BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN


BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB III METODE PEMBUATAN

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH


Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun perekonomian, maka perkembangan industri sedang berlangsung dengan menggunakan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat. lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Nonstruktural

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

Untuk para peserta praktik kerja. Satu langkah supaya para peserta praktik kerja melakukan pekerjaan pengelasan dengan aman

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modernisasi, serta globalisasi. Oleh karena itu, penggunaan mesin-mesin,

BAB I PENDAHULUAN. diketahui kapan terjadinya, tetapi hal tersebut dapat dicegah. Kondisi tidak

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

KESELAMATAN KERJA PADA PENGERJAAN BENGKEL

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

ISSN : E. Egriana Handayani, Trisno Agung Wibowo, Dyah Suryani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan karena sudah merupakan sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi bagi setiap pekerja (Markanen, 2004). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir dari pengendalian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Meskipun demikian, penggunaan alat pelindung diri akan menjadi penting apabila pengendalian secara teknis dan administratif telah dilakukan secara maksimal namun potensi risiko masih tergolong tinggi. Pada kenyataannya masih banyak juga pekerja yang tidak menggunakannya, walaupun telah diketahui besarnya manfaat alat ini dan perusahaan sudah menyediakan alat pelindung diri.hal tersebut disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri tersebut (Cahyono,2004). Kecelakaan merupakan hal yang tidak diinginkan dan tidak dapat diketahui kapan terjadinya, namun dapat diantisipasi. Terciptanya kondisi yang aman dari

2 kemungkinan kecelakaan akan memperlancar kinerja perusahaan serta menjaga produktivitas kerja. Ada berbagai cara dalam mengurangi kemungkinan kecelakaan kerja.salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan frekuensi penggunaan alat pelindung diri pada bagian produksi(ramli, 2010). Tingkat penggunaan alat pelindung diri sangat berpengaruh pada tingkat keselamatan kerja.semakin rendah frekuensi penggunaan alat pelindung diri maka semakin besar kesempatan terjadinya kecelakaan kerja.banyak pekerja belum menyadari bahwa pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan.hal ini masih terlihat dari banyaknya pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap, walaupun alat pelindung diri bukan satu-satunya sarana untuk menghindari kecelakaan kerja, namun merupakan alternatif terakhir untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut (Situru, 2008). Kecelakaan kerja dapat menimpa setiap orang dalam melakukan pekerjaan, karena kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses dalam suatu pekerjaan. Faktor manusia yang lain yaitu perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam rangka mengembangkan dan memajukan suatu industri.oleh sebab itu pekerja harus diberi perlindungan melalui usaha-usaha peningkatan dan pencegahan.sehingga semua industri, baik formal maupun informal diharapkan dapat menerapkan K3 di lingkungan kerjanya (Katman, 2010). Sebuah sentra industri pengrajin pisau batik yang terletak di desa Krengseng Bangunjiwo Bantul Yogyakarta merupakan industri kecil yang bergerak di bidang

3 kerajinan tangan seperti pisau motif batik yang menjadi produk unggulan para pengrajin di Krengseng dan pengrajin juga memproduksi lebih dari 30 karya batik kayu lainnya dari kesemua hasil karya berbahan dasar kayu dan bermotifkan batik. Pengrajin pisau ini merupakan pekerja sektor informal yang menggunakan berbagai jenis kayu dan besi/baja bekas sebagai bahan baku utama dalam proses produksinya. Saat ini sentra industri pengrajin pisau sudah terkenal dibandingkan dulu, banyak hasil produksi mereka dikenal masyarakat luas dan dipasok ke berbagai daerah bahkan sampai ke luar negeri. Dalam proses produksi dengan menggunakan bahan baku logam atau dari lempengan besi bekas yang kemudian dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian plat besi bekas tersebut dihaluskan atau diasah dengan menggunakan mesin gerinda menyerupai bentuk pisau yang masih biasa, untuk proses jadi akan dilakukan proses pembakaran yang akan dilebur ditempa dan dibentuk pisau sesuai dengan keperluan, setelah dilakukan pembakaran maka dilakukan proses penghalusan dan pemasangan gagang pisauyang sudah di bentuk tersebut. Setiap unit pengrajin logam ini dikerjakan secara tradisional dan dilakukan oleh 1-2 pekerja yang selalu berdekatan dengan tungku pembakaran dan tanur, dimana setiap harinya dalam bekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri(APD) seperti masker, sarung tangan, sepatu kulit dan lain lain. Berdasarkan survei pada tanggal 20 Januari 2014, kondisi di industri kerajinan pisau batik Krengseng Yogyakarta terlihat: 1. Alat pelindung diri hanya menggunakan dua jenis alat pelindung diri saja yaitu pelindung mata dan masker, itupun hanya beberapa pekerja yang memakainya.

