Perbedaan Deindividuasi Ditinjau dari Faktor-Faktor Biografis pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial Nama : Nafisah NPM : 15512224 Jurusan Pembimbing : Psikologi : Dr. M.M. Nilam Widyarini, M.Psi, Psikolog.
LATAR BELAKANG MASALAH Melalui media sosial individu dapat menyatakan pendapat dan opini mereka secara bebas namun kebebasan tersebut membuat individu menjadi tidak bertanggung jawab Anonimitas pada media sosial membuat para troller merasa bahwa mereka tidak dapat dipertanggung jawabkan atas tindakan mereka. Fenomena deindividuasi dapat menyebabkan individu berperilaku berbeda dari biasanya saat berada di dalam situasi yang menyebabkan individu tersebut tidak dapat dikenali atau anonimitas. Kondisi anonimitas inilah yang dapat menyebabkan para pengguna media sosial mengalami deindividuasi. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat perbedaan deindividuasi ditinjau dari faktor-faktor biografis pada mahasiswa pengguna media sosial.
LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan Penelitian Untuk menguji secara empiris perbedaan deindividuasi ditinjau dari faktor-faktor biografis, seperti latar belakang budaya (etnis), agama, dan gender pada mahasiswa pengguna media sosial.
Tinjauan Pustaka 1. Definisi Deindividuasi hilangnya kewaspadaan diri dan kemampuan dalam mengevaluasi yang terjadi saat individu berada pada situasi dimana individu tersebut tidak dapat dikenali, yang menyebabkan melonggarnya norma-norma yang mempengaruhi perilaku individu. 2. Faktor-faktor Deindividuasi a. Identifikasi b. Konformitas Deindividuasi Singer, Brush dan Lublin (dalam Li, 2010)
Tinjauan Pustaka 1. Latar Belakang Budaya (Etnis) Etnis adalah orang-orang dalam masyarakat yang lebih besar yang memiliki kesadaran kelompok karena mereka berbagi atau percaya bahwa mereka berbagi nenek moyang, tempat lahir, sejarah atau beberapa sifat sosial yang khas. 2. Agama Agama adalah suatu kepercayaan dan praktek ritual yang suci, yang menyatukan individu-individu menjadi suatu komunitas beragama. 3. Gender Faktor-faktor biografis Gender dalam psikologi merupakan sebuah karakteristik, baik yang dipengaruhi biologis maupun sosial, digunakan untuk menetukan pria dan wanita
HIPOTESIS 1.Terdapat perbedaan deindividuasi pada mahasiswa pengguna sosial media ditinjuan dari latar belakang budaya (etnis) 2.Terdapat perbedaan deindividuasi pada mahasiswa pengguna sosial media ditinjuan dari agama 3.Terdapat perbedaan deindividuasi pada mahasiswa pengguna sosial media ditinjuan dari gender
METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif Deskriptif Variabel Bebas (X) Faktor-faktor biografis. Di dalam penelitian ini faktor-faktor biografis yang diteliti adalah latar belakang budaya (etnis), agama, dan gender Variabel Terikat (Y) Deindividuasi, skala deindividuasi dalam penelitian ini disusun berdasarkan faktor deindividuasi menurut Singer, Brush dan Lublin (dalam Li, 2010) yang terdiri dar 17 aitem menggunakan skala Likert
Validitas, Daya Diskriminasi, dan Reliabilitas Validitas Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi melalui expert judgment, dan validitas tampang Daya Diskriminasi Menggunakan teknik Item-Total Correlation,dengan nilai koefisiennya korelasi 0,3,jika jumlah aitem yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan maka menurunkan sedikit batas kriteria mejadi > 0,25. Reliabilitas Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan SPSS teknik koefisien Alpha Cronbach.
HASIL dan PEMBAHASAN Uji Asumsi - Uji Normalitas Latar Belakang Budaya (etnis) Suku Sig P Keterangan Jawa 0.200 > 0.05 Normal Sunda 0.200 > 0.05 Normal Betawi 0.200 > 0.05 Normal Padang 0.200 > 0.05 Normal Lainnya 0.038 < 0.05 Tdk Normal
HASIL dan PEMBAHASAN - Uji Normalitas Agama Agama Sig P Keterangan Islam 0.013 < 0.05 Tdk Normal Kristen 0.131 > 0.05 Normal - Uji Normalitas Gender Gender Sig P Keterangan Wanita 0.200 > 0.05 Normal Pria 0.200 > 0.05 Normal
HASIL dan PEMBAHASAN Uji Asumsi - Uji Homogenitas Faktor Biografis Sig P Keterangan Latar Belakang Budaya 0.002 < 0.05 Tdk Homogen Agama 0.119 > 0.05 Homogen Gender 0.001 < 0.05 Tdk Homogen
HASIL dan PEMBAHASAN Uji Hipotesis Faktor Biografis Sig P Keterangan Latar Belakang Budaya 0.077 > 0.05 Hipotesis Ditolak Agama 0.786 > 0.05 Hipotesis Ditolak Gender 0.000 < 0.01 Hipotesis Diterima
HASIL dan PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari tiga hipotesis, hanya satu yang diterima yaitu terdapat perbedaan deindividuasi berdasarkan gender. Dilihat dari perbandingan mean empirik antara pria dan wanita, ditemukan bahwa pria memiliki kemungkinan mengalami deindividuasi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Peneliti menyimpulkan bahwa budaya tidak mempengaruhi besarnya kemungkinan individu mengalami deindividuasi Berdasarkan penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan agama tidak mempengaruhi kemungkinan individu mengalami deindividuasi.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan oleh peneliti,dapat disimpulakan bahwa tidak ada perbedaan deindividuasi pada mahasiswa ditinjau dari latar belakang budaya (etnis), tidak ada perbedaan deindividuasi pada mahasiswa ditinjau dari agama, dan terdapat perbedaan deindividuasi pada mahasiswa ditinjau dari gender, dan dari hasil perhitungan ditemukan bahwa nilai deindividuasi pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.
SARAN 1. Bagi Mahasiswa Pengguna Media Sosial Peneliti menyimpulkan bahwa semakin sedikit kecil kemungkinan mahasiswa mengalami deindividuasi jika mahasiswa tersebut menggunakan media sosial yang tidak memungkinkan mahasiswa tersebut untuk menyembunyikan identitas diri. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk menggunakan media sosial yang tidak memungkinkan untuk menyembunyikan identitas, untuk menghindari kemungkinan untuk mengalami deindividuasi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian berikutnya peneliti menyarankan untuk meneliti berdasarkan faktor biografis lainnya seperti usia, pekerjaan, status ekonomi, dan lain-lain.