BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

Untuk menjamin makanan aman

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI LINGKUNGAN PENJUALAN DENGAN KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI PADA AIR TEBU DI BEBERAPA KECAMATAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelahan daging ayam untuk mengeluarkan jeroan, dan proses pengeluaran

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 3 METODE PENELITIAN. hubungan hygiene sanitasi lingkungan penjualan dengan kandungan Escherichia Coli

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.


LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

KUESIONER PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo Indonesia, Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Gorontalo tahun 2003. Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat wilayah kecamatan, yaitu: 1. Bonepantai 2. Kabila 3. Suwawa, dan 4. Tapa. Adapun Batas wilayah Kabupaten Bone Bolango adalah sebagai berikut: 1. Batas Utara : Laut Sulawesi 2. Batas Selatan : Teluk Tomini 3. Batas Barat : Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo 4. Batas Timur : Kabupaten Bolaang Mongondow dan Sulawesi Utara Sampai saat ini Kabupaten Bone Bolango mengalami banyak proses pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, sehingga jumlah kecamatan dan desa/ kelurahan menjadi banyak, yaitu 17 kecamatan dan 1 kecamatan persiapan (wilayah Pinogu, cs), 152 desa, dan 4 kelurahan. 31

32 4.1.2 Keadaan Demografi Di samping itu, Kabupaten Bone Bolango terdiri atas 4 kelurahan dan 152 desa dengan jumlah penduduk 141.721 jiwa. (Luas wilayahnya adalah 1.984,31 km², sehingga daerah ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 71,42 jiwa/km². 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Penelitian ini dilakukan selama 1 minggu yaitu dari tanggal 9 15 Desember, dan pengambilan sampel dilakukan dalam waktu satu hari yaitu dari jam 8.30 12.30. Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya cemaran bakteri Eschercihia coli dan Staphylococcus aureus pada jamu tradisional. Setelah pengambilan sampel, sampel di ambil dengan menggunakan botol dan dimasukkan kedalam box yang sudah berisikan es batu, hal ini dilakukan agar jamu tradisional tidak cepat membusuk karena melihat waktu pengambilan sampel yang agak lama. Tempat pengambilan sampel yaitu di Kabupaten Bone Bolango. Kemudian sampel tersebut diteliti di laboratorium Kesehatan Masyrakat Universitas Negeri Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bahwa hasil laboratorium untuk pemeriksaan cemaran bakteri Escherichia coli dan staphylococcus aureus pada jamu tradisional adalah sebagai berikut:

33 Tabel 4.1 Hasil Pengujian Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Tradisional No Sampel Pengujian E. coli S. aureus (Positif) (negatif) (Positif) (negatif) 1 Sampel A + - 2 Sampel B - - 3 Sampel C + - 4 Sampel D + - 5 Sampel E + - 6 Sampel F + - 7 Sampel G + - 8 Sampel H + - 9 Sampel I + - `10 Sampel J + - Sumber : Data primer 2013 Dari hasil pemeriksaan cemaran bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus pada jamu tradisional yang dijual dikawasan Bone Bolango yang terdiri dari 10 sampel. Terdapat 1 sampel jamu tradisional yang tidak terdapat bakteri Escherichia coli maupun bakteri Staphylococccus aureus. Dan 9 sampel jamu tradisional terdapat bakteri Escherichia coli 4.3 Pembahasan Adapun cemaran yang diperiksa dalam jamu tradisional adalah bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kedua bakteri ini merupakan dua dari empat bakteri yang tidak boleh terdapat dalam cairan obat dalam berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 661/ Menkes/ SK/ VII/1994. Hasil Pemeriksaan Laboratorium dari 10 sampel diperiksa terdapat 9 sampel yang positif dari bakteri escherichia coli, yaitu sampel A, sampel C, sampel D, sampel E, sampel F, sampel G, sampel H, sampel I, dan sampel J. hal

34 ini dilihat dari segi penggunaan air, peralatan yang digunakaan, cara pencucian peralatan, higiene pengolah, dan lingkungan tempat pengolah dan cara penyajian. Air yang digunakan pada proses pengolahan hendaknya air yang bersih yang memenuhi syarat Permenkes RI. No 416/Menkes/Per/IX/1990. Karena penyakit-penyakit bawaan makanan pada dasarnya tidak dipisahkan dari penyakitpenyakit bawaan air. Makanan dan air merupakan suatu media yang dapat menyebabkan penyakit sampai 70% dari semua penyakit diare. Air, sanitasi peralatan dan higiene perorangan dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri Escherichia coli. Beberapa kontaminan biologi terhadap makan/minuman dapat ditekan atau dihilangkan melalui peningkatan higiene perorangan, air yang kualitas maupun kuantitasnya baik (Sulistiyani 2002). Dari hasil yang didapatkan sebagian penjual jamu menggunakan sumber air bersih dari sumur dan letak sumur berdekatan dengan septik tank, dan sumur tesebut tidak ditutup dibiarkan dalam keadaan terbuka sehingga sumur dapat tercemar oleh bakteri escherichia coli. Adanya bakteri Escherichia dalam air tidak selalu menandakan bahwa air tersebut mengandung bakteri penyebab penyakit, tetapi kemungkinan besar memang ada. Peralatan yang digunakan selama pembuatan harus selalu dibersihkan, karena dalam pengolahan jamu tradisional masih menggunakan alat-alat sederhana dan cara pengolahan pun masih dilakukan secara sederhana. Alat-alat yang digunakan tidak dicuci dulu sebelum dipakai sehingga alat- alat tersebut terkontaminasi bakteri Escherichia coli.

