ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU

ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK KOTA PEKANBARU

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU

KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

K O T A P E K A N B A R U

IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

Daniel, Farah Diba, dan Harnani Husni. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

Struktur dan Konstruksi II

POTENSI HUTAN TRIDHARMA USU SEBAGAI TEMPAT PENGUJIAN KEAWETAN KAYU

Jojon Soesatrijo. Abstrak

KERUGIAN EKONOMI AKIBAT INFESTASI RAYAP PADA BANGUNAN PERUMAHAN (STUDI KASUS DESA GANDASULI, BOBOTSARI, PURBALINGGA, JAWA TENGAH)

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian yang terkait dengan kebencanaan letusan gunung berapi

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di dua lokasi, yakni pertama di 10 pasar

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

Desa Tertinggal dan Subsidi BBM. Oleh Ivanovich Agusta. PADA akhir tahun lalu berulang kali saya diberondong pertanyaan, setinggi apakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian yang terkait dengan kebencanaan tanah longsor

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rumah Kayu dari Norwegia yang Bergaya Klasik

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap Dan Upaya Pencegahannya pada Saat Pra dan Pasca Konstruksi

Tabel 11. Klasifikasi Penutupan Lahan Data Citra Landsat 7 ETM, Maret 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City

IDENTIFIKASI SPESIES RAYAP PERUSAK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Termite Species Identification as Pests to Jatropha curcas L.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha memilih bahan yang

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

KERAGAMAN SPESIES RAYAP DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GUNUNGPATI SEMARANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.), CEMPEDAK (Artocarpus integer Merr.), DAN RAMBAI (Baccaurea montleyana Muell. Arg) HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODE ANALISIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 06 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 06

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. (waferboard) yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika

PERBANDINGAN ANTARA KAYU MERANTI MERAH DAN MERANTI PUTIH DITINJAU DARI KUALITAS KAYU BERDASARKAN PKKI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

BAB II TINJAUAN UMUM

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit. Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

JENIS, HARGA KAYU KOMERSIL DAN ANALISIS EKONOMI PADA INDUSTRI KAYU SEKUNDER PANGLONG DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Transkripsi:

1 ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU (Losses Analyze and Mapping The Distribution of Termites that Attacked The Junior High School Buildings in Pekanbaru) Meita Endasura 1, Luthfi Hakim 2 dan Yunus Afifuddin 3 1 Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tridharma Ujung No.1 Kampus USU Medan 20155 (Penulis Korespondensi, Email: babomeita@yahoo.com) 2 Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 3 Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Termites are pests that can cause the damage to buildings and can make a big economic losses.the Junior High school building is one of the object that target by termites which haven t been studied and investigated. This study intend to get the value of economic losses caused by termites attack toward the Junior High School buildings in Pekanbaru. The distribution of termites mapped using Geographic Information System (GIS). The method used was direct observation, interviews using questionnaires and analyze the damage to buildings using a tally sheet. The result showed that 75% of The Junior High School building were attacked by the termites and 25% of The Junior High School building weren t attacked by the termites.48% of the The Junior High School building have medium damage and 27 % have small damage.termite species found are Cryptotermes cynocephalus Light for dry wood termites and Microtermes inspiratus Kemmer for subterranean termites Keywords: Termites, The Junior High School buildings, Economic losses, Geographic information system (GIS) PENDAHULUAN Bangunan sekolah merupakan salah satu sarana bagi terlaksananya proses pendidikan. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan memberikan peluang yang lebih besar bagi terlaksananya sebuah proses pendidikan yang lebih berkualitas yang kemudian berpotensi melahirkan generasi yang cerdas dan kreatif. Sekolah Menengah Pertama Sebagai Fasilitas umum yang sangat penting dan perlu dijaga agar tetap berada pada kondisi yang baik. Saat ini ada 96 gedung Sekolah Menengah Pertama yang ada di kota Pekanbaru dengan pembagian 36 buah milik pemerintah dan 60 buah milik swasta (Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, 2013). Penelitian tentang kerugian ekonomis akibat serangan rayap di Indonesia telah banyak dilakukan. Penelitian tentang dampak kerugian yang disebabkan rayap dan intensitas seranganya telah dilakukan sejak tahun 1980an. Namun untuk kota Pekanbaru, belum banyak ditemukan penelitian yang memberikan data kerugian akibat serangan rayap baik sektor perumahan atau sektor yang lain Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas peneliti mencoba untuk mengidentifikasi jenis rayap serta penyebaranya, menganalisis kerugian ekonomis, dan memetakan penyebaran pada bangunan SMP Negeri yang berada Di Kota Pekanbaru. Dalam rangka untuk memperbaiki permasalahan tersebut penulis merasa perlu melakukan penelitian dengan judul Analisis Kerugian Dan Pemetaan Sebaran Serangan Pada Bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2014. Penelitian dilakukan di Laboatorium Teknologi Hasil Hutan dan Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kota Pekanbaru Provinsi Riau Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, meteran, tallysheet dan kuisioner, alat tulis, serta GPS Receiver dan Mikroskop.Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%, peta Kota Pekanbaru, Arc view GIS, data Sekolah Dasar Negeri di Kota Pekanbaru, data sekunder dari harga material kayu dipasaran berikut upah pekerja. Batasan Studi Penelitian ini hanya pada Bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terletak pada 12 kecamatan di Kota Pekanbaru dengan menggunakan Metode Sensus dengan jumlah total 36 buah Sekolah Menengah Pertama Negeri. Aspek

