yang Dilakukan (orang) (%) 1 Olah raga pantai 32 53,33 2 Naik perahu 8 13,33 3 Main pasir 7 11,67 4 Melihat pemandangan 11 18,33 5 Lain-lain 2 3,33 Jumlah 60 100,00 18% 3% Olah raga pantai Naik perahu 12% 13% 54% Main pasir Melihat pemandangan Lain-lain Gambar 21 Sebaran aktivitas wisata yang dilakukan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Tabel 28 dan Gambar 22 menunjukkan bahwa daerah asal wisatawan didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Ciamis, Tasikmalaya dan Bandung ini disebabkan oleh pelaksanaan penelitian yang berlangsung pada bulan Desember 2008 tidak bertepatan dengan musim liburan baik libur sekolah atau libur hari raya. Selama penelitian berlangsung pun, tidak ada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran. Hal ini disebabkan oleh merebaknya isu mengenai masih trauma datangnya tsunami, serta

informasi tentang badai tropis, puting beliung dan banjir yang menyebabkan ketakutan wisatawan untuk berkunjung ke pantai Paangandaran. Alasan ini dibenarkan oleh pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis. Tabel 28 Asal daerah responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No. Asal Daerah Jumlah Pengunjung Persentase (orang) (%) 1 Ciamis 18 30,00 2 Tasikmalaya 11 18,33 3 Bandung 14 23,33 4 Cilacap 9 15,00 5 Jakarta 4 6,67 6 Sumedang 3 5,00 7 Kuningan 1 1,67 Jumlah 60 100,00 15% 7% 5% 2% 30% Ciamis Tasikmalaya Bandung Cilacap Jakarta 23% 18% Sumedang Kuningan Gambar 22 Sebaran daerah asal responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007

6.5 Fungsi Permintaan Fungsi permintaan rekreasi pantai Pangandaran diperoleh dengan meregresikan jumlah intensitas kunjungan, biaya perjalanan yang dikeluarkan, pendapatan, umur, pendidikan dan lama kunjungan responden. Perhitungan dilakukan dengan pendekatan OLS. Nilai-nilai koefisien hasil analisis persamaan di atas diuraikan dalam Tabel 29. Tabel 29 Koefisien penduga fungsi permintaan rekreasi pantai Pangandaran dengan menggunakan pendekatan individu Variabel Koefisien Penduga P-value Konstanta 5,3717 0,0820 Biaya Perjalanan (X 1 ) -0,5015*** 0,0004 Pendapatan (X 2 ) 0,0871 0,8085 Umur (X 3 ) 0,1546 0,7030 Pendidikan (X 4 ) 0,0552 0,9419 Lama kunjungan (X 5 ) -0,0107 0,9435 Keterangan : R Square = 0,2660 F hitung = 3,2616 *** Nyata pada taraf selang kepercayaan 99% atau α = 0,005 Sumber : Data primer (diolah) 2008 Dengan menggunakan pendekatan individu, maka diperoleh model permintaan rekreasi sebagai berikut : Ln Q = 5,3717 0,5015Ln X 1 + 0,0871Ln X 2 + 0,1546Ln X 3 + 0,0552Ln X 4 1,477LnX 5... (15) Keterangan : X1 X2 X3 X4 X5 Q = biaya perjalanan = pendapatan = umur = pendidikan = lama kunjungan = permintaan rekreasi Persamaan di atas kemudian ditransformasikan ke dalam fungsi (kurva) permintaan asal, yaitu permintaan suatu komoditas dipengaruhi oleh harga

komoditas itu sendiri dengan faktor lain dianggap/diasumsikan tetap (ceteris paribus), sehingga persamaannya menjadi : -0,5015 Q = 1379,1098 X 1... (16) Atau X 1 = 1,821446583. 10 6... (17) Q 1,994017946 6.6 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Melakukan kunjungan wisata atau melakukan kegiatan wisata, dibutuhkan biaya dalam jumlah tertentu. Biaya yang harus dibayarkan atau dikeluarkan adalah total biaya perjalanan wisatawan per sekali kunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran. Dengan demikian, dalam menghitung surplus konsumen hanya melibatkan variabel biaya perjalanan. Berdasarkan asumsi tersebut, maka secara matematis, surplus konsumen dari wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran dapat diukur dengan menggunakan fungsi permintaan dengan menggunakan pendekatan individu, menghasilkan fungsi permintaan rekreasi sebagai berikut : Q = 1379,1098 X -0,5015...(18) Atau Keterangan : X = biaya perjalanan Q = permintaan rekreasi X = 1,821446583. 10 6... (19) Q 1,994017946 Secara grafik, persamaan dengan menggunakan pendekatan individu, digambarkan pada Gambar 23.

Biaya Perjalanan (Rp) Jumlah kunjungan (kali) Gambar 23 Kurva permintaan wisatawan objek wisata Pangandaran dengan menggunakan pendekatan individu Selanjutnya, untuk menghitung luasan di bawah kurva permintaan pada Gambar 22, dilakukan dengan mensubstitusikan persamaan (19) ke dalam persamaan (15), sehingga diperoleh persamaan berikut : q U = 1 f ( Q) dq... (20) q0 Dengan demikian maka diperoleh persamaan : U = q 1 q0 1,821446583.10 1,994017946 Q 6 dq = 1.523.715,769 CS = U-TC... (21) CS = 3,48714769 x 10 5 NEK = CS * v... (22) NEK = 6,817129634 x 10 10

Keterangan : CS = surplus konsumen (consumer surplus) NEK = nilai ekonomi TC = biaya perjalanan v = konstanta Untuk menentukan batas bawah (q 0 ) dan batas atas (q 1 ) digunakan data kunjungan terendah yaitu satu kali dan data kunjungan tertinggi yaitu enam kali. Hasil perhitungan persamaan dihitung dengan menggunakan software Maple 9,5, diperoleh surplus konsumen kegiatan wisata sebesar Rp348.714,00 per tahun per individu. Berdasarkan data kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai Pangandaran dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis tahun 2005 2007, maka dengan menggunakan analisis regresi (Lampiran 2) dapat diduga kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai Pangandaran pada tahun 2008 adalah sebanyak 195.493 orang. Dengan demikian nilai ekonomi yang didapat dari objek wisata Pantai Pangandaran yaitu Rp6.817.129.634,00 per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan selama kunjungan masih dapat ditingkatkan, dengan demikian penghasilan yang didapat baik oleh pemerintah daerah mapun masyarakat nelayan yang terlibat dalam kegiatan wisata pantai juga dapat meningkat, apalagi jika jumlah kunjungan wisatawan yang datang juga semakin bertambah, maka secara tidak langsung maupun langsung juga akan dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Dengan meningkatnya pendapatan, maka diharapkan juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan yang terlibat dalam kegiatan wisata pantai di PPI Pangandaran.