REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

Membuat Layer dan Digitasi Peta

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI. Oleh:

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

Bab 8 Georeference Data Raster

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Registrasi Image. Modul Pelatihan ArcGis 10-1 X. REGISTRASI IMAGE

Creating and Management Data 1

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0

LAMPIRAN Menggabungkan Citra dari Wikimapia dengan metode Panavue; Metode Panavue. 2. Kemudian pilih File, lalu New Project

TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki enam kemampuan berikut dalam mengangani data yang bereferensi geografis :

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

Registrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

Input dan Mengolah Data Atribute

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK.

LATIHAN GPS SUNGAI TIGO. Di Ambil dari Berbagai Sumber

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab IV. Pengenalan ArcGIS

Tutorial ArcGIS 10. BAB Digitasi On Screen

LAPORAN ASISTENSI MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH. Dosen : Lalu Muhammad Jaelani ST., MSc., PhD. Cherie Bhekti Pribadi ST., MT

MANAJEMEN DATA INPUT DATA

Bab 7 Sistem Koordinat

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100%

DIGITAL DAN DIGITISASI

1. Buka ArcCatalog dengan mengklik button pada main menu, maka akan tampil tayangan sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

BAB IX. Ringkasan Modul:

PENGENALAN APLIKASI ILWIS

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

LATIHAN : DIJITASI PETA

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

PENGANTAR : GEODATABASE 2. Personal Geodatabase 3 Komponen Geodatabase 3 Feature Class 4 ShapeFile 5 Tabel 6 LATIHAN : MEMBANGUN GEODATABASE 7

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Misalnya akan dilakukan pada peta Indikasi Pemanfaatan Kawasan Hutan Kalimantan Timur 2013.

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Praktikum 1 - Pengantar Quantum GIS

Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE

Dekstop Mapping (Bagian 1)

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

BAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

Boyolali Juni Disusun oleh: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STMIK Sinar Nusantara DPU ESDM Kabupaten Boyolali

BAB III METODE PENELITIAN

Pengertian Sistem Informasi Geografis

1. Mengenal ER Mapper 5.5

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DIGITASI PETA RASTER. 3. Klik Close, hingga muncul screen windows berikut:

PENGARUH JUMLAH DAN SEBARAN GCP PADA PROSES REKTIFIKASI CITRA WORLDVIEW II

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

Latihan 2 : Displaying data

LAYOUT PETA. Subjek Matter: 4.1 Menyajikan komponen peta dalam layout 4.2 Membaca dan menggunakan peta hasil layout. Zoom to 100% untuk memperbesar

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

LAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

I. Pendahuluan. 1.1 Model Data ILWIS

Transkripsi:

TUTORIAL I REGISTRASI PETA Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO) A. Dasar Teori Peta dasar yang digunakan sebagai sumber dalam pemetaan yang berupa gambar citra/peta hasil proses scanning belum memiliki system referensi geografi. Tujuan dari pemberian system referensi pada peta/citra adalah untuk memposisikan citra/peta sesuai dengan posisi di lapangan, sehingga dapat digunakan dalam analisis. Sistem referensi citra/peta dapat dibedakan atas beberapa karakteristik yaitu: Georeferencing, koreksi geometric, rektifikasi, dan registrasi. Istilah tersebut memiliki kemiripan, namun dari keiripan tersebut antara satu dengan yang lain dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Georeferencing merupakan proses pemberian reference geografi dari objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu ((Prasetyo, 2011 : 11)). 2. Koreksi geometric, merupakan proses dimana data raster yang masih mentah ditransformasi ke dalam sistem proyeksi tertentu, sehingga nilai koordinatnya dapat ditumpangsusunkan dengan data spasial lain. Data raster tersebut dapat berupa perekaman foto udara, citra satelit, atau peta lain, yang akan diproses melalui on screen maupun automatic digitizing untuk menghasilkan data vektor. Koreksi Geometrik, merupakan proses dimana data raster yang masih mentah ditransformasi ke dalam sistem proyeksi tertentu, sehingga nilai koordinatnya dapat ditumpangsusunkan dengan data spasial lain. Data raster tersebut dapat berupa perekaman foto udara, citra satelit, atau peta lain, yang akan diproses melalui on screen maupun automatic digitizing untuk menghasilkan data vektor. Biasanya proses koreksi geometrik membutuhkan beberapa titik kontrol sebagai acuan dalam menginputkan nilai koordinat. Untuk daerah yang memiliki topografi datar atau landai disyaratkan minimal terdapat empat hingga enam buah GCP (Ground Control Point). Sedangkan untuk topografi yang berbukit atau terjal membutuhkan titik kontrol lebih banyak lagi, bisa 15 atau lebih tergantung kondisi medan. Titik acuan atau GCP yang digunakan dapat bermacam-macam, terpenting titik bersifat statis tidak mudah berubah kondisi dalam jangka waktu lama. Sebagai misal di daerah perkotaan dapat digunakan sebuah perempatan atau pertigaan jalan raya sebagai acuan, tugu monumen, jembatan, atau alun-alun kota. Jika di daerah pegunungan atau desa dapat dipilih pertemuan sungai, singkapan batuan, atau igir pegunungan yang memiliki pola yang khas. Kini teknologi semakin berkembang. Beberapa perusahaan / lembaga besar yang 1 A

bergerak di bidang data spasial menyediakan fasilitas yang memudahkan kita dalam mendapatkan titik kontrol. Sebagai contoh data peta dari google, bing, OSM, nokia map, maupun Badan Informasi Geospasial (klik link http://srgi.big.go.id/peta/jkg.jsp ). 3. Rektifikasi, adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid menggunakan suatu transformasi geometric. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan input GCP atau rectification image to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra Terdapat sedikit perbedaan antara georeferensi dan rektifikasi. Georeferensi adalah proses penyamaan sistem koordinat dari peta ke citra, dari cita ke citra maupun dari peta ke peta, sedangkan rektifikasi adalah proses transformasi dari suatu sistem grid kedalam grid yang lain menggunakan persamaan polinomial tertentu. Jadi proses rektifikasi citra dengan peta akan meliputi proses georeferensi, karena sistem proyeksi berkaitan juga dengan sistem koodinat. Georeferensi dari citra ke citra tidak terektifikasi kalau citranya sama-sama belum di rektifikasi, dan sebaliknya bila salah satu citra sudah direktifikasi maka georeferensi citra ke citra sama dengan rektifikasi. Berikut ini contoh proses georefencing pada peta/citra. Gambar 1. Ilustrasi Proses georeferencing Pada SIG, ada 2 sistem koordinat, yang digunakan sebagai dasar georencing yaitu sistem koordinat geografi (geographic coordinate system) dan sistem koordinat proyeksi (projected coordinate system). Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan bisa ditandai dengan penggunaan derajat/degree pada sistem koordinat geografi dan meter pada sistem koordinat 2 A

proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem koordinat proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitung luasan/panjang pada sistem SIG dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tingkat error yang dihasilkan pun akan tinggi. Sedangkan kekurangan dari sistem koordinat proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter maka hanya bisa menganalisis satu kawasan saja (Aprianto, 2013). Proses input data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu georeferensing dan coordinat geometric (COGO) ataupun teknik lainnya. Georeferensing koreksi mendasarkan pada koreksi geometrik yang mendasarkan pada posisi koordinat peta/citra yang dilakukan dengan cara on screen. Coordinat geometric, merupakan proses koreksi geometric/geoferensing yang mendasarkan pada koordinat di lapangan. Pada teknik ini koreksi didasarkan dari hasil ploting posisi di lapangan dengan Global Position System (GPS). B. TUJUAN Tujuan dari kegiatan praktikum berikut adalah: 1. Mahasiswa mampu melakukan proses georeferensing dengan teknik on screen pada aplikasi ArcGIS 10x 2. Mahasiswa mampu melakukan proses georeferensing dengan teknik COGO menggunakan Global Posistion System pada ArcGIS 10x. C. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Software ArcGIS 10X 2. Global Position System (GPS) b. Bahan 1. Peta Administrasi Kabupaten Bondowoso skala 1:300.000 2. Peta/Citra satelit lingkungan kampus Univeristas Negeri Malang D. LANGKAH KERJA a. Georeferensing dengan teknik On Screen 1. Pilih File Add data atau Klick tanda 2. Pilih peta yang akan di georeferensing dengan cara pilih Select Oke 3. Setelah peta muncul pada view project, selanjutnya aktifkan toolbar georeferensing dengan cara pilih menu Customize Toolbars Pilih Georeferensing, sehingga muncul kotak dialog Georeferencing sebagaimana berikut. 3 A

Pilih Add Control Points 3. Perbesar tampilan titik koordinat yang akan digunakan sebagai titik ikat dengan cara: Pilih Add Control Points Klick Kiri Klick Kanan Pilih Input X dan Y Muncul kotak dialog Enter Coordinate. 4. Isikan koordinat yang ada di peta pada kotak dialog tersebut, kemudian Klick Oke 1. Klick: Add Control Points 2. Klick kiri Klick Kanan Input X dan Y 3. Masukan Titik Koordinat pada kotak Gambar 2. Proses input koordinat 5. Lakukan proses yang sama pada 3 titik koordinat berikutnya. 6. Setelah 4 titik koordinat diinputkan, tampilkan data koordinat yang telah inputkan dengan cara: Klick Menu View Kink Table sebagaimana gambar berikut ini. 4 A

Gambar 3. Kotak Dialog View Link Table 7. Pada kotak dialog Link, perhatikan RMS Error dengan nilai 47.2895. Jika nilai tersebut di bawah atau setengah dari nilai piksel maka, tingkat ketelitian proses georeferensi memiliki akurasi yang bagus. Namun jika masih di atas 1 piksel maka perlu diperbaiki. Nilai RMS error akan semakin baik jika mendekati nilai Nol. Demikian halnya dengan Transformasi yang dipilih pada level ini adalah 1 st Order Polynomial (Affine). 8. Langkah berikutnya Klick Menu Georeferensing dari toolbars Pilih Rectify Muncul kotak dialog Save As. Pada kotak dialog tersebut Settinglah folder penyimpanan di Output location, nama file dan format dan klick Save. 5 A

Gambar 4. Proses georeferensing 9. Setelah selesai proses rectify, settinglah spatial reference peta peta yang telah direktify dengan cara: Click Catalog pilih Folder Peta dengan nama Admin1 Klick Kanan, Pilih Properties sehingga muncul kotak dialog raster dataset properties Pilih Spatial Reference Klick EDIT Projected Coordinat System Pilih UTM Pilih WGS 1984 Southern Hemisphere Pilih WGS 1984 UTM Zone 49 S Oke Aplly. 6 A

Gambar 5. Prosedur Mengatur Spatial Reference 10. Proses selanjutnya menampilkan peta hasil Georeferencing pada view project dengan cara: Klick Add data Pilih Peta Hasil Rectify Klick Add. Skala Map Unit: meter Gambar 6. Tampilan Peta hasil proses georeferensing, di mana skala dan map unit dengan satuan meter sudah tampak b. Georeferensing Map to Map 1. Tampilkan peta/citra yang telah terkoreksi dan yang belum terkoreksi dengan cara Add data 2. Klick kanan layer peta yang akan dikoreksi pilih menu Zoom to layer Identifikasi kenampakan objek yang unik dan mudah dikenali pada peta yang telah terkoreksi. 3. Aktifkan toolbars georeferensing Klick Add control point Klick objek yang digunakan sebagai titik ikat (GCP) kemudian Klick Kanan layer peta terkoreksi Klick zoom to layer double Klick pada objek yang sama pada peta terkoreksi. 7 A

Gambar 7. Peta Hasil Proses Rektifikasi 4. Langkah berikutnya lakukan langkah pada point 2 dan 3, pada titik ikat/gcp berikutnya. Peta akan bertampalan sempurna bisa di atas 2 titik ikat yang dimasukan. 5. Setelah peta bertampalan proses berikutnya proses rectify, yaitu dengan cara Klick Georeferensing Rektify sebagaimana langkah ke 8, 9 dan 10 pada tutorial I Georeferensing. c. Koreksi Geometrik dengan Teknik Coordinat Geometrik (COGO) Koreksi geometrik dengan teknik COGO, pada dasarnya mengguna titik ikat lapangan atau Ground Control Point (GCP). Teknik ini didasarkan pada data citra atau peta yang koordinatnya belum diketahui atau tidak ada di peta. GCP diperoleh secara langsung hasil identifikasi objek di lapangan 8 A

menggunakan Global Position System (GPS). Proses koreksi geometrik dengan cara ini dapat di lakukan sebagai berikut: 1. Tampilkan peta/citra pada view project di ArcGIS 10x Gambar 8. Tampilan Citra yang akan dikoreksi geometrik 2. Identifikasilah objek/lokasi pada citra yang akan diinputkan titik koordinatnya dengan cara melakukan zoom. 3. Aktifkan toolbars georeferencing Pilih Add Control point 4. Klick kiri dan klick kanan Input X dan Y masukan titik koordinat sesuai dengan sumbu x dan y. Gambar 9. Proses Input titik Control/GCP 9 A

5. Lakukan proses tersebut pada sejumlah titik GCP yang telah diambil di lapangan. Berikut ini contoh hasil input GCP sebanyak 10 titik. Semakin banyak titik kontrol/gcp yang dimasukan idealnya akan memiliki akurasi yang tinggi. Namun dalam hal ini perlu disesuaikan lagi dengan model tranformasi. Jika titik kontrol di atas 10 gunakan tranformasi 3 rd Order Polynomial untuk memperoleh presisi tinggi. Gambar 10. Model tranformasi dalam georeferensing Lebih jelas pengaruh tingkatan transformasi terhadap ketelitian koreksi geometrik dapat dilihat pada gambar berikut ini. a. 1 st Order Polynomial (affine) a. 2 st Order Polynomial a. 3 st Order Polynomial Gambar 11. Tingkat ketelitian pada mode tranformasi koordinat 10 A

6. Berikut ini hasil proses koreksi geometrik sebagaimana gambar di bawah ini. a. Belum terkoreksi b. Terkoreksi Gambar 12. Posisi citra sebelum dan setelah terkoreksi E. Hasil Praktikum Hasil dari kegiatan praktikum disajikan dalam bentuk laporan. Laporan praktikum yang disusun terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut: 1. Cover (Satuan Tutorial, matakuliah, dosen, nama mahasiswa, NIM, logo um, dan Instansi) 2. Tema Praktikum 3. Dasar Teori 4. Tujuan 5. Alat dan bahan 6. Langkah Kerja 7. Hasil 8. Pembahasan 9. Kesimpulan 10. Daftar Rujukan F. Kriteria Penilaian 11 A

Kriteria penilaian kegiatan praktikum terdiri beberapa kriteria sebagai berikut: No Kiteria Penilaian Nilai Bobot % 1. Ketepan Waktu dalam menyerahkan laporan 10 10% 2. Kedalaman dan Ketepatan dalam menyajikan hasil: - Dasar Teori - Tujuan - Metode - Langkah Kerja - Penyajian Hasil dan Kedalaman pembahasan - Kesimpulan dan Rujukan 3. Aktivitas Praktikum - Sikap, perilaku, kesopanan Saat Praktikum - Ketertiban selama mengikuti praktikum - Aktivitas saat Praktikum 10 10 10 10 20 5 5 5 15 Jumlah 100 65% 25% G. Daftar Pustaka 12 A