2 yang diteliti adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangan rayap pada komponen bangunan sekolah yang terbuat dari kayu. Komponen yang diamati antara lain daun pintu, kusen pintu, daun jendela, kusen jendela, lisplang, kudakuda, papan tulis, meja, kursi dan lemari yang terbuat dari kayu. Metode Penelitian Pengumpulan data primer Diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara di lapangan dengan menggunakan kuisioner, dan menganalisa kerusakan bangunan dengan tally sheet yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tally sheet mencakup karakteristik bangunan dari kerusakan bangunan. Bagian kayu yang rusak diukur dimensinya, baik panjang, lebar dan tebalnya. Data yang diperoleh merupakan nilai kerugian minimal. Datadata yang diperoleh diatasnya komponen tersebut dikonversi ke dalam nilai rupiah (Rp) Nilai yang diperoleh merupakan nilai kerugian ekonomis yang disebabkan oleh rayap. Pengumpulan data sekunder: Data sekunder yang digunakan meliputi: 1. Peta Kota Pekanbaru 2. Harga Kayu di Pasaran 3. Upah Pekerja Pemasangan Komponen Kayu 4. Data Bangunan SMP di Kota Pekanbaru (Diknas Pemko Pekanbaru, 2014) 5. Kunci Determinasi (Nandika dkk, 2003) 6. Peta Jaringan Sungai Pengolahan Data 1. Perhitungan kerugian ekonomis m Krs = Kn n=1 Keterangan : Krs = Kerugian akibat serangan rayap r = rayap kayu kering, rayap tanah s = Total bangunan sampel Kn = nilai kerugian masingmasing komponen n = 1,2,3...m komponen 2. Perhitungan Standart Deviasi (S) Keterangan : S 2 = 1 (xi x )2 n 1 S 2 = standar Deviasi n = jumlah contoh xi = nilai kerugian ke 1 x = nilai ratarata kerugian ekonomis akibat serangan rayap i = 1,2,3...total bangunan sampel 3. Perhitungan Interval untuk ratarata x ± tα/2 S n Dimana Keterangan : x = Nilai ratarata hasil S= Standar error pengukuran tα/2 = 2,1448 dan derajat kebebasan (n1) untuk tingkat kepercayaan 95% S = Standar Deviasi n = 1,2,3... m Komponen (Sudzana, 2002). Tingkat kerusakan bangunan gedung menurut Remran (1993) dalam Romaida (2002) dibedakan berdasarkan kriteria : 1. yaitu : apabila persentase kerusakan lebih kecil dari 5% dan dianggap tidak perlu dilakukan penggantian tetapi memperhitungkan harga kayu yang rusak. 2. yaitu : apabila persentase kerusakan antara 520% dan dianggap perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak beserta upah perbaikan. 3. Rusak berat yaitu : apabila persentase kerusakan lebih besar dari 20% dan mempunyai dua posisi serangan yaitu antara bagian ujung, tengah dan pangkal maka unit tersebut perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak dan upah perbaikan. Pendugaan persamaan kerugian ekonomis bangunan SMP diformulasikan dalam persamaan regresi berikut : Y= a± bx1± cx2 ± dx3 ±... Dimana : Sx = s n Y = Kerugian ekonomis bangunan SD Negeri Bagian Barat (Rp/tahun) a = Konstanta b,c,d.. = Nilai penduga yang mempengaruhi nilai Y x1 = Faktor penduga usia bangunan x2 = Faktor penduga usia perbaikan x3 = Faktor penduga luas bangunan x4 = Faktor Penduga jarak bangunan dari sungai 4. Pemetaan dengan Geographic Information System (GIS) Menandai titik titik lokasi sekolah kedalam GPS (Global Positioning System). Titiktitik tersebut dimasukkan ke dalam file peta kota Pekanbaru yang