35 Cara pencucian peralatan harus memenuhi syarat agar selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Karena cemaran yang tertinggal akibat dari pembersihan peralatan yang kurang baik akan memungkinan adanya bakteri eschericha coli pada peralatan tersebut. Hal yang menyebabkan tingginya Escherichia Coli pada jamu tradisional karena pengolah tidak memperhatikan kebersihan lingkungan, alat yang digunakan, maupun pengelola sendiri (Fardiaz,1989). Dilihat dari higiene perorangan yang meliputi kebiasaan mandi, cuci tangan sebelum memasak, potong kuku pendek, memakai celemek, memakai penutup kepala, memakai perhiasan seperti cincin, belum dilakukan oleh penjual jamu. Tangan merupakan sumber utama dari mikroba jika kontak langsung dengan makanan/minuman selama proses pengolahan. Ada dua kelompok mikroba yang berada pada tangan yaitu mikroba alami dan mikroba yang sementara ada ditangan. Mikroba alami umumnya berada pada pori-pori kulit, sedangkan mikroba sementara ditangan berasal dari berbagai sumber karena tangan tidak dicuci bersih dan akhirnya menempel (Dep. Kes. 1998). Mikroba ini mungkin berasal dari feses, pada umumnya contohnya Escherichia coli. Biasanya hal ini dapat terjadi karena pengolah makanan tidak mencuci berssih tagannya saat habis buang air besar. Dilihat dari lingkungan sekitar, banyak sampah yang berserakan di tempat pengolahan jamu tradisional sehingganya banyak lalat yang menghinggapi bahan jamu yang akan diolah, sedangkan menurut (Dep. Kes. 1998) bahwa apabila lalat,

36 atau serangga lainnya paling sering mengkontaminasi makanan atau minuman akan mengakibatkan bahan makanan atau minuman tersebut tercemar bakteri Escherichia coli. Dari hasil pengamatan langsung sebagian penjual jamu tradisional yang tidak mengganti air pencuci gelas sampai jamu terjual semua atau jamu sudah habis. Begitu pula para penjual dalam mencuci botol, botol tersebut tidak dibilas sampai bersih tetapi langsung dituangi jamu yang siap akan diproduksi, Lumpang dicuci tanpaa menggunakan sabun dan masih dalam keadaan basah. Hal ini tidak sesuai Departemen Kesehatan RI (2004), yang menyebutkan bahwa peralatan yang terbuat dari kayu, batu atau plastik harus dibersihkan sebelum digunakan, harus dicuci dengan sabun bagian luar maupun dalam, setelah dibilas bersih kemudian ditiriskan sampai kering. Maka dari itu higiene penjual merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya pencemaran mikroba pada jamu tradisional yang akan diproduksi. Adanya Mikroorganisme pada Makanan dapat berasal dari (Sulistiyani, 2002) yaitu: (1). Makanan dicuci dengan air yang kurang bersih, (2). Makana disimpan tanpa ditutup, (3). Dapur dan alat masak kotor. (4). Menggunakan lap kotor untu membersihkan makanan. (5). Mengolah makanan dengan tangan kotor. Dari hasil pemeriksaan laboratorium bahwa Sampel B tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia Coli, Pada jamu tradisional. Dari hasil pengamatan bahwa penjual jamu tradisional ini sudah memperhatikan kebersihan dari seperti memotong kuku pendek, mencuci tangan sebelum melakukan pengolahan, memakai pakain yang bersih, mandi sebelum melakukan pengolahan, air yang

37 digunakan untuk mencuci gelas sering diganti, penjual ini selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, air yang digunakan untuk mencuci bahan baku, peralatan yaitu air bersih, sehingga bakteri escherichia coli tidak ditemukan pada sampel B. Sedangkan hasil pemeriksaan lab bahwa dari 10 sampel yang telah diperiksa tidak ditemukan adanya bakteri staphylococcus aureus. menurut (Dep. Kes. 1998) bahwa mikroba yang ada pada jamu tradisional berasal dari rongga hidung, mulut, dan tenggorakan manusia, yang secara tidak sadar dalam mengolah jamu tradisional, kemudian dalam keaadaan tidak sengaja tangan menyentuh mulut atau hidung, dapat mengakibatkan adanya mikroba berupa Staphylococcuss aureus, corynebacterium diphtheriae, klebsiella pneumoniae, stereptocccus dan beberapa virus lainnya. Hal ini tidak terjadi pada penjual jamu tradisional sehingga bakteri staphylococcus aureus sering tidak ditemukan pada jamu tradisional. Bakteri staphylococcus aureus ini tidak cocok berada pada jamu tradisional. Penelitian yang dilakukan oleh Zuliakhah kota semarang dari 40 sampel jamu yang diperiksa terdapat 55% sampel terkontaminasi bakteri Escherichia coli dan hanya 10% terkontaminasi bakteri staphylococcus aureus. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Hadara di kota medan bahwa dari 10 sampel yang diperiksa 40% dinyatakan positif escherchia coli. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 10 sampel jamu tradisional yang diperiksa terdapat 9 sampel jamu tradisional yang tercemar bakteri escherichia coli dan 1 sampel tidak tercemar bakteri escherichia coli

38 maupun bakteri staphylococcus aureus. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan terhadap higiene sanitasi dari pemakain air, pencucian peralatan, pengolahan, higiene perorangan, dan kebersihan lingkungan sekitar. Untuk itu air yang digunakan pada proses pengolahan, pencucian peralatan hendaknya menggunakan air yang bersih sehingga, mencegah kemungkinan kontaminasi bakteri. Air bersih mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau.