BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kerangka Konsep. B. Jenis Penelitian. Sikap. Niat. Kesiapan ATP JKN WTP. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pemeriksaan Ante

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Z 2 α P Q n = d 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Tingkat pendidikan petugas Peran masyarakat Sarana laboratorium Keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis Pemberian POMP filariasis Mekanisme Pelaporan Kasus Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan petugas dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis di Puskesmas Se-Kota Pekalongan tahun 2016. 34

35 2. Ada hubungan antara mekanisme pelaporan kasus dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis di Puskesmas Se-Kota Pekalongan tahun 2016. 3. Ada hubungan antara peran masyarakat dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis di Puskesmas Se-Kota Pekalongan tahun 2016. 4. Ada hubungan antara sarana laboratorium dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis di Puskesmas Se-Kota Pekalongan tahun 2016. 5. Ada hubungan antara Pemberian POMP filariasis dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis di Puskesmas Se-Kota Pekalongan tahun 2016. C. Jenis penelitian Dalam penelitian ini, data yang didapat berupa angka-angka serta kategorikal. Kemudian data tersebut akan dianalisa secara statistik untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan. Oleh sebab itu, penelitian ini merujuk kearah penelitian kuantitatif yakni suatu penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan variabel kemudian menganalisinya secara statistik pada obyek penelitian yang ditentukan 28. Penelitian ini juga akan menggunakan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. 29

36 D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan petugas, mekanisme pelaporan kasus, peran masyarakat, sarana laboratorium dan pemberian POMP filariasis di Puskesmas Se-Kota Pekalongan 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian adalah tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis di Kota Pekalongan. E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara Ukur Kategori Skala Operasional 1. Tingkat Pendidikan Petugas Ordinal 2. Mekanisme Pelaporan kasus Pendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan dan pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai filariasis. Meliputi kecepatan untuk pencatatan dan penanggulan gan kasus dari masyarakat Wawancara 1 = Baik jika pendidikan akhir responden D3 dan telah mengikuti pelatihan khusus mengenai filariasis. 2 = Kurang baik jika pendidikan responden D3 dan atau belum mengikuti pelatihan khusus mengenai filariasis. Wawancara 1 = Baik, jika 80% pelaporan kasus < satu minggu dan dilakukan tindakan penanganan kasus. 2 = Kurang baik, jika 80% pelaporan Ordinal

37 3. Peran masyarakat ke puskesmas. Rata-rata berapa lama pencacatan dan penanggulan gan dalam hitungan hari. Kegiatan masyarakat terkait program pemberantas an filariasis, meliputi tersedianya kader, pelaksanaan PSN (pemberanta san sarang nyamuk), pelaksanaan 3M+, meminum obat POMP. kasus > 1 minggu dan atau dilakukan tindakan penanganan kasus. Wawancara 1 = Baik, jika terdapat kader filariasis dan warga rutin melaksanakan program pencegahan filariasis (PSN dan 3M+) 4 kali dalam 1 bulan dan melaksanakan kerja bakti bersih desa 4 kali dalam 1 bulan dan warga mempraktekkan meminum obat POMP tiap tahunnya selama 5 tahun. Nominal 2 = Kurang baik, jika tidak ada kader dan atau tidak rutin melaksanakan program pncegahan filariasis (PSN dan 3M+) 2 kali dalam 1 bulan dan atau tidak melaksanakan kerja bakti bersih desa 4 kali dalam 1 bulan dan tidak mempraktekkan meminum obat POMP tiap tahunnya selama 5 tahun.

38 4. Sarana Laboratorium Tersedianya laboratorium, petugas laboratorium yang mampu mendiagnosi s filariasis. Wawancara observasi 1 = Mendukung, jika tersedia labortorium dan terdapat petugas laboratotium yang mampu mendiagnosis filariasis dengan waktu yang sesuai standar diagnosis (< 1 jam). Nominal 5. Pemberian POMP Filariasis Pemberian obat masal pencegah filariasis dan persentase minum obat masal pencegahan filariasis. 2 = Kurang mendukung, jika tidak tersedia laboratorium dan ataupetugas laboratorium tidak mampu mendiagnosis filariasis dengan waktu yang sesuai standar diagnosis (< 1 jam). wawancara 1 = Baik, jika pemberian obat masal sesuai target minimal 85% dari seluruh penduduk sasaran mendapatkan POMP filariasis (seluruh warga kota pekalongan kecuali orang hamil, balita dan orang yang alergi obat POMP) dan persentase minum obat masal lebih tinggi dibanding tidak minum obat POMP filariasis. Nominal 2 = Kurang baik, jika pemberian obat masal < target (85%) dan persentase minum obat lebih rendah

39 Variabel Terikat 1 Tingkat Keberhasilan Program pencegahan dan penanggulan gan filariasis Hasil dari program pencegahan dan penanggulan gan filariasis dibanding tidak minum obat. Kajian data 1 =Baik, jika minimal 85% penduduk mendapatkan dan meminum POMP filariasis, penerima yang meminum POMP harus lebih tinggi dibanding penerima yang tidak meminum POMP, tidak ada peningkatan jumlah kasus filariasis dan tidak terdapat penduduk yang positif mikrofilaria. Ordinal 2 = Kurang Baik, jika < 85% penduduk mendapatkan dan meminum POMP filariasis, dan atau penerima yang meminum POMP tidak lebih tinggi dibanding penerima yang tidak meminum POMP dan atau meningkatnya angka kesakitan filariasis dan atau terdapat penduduk yang positif mikrofilaria. F. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi Dalam penelitian ini, populasinya adalah petugas Puskesmas bagian P2 se-kota Pekalongan.

40 2. Sampel a. Jumlah sampel Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel menggunakan total sampel. Dikarenakan total sampel sebanyak 14 orang. G. Pengumpulan data penelitian 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis dengan menggunakan kuesioner dan ceklis data. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data laporan Puskesmas se-kota Pekalongan. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara adalah proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara pewawancara yang ideal adalah tidak lebih dari 1,5 jam. 30 Dalam penelitian ini, peneliti akan membacakan pertanyaan-pertanyaan dan petugas puskesmas dan perwakilan masyarakat Kota Pekalongan yang akan menjawab. 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengambilan data, khususnya pada penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini,

41 instrumen yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan kuesioner terbuka. Artinya kuesioner pertanyaan terdiri dari beberapa pilihan jawaban dan responden memilih jawaban yang sesuai dengan kondisinya. 28 a. Normalitas Normalitas adalah suatu uji untuk melakukan dan menginterpretasikan apakah suatu data memiliki distribusi normal atau tidak, karena pemilihan penyajian data dan uji hipotesis yang dipakai tergantung dari normal atau tidaknya suatu data. 28 Untuk penyajian data, bila data berdistribusi normal dianjurkan menggunakan mean, sebaliknya bila data berdistribusi tidak normal dianjurkan menggunakan median. Untuk uji hipotesis, jika data berdistribusi normal maka menggunakan uji parametrik, sedangkan jika data berdistribusi tidak normal menggunakan uji non parametrik. 31 Pada uji normalitas terdapat 2 (dua) macam uji Kolmogrof - Smirnov (sampel 50) dan Shapiro wilk (sampel < 50). 31 Pada penelitian ini digunakan uji Shapiro wilk karena sampel kurang dari 50. Data berdistribusi normal bila nilai ρ-value 0,05 namun bila ρ-value 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. 31 Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Nilai p-value Keterangan Tingkat Pendidikan Petugas 0,091 Normal Mekanisme Pelaporan Kasus 0,487 Normal Peran Masyarakat Sarana Laboratorium Pemberian POMP Filariasis Sumber: Data Primer 2016 0,518 0.001 0.541 Normal Tidak Normal Normal

42 Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas semua variable berdistribusi normal karena >0.05. b. Uji Validitas Validitas merupakan pernyataan tentang sejauh mana alat ukur (kuesioner) tersebut tepat mengukur sebuah variabel. 28 Butir pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid jika p-value 0,05. 30 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Bagian Tingkat Pendidikan Petugas Variabel Nilai p-value Keterangan Pendidikan Formal Terakhir Petugas 1,000 Tidak Valid Pelatihan Khusus Yang Diikuti 0,000 Valid Petugas Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pertanyaan pelatihan khusus petugas memiliki nilai p value < 0,05 yang artinya butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tabel 3.4 Hasil Uji ValiditasKuesioner Bagian Mekanisme Pelaporan Kasus Variabel Nilai p-value Keterangan Waktu Pencatatan Laporan Kasus 0,000 Valid Baru Filariasis Waktu Pelaporan Penanggulangan 0,002 Valid Kasus Filariasis Rata-Rata Waktu Pelaporan, 0,003 Valid Pencatatan Dan Penanggulangan Kasus Filariasis Waktu penanganan kasus setelah 0,048 Valid pelaopran Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua butir-butir pertanyaan pada kuesioner bagian mekanisme pelaporan kasus memiliki nilai p-value <0,05 yang artinyapada kuesioner bagian mekanisme pelaporan kasus filariasis dikatakan valid.

43 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Bagian Peran Masyarakat Variabel Nilai p-value Keterangan Kader kesehatan di wilayah kerja 1,000 Tidak Valid puskesmas Peran kader dalam program 0,000 Valid pencegahan filariasis Upaya kader dalam program 0,089 Tidak Valid pencegahan filariasis Kegiatan pemberantasan sarang 0,001 Valid nyamuk Hasil kegiatan pemberantasan sarang 0,009 Valid nyamuk Kegiatan 3m+ 0.037 Valid Hasil kegiatan 3m+ 0,009 Valid Kegiatan kerja bakti bersih desa 0,001 Valid Jumlah warga yang menerima POMP 0,003 Valid Jumlah warga yang mempraktekkan 0,001 Valid meminum POMP Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada pertanyaan pada peran masyarakat memiliki nilai p-value <0,05 yang artinya valid. Hanya 1 (satu) pertanyaan yang dinyatakan tidak valid atau nilai p- value >0,005. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Bagian Sarana Laboratorium Variabel Nilai p-value Keterangan Tersedianya laboratorium 1,000 Tidak Valid Petugas laboratorium yang mampu 1,000 Tidak Valid mendiagnosis mikrofilaria Lama pengujian sampel darah 0,000 Valid Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada pertanyaan pada peran masyarakat yang memiliki nilai p-value <0,05 yang artinya valid hanya 1 (satu) pertanyaan.

44 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Bagian Pemberian POMP Filariasis Variabel Nilai p-value Keterangan Sesuai target atau tidak pemberian 0,006 Valid POMP filariasis Penerima meminum obat POMP 0,026 Valid filariasis Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada pertanyaan pada peran masyarakat memiliki nilai p-value <0,05 yang artinya valid. c. Uji Reabilitas Reabilitas merupakan pertanyaan sejauh mana alat ukur (kuesioner) tersebut memiliki konsistensi. Artinya, alat ukur dapat digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda namun hasilnya tetap sama. 28 Jika koefisien reabilitas alpha (cronbach s alpha) memiliki nilai > 0,5 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. 30 Tabel 3.8 Hasil Uji Reabilitas Variabel Cronbach s alpha Keterangan Pendidikan formal terakhir petugas 0,412 Tidak Reliabel Mekanisme pelaporan kasus 0,184 Tidak Reliabel Peran masyarakat Sarana laboratorium Pemberian POMP filariasis 0,484 0,510 0.323 Tidak Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa hasil uji reabilitas hanya satu butir pertanyaan pada kuesioner memiliki nilai Cronbach s alpha > 0,5 yang artinya kuesioner ini dinyatakan reliabel.

45 H. Pengolahan Dan Penyajian Data Tahapan pengolahan dan penyajian data adalah sabagai berikut: 31 1. Editing Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan jawaban kuesioner dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan penelitian 2. Coding Kegiatan mengklasifikasi data dengan memberi kode untuk masing-masing data yang diperoleh dari sumber data yang telah diperiksa kelengkapan. Pemberian kode dilakukan pada data identitas responden seperti tingkat pendidikan dan jenis kelamin. 3. Scoring Pertanyaan yang diberi skor adalah pengetahuan, peran masyarakat. Tahap ini meliputi menilai untuk tiap butir pertanyaan dan menjumlah hasil scoring dari semua pertanyaan. 4. Entry Data yang sudah di scoring, kemudian dimasukkan kedalam komputer adapun progam yang digunakan adalah SPSS 16.0. 5. Cleaning Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan ke dalam SPSS 16.0 agar tidak terjadi kesalahan data. 6. Tabulating Setelah data etersebut masuk dan direkap, langkah selanjutnya adalah penyusunan data dalam bentuk tabel. Penyusunan data dalam

46 bentuk tabel bertujuan agar orang mudah memperoleh gambaran rinci mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. 31 I. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan dengan analisis deskriptif untuk melihat karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Variabel variabel yang akan di deskripsikan dalam penelitian ini meliputi : tingkat pendidikan, mekanisme pelaporan kasus, peran masyarakat, sarana laboratorium dan Pemberian POMP. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui besar hubungan/pengaruh masing-masing factor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis, a. Uji Chi Square Uji chi square merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji chi square yang digunakan menggunakan tabel 2x2, dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai korelasi ( α = 0,05). Syarat uji chi square, sebagai berikut : 32 1) Dalam menguji hipotesis, populasi terdiri dari dua atau lebih kelas atau kategori. 2) Data berbentuk nominal 3) Sampelnya besar Penarikan kesimpulan dalam uji chi square, yaitu sebagai berikut: 31

47 a) Jika nilai probabilitas atau p-value < 0,05 Maka hipotesis penelitian Ho ditolak.artinya terdapat hubungan yang bermakna antara variable bebas dengan variable terikat. b) Jika nilai probabilitas atau p-value > 0,05. Maka hipotesis penelitian (Ho) diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat Ho : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variable terikat. Ha : Ada hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Apabila uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya yaitu uji Fisher exact.