HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

Nisa khoiriah INTISARI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

BAB III METODE PENELITIAN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

PERAN IBU TERHADAP PEMBERIAN GIZI PADA ANAK USIA 1 5 TAHUN DI DESA SUMURGENENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENU KABUPATEN TUBAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

GAMBARAN POLA PENGASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN TAPALANG KAB. MAMUJU PROP. SULAWESI BARAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN PENANGANAN GIZI BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Umi Sa adah, Asih Setyorini

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN Dwi Feni Mariyanti*, Nanik**, Suratmi***.......ABSTRAK....... Balita merupakan kelompok yang umur yang menunjukkan pertumbuhan pesat sehingga memerlukan perhatian yang lebih untuk kondisi kesehatannya. Status gizi balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : pengetahuan, asupan zat gizi, sosial ekonomi, kebiasaan dan pola makan, lingkungan, makanan kesukaan, makanan pantangan, ketrampilan makan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional dengan menggunakan metode total sampling. Populasi penelitian ini sebanyak 24 ibu dan balita sedangkan sampel yang diambil sebanyak 24 responden yaitu ibu balita dan balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan, pada bulan September 2009. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner tertutup. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan untuk ibu balita yang berpengetahuan baik sebanyak 6 (25%) orang, kemudian kategori cukup sebanyak 13 (54%) orang dan untuk ibu balita dengan pengetahuan kurang sebanyak 5 (21%) orang. Frekuensi balita dengan satus gizi normal sebanyak 17 (71%) balita, kemudi an status gizi kategori kurus sebanyak 3(13%) balita dan status gizi kategori gemuk sebanyak 4(16%) balita. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita di Desa Sidomulyo dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,569 dengan tingkat signifikasi 0,004 (p<0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini sebagian besar ibu balita berpengetahuan cukup dan sebagian besar status gizi balita dalam keadaan normal.rekomendasi penelitian ini yaitu perlu adanya peningkatan pengetahuan ibu balita tentang gizi agar dapat meminimalkan frekuensi status gizi balita dengan kategori kurang. Kata kunci : pengetahuan ibu balita, status gizi balita. PENDAHULUAN... Balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan perhatian yang lebih untuk kondisi kesehatannya. Balita merupakan kelompok umur yang rentan gizi dan rentan penyakit. Penanganan atau perbaikan gizi hanya sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan gizi saja, melainkan juga ke arah bidang yang lain. Pada balita, perbaikan gizi tidak cukup dengan hanya Pemberian Makanan Tambahan saja (PMT), tetapi juga dapat dilakukan perbaikan ekonomi keluarga maupun peningkatan pengetahuan orang tua (Soekidjo, 2003:204). Pada kasus gizi kurang yang dialami balita, meski jumlah mereka banyak, mereka kurang mendapat perhatian karena tidak mudah diketahui umum. Padahal SURYA 50