3 telah dilengkapi peta jaringan sungai. Kemudian dibuat jarak antara lokasi sampel penelitian dari sungai dengan membuat interval berjarak 100m menggunakan Arc View GIS. Melakukan penggabungan data (assign data) antara peta buffer (jarak dari sungai) dengan peta lokasi SMA dan SMK. Hasil penggabungan data tersebut kemudian digunakan untuk membuat model pendugaan kerugian akibat serangan rayap. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk kontruksi atap dan tiang utama sebagian sekolah sudah menggunakan besi dan baja ringan sebagai bahan kontruksinya (gambar 2) a b Karakteristik Bangunan Sekolah Menengah Pertama Bentuk bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Pekanbaru sebagian besar sudah mengalami banyak renovasi baik dari bagian dalam maupun bagian luar bangunan, selain itu banyak gedung sekolah yang baru didirikan sehingga beberapa sekolah tersebut menggunakan baja ringan ataupun besi sebagai bahan bangunan alternatif pengganti kayu a Gambar 1 (a) SMP Negeri 3 Pekanbaru kecamatan Sukajadi, (b). SMP Negeri 6 Pekanbaru kecamatan Rumbai Pesisir Bangunan SMP Negeri umumnya memiliki luas bangunan dan luas tanah yang relatif luas. Luas bangunan dan tanah terkecil yaitu pada SMP Negeri 36 seluas 639 m 2 dan 2.000 m 2, luas bangunan dan tanah yang terluas adalah SMP Negeri 34 yaitu seluas 15.000 m 2 dan 131,138 m 2. Usia bangunan sekolah bervariasi antara 6 hingga 58 tahun. Bangunan sekolah dibangun berkisar antara tahun 1957 sampai 2009. Perbaikan yang dilakukan sebagian besar merupakan perbaikan sisipan yaitu mengganti komponen komponen yang dianggap rusak atau tidak layak pakai, perbaikan biasanya dilakukan setiap setahun sekali yaitu menjelang hari raya Lebaran. Pada kontruksi bangunan sekolah yang disurvei, penggunaan kayu sebagai bahan bangunan sudah berkurang sebagai komponen bangunan terutama untuk furniture sekolah seperti meja dan kursi. b c Gambar 2. Komponen bangunan sekolah ; a.meja yang kakinya dari besi. b. kursi yang kakinya dari besi c tiang bangunan dari beton d Atap dengan rangka baja ringan Gambar 2 menunjukkan penggunaan kayu yang sudah mulai digantikan dengan besi atau baja ringan karena jumlah kayu yang semakin sedikit dan harganya yang semakin mahal sehingga penggunaan kayu di gantikan dengan baja ringan karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan harga kayu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho (2014) yang mengatakan penggunaan konstruksi kayu khususnya sebagai struktur rangka kuda kuda dan rangka atap sudah mulai digantikan dengan konstruksi baja ringan. Saat ini material kayu yang bagus kualitasnya semakin sulit didapatkan dan harganya pun semakin mahal. Kehadiran baja ringan merupakan inovasi baru yang memberikan solusi untuk pembuatan rangka kuda kuda dan rangka atap. Baja ringan merupakan baja dengan mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Komponen bangunan SMP Negeri di kota Pekanbaru banyak yang terbuat dari besi atau baja ringan menjadikan minimnya bangunan mendapatkan serangan rayap bahkan ada sebagian sekolah yang tidak mendapat serangan rayap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho (2014) yang menyatakan Penggunaan baja ringan sebagai struktur rangka kudakuda dan rangka atap memiliki kelebihan antara lain : Baja ringan bersifat tidak mudah terbakar, Baja ringan hampir tidak memiliki nilai muai dan susut, Tahan terhadap karat, dan rayap. d

4 Tabel 1.Karakteristik karakteristik bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru LIMA PULUH SAIL SUKAJADI Kecamatan PAYUNG SEKAKI SENAPELAN RUMBAI RUMBAI PESISIR TAMPAN BUKIT RAYA TENAYAN RAYA MARPOYAN DAMAI Nama Sekolah SMPN 10 SMPN 7 SMPN 5 SMPN 4 SMPN 14 SMPN 1 SMPN 13 SMPN 16 SMPN 32 SMPN 17 SMPN 3 SMPN 33 SMPN 36 SMPN 12 SMPN 18 SMPN 2 SMPN 24 SMPN 29 SMPN 27 SMPN 31 SMPN 15 SMPN 30 SMPN 28 SMPN 6 SMPN 23 SMPN 20 SMPN 22 SMPN 35 SMPN 11 SMPN 9 SMPN 26 SMPN 19 SMPN 8 SMPN 25 SMPN 21 SMPN 34 Usia Bangunan /Perbaikan (tahun) 35/9 38/3 50/32 52/2 33/31 58/6 38/32 29/11 8/0 29/1 54/1 7/1 6/2 32/6 27/3 56/9 31/4 13/3 13/4 11/9 31/2 12/9 13/0 41/5 21/3 27/2 23/0 10/0 35/5 34/9 16/2 25/5 36/0 19/0 16/0 7/1 Luas Bangunan /Areal Tanah (m 2 ) 2.851,22/6.155 1.135,5/6.435 3.285/6.830 4.181/10.930 6.400/9.360 2770/4.200 19.975/20 2.220/3.102 4.550/10.020 5.820/6.940 2.168/2.307 693/9007 639/2000 6.105/10.100 4.050/5.720 1.493,2/2.230 2.774/6.830 1.100/2.625 1.100/2.230 6.060/12.320 5.000/10 2.400/5.548 556/10 12.605,3/37.835 2.489,6/9.395 2.581/9.395 7.000/8.806 639/2.000 8.060/8.120 5.639/16.345 5.821/11.188 2000/2600 2.584/14.650 4.713/9.876 4.883/9.899 15.000/131.158 Risalah Tapak Perkantoran SMPN 1 Perkantoran Perkantoran SDN152 SDN009 Hutan SDN 024 Ladang Hutan Perkebunan Ladang Perkantoran Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Setiap Komponen Bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru Kerugian yang ditimbulkan untuk setiap bangunan, tergantung dari tingkat kebersihan dan tingkat perawatan, kesadaran penguna bangunan, karakteristik bangunan dan ketersidian dana. Pada penghitungan kerugian ekonomis terhadap bangunan SMP Negeri di kota pekanbaru menggunakan 2 jenis kayu sebagai pengganti komponen kayu yang rusak yaitu kayu tembesu dan jenis kayu meranti kuning sebagai penggantinya. Hal ini dikarenakan kedua jenis kayu tersebut lebih banyak dijumpai di pasaran dan tersedia dalam berbagai bentuk komponen bangunan. Bangunan yang mengalami kerugian paling besar akibat serangan rayap adalah SMP Negeri 25 Pekanbaru kecamatan Marpoyan Damai. Nilai kerusakan dengan menggunakan kayu tembesu mencapai Rp. 28.795.000,00, sedangkan kayu Meranti kuning nilai kerusakan sebesar Rp. 20.753.000,00. Sedangkan untuk nilai kerusakan terkecil ditemukan di SMP Negeri 7 Pekanbaru kecamatan LimapuluH Nilai kerusakan dengan menggunakan kayu tembesu yaitu Rp. 2.280,00. Sedangkan kayu meranti kuning nilai kerusakan sebesar Rp. 1.680,00 Dapat diperhatikan bahwa harga kayu tembesu lebih mahal dibandingkan dengan harga meranti kuning, hal itu dikarenakan Bj kayu tembusu lebih tinggi dari kayu meranti kuning. Bukan hanya itu, keawetan dan ketahanan terhadap rayap kayu tembesu juga lebih baik dari pada kayu meranti kuning. Pada Tabel 2 akan di perlihatkan perbandingan dari kayu tembesu dan kayu meranti kuning.

5 Tabel 2. Perbandingan Kayu Tembesu dan Kayu Meranti Perbedaan Tembesu Meranti Kuning Nama Botanis Fagraea fragrans Shorea faguetina Heim S.acuminatissima Sym Family Loganiaceae Dipterocarpaceae Nama Daerah Tembesu, tembesu talang, tembesu rawang Damar hitam, dammar buah, meranti kunyit, sirantih limau manis, ulu tupai. Daerah Penyebaran Ciri umum : 1. Warna 2. Tekstur 3. Arah Serat Sifat fisis : 1. Berat jenis 2.kelas kuat Keawetan dan Keterawetan Kegunaan Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, jawa barat, Maluku, irian jaya Kayu teras berwarna coklatkuning, kayu gubal berwarna sedikit lebih muda Halus agak halus Lurus 0,81 (0,720,93) III Kelas awet I Ketahanan terhadap rayap kelas Iketerawetan sukar untuk kontruksi berat di tempat terbuka maupun berhubungan langsung dengan tanah, balok jembatan, tiang rumah Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra selatan, Jambi, Riau, seluruh Kalimantan Kayu teras coklat muda semusemu kuning pada S.fagutiana. Kayu teras berwarna coklat kuning pada S. acuminatissma Agak kasar Berpadu S. faguetiana 0,57 (0,400,70) S. acuminatissima0,51(0,370,71) S. faguetiana IIIII S. acuminatissima III Kelas awet IIIIV Ketahan terhadap rayap kelas V Keterawetan sedang Sebagai lantai, mebel murah, penggunaan utama kayu lapis Sebagai bangunan rumah Bangunan SMP Negeri yang tidak mengalami kerusakan akibat serangan rayap ada 9 sekolah yaitu SMP Negeri 1 Pekanbaru kecamatan Limapuluh, SMP Negeri 3 Pekabaru Kecamatan Sukajadi, SMP Negeri 6 Pekanbaru kecamatan Rumbai Pesisir, SMP Negeri 24 Pekanbaru Kecamatan Rumbai, SMP Negeri 32 Pekanbaru kecamatan Sukajadi, SMP Negeri 33 Pekanbaru kecamatan Payung Sekaki, SMP Negeri 34 Kecamatan Marpoyan Damai, SMP Negeri 35 Kecamatan Bukit Raya, dan SMP Negeri 36 Kecamatan Payung Sekaki. Pada SMPN 1, SMPN 3, SMPN 6 dan SMPN 24 yang memiliki usia bangunan yaitu 58 tahun, 54 tahun, 41 tahun dan 31 tahun, tidak ada ditemukan serangan rayap pada setiap komponen bangunan karena ke 4 sekolah tersebut baru di renovasi ulang pada tahun 2009 hingga 2014 sehingga usia bangunan setelah di renovasi usianya menjadi 1 tahun hingga 6 tahun. Sedangkan pada SMPN 32, SMPN 33, SMPN 34, SMPN 35, dan SMPN 36, memiliki usia 6 8 tahun dan kelima sekolah tersebut telah melakukan perbaikan sekolah pada tahun 20132014. Kesembilan sekolah tersebut secara keseluruhan sudah menggunakan baja ringan sebagai bahan kontruksi atap dan kudakuda, untuk kursi dan meja sudah menggunakan kaki besi. Penggunaan kayu hanya pada pintu, lemari dan jendela. Menurut penelitian Syaiful (2009), Kerugian ekonomis yang terjadi akibat serangan rayap pada bangunan SD Negeri di Kota Medan menunjukkan harga kayu pengganti untuk jenis meranti adalah Rp.2.416.200 dan untuk jenis Skhutan adalah Rp. 1.766.978.000. Dapat dilihat bahwa ada perbedaan tingkat harga kayu untuk di kota Medan dan Pekanbaru, harga kayu meranti di kota Medan cenderung lebih mahal dibandingkan harga pada kota pekanbaru. Dibawah ini merupakan tabel yang menyajikan kerugian ekonomis pada masingmasing sekolah pada bangunan SMP.

6 Tabel 3.Biaya kerugian ekonomis bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru Kecamatan Sekolah Terembusu (Rp) Meranti (Rp) LIMA PULUH SAIL SUKAJADI PAYUNG SEKAKI SENAPELAN RUMBAI RUMBAI PESISIR TAMPAN BUKIT RAYA TENAYAN RAYA MARPOYAN DAMAI SMPN 10 SMPN 7 SMPN 5 SMPN 4 SMPN 14 SMPN 1 SMPN 13 SMPN 16 SMPN 32 SMPN 17 SMPN 3 SMPN 33 SMPN 36 SMPN 12 SMPN 18 SMPN 2 SMPN 24 SMPN 29 SMPN 27 SMPN19 SMPN 15 SMPN 30 SMPN 28 SMPN 6 SMPN 23 SMPN 20 SMPN 22 SMPN 35 SMPN 11 SMPN 9 SMPN 26 SMPN 31 SMPN 8 SMPN 25 SMPN 21 SMPN 34 10.920,00 2.280,00 21.760,00 17.950,00 8.906.000,00 15.080,00 12.440,00 8.635.000,00 7.473.000,00 15.140,00 3.564.000,00 2.625.000,00 8.080,00 10.890,00 13.640,00 15.015.000,00 4.651.000,00 9.090,00 22,910,00 2.655.000,00 15.210,00 13.797.000,00 6.565.000,00 6.300,00 21.336.000,00 28.795.000,00 17.760,00 7.710,00 1.680,00 15.160,00 13.368.000,00 6.356.000,00 11.280,00 9.140,00 5.935.000,00 5.773.00 11.378.00 2.664.000,00 2.125.000,00 5.540,00 7.870,00 10.178.000,00 10.593.000,00 3.395.000,00 6.690,00 17.433.000,00 1.955.000,00 10.990,00 10.115.000,00 4.670,00 4.685.000,00 15.624.000,00 20.753.000,00 12.065.000,00 Jumlah Ratarata 309.815.000,00 8.851.857,00 235.125.000,00 6.717.857,00 Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Berbagai Komponen Bangunan Data kerugian ekonomis yang disebabkan serangan rayap pada komponen bangunan yang terbuat dari kayu merupakan objek pengamatan. Nilai kerugian yang disajikan adalah nilai kerugian jenis komponen untuk gabungan keseluruhan bangunan. Data tersebut disajikan pada tabel 5. Tabel 4. Kerugian Ekonomis akibat serangan rayap pada berbagai komponen bangunan SD Negeri di Kota Pekanbaru Jenis komponen bangunan Pintu+kusen Jendela+ kusen Kudakuda Resplank Kursi Meja Lemari Jumlah Kerusa kan (buah) 32 101 8 6 19 46 18 Harga Terumbusu per Unit (Rp) 1.850 1.140 7.940 1.630 140 375.000 2.250 Biaya kerusakan dengan Terembusu (Rp) 59.200 115.400 63.520 9.780 2.660 17.250 40.500 Harga meranti Per unit (Rp) 1.150 840 5.978.000 1.035.000 120 275.000 1.850 Biaya kerusakan dengan meranti (Rp) 36.800 84.840 47.824.000 6.210 2.280 12.650 33.300