4 2. Melindungi kepala di ganti dengan kain atau topi biasa yang sering mereka gunakan hanya untuk melindungi dari sengatan sinar matahari di luar ruangan. 3. Melindungi kaki hanya menggunakan sandal jepit, dan tidak menggunakan sepatu yang layak digunakan untuk bekerja. 4. Melindungi badan pekerja hanya menggunakan baju/pakaian biasa atau pakaian yang sering mereka gunakan sehari-hari dan tidak menggunakan pakaian pelindung. Ada beberapa pekerja tidak menggunakan pelindung tangan dan pelindung kaki padahal alat pelindung tangan dan kaki wajib digunakan dalam proses produksi.karena itu kekeliruan dalam pengetahuan dan persepsi akan memberikan keputusan yang salah dan menyebabkan perilaku yang tidak nyaman dan juga dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain. Apabila tidak menggunakan pelindung tangan dan pelindung kaki dikhawatirkan terjadi kecelakaan bukan terjadi pada diri pekerja itu sendiri melainkan pada pekerja yang lain akibat alat-alat yang mereka gunakan. Alat pelindung diri yang seharusnya digunakan oleh pekerja produksi dengan berbagai proses yaitu menggerinda, menggergaji, mengamplas dan juga melakukan proses pembakaran adalah topi kerja, masker, sarung tangan, kacamata, sepatu kerja dan pakaian kerja. Dalam proses pembuatan gagang pisau pemotongan dan pembentukkan menggunakan pisau yang tajam sehingga apabila tidak menggunakan sarung tangan dapat melukai tangan seperti tersayat, tergores dan mesin bubut untuk mengolah tangkai pisau yang dapat menimbulkan debu-debu berterbangan apabila tidak menggunakan masker maka akan berbahaya bagi para pekerja. Hal tersebut dapat

5 menimbulkan kecelakan kerja bagi pekerja pengrajin pisau, karena dirasa pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja mengenai sikap pemakaian alat pelindung diri sangatlah perlu untuk meminimalisir kejadian kecelakaan kerja. Berdasarkan masalah tersebut pengawasan serta pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di Industri pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta sangat diperlukan, maka peneliti berkeinginan melakukan lebih lanjut penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap menggunakan alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkanlatar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan pengetahuan K3 dengan sikap penggunaan APD pada pekerja pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta? 2. Apakah terdapat hubungan pengetahuan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja pada pekerja pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta? 3. Apakah terdapat hubungan sikap penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja pada pekerja pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta?

6 4. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan K3 dan sikap penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja pada pekerja pengrajin pisau batik krengseng Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengkaji hubungan antara pengetahuan K3 dan sikap penggunaan alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja pada pengrajin pisau batik Krengseng di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus 1. Mengkaji hubungan antara pengetahuan K3 dengan sikap penggunaan APD para pengrajin pisau batik Yogyakarta. 2. Mengkaji hubungan antara pengetahuan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja para pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta. 3. Mengkaji hubungan antara sikap penggunaan APD pekerja pengrajin pisau dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja para pengrajin pisau batik Krengseng Yogyakarta. 4. Mengkaji hubungan antara pengetahuan K3 dan sikap penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja para pekerja pengrajin pisau batik krengseng Yogyakarta.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi pekerja pengrajin pisau batik Krengseng, berdasarkan dari hasil penelitian dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam penggunaan APD, dapat mengetahui dan memahami bahaya-bahaya di tempat kerja yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja, serta dapat menerapkan kegiatan K3 untuk dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja, sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja. b. Bagi peneliti, dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bisa mengetahui hubungan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja dengan sikap pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja para pengrajin pisau. 2. Manfaat Teoritis Bagi ilmu pengetahuan, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi kemajuan ilmu pendidikan bidang keselamatan dan kesehatankerja (K3), dan juga memberikan informasi mengenai pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja dalam mencegah kecelakaan kerja. E. Keaslian Penelitian 1. Mahacandra (2008), meneliti tantang korelasi antara pengetahuan, sikap dan praktik K3 dengan penerapan manajemen K3 pada PT Kereta Api (Persero) daerah operasi IV Yogyakarta. Penelitian tersebut mempunyai perbedaan dengan penelitian ini karena pada penelitian ini menggunakan variable bebas yaitu sikap

8 dan praktik K3 sedangkan variabel terikat menggunakan penerapan manajemen K3. 2. Nugroho (2008), meneliti tentang pengaruh sosialisasi K3 terhadap pengetahuan, sikap dan motivasi K3 karyawan bagian produksi PT. Mataram Tunggal Garment Yogyakarta. Penelitian tersebut mempunyai perbedaan dengan penelitian ini adalah pengetahuan K3 menjadi variable terikat, sedangkan pada penelitian in pengetahuan K3 menjadi variable bebas. Penelitian tersebut menggunakan metode Radomized Pre-Test and Post-test Control Group Design, sedangkan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif yang menggunakan metode survey dan rancangan potong lintang. 3. Saerang (2011), meneliti tentang hubungan pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja dengan sikap penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja pada tenaga keperawatan RSUD X Kupang. Penelitian tersebut mempunyai perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi tempat penelitian yaitu pada pekerja perawat di Rumah sakit sedangkan penelitian ini pada pekerja pengrajin pisau di Yogyakarta. Persamaan penelitian ini tedapat pada variabel bebas yaitu pengetahuan K3 dan sikap penggunaan APD, dan variable terikat yaitu kejadian kecelakaan kerja. Penelitian tersebut menggunakan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) dengan pengambilan sampel secara acak sederhana.