kelompok balita ini adalah kandidat gizi buruk apabila tidak dilakukan upaya pencegahan ( Setyabudi : 2007 ) Pada tahun 2006 di Indonesia sebanyak 2,3 juta penderita gizi buruk dan masih terdapat 5 juta lebih mengalami gizi kurang. Jumlah penderita gizi buruk dan gizi kurang ini sekitar 28 % dari total balita diseluruh Indonesia. Data survey awal diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten Lamongan pada bulan Juli 2009 terdapat 1.197 balita dengan BGM dan 1.381 balita dengan gizi buruk dari 99.691 balita di Kabupaten Lamongan. Studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Sidoharjo RW 1 RT 2 dan 4 pada bulan juli 2009 terhadap 10 ibu balita dengan menggunakan teknik wawancara didapatkan 1 (10%) ibu yang mengetahui secara rinci tentang gizi balita, dan 9 (90%) tidak mengetahui secara rinci tentang gizi balita. Penyebab gizi kurang yang dialami oleh balita adalah pola pengasuhan balita, suatu studi positive deviance mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur hanya sebagian kecil yang gizi kurang, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan balita berpengaruh terhadap timbulnya gizi kurang. balita yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan dan mengerti pentingnya Air Susu Ibu (ASI), posyandu, kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata balitanya lebih sehat. Begitu pula unsur pendidikan dan pengetahuan wanita berpengaruh pula pada kualitas pengasuhan balita. Sebaliknya sebagian balita yang gizi kurang ternyata diasuh oleh nenek atau tetangga yang bukan kerabat yang juga tidak berpendidikan. Banyaknya wanita yang meninggalkan desa mencari kerja di kota, kemungkinan juga dapat menjadi penyebab gizi kurang maupun gizi buruk (Ali Khosman : 2008). Pelayanan kesehatan, penanganan diare dengan oralit, tindakan cepat pada balita yang tidak naik berat badan, pendidikan dan penyuluhan kesehatan dan gizi, penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan, merupakan beberapa hal yang dapat menimbulkan gizi kurang maupun gizi buruk ( Setyabudi : 2007 ). Perlunya perhatian lebih tentang tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. balita kelihatan pendek, kurus dibandingkan temanteman sebayanya yang lebih sehat. Kekuranggan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak balita, padahal otak tumbuh selama masa balita. Ketika memasuki usia sekolah anak tidak bisa berprestasi karena kecerdasannya terganggu (Ali Khosman : 2008). Untuk mengatasi kasus gizi kurang pada balita memerlukan peran dari keluarga maupun praktisi kesehatan. Yaitu adanya usaha untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan yang dapat dilakukan melalui penyuluhan tentang gizi dan kesehatan serta penyuluhan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memantau pertambahan berat badan balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu. Peningkatan keaktifan bagi ibu balita dalam kegiatan posyandu, untuk memantau pertumbuhan balita dan dapat meningkatkan kesehatan bagi balitanya. Selain itu Para ibu hendaknya memperhatikan pola pengasuhan balita karena pola pengasuhan anak berpengaruh terhadap timbulnya gizi kurang. Ibu harus memiliki kesabaran bila balitanya mengalami problema makan dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi balitannya. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan Status Gizi Balita. METODE PENELITIAN.. Penelitian ini mencari hubungan antara dua variable, yaitu variebel independent yang meliputi pengetahuan ibu balita serta variable dependen yaitu status gizi balita dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data SURYA 51

variable independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008:83) HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Distribusi Responden Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari 24 responden yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dikelompokkan pada beberapa parameter dan hasil yang didapat sebagai berikut : (1) Distribusi responden berdasarkan umur Tabel 1 Distribusi umur ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 No 1 2 3 Umur < 20 tahun 21-30 tahun 30-40 tahun Jumlah Responden Prosentase (%) 0 0 12 50 12 50 Dari tabel 1 menunjukkan bahwa dari 24 ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan berumur antara 21-30 tahun 12 responden (50%) dan berumur 31-40 tahun yaitu 12 responden (50%). (2) Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 2 Distribusi pendidikan Ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 No Pendidikan Jumlah Prosentase Responden (%) 1 SD 4 17 2 SMP 6 25 3 SMA 11 45 4 PT 3 13 Dari tabel 2 menunjukkan bahwa dari 24 ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan hampir setengahnya berpendidikan SMA yaitu 11 responden (45%) dan sebagian kecil berpendidikan PT yaitu 3 responden (13%). (3) Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Tabel 3 Distribusi pekerjaan ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 No Pekerjaan Jumlah Prosentase Responden (%) 1 Swasta 6 25 2 Petani 0 0 3 PNS 1 4 4 Ibu RT 17 71 Dari tabel 3 menunjukkan bahwa dari 24 ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga yaitu 17 responden (71%) dan sebagian kecil bekerja PNS yaitu 1 responden (4%). (4) Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin anak Tabel 4 Distribusi jenis kelamin anak di Kelurahan Sidoharjo RW 1 No Jenis kelamin anak Jumlah Responden Prosenta se (%) 1 Laki-laki 11 46 2 Perempuan 13 54 Dari tabel 4 menunjukkan bahwa dari 24 ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan sebagian besar responden memiliki anak perempuan yaitu 13 responden (54%) dan hampir setengahnya memiliki anak laki-laki yaitu 11 responden (46%). SURYA 52