7 Papan tulis 26 610 15.756.000 456.000 11.856.000 Tabel 5 menunjukkan bahwa komponen bangunan seperti jendela beserta kusennya, meja dan pintu beserta kusennya merupakan komponen yang banyak diserang rayap. Untuk jendela beserta kusennya dan pintu beserta kusenya banyak terserang rayap terutama pada sekolah yang berumur 30 tahun keatas yang belum pernah melakukan renovasi gedung, hanya mengganti prabot prabot sekolah seperti meja dan kursi. Sedangkan untuk meja yang terserang rayap biasanya kakinya tidak dibuat dari besi atau dapat dikatakan mejameja lama yang belum diganti dengan meja yang baru. Berikut ini gambar komponen komponen bangunan SMP Negeri yang terserang rayap Perhitungan kerugian ekonomis antara rayap tanah dan rayap kayu kering dibedakan menurut jenis rayapnya. Kisaran (interval) kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering pada 36 bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru ini disajikan pada tabel 5. meja meja yang terbuat dari kayu solid dan Tabel 5. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan kayu kering terhadap 36 bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru devi Standar asi Interval ratarata kerugian Persentase kerugian Jenis rayap Parameter Tembusu Meranti kuning Rayap tanah Jumlah 113.800,00 87.334.000,00 Ratatata kerugian Standar deviasi Interval ratarata kerugian Persentase Kerugian 37.933.333,33 26.961.782.83 37.933.333,33 ± 9.341.609,5 [28.591.723,85;47.274.942,82] 35.14% 29.111.333,33 22.399.437,76 29.111.333,33 ± 7.760.866,61 [21.350.466,72 ; 36.872.199] 39.005% Rayap kayu kering Jumlah 216.000,00 148.426.000,00 Ratatata kerugian 42.001.200 29.685.200 46.082.114,83 42.001.200 ± 6.034.711,1 [35.966.488,9 ; 48.035.911,10] 33.360.889,3 29.685.200 ± 4.368.795,34 [25.316.404,65 ; 34.053.995] 64.85% 60.99% Gabungan RT+RKK Jumlah 323.806.000,00 235.760 Ratatata kerugian 40.475.750 23.576.000 Standar deviasi 37.757.018,9 27.631.744,46 Interval ratarata kerugian 40.475.750 ± 4.625.149,82 [35.850.600,17 ; 45.100.899] 23.576.000 ± 3.384.826,45 [20.191.173,5 ; 26.960.826,5] Dapat dilihat bahwa serangan rayap kering lebih besar yaitu 64,85% dibandingkan dengan rayap tanah 35.14%.Serangan rayap kayu kering banyak ditemukan pada komponen kusen pintu dan kusen jendela. Tingginya serangan rayap pada bangunan yang berumur lebih dari 31tahun dikarenakan bangunan tuamemiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan bangunan baru. Dalam penelitian ini, jenis rayap yang dominan menyerang bangunan tua adalah rayap genus Cryptotermes. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Indrayani et.al (2004) yang menemukan sebanyak 83,3% serangan rayap kayu kering terjadi pada bangunan kayu berumur diatas 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% dari 36 SMP Negeri di kota pekanbaru terserang rayap dengan kerusakan kecil dan sedang, sedangkan 25% dari 36 SMP negeri di kota Pekanbaru tidak terserang rayap.

8 Tabel 6. Persentase Kerusakan Bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru LIMA PULUH SAIL SUKAJADI PAYUNG SEKAKI SENAPELAN RUMBAI RUMBAI PESISIR TAMPAN BUKIT RAYA TENAYAN RAYA MARPOYAN DAMAI Kecamatan Sekolah Kerusakan (%) Jenis Kerusakan SMPN 10 SMPN 7 SMPN 5 SMPN 4 SMPN 14 SMPN 1 SMPN 13 SMPN 16 SMPN 32 SMPN 17 SMPN 3 SMPN 33 SMPN 36 SMPN 12 SMPN 18 SMPN 2 SMPN 24 SMPN 29 SMPN 27 SMPN 19 SMPN 15 SMPN 30 SMPN 28 SMPN 6 SMPN 23 SMPN 20 SMPN 22 SMPN 35 SMPN 11 SMPN 9 SMPN 26 SMPN 31 SMPN 8 SMPN 25 SMPN 21 SMPN 34 4.02 4.54 5.25 6.50 9.25 4.05 17.83 6.09 0.68 4.14 2.41 0.59 6.61 16.55 11.36 3.60 6.93 13.67 9.90 2.87 6.58 1.34 14.90 5.71 16.63 11.68 16.12 Tidak ada keruskan Rusak Sedang Persentase kerusakan terbesar yaitu pada SMP Negeri 16 di kecamatan Sukajadi dengan kerusakan 17,83 % dari total komponen bangunan yang terbuat dari kayu pada bangunan tersebut. Sedangan ada 9 sekolah yang tidak terserang rayap dengan kerusakan 0%. 75 % bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru yang telah disurvei perlu dilakukan perbaikan dan penggantian. Hal ini sesuai dengan karakteristik. Hal ini sesuai dengan karakteristik kerusakan menurut Remran (1993) dalam Romaida (2002) menyatakan tingkat kerusakan bangunan gedung dibedakan berdasarkan kriteria : rusak ringan (kerusakan <5%) dianggap tidak perlu dilakukan penggantian, rusak sedang (520%) dianggap perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak beserta upah perbaikan dan rusak berat (kerusakan >20%) perlu dilakukan penggantian dengan memperhitungkan harga kayu yang rusak beserta upah perbaikan. Persentase kerusakan yang didapat merupakan persentase total setiap komponen bangunan per total komponen bangunan. Bangunan yang diteliti mempunyai sebelas komponen yang terbuat dari kayu antara lain: kursi, meja, papan tulis, lemari, lisplang, kudakuda, pintu, jendela tidak berdaun, jendela berdaun, kusen pintu dan kusen jendela. Besarnya persentase kerusakan pada keseluruhan bangunan meningkatkan besarnya kerugian ekonomis. Kerusakan tersebut disebabkan usia bangunan dan usia perbaikan (lampiran 1) selain itu tidak adanya tindakan pencegahan dan pengendalian bagi bangunan yang terserang, hal ini mutlak sangat diperlukan untuk meminimalkan dan membatasi ruang gerak rayap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lippsmeier (1994), tindakan pra kontruksi atau pencegahan harus dilakukan karena murah dan mudah. Tindakan pasca kontruksi atau pengendalian merupakan tindakan untuk meminimalkan kerusakan dan membatasi serangga rayap pada banguna (Prasetyo dan Yusuf, 2004). Gambar 6 memperlihatkan bangunan SMP Negeri Di kota Pekanbaru di dominasi oleh kerusakan sedang.

9 Jenis Rayap Perusak Kayu dan Sebaran Jenisnya Pada saat penelitian tidak semua komponen bangunan yang mengalami kerusakan ditemukan rayap pada komponen tersebut. Hal ini disebabkan seranganya sudah lama terjadi dan rayap telah pindah ke objek lain. Namun jejak seranganya masih dapat ditemukan dan ditandai. Jalurjalur liang kembara yang ditemukan umumnya belum rusak. Begitu juga dengan komponen yang terserang rayap kayu kering, eksremenekskremen masih dapat ditemukan karena banyak komponen terserang belum mengalami pergantian. Gambar 3 memperlihatkan jenis rayap tanah dan kayu kering (Pribadi.T, 2014) Rayap tanah adalah rayap dominan yang menginfestasi bangunan di Indonesia. Genus yang lazim menyerang adalah Coptotermes, Microtermes, dan Macrotermes, tetapi genus yang terakhir umumnya dijumpai di sekitar bangunan tidak menyerang kayu di dalam bangunan. Rayap kayu kering umumnya adalah Cyptotermes. (Takematsu et al 2006). Gambar 3 a) rayap kayu kering b) rayap tanah c) Rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light) d) Rayap Tanah (Microtermes inspiratus Kemmer) Gambar Rayap pada gambar 3 diatas merupakan kasta prajurit Cryptotermes cynocephalus Light dan Microtermes inspiratus Kemmer. Dimana ciriciri kasta parjurit Cryptotermes cynocephalus Light memiliki panjang tubuh 3.8 44 mm, jumlah ruas antena 11 12, sedangkan ciriciri kasta Microtermes inspiratus Kemmer dimana jenis ini berukuran besar, Panjang prajurit 4,04,5 mm, ruas antenna prajurit 15 ruas. Pola distribusi lokal rayap perusak bangunan berbedabeda tergantung pada tingkat kerusakan lingkungan (Takematsu et al. 2005). Ekosistem yang rusak mengurangi keanekaragaman hayati rayap dan menimbulkan dominasi rayap pemakan kayu (Eggleton et al. 1996). Rayap pemakan kayu merupakan kelompok yang umum dijumpai sebagai hama perusak bangunan. Rayap kayu kering memiliki daya serang yang lebih rendah dan laju kerusakan yang lebih rendah dibandingkan dengan rayap tanah Rayap kayu kering umumnya dijumpai pada perabot rumah tangga, pada struktur bangunan lazimnya menyerang bagian kayu yang kering dan jauh dari tanah seperti daun jendela, daun pintu dan kusenkusen yang berada di atas. Kerusakan yang diakibatkan oleh rayap kayu kering tidak terlalu besar Gambar 4 memperlihatkan sebaran tingkat kerusakan gedung akibat serangan rayap terhadap sampel yang diteliti. Model penduga kerugian ekonomis dengan memggunakan standar harga kayu Tembesu Parameter yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat model penduga kerugian ekonomis bangunan SMP Negeri baik menggunakan standar harga kayu Tembesu dan standar harga kayu Meranti Kuning antara lain : usia bangunan, usia perbaikan, jumlah kelas, luas bangunan, luas tanah, dan jarak bangunan dari sungai. Model regresi penduga kerugian ekonomis dengan menggunakan standar harga kayu tembesu adalah Y = 3.345.632,952 + 440.195,352*Usia Perbaikan 3.044,200*Jarak Sungai Model penduga kerugian ekonomis dengan menggunakan standar harga kayu meranti kuning Y = 1.288.888, 726 + 356.154,344 *Usia Perbaikan 2.765,173*Jarak Sungai KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