2. Data Khusus 1) Distribusi responden berdasarkan pengetahuan Tabel 5 Distribusi pengetauan ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 No Pengetahuan ibu Jumlah Responden Prosentase (%) 1 Pengetahuan baik 6 25 2 Pengetahuan cukup 13 54 3 Pengetahuan kurang 5 21 Dari tabel 5 menunjukkan bahwa dari 24 ibu balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan sebagian besar responden pengetahuan kurang tentang gizi yaitu 13 responden (54%) dan sebagian kecil responden pengetahuan kurang tentang gizi yaitu 5 responden (21%). 2) Distribusi responden berdasarkan status gizi balita Tabel 6 Distribusi Status Gizi balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 No Status Gizi Jumlah Prosentase Responden (%) 1 Normal 17 71 2 Kurus 3 13 3 Kurus sekali 0 0 4 Gemuk 4 16 Dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari 24 balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan sebagian besar Status Gizi Normal yaitu 17 balita (71%) dan sebagian kecil Status Gizi Kurus yaitu 3 balita (13%). 3) Tabel Silang Berdasarkan Hubungan antara Pengetahuan Ibu Balita dengan Status Gizi Balita Tabel 7 Distribusi Hubungan Pengetahuan Ibu balita dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 pengetahuan status gizi Total gemuk normal kurus baik 3 3 0 6 50.0% 50.0%.0% 100.0% cukup 1 11 1 13 7.7% 86% 7.7% 100.0% kurang 0 3 2 5.0% 60.0% 40.0% 100.0% Total 4 17 3 24 16.7% 70.8% 12.5% 100.0% Dari tabel 7 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang berpengetahuan cukup mayoritas dengan status gizi balita normal sebanyak 11 (84,6%) balita. Responden yang berpengetahuan baik dengan status gizi normal sebanyak 3 (50%), sedangkan responden yang berpengetahuan kurang mayoritas dengan status gizi normal sebanyak 3 (60%). Untuk mengetahui ada tidaknya Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita mak dilakukan uji analisa data dengan uji statistic nonparametik menggunakan SPSS dengan α = 0,05. dari uji yang dilakukan maka didapatkan nilai koefisien korelasi Rank Sperman (rs) = 0,569 dan (p) = 0,004 dimana p<0,05 maka H 0 akan ditolak, berarti terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi Balita di Kelurahan Sidoharjo RW 1 Lamongan. PEMBAHASAN.. 1. Identifikasi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dari hasil pengumpulan data, peneliti memperoleh 24 responden dengan distribusi responden menurut pengetahuan seperti pada didapatkan 54% responden sebagian besar berpengetahuan cukup dan sebagian kecil SURYA 53

responden 21% untuk responden yang berpengetahuan kurang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003:127). Tingkat pengetahuan seseorang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena faktor pendidikan, usia, pengalaman dan pekerjaan. Didapatkan 58% responden yaitu sebagian besar berpendidikan SMU dan PT sebagian kecil responden yaitu 42% berpendidikan SD dan SMP. Menurut Wahid Iqbal Mubarak semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilainilai yang baru diperkenalkan. Hal ini menunjukkan pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal dibangku sekolah, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendididkan nonformal seperti penyuluhan maupun seminar kesehatan. Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan. Distribusi responden berdasarkan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 71% sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) sedangkan 29% responden yaitu sebagian kecil memiliki pekerjaan baik swasta maupun sebagai PNS. Bekerja merupakan usaha atau upaya seseorang untuk mendapatkan harta untuk dimiliki dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan keinginanya. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengalaman dalam bekerja dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan professional serta pengalaman belajar, selama bekerja akan mengembangkan kemampuan seseorang dalam mengambil suatu keputusan ( Pro-Healt : 2009 ). Dari uraian diatas menunjukkan bahwa dengan bekerja maka seseorang akan memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk menembah pengetahuannya, tapi perlu ditekankan meskipun perempuan yang tidak bekerja tidak menutup kemungkinan ia memperoleh informasi baik dari berbagai media misalnya televisi dan interaksi sosial yang dilakukan maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Menurut Wahid Iqbal Mubarak pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetauan, sebab itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Caranya dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu, semakin banyak pengalaman yang diperoleh, semakin banyak pula pengetahuan. Usia mempengaruhi terhadap daya pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkapnya dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menembah pengetahuannya. Singgih (1998) mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tetentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahuan. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan turun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemempuan SURYA 54

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. 2. Identifikasi Status Gizi Balita Dari hasil pengumpulan data, peneliti memperoleh 24 responden adapun distribusi responden menurut status gizi balita seperti pada tabel 6 didapatkan 71% sebagian besar responden berstatus gizi normal dan 13% sebagian kecil berstatus gizi kurus. Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Ibnu Fajar, 2003:18). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi seorang balita antara lain, pengetahuan, status ekonomi, budaya, dan asupan zat gizi balita. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Di negara seperti Indonesia yang jumlah pendapatan penduduk sebagian besar adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak kepada pemenuhan bahan makanan terutama makanan yang bergizi. Keterbatasan ekonomi yang berarti ketidakmampuan daya beli keluarga yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik, maka pemenuhan gizi pada balitanya juga akan terganggu. Hal ini membuktikan bahwa status ekonomi seorang keluarga erat kaitannya dengan status gizi balita. Akan tetapi seiring dengan program pemerintah dengan pemberian PMT pada balita yang tidak naik berat badannya maka saat ini status ekonomi bukan hal yang mutlak menentukan status gizi seorang balita. 3. Analisa hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita Hasil identifikasi hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita menggunakan uji Spearman didapatkan hasil bahwa p<0,05 maka H 1 akan diterima sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi seorang balita dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( over behavior), karena dari pengalaman mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru. Kunci keberhasilan menanamkan kebiasaan makan yang baik adalah tergantung pada pengetahuan dan pengertian ibu bagaimana cara menyusun makanan yang memenuhi syarat gizi. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan erat hubungannya dengan status gizi balita. Dengan pengetahuan ibu yang baik tentang gizi pada balita diharapkan status gizi balita dalam keadaan yang baik. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Simpulan 1) Sebagian besar ibu balita di Kelurahan Sidoharjo Rw 1 RT 3 dan 4 berpengetahuan cukup 2) Sebagian besar balita di Kelurahan Sidoharjo Rw 1 RT 3 dan 4 berstatus gizi normal 3) Terdapat hubungnan antara pengetahuan ibu dengan status gizi Balita di Kelurahan Sidoharjo Rw 1 RT 3 dan 4. 2. Saran Dengan melihat hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu balita dan status gizi balita, diharapkan bagi instansi pendidikan untuk mengembangkan konsep tentang pentingnya pengetahuan tentang gizi sesuai dengan teori yang dikemukakan. Penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap upaya peningkatan status gizi balita dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010. Semoga penelitian ini kelak dikembengkan oleh peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya terhadap masalah status gizi balita. SURYA 55

...DAFTAR PUSTAKA.. Ali Khosman (2008). Mengetahui Status Gizi Balita. http://www.mediacastone.com. Diakses 20 Juni 2009 Arif Hendra (2008), Status Gizi, http://www.halalguideinfo.com. Diakses 20 juni 2009 Dep. Kes RI (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesahatan Dasar. Entjang, indah (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Mardalis (2004), Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : PT Bumi Angkasa Nazir (2005), Metode Penelitian, Bogor : Graha Indonesia Nursalam (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika Nursalam dan Siti Pariani (2001), Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta : CV. Info Medika Pro-Health (2009). Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, http://www.forbetterhealth.wordpress.c om. Diakses tanggal 15 Oktober 2009 Setyabudi (2007). Pengantar Gizi Masyarakat. http://www.kompas.com. Diakses 20 Juni 2009 Soekidjo Notoatmodjo (1993), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 1, Jakarta : Melton Putra Offset Soekidjo Notoatmodjo (2003), Pengantar Perilaku dan Pendidikan Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta : PT. Rineka Cipta Suharsimi, Arikunto (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,, Jakarta : Rineka Cipta Wahid Iqbal M (2007), Prmosi Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu Widayatun, TS (1999). Ilmu Prilaku. Jakarta : CV Sagung Set SURYA 56