10 1. Total Kerugian ekonomis serangan rayap terhadap 36 bangunan SMP Negeri di Kota Pekanbaru untuk standar kayu Tembesu sebesar Rp. 309.815.000 dan untuk standar kayu Meranti Kuning Rp 235.125.000. 2. Pada tingkat kerusakan di 36 bangunan SMP Negei Kota Pekanbaru ada 9 sekolah yang tidak terserang rayap (0%), 10 sekolah yang mengalami rusak ringan (< 5%) dan 17 sekolah mengalami rusak sedang (520%). 3. Jenis rayap yang ditemukan pada bangunan SMP Negeri yaitu Rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light) dan Rayap Tanah (Microtermes inspiratus Kemmer) 4. Persentase kerugian lebih tinggi diakibat serangan rayap kayu kering dari pada rayap tanah. 5. Dari ke 6 faktor yang diamati yaitu luas bangunan, luas tanah, usia banguan, usia perbaikan, jumlah kelas dan jarak bangunan dari sungai, usia perbaikan dan jarak sungai adalah faktor yang berpengaruh terhadap kerusakan dan kerugian ekonomis pada bangunan SMP Negeri Pekanbaru. Saran Mencengah bahkan mengurangi serangan rayap pada bangunan khususnya bangunan SMP Negeri di kota Pekanbaru di perlukan perbaikan atau perawatan yang rutin selain itu menggantikan fungsi kayu dengan besi atau baja ringan dapat mengurangi serangan rayap pada bangunan. DAFTAR PUSTAKA Aini, N. 2005. Perlindungan Investasi Kontruksi Terhadap Serangan Organisme Perusak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. Ayu, F. Muhammad, A. dan Salbiah, D. 2011. Keanekaragaman Dan Biomassa Rayap Tanah Di Hutan Alam Dan Hutan Tanaman Industri (HTI) Pada Di Kawasan Bukit Batu, Riau. Kampus Binawidya Pekanbaru UR. Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru. 2013. Pekanbaru Dalam Angka 2013. Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, 2013. Data Sekolah, Guru dan Siswa per Kecamatan Kota Pekanbaru Per 31 Desember 2013. Hadioetomo IY. 1986. Pengendalian Rayap Tanah pada Bangunan dengan soil treatment. Makalah dalam Diskusi Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Rayap pada Bangunan. Kerjasama DITABA dengan Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta. Hasan, T 1984. Rayap dan Pemberantasannya. Yayasan Pembinaan Watak dan Group Ltd. London. Nandika, D., Y. Rismayadi dan F. Diba 2003. Rayap, Biologi dan Pengendaliannya. Muhammadiyah University Press. Surakarta. Poinar, G.O. & Thomas, G,M. 1982. Diagnostic Manual for the Identification of Insect Pathogens. University of California at Berkeley: Plenum Press. Purnasari, T. 2011. Keanekaragaman dan Biomassa Rayap Tanah di Kebun Kelapa Sawit dan Kebun Pekarangan Pada di Kawasan Bukit Batu, Riau. Pekanbaru: Kampus Binawidya Press. Rakhmawati D. 1995. Prakiraan kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan perumahan di indonesia. Skripsi Jurusan Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Tidak dipublikasikan. Subekti N, Duryadi D, Nandika D, Surjokusumo S, Anwar S. 2008. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah Macrotermes gilvus Hagen di Habitat Hutan Alam. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1(1): 2733. Subyanto. 1985. Kepekaan Beberapa Jenis Kayu Bangunan Non Jati Terhadap Serangan Rayap Tanah Dan Usaha Mengatasinya. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Suiter DR; Jones SC; Forschler BT. 2000. Biology of Subterranean Termiter in The Eastern United States. Bulletin 1209. The Ohio University. Surjokusumo S. 1983. Pengendalian Secara Terpadu dan Menyeluruh pada Banguanan Terhadap Perusak oleh Rayap. Makalah dalam Diskusi Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya pada Bangunan. Kerjasama DITABA dengan Ikatan Arsitek Indonesia. Jakarta. Tambunan B, Dodi N. 1989. Deteriorasi Kayu oleh Faktor Biologis. Departemen Pendidikan Terhadap Perusakan oleh Rayap. Makalah dalam Diskusi Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya rayap pada Banguanan. Kerjasama Dibata dengan Ikatan Arsitek Indonesia. Jakarta. Tarumingkeng, R.C. 2000. Manajemen Deteriorasi Hasil Hutan. Ukrida Press. Jakarta. Tarumingke ng, R.C. 2001. Biologi dan Perilaku Rayap (Online). http://www.rudyct.com/biologi_dan_perilaku_rayap.h tm. PSIH IPB, Bogor. Diakses tanggal 20 September 2014.

Tinambunan, R.S. 2006. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Pekanbaru. Